Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperkortikolisme atau disebut cushing sindrom pertama kali
dijabarkan oleh Harvey cushing pada tahun 1932. Cushing sindrom
adalah keadaan yang disebabkan oleh aktivitas berlebih kelenjar adrenal
dengan kosekuensi hipersekresi glukokortikoid. (Syvia Price,2006).
Penyakit ini terjadi karena korteks adrenal khususnya dibagian
zona fasikulata yang memproduksi glukokortikoid secara berlebihan
dikarenakan berlebihnya aktivitas kelenjar adrenal atau pemberian dosis
farmakologi senyawa-senyawa glukokortikoid. Hal ini dapat menyebabkan
perubahan berbagai kondisi didalam tubuh khususnya fungsi metabolik
seperti metabolisme protein, metabolisme kerbohidrat, metabolisme
lemak, dan produksi androgen yang berlebih.
Prevalensi cushing sindrom diperkirakan 1:10.000 diantara populasi
perempuan dan 1:30.000 diantara populasi laki-laki. Prevalensi
berdasarkan Indonesia journal of clinical pathologi and medical laboratory
(Yetty Hermaningsih, 2005). Insiden cushing sindrom diperkirakan sama
dengan 1-3 kasus per satu juta penduduk pertahun, sedangkan
prevalensiterdekat 40 kasus per satu juta penduduk. Dari catatan,
prevalensi hiperkortisilisme adalah dianggap sama dengan 2-5% pasien
dengan diabetes dan hipertensi buruk yang dikontrol. Dominan terjadi
umunya pada perempuan dengan 3:1. Prevalensi berdasarkan Orphanet
Journal of Rare Diseases (Castinetti et al, 2012).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi cushing sindrom?
2. Apa Etiologi dari cushing sindrom?
3. Apa Manifestasi Klinis cushing sindrom?
4. Bagaimana Pathway cushing sindrom?
5. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang pada cushing sindrom?
6. Bagaiman Penatalaksanaan pada cushing sindrom?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi dari cushing sindrom
2. Untuk mengetahui Etiologi cushing sindrom
3. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis cushing sindrom
4. Untuk mengetahui Pathway dari cushing sindrom
5. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang pada cushing sindrom
6. Untuk mengetahui Penatalaksanaan cushing sindrom

2
BAB II
KONSEP MEDIS

A. Definisi
Cushing sindrom merupakan Manifestasi Klinis dari kelebihan
glukokortikoid (khususnya kortisol). Kelebihan sekresi mineralotikoid dan
androgen juga dapat menyebabkan cushing sindrom. Pada sekitar 70%
pasien, cushing sindrom disebabkan karena kelebihan produksi
kortikotropin dan hiperlansia korteks adrenal.
Kelainan tersebut diklasifikasikan sebagai primer, sekunder,atau
iatrogenik, tergantung penyebab, dan paling sering terjadi pada wanita.
Tanda utama cushing sindrom meliputi adipositas pada wajah,
leher, badan, dan stria berwarna ungu pada kulit. Prognosis penyakit
sangat tergantung pada diagnosis dini, identifikasi penyebab, dan
penanganan yang efektif.

B. Etiologi
1. Sindrom cushing di sebabkan oleh sekresi kortiso atau kortikosteron
yang berlebihan,kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hyperplasia
korteks anal ginjal berupa adenoma maupun carcinoma yang tidak
tergantung ACTH juga mengakibatkan sindrom cushing. Demikian
juga hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang mengeluarkan ACTH.
Sindrom cushing yang di sebabkan tumor hipofisis disebut penyakit cu
shing.(buku ajar ilmu bedah,R.syamsuhidayat,hal 945).
2. Sindrom cushing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka
panjang dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol
yang berlebihan pada gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal
(spontan) pada sindrum cusing spontan, hiperfungsi korteks adrenal
terjadi akibat rangsangan berlebihan oleh ACTH atau sebab patologi
adrenal yang mengakibatkan produksi kartisol abnormal. (Sylvia
A.price; patofisiologi, hal 1091)

3
3. Meningkatnya kadar ACTH karena adanya tumor di luar hipofisis,
misalnya tumor paru.
4. Neoplasma adrenal yaitu adenoma dan karsinoma.
5. Latrogenik adalah pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam
dosis farmakologik. Dijumpai pada penderita artritis rheumatoid, asma,
lompoma dan gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid
sintetik sebagai agen anti inflamasi.

C. Manifestasi Klinis
1. Kelelahan
2. Kelemahan otot
3. Gangguan tidur
4. Retensi cairan
5. Amenorea
6. Penurunan libido
7. Mudah marah
8. Ketidakstabilan emosi
9. Rambut tipis
10. Hirsutisme
11. Acne
12. Punggung berpunuk seperti kerbau
13. Ekstremitas kecil
14. Petekie, ekimosis, dan stria berwarna ungu
15. Luka yang lama sembuh
16. Bengkak pada pergelangan kaki
17. Hipertensi

4
D. Pathway
Adenoma hipofisis
(memproduksi CRF terus)

ACTH

Kortek adrenal terus


memproduksi
glukokortikoid
Glukokortikoid

Kemampuan Glukokorti Pembentukan Perubahan


sintesis protein koid antibodi psikologis
humoral, pusat
germinal limpa
Protein Lemak
dan jaringan
dijaringan tubuh limpoid Ketidaksta
menurun
jaringan terhambat bilan
adipose emosional
euphoria,i
Sistem
nsomnia
kekebalan
episode
tubuh
Sentral tubuh (moon depresi
face, obesitas tunkus) singkat
Resiko
infeksi

Penampilan chusingoid
Gangguan
proses
Gangguan citra tubuh berfikir

5
kulit Katabolisme protein Matriks tulang menurun

Kulit tipis,
Kelemahan, keletihan Osteoporosis, lemah
rapuh
atropi otot
tampak
merah Resiko fraktur patologis
Defisit perawatan diri
timbul strie
mudah
Resiko cidera
memar
luka-luka
sembuh

Gangguan Integritas
kulit

E. Pemeriksaan Penunjang
a. Uji supresi deksametason, untuk menegakkan diagnosa penyebab
cushing sidrom apakah dari hipofisis atau adrenal.
b. Pemeriksaan laboratorium (misalnya natrium serum, glukosa darah,
kalsium dan plasma urine)
c. CT Scan, ultrasound, atau pemindaian MRI atau ultrasonografi dapat
mendeteksi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor adrenal.
d. Pemeriksaan radioimmunoassay ACTH plasma, untuk mengenali
penyebab cushing sindrom.

6
F. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Terapi biasanya diarahkan pada kelenjar hipofisis karena sebagian
besar disebabkan oleh tumor hipofisis dan bahkan tumor korteks
adrenal.
1) Pengangkatan tumor melalui pembedahan dengan hipofisektomi
2) Terapi Radiasi kelenjar hipofisis.
3) Adrenalektektomi dilakukan pada klien hipertrofi adrenal primer.
4) Setelah operasi, terapi hormon sulih secara sementara dengan
hidrokortison diperlukan sampai kelenjar adrenal mulai berespons
secara normal.
5) Jika adrenalektomi bilateral dilakukan, diperlukan penggantian
hormonal adrenal seumur hidup

b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Menurunkan resiko cidera dengan menciptakan lingkungan yang
protektif untuk meminimalkan resiko jatuh atau cidera yang lain.
2) Menurunkan resiko infeksi.
3) Mempersiapkan klien untuk menjalankan pembedahan dan setelah
operasi.
4) Mengajarkan tentang perawatan diri
5) Memberikan Health Education tentang pemberian obat kortikostiroid.

7
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, gangguan fungsi
seksual, dan penurunan tingkat aktivitas.
2. Resiko infeksi b.d perubahan metabolisme protein dan respon
inflamasi
3. Gangguan proses berfikir b.d ketidakstabilan alam perasaan iritabilitas,
dan depresi.
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan,keletihan
5. Gangguan integritas kulit b.d edema, gangguan pemulihan, dan kulit
yang tipis dan rapuh.
6. Resiko cidera b.d kelemahan.

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cushing sindrom merupakan Manifestasi Klinis dari kelebihan
glukokortikoid (khususnya kortisol) atau Cushing sindrom adalah suatu
keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian
kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini
dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik
senyawa-senyawa glukokortikoid.

B. Saran
Dengan selesainya Asuhan Keperawatan ini disusun, penyusun
berharap pembaca dapat mempelajari dan memahami tentang gangguan
kelenjar adrenal cushing sindrom. Penyusun juga mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun, sehingga penyusun dapat menjadi
lebih baik untuk masa yang akan datang dalam penyusunan Asuhan
Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai