Indikasi
Ekspansi volume plasma dan rumatan curah jantung dalam keadaan yang berhubungan
dengan defisit volume cairan termasuk syok, perdarahan, dan luka bakar. Penggantian sementara
albumin pada penyakit yang berhubungan dengan protein plasma yang rendah seperti sindroma
nefrotik atau penyakit hati tahap akhir yang dapat mengurangi atau menurunkan edema yang
terjadi.10
2. Kerja obat
Memberikan tekanan onkotik koloid, yang memobilisasi cairan dari jaringan
ekstravaskuler kembali ke ruang intravaskuler. Efek terapeutik: mobilisasi cairan dari jaringan
ekstravaskuler ke ruang intravaskuler.10
3. Farmakokinetik
Absorbsi: setelah pemberian iv absorbsinya sempurna
Distribusi: terbatas pada ruang intravaskuuler, kecuali bila ada peningkatan permeabilitas kapiler.
Metabolisme dan ekskresi: didegradasi oleh hati
Waktu paruh: tidak diketahui 10
4. Kontraindikasi
Dikontraindikasikan pada reaksi alergi terhadap albumin, anemia berat, gagal jantung
kongestif, volume intravaskuler normal atau meningkat.
Gunakan secara hati-hati pada: penyakit hati atau ginjal, dehidrasi (perlu mendapatkan tambahan
cairan). 10
5. Efek samping:
SSP: sakit kepala
Kardiovaskuler: hipertensi, hipotensi, kelebihan cairan, edema pulmoner, takikardia
GI: mual, muntah, peningkatan salivasi
Derm: urtikaria, ruam
MS: nyeri punggung
Lain-lain: demam, menggigil, wajah kemerahan10
6. Interaksi:
Tidak ada obat yang signifikan 7, 10
captopril
enalapril
fosinopril
imidapril
lisinopril
moexipril
perindopril
quinapril
ramipril
benazepril
trandolapril
Tidak ada mekanisme interaksi yang spesifik dan signifikan, namun berhubungan dengan
vasodilatasi.
7. Rute dan dosis
Dosis sangat individual dan tergantung kondisi yang ditangani
IV (dewasa): 25 g, dapat diulang dalam 15 30 menit, tidak boleh lebih dari 125 g dalam
24 jam atau 250 g dalam 48 jam.
IV (anak-anak): 25 g atau 25 50% dari dosis dewasa
IV (bayi prematur): 1 g/kg sebagai larutan 25% yang diberikan sebelum transfusi yang
diperlukan. 10
8. Sedian 10
Tabel 1. Sediaan Albumin
ALBAPURE20
Human Albumin
Pada saat ini produk human albumin banyak digunakan untuk berbagai kasus yang
berkaitan dengan keadaan hipoalbuminemia. Adalah hal yang penting untuk menentukan pilihan
yang tepat di antara produk sediaan albumin yang ada di pasaran. CSL Behring/ CSL Bioplasma
kini memproduksi human albumin (Albapure 20) murni (purified human albumin) dari pool
plasma dengan menggunakan proses automatisasi, yang pada prinsipnya melibatkan proses
kromatografi dengan menggunakan dua langkah inaktivasi virus. Tahapan keseluruhan proses
produksi albapure meliputi:
1. Penyingkiran fibrinogen
2. Pemurnikan secara kromatografi
3. Inaktivasi virus
4. Mem-formulasikan menjadi larutan albumin 4%, 5%, 20%.
Proses pemurnian secara kromatografi melibatkan tiga langkah, antara lain:
1. Kromatografi pertukaran anion: yakni pertukaran anion, memisahkan immunoglobulin dari
albumin kasar
2. Kromatografi pertukaran kation
3. Kromatografi filtrasi gel: menyingkirkan protein-protein plasma yang tidak diinginkan secara
efektif.
Bagaimana Pengaruh Kemurnian Albumin pada Tubuh Pasien?
Tujuan utama proses pembuatan human albumin yang ideal adalah menjaga molekul
tersebut seperti bentuk asalnya, tidak menimbulkan fragmentasi atau aggregasi molekul dan
menghasilkan suatu produk dengan kadar ketidakmurnian yang minimal.
Proses kromatografi CSL memenuhi ketiga kriteria ini. Kelebihan Albumin dengan
Proses Kromatografi :
1. Kandungan Monomer:
Struktur molekul albumin tidak berubah pada proses kromatografi. Sehingga, albumin
yang dimurnikan secara kromatografi lebih dari 99% berupa bentuk asal monomer albumin, yang
menjamin efektivitas onkotik produk tersebut
2. Hilangnya Endotoksin:
Proses kromatografi juga telah divalidasi untuk menunjukkan bahwa endotoksin-
endotoksin telah disingkirkan secara efektif sedemikian rupa, sehingga larutan albumin yang
dimurnikan secara kromatografi tidak mengandung endotoksin
3. Hilangnya Aluminium:
Ada dua sumber kontaminasi aluminium yang potensial (alat bantu filter/ diatomacea
selama proses pembuatan, dan container gelas selama penyimpanan). Filter diatomacea tidak
dipakai pada proses pembuatan di CSL dan penyingkiran sitrat pada produk akhir albumin
dengan proses kromatografi pertukaran ion mengurangi peluluhan lapisan aluminium pada gelas
penyimpanan sepanjang masa penyimpanan produk tersebut. Hal ini memungkinkan kita untuk
menyimpan produk pada suhu ruang dalam periode yang cukup lama.
4. Hilangnya PKA
Prekallikrein Activator (PKA) dapat terbentuk pada kontak aktivasi selama proses
pembuatan albumin dan bila tidak disingkirkan, dapat memediasi timbulnya reaksi hipotensi
pada pasien melalui mekanisme pembentukan bradikinin. Pertukaran ion, yang dipakai dalam
proses pemurnian albumin secara kromatografi, secara signifikan mengurangi kadar PKA.