Anda di halaman 1dari 3

Tanda dan Gejala Acne Vulgaris:

Lesi utama komedo, jika beradang disertai dengan papul, pustule, nodul dan
kista.
Lesi nodul-kistik beradang dapat terasa gatal dan nyeri tekan, bila pecah dapat
mengeluarkan pus.
Tempat predileksi terutama pada muka, dada dan punggung.

Akne vulgaris terutama timbul pada bagian yang banyak mengandung kelenjar
sebacea yaitu wajah, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas.4
Lesi dapat disertai inflamasi dan dapat pula non inflamasi.3 Gejala yang pertama kali
muncul biasanya berupa benda yang kecil, lunak dan berwarna merah yang kemudian
berubah menjadi nodul yang mengandung asam lemak terdegradasi. Inflamasi akan
menghilang dalam beberapa hari atau minggu, tergantung pada tingkat
keparahannya.4
Bentuk lesi polimorf dan yang khas adalah komedo. Bila terjadi peradangan
akan terbentuk papula, pustula, nodul, dan kista. Bila sembuh, lesi meninggalkan
eritema dan hiperpigmentasi pasca inflamasi, bahkan dapat berbentuk sikratik dan
keloid.2,5,6
Dapat disertai gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan
estetis. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul miliar yang
ditengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam akibat mengandung
unsur melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka. Sedang bila berwarna
putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut
sebagai komedo putih atau komedo tertutup.4
Akne juga dapat menyebabkan stres psikologis dan masalah sosial karena
dapat mempengaruhi penampilan seseorang. Hal ini biasanya disebabkan karena
akne yang parah dapat menyebabkan jaringan parut yang tidak dapat hilang.5,6

Pemeriksaan Fisik:

Acne vulgaris ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Keluhan


penderita dapat berupa gatal atau sakit, tetapi pada umumnya keluhan penderita lebih
bersifat kosmetik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan komedo, baik komedo terbuka
maupun komedo tertutup. Adanya komedo diperlukan untuk menegakkan diagnosis
acne vulgaris1.
Selain itu, dapat pula ditemukan papul, pustul, nodul, dan kista pada daerah
daerah predileksi yang mempunyai banyak kelenjar lemak. Secara umum,
pemeriksaan laboratorium bukan merupakan indikasi untuk penderita acne vulgaris,
kecuali jika dicurigai adanya hiperandrogenism2.

Daftar Pustaka

1. Wolff, K., Johnson, R.A. 2009. Disorders of Sebaceous and Apoccrine Glands. In :
Wolff, K., Johnson, R.A., editors. Fitzpatricks color atlas and synopsis of clinical
dermatology. Sixth Edition. New York: McGraw6Hill. p.268

2. Zaenglein, A.L., Graber, E.M., Thiboutot, D.M., Strauss, J.S. 2008. Acne Vulgaris
and Acneiform Eruptions. In : Wolff, K., Goldsmith, L.A., Katz, S.I., Gilchrest, B.A.,
Paller, A.S., Leffell D.J., editors. Fitzpatricks Dermatology In General Medicine. 7th.
Ed. New York: McGraw6Hill. P. 690-702.

3. Burgdorf, W.H.C. and Katz, S.I. 1993. Acne. In: Dermatology Progress And
Perspectives The Proceedings Of The 18th World Congress Of Dermatology. AMA
Graphics Ltd. Preston. London. pp: 352

4. Thiboutot, D.M et al. 2003. Disease of the Sebaseous Glands. In: Moschella,
samuel L., Hurley, Harry L. Eds. Dermatology in General Medicine. 6th ed. W.B.
Saunders.pp:673-685.

5. Hirsch, R.J. and Shalita, A.R. 2000. Acne. In: Millikan, L.E. Drug Therapy in
Dermatology. Marcel Dekker, Inc. New York. pp 283-300.

6. Mansjoer, A., Suprohaita., Wardhani, W.I., Setiowulan, W. 2000. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta. hal: 93-
99.

Anda mungkin juga menyukai