Pembuluh darah dalam payudara membesar membawa estrogen yang merangsang perkembangan saluran air susu
serta membawa progesteron yang menyebabkan jaringan kelenjar mengembang. Prolaktin, satu hormon yang
diproduksi kelenjar piyuitary, memulai peerkembangan kelenjar mammary dan memicu produksi air susu
(laktasi).Setelah kelahiran, tingkat estrogen dan progesteron berkurang dan produksi prolaktin pun turun.
Payudara biasanya akan mulai memproduksi air susu tiga sampai lima hari setelah kelahiran. Selama waktu
tersebut, sebelum air susu diproduksi, tubuh memproduksi kolostrum, satu cairan yang mengandung antibodi untuk
membantu melindungi bayi dari infeksi. Bengkak/edema. Tubuh menghasilkan dan menyimpan cairan tambahan
selama hamil, akibatnya banyak bumil yang mengalami bengkak, terutama di akhir kehamilan. Bengkak sering timbul
di kaki , tumit, dan wajah.
Penekanan pembesaran uterus pada pembuluh vena mengakibatkan darah balik dari bagian bawah tubuh
terhambat, sehingga menyebabkan kaki dan tungkai bawah menjadi edema. Dianjurkan untuk banyak minum,
mengkompres dingin, memakai sepatu longgar dan meninggikan kaki pada saat duduk atau istirahat. Jika
pembengakakan terjadi dengan cepat serta berlebihan ini mungkin merupakan tanda pre-eklampsia.Selain payudara
membesar disertai juga dengan perubahan warna pada areola yang menjadi hitam dan melebar.
Rahim terus membesar, sampai ke 36 minggu ukuran uterus mencapai pinggir bagian bawah tulang iga teredah
pada dada. Pembesaran perut sering membuat puser/udel jadi menonjol.Selain karena faktor hormon, juga
disebabkan karena adanya pembesaran janin yang mengakibatkan uterus bertanbah besar.
Bengkak/edema.
Tubuh menghasilkan dan menyimpan cairan tambahan selama hamil, akibatnya banyak bumil yang mengalami
bengkak, terutama di akhir kehamilan. Bengkak sering timbul di kaki , tumit, dan wajah. Penekanan pembesaran
uterus padapembuluh vena mengakibatkan darah balik dari bagian bawah tubuh terhambat, sehingga menyebabkan
kaki dan tungkai bawah menjadi edema. Jika pembengakakan terjadi dengan cepat serta berlebihan ini mungkin
merupakan tanda pre-eklampsia(adanya peningkatan tekanan darah, adanya protein dalam urine, dan bengakak di
muka dan tangan).
Hemoroid. Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena didaerah anus juga membesar. Diperparah lagi
akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum (bgian dalam anus). Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan
pecahnya hemorid sehingga menimbulkan perdarahan. Untuk menghindari pecahnya pembuluh darah ini maka
dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat, banyak minum, buah dan sayuran.
Duduk dengan pinggang atau pantat menyentuh sandaran kursi. Kedua bahu diluruskan.
Pasang penyangga/pengganjal berupa bantal atau gulungan kain/handuk pada cekungan kurva pinggang.
Tumpuhan pada kedua tulang duduk dan pangkal paha.
Usahakan sudut lutut sedikit lebih tinggi daripada paha, jika perlu gunakan pijatan kaki. Jangan menyilangkan
kaki, kedua telapak kaki harus menapak datar ke lantai.
Hindari duduk posisi deng yang sama lebuh dari 30 menit.
Saat bekerja sesuaikan tinggi kursi dengan meja agar nyaman, dan meja hendaknya dekat dengan tubuh.
Istirahatkan siku dan lengan pada lengan kursi, relaksasikakan kedua bahu.
Jika duduk dikursi putar, jangan memeutar pinggana jika hendak berpaling, melainkan gunakan seluruh tubuh
untuk berpaling.
Jika mengalami nyeri pinggang hendaknya membatasi agar tidak duduk lebih dari 15 menit.
c. Mengangkat beban : Hendaknya dengan beban didekatkan dengan sumbu tubuh
d. Bangun dari posisi berbaring dapat dimulai dengan : menekuk lutut , berbalik kesamping, lalu menahan badan
denagan lengan ke posisi duduk.
Mastitis merupakan infeksi yang menyerang wanita yang sedang menyusui atau
menyapih anaknya. Penyakit ini dapat menimbulkan pembengkakan dan peradaangan
di payudara.
Infeksi ini tentu saja membuat aktivitas menyusui yang semula menyenangkan bagi
bunda dan buah hati, berubah menjadi mimpi buruk yang selalu ingin dihindari.
Menurut data yang diperoleh dari WHO, sekitar 10% dari wanita menyusui mengalami
mastitis. Mastitis biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan
atau pada saat menyapih.
Mastitis ini disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam jaringan payudara sehingga
menimbulkan payudara membengkak ataupun infeksi dalam skala yang bervariasi dari
ringan hingga amat berat.
Bagaimana cara bakteri ini menyerang hingga
menyebabkan mastitis?
1. Celah luka di daerah puting
Bakteri ini masuk melalui celah luka yang biasanya disebabkan oleh kuatnya daya
hisap bayi pada permukaan aerola (puting) kemudian berkembang biak dan
menyebabkan infeksi. Infeksi ini bisa berupa luka bernanah yang ada di sekitar aerola,
bisa juga terjadi di dalam payudara.
2. Bersentuhan dengan benda yang mengandung bakteri
Payudara tersentuh oleh benda yang mengandung bakteri atau mulut bayi yang
mengandung bakteri hingga masuk melalui saluran air susu dan berkembang biak di
dalam payudara.
3. Pengulangan dari infeksi sebelumnya
Pernah mengalami mastitis pada periode menyusui sebelumnya? Penyakit ini bersifat
mengulang.
4. Anemia
Memiliki penyakit anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh ibu menyusui dalam
menghadapi bakteri.
5. Saluran ASI tersumbat
Pemberian ASI tidak maksimal sehingga terjadi pembengkakkan akibat saluran ASI
tersumbat. Kondisi ini rentan terhadap serangan bakteri.
Mastitis yang terjadi pada ibu menyusui tidaklah sama antara satu sama lain, pada
tingkat yang rendah bisa sembuh dengan sendirinya apabila kita tetap memberikan ASI
pada bayi. Air ludah bayi mengandung antibiotika yang memiliki daya sembuh pada
puting yang terinfeksi.
Inilah yang membuat proses penyembuhan pada ibu yang terinfeksi, namun tetap
memberikan ASI pada anaknya mengalami proses penyembuhan yang lebih cepat.
Jangan khawatir, Bunda, bakteri yang terhisap oleh bayi ketika menyusui tidak akan
berpengaruh buruk padanya.
Namun pada mastitis yang berkelanjutan, berobat ke dokter merupakan pilihan paling
bijak. Dokter akan memberikan tindakan medis sesuai kondisi diderita.
Mastitis pada payudara ibu menyusui.
Gejala-gejala Mastitis
Beberapa gejala yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Terasa hangat dan nyeri bila disentuh.
2. Payudara terasa bengkak dan mengeras seperti benjolan.
3. Mengeluarkan cairan putih kekuningan seperti nanah.
4. Kulit kemerahan
5. Tubuh terasa meriang demam
https://www.academia.edu/3780431/IKONTINENSIA_URIN_DALAM_KEH
AMILAN
Senam Kegel Untuk Ibu Hamil
image: Shutterstock
Latihan senam kegel untuk ibu hamil bertujuan untuk menguatkan otot panggul bawah, otot-otot di bawah
rahim, kantong kemih, dan usus besar dan mengontrol aliran urine dan kontraksi sfingter vagina dan juga
dubur. Manfaat Kegel tidak dapat dirasakan seketika. Jika Anda rutin mempraktikkan aktivitas ini tiga
kali sehari, umumnya manfaatnya dapat dirasakan sekitar 4-6 minggu kemudian.
Berbagai hal yang dilakukan pada masa hamil dapat melemahkan otot-otot dasar panggul (PFM), karena
pada masa kehamilan dan persalinan seringkali menekankan otot-otot ini menjadi keluar. Juga dapat
mengakibatkan, sembelit kronis, obesitas, dan lain-lain.
Dasar panggul yang lemah dapat menyebabkan otot-otot panggul menonjol dan turun ke dalam vagina,
dan kondisi ini disebut prolaps organ panggul. Ini menyebabkan tekanan panggul dan kebocoran feses
dan urin. Latihan kegel secara teratur dapat menghindari situasi ini secara signifikan [1].
MANFAAT SENAM KEGEL UNTUK IBU HAMIL
Mulailah dengan mengencangkan otot-otot selama sekitar lima detik, kemudian santai selama lima
detik. Lakukan empat atau lima kali berturut-turut, beberapa kali sehari.
Ketika sudah terbiasa, mulai tahan otot-otot lebih lama hingga 10 detik pada suatu waktu dan
melakukan lebih banyak pengulangan.
Pada akhirnya itu disarankan agar Anda melakukan kegel tiga kali selama 20 detik setiap hari
CARA MELAKUKAN SENAM KEGEL
1. Hentikan keluarnya urine saat Anda buang air kecil. Otot yang menahan air seni itulah yang disebut
otot panggul bawah Anda.
2. Kosongkan kantung kemih. Ambil posisi berbaring. Kencangkan otot panggul bawah, kemudian
tahan hingga 5 detik, lalu lepaskan. Ulangi 4-5 kali. Kemudian tingkatkan durasi dari 5 ke 10 detik.
3. Saat mengencangkan otot panggul bawah ini, hindari mengencangkan otot perut, paha, dan bokong,
serta tetaplah bernapas bebas.