Anda di halaman 1dari 38

INTERVENSI GIZI KHUSUS

PADA KONDISI DARURAT


DISAMPAIKAN OLEH :
MARIA DORA TRI YOGYANTINI,S.Gz,RD
INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
martadorra73@gmail.com /
dora_pantirapih@yahoo.com
Ph 087838585438
Refugee
Situation
Limited food &
nutritional
security

Malnutrition,
disease & death
Malnutrisi Akut (Count..)
How to measure malnutrition ?
– BB/TB  most reliable
(menggambarkan kondisi masa kini,
sensitif pada perubahan yang cepat)
– Oedema → severe malnutrition
(Kwashiorkor)
– LiLA: cepat, variabilitas tinggi
Malnutrisi Akut
• Prevalensi malnutrisi akut  indikator
dari krisis kemanusiaan yang banyak
digunakan
• Penyebab malnutrisi penting untuk
diketahui  apakah berhubungan
dengan makanan, kesehatan, sosial
atau perilaku
• Global Acute Malnutrition (GAM) 
pengukuran status gizi yang banyak
digunakan pada pengungsi
Nutritional rehabilitation
1.Fase 1: Fase Akut (intensive care)
 Diberikan pengobatan medis untuk mengatasi
infeksi dan dehidrasi  menurunkan risiko
kematian
 Keseimbangan elektrolit
 Diberikan therapeutic milk dalam porsi sering
(10-12 kali/hari)  mencegah hipoglikemi dan
hipotermi
 Tidak lebih dari 1 minggu karena kandungan
energinya terbatas
Nutritional rehabilitation (count..)

2.Fase 2: Fase Rehabilitasi


 Dimulai dengan 6 kali makan/hari untuk
mengembalikan kehilangan berat badan
 Perawatan psikologis dan medis,
keterlibatan ibu
 Fase ini diharapkan tidak lebih dari 5 minggu
Key actions
Key indicators
 Kasus defisiensi gizi mikro ditangani
berdasarkan best clinical practice saat ini
- menggunakan indikator klinis dan biokimia
- dapat menggunakan indikator tidak
langsung
- penemuan kasus secara proaktif
- kasus yang sering muncul berkaitan
dengan tidak memadainya bantuan
makanan  scurvy (Vitamin C), pellagra
(niacin), beriberi (thiamine) &
ariboflavinosis (riboflavin)
Key indicators
 Intervensi zat gizi mikro disertai dengan
intervensi kesehatan masyarakat
- pencegahan diperlukan untuk
mengendalikan penyakit seperti ISPA,
campak, infeksi parasit seperti malaria dan
diare
- suplementasi gizi mikro (vit A, zinc)
NUTRIENT DEFICIENCIES
predictable & preventable
Vit A (xerophthalmia)
Keterbatasan pangan hewani
Rendahnya status gizi, campak

Vit B1 (beriberi - thiamin)


Kuranganya pangan nasi giling

Vit B2 (ariboflavinosis)
Tepung/sereal tidak difortifikasi dengan vit B2

Vit B3 (pellagra –niacin )


Rendahnya kacang-kacangan, ikan dan daging
NUTRIENT DEFICIENCIES
predictable & preventable (Count…)
Vit C (scurvy)
Keterbatasan pangan hewani (susu), sayuran
dan buah segar

Iron (anemia)
Terbatasnya daging

Iodine (goitre, cretinism)


Kadar yodium di tanah rendah, tidak ada
fortifikasi yodium pada garam

INTERVENSI  makanan fortifikasi


Vitamin A
• Defisiensi vitamin A  peningkatan kematian
• Suplementasi vitamin A dosis tinggi dapat
menurunkan durasi penyakit, keparahan,
komplikasi dan mencegah kebutaan dan
xerophthalmia
• Malnutrisi energi dan protein berkaitan dengan
cadangan vitamin A yang rendah pada tubuh.
• Anak < 6 bulan sebaiknya tidak diberikan vitamin
A dosis tinggi untuk menghindari risiko toksisitas
• Suplementasi vitamin A bisa diberikan bersamaan
dengan imunisasi
• Cakupan vitamin A pada populasi minimal70%.
Dosis
Vitamin A dosis tinggi
Vitamin A dosis tinggi diberikan kepada
kasus:
• Xerophthalmia dan anak yang tinggal
serumah/sekomunitas dengan orang yang
menderita xerophthalmia;
• Campak
• Severe acute malnutrition, kwashiorkor and
marasmus
Types of feeding
programmes
in emergencies

Selective Feeding
General Food Ration
Programmes

Supplementary
Therapeutic Feeding
Feeding
Programme
Programmes

CMAM (outpatient
Blanket feeding
and inpatient)

Therapeutic feeding
Targeted feeding
units (TFUs)

7
Therapeutic Feeding Programme (TFP)
TFP  untuk merehabilitasi
orang dengan malnutrisi berat
shg menurunkan risiko
kematian/kesakitan.
TFP terdiri dari pengobatan
medis intensif dan gizi
Therapeutic
Feeding Programme (TFP) count…

When to start TFP?


Didasarkan pada analisis :
Sistem kesehatan lokal dengan
banyak anak yang menderita SAM
(severe acute malnutrition)
Sumber daya yang tersedia 
manusia, material dan dana
Kriteria
untuk
Penentu
an SAM
SAM = Severe Acute Management
Criteria for Admission
(inpatient)
• Bayi < 6 bulan dengan SAM
• Bayi < 6 bulan dengan bilateral
pitting edema atau severe wasting
(BB/PB < -3SD atau kegagalan ibu
untuk menyusui anak)
• Anak 6 – 59 bulan dengan bilateral
pitting edema yang berat (tingkat 3)
atau severe wasting (LiLA < 115
mm dan/atau BB/PB < -3SD dan
anorexia, komplikasi medis
Fasilitas untuk Inpatient SAM
• Maksimum 50 anak
• Staf ahli
• Jaringan yang kuat antara community-based
outpatient programme

Program seharusnya mencakup pendidikan


gizi/kesehatan dan konseling untuk
pengasuh dan keluarga untuk mencegah
terulang kembali.
Managemen
SAM
Tahap
awal
(stabilisasi
& transisi)
 3-7 hr
• Tahap Rehabilitasi  untuk mencapai
asupan yang tinggi dan peningkatan berat
badan > 10 g/kg/hari dengan F-100 yang
mengandung 100 kcal, 2,9g protein/100 mL
(WHO, 1999)
• Lamanya inpatient TFP seharusnya tidak
lebih dari 6 minggu
Criteria for Admission
(outpatient)
• Anak 6-59 bulan dengan SAM tetapi tanpa
komplikasi media, nafsu makan baik
• Perpindahan dari perawatan inpatient

• Ketika BB/TB sudah > -2 SD, sudah bisa


diberikan SFP (supplementary feeding
programme)
Infant feeding in TFP
• Promosi menyusui, dan dilanjutkan sampai fase
awal/kritis. BASI bisa diberikan dengan nave-
gastric tube.
• ASI berperan penting dalam mencegah
dehidrasi selama diare dan menstimulasi
penyembuhan saluran pencernaan dan
kemampuan absorpsi usus. Pada fase awal,
ASI dapat diabsorpsi dengan baik
Indikator
untuk
Menilai
Efektivita
s TFP (6
– 59
bulan)
Five-year-old Khesna, who is
severely malnourished,
drinking therapeutic milk at
the UNICEF-supported
feeding unit of Bissidimo
Hospital in East Harerghe
Zone of Oromia Region.
The milk is rich in
micronutrients and is the first
phase of a feeding regimen—
8x/d—that helps the body
recover from the shock of
malnutrition and conditions it
to digest food.
Khesna must initially be fed
small portions, slowly.

Source : http://labspace.open.ac.uk/mod/oucontent/view.php?id=452587&section=1.9.2
KNF 17

Anda mungkin juga menyukai