Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi/ Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh. Nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untukaktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat gizi lain yang
terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Tarwoto &Wartonah, 2010).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nutrisi
adalah satuan yang menyusun bahan makanan yang dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh. Nutrisi dapat berupa karbohidrat, lemak, vitamin,
protein, mineral dan air.
Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh berasal dari
dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati
ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal
dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi, yaitu pengetahuan,prasangka, kebiasaan,
kesukaan dan ekonomi (Hidayat, 2006).
2. Epidiomologi

masalah umum pada gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

a.

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1.1 Pengertian Kanker Lambung


Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan
dilambung. Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan
lambung meradang (Khaidir Muhaj,2009) . 99% kanker lambung adalah
adenokarsinoma dan kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma
(kanker otot polos dan limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada
usia lanjut. Kurang dari 25% terjadi pada orang dibawah usia 50%. Kanker
lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung,
biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan limfoma
malignansi. Diketahui bahwa kanker lambung 2 kali lebih umum terjadi
pada pria daripada wanita dan lebih sering terjadi pada klien yang
pengalami anemia permisos(Suratun &Lusianah, 2016)

2.1.2 Klasifikasi Kanker Lambung

Ada beberapa jenis kanker lambung. Pertama, Adenokarsioma


lambung. Dalam hal ini, lebih dari 95% kanker lambung yang terdiagnosis
adalah Adenokarsioma. Kanker ini bermula dalam sel-sel kelenjar pada
baris lambung. Sel-sel kelenjar normalnya menghasilkan mucus dan getah
lambung. Kedua, karsinoma sel skuamosa. Kanker ini bermula pada sel
seperti kulit yang bercampur dengan sel-sel kelenjar untuk membuat baris
lambung. Kanker seperti ini ditangani dalam cara yang sama seperti
adenikarsinoma.
Ketiga, limfoma lambung, sarkoma stromal gastrointestinal (GIST)
dan tumor neurpendokrin. Limfoma adalah jenis kanker lain, namun ia
sangat jarang terjadi. Sarkoma adalah nama untuk sebuah kanker yang
menyerang jaringan pendukung atau pelindung tubuh. Kanker yang
bermula pada otot lambung disebut sarkoma stromal gastrointestinal dan
jenis ini sangat jarang terjadi. Sedang tumor neuroendokrin adalah kanker
yang tumbuh didlama jaringan penghasil hormon, biasanya dalam sistem
pencernaan (Suratun &Lusianah, 2016)
2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko Kanker Lambung

Penyebab kanker lambung masih belum dapat diketahui secara


pasti. Namun secara umum, kanker kanker terjadi ketika sel-sel pada
bagian tertentudi lambung berkembang secara tidak terkendali. Akibat
pertumbuhan berlebihan tersebut, sel-sel yang tadinya memiliki sifat
normal untuk membantu tubuh berfungsi denga baik, justru menjadi
terakumulasi menjadi tumor. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, tumor dapat
menjalar ke bagian tubuh lain melalui sistem limfatik. Menurut Rama
(2012), ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena
kanker lambung yaitu:
a.Infeksi baketri pylori

Bakteri ini merupakan penyebab penyakit lambung seperti gangguan


pencernaan, tukak lambung, dan radang pada lapisan lambung
b.Makanan

Peningkatan risiko kanker lambung umumnya dikaitkan dengan


makananmakanan yang mengandung sejumlah besar makanan yang
diasapkan, ikan dan
daging bergaram, makanan tertentu yang tinggi zat tepung dasn rendah
serta sayuran yang dibuat menjadi acar. Disis lain, makanan yang
seluruhnya merupaka bagian dari biji-bijian, buah-buahan dan sayuran
segar yang mengandung vitamin A dan C bisa merendahkan risiko kanker
lambung.
c.Minuman Beralkohol

Kebiasaan minum-minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko


kanker lambung, khususnya kanker yang terjadi pada lambung proksimal,
yakni bagian paling atas lambung yang palingdekat dengan esofagus.
d.Anemia
Sel-sel tertentudalam garis lambung normalnya menghasilkan
sebuah substansi esensial bagi penyerapan vitaman B12 dari makanan. Jika
kecukupan substansi ini tidak ada, maka akan mengakibatkan defisiensi
vitamin B12 yang menyebabkan terjadinya masalah dalammemproduksi
sel darah merah yang cukup atau dikenal sebagai anemia
e.Jenis Kelamin

Kanker lambung akan terjadi dua kali lebih besar pada pria
dibandingkan pada wanita.
F.Usia

Ada sebuah peningkatan kanker lambung yang tajam setelah


seseorang berusia 50 tahu. Banyak orang terdiagnosis kanker lambung
berada pada kisaran usia 60 sampai 70 tahun.
g.Faktor Genetis

Orang yang mempunyai hubungan darah yang dekat dengan penderita


kanker lambung kemungkinan besar akan terkena kanker lambung. Ini
terbukti dengan adanya penelitian yang menyatakan bahwa 10% kasus
kanker lambung terjadi karena faktor genetis.
h.Obesitas atau kegemukan

Obesitas juga meningkatkan risiko kanker kardia lambung

2.1.4Patofisiologi

Pada stadium awal, karsinoma gaster sering tanpa gejala karena


lambung masih dapat berfungsi normal. Gejala biasanya timbul setelah
massa tumor cukup membesar sehingga bisa menimbulkan gangguan
anoreksia, dan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga berpengaruh
pada penurunan berat badan yang akhirnya menyebabkan kelemahan dan
gangguan nutrisi. Bila kerja usus dalam menyerap nutrisi makanan
terganggu maka akan berpengaruh pada zat besi yang akan mengalami
penurunan yang akhirnya menimbulkan anemia dan hal inilah yang
menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan penurunan pemenuhan
kebutuhan oksigen di otak sehingga efek pusing sering terjadi. Pada
stadium lanjut bila sudah metastase ke hepar bisa mengakibatkan
hepatomegali. Tumor yang sudah membesar akan menghimpit atau
menekan saraf sekitar gaster sehingga impuls saraf akan terganggu, hal ini
lah yang menyebabkan nyeri tekan epigastrik(Sjamsuhidajat & Wim de
Jong, 1997).

Adanya nyeri perut, hepatomegali, asites, teraba massa pada


rektum, dan kelenjar limfe supraklavikuler kiri (Limfonodi Virchow) yang
membesar menunjukkan penyakit yang lanjut dan sudah menyebar. Bila
terdapat ikterus obstruktiva harus dicurigai adanya penyebaran di porta
hepatik.

Kasus stadium awal yang masih dapat dibedah untk tujuan kuratif
memberikan angka ketahanan hidup 5 tahun sampai 50 %. Bila telah ada
metastasis ke kelenjar limfe angka tersebut menurun menjadi 10 %.
Kemoterapi diberikan untuk kasus yang tidak dapat direseksi atau dioperasi
tidak radikal. Kombinai sitostatik memberikan perbaikan 3040% untuk 2-4
bulan.

Pembedahan dilakukan dengan maksud kuratif dan paliatif. Untuk


tujuan kuratif dilakukan operasi radikal yaitu gastrektomi (subtotal atau
total) dengan mengangkat kelejar limf regional dan organ lain yang terkena.
Sedangkan untuk tujuan paliatif hanya dilakukan pengangkatan tumor yang
perforasi atau berdarah. (Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 1997).

2.1.5 Penanganan

a.Pembedahan

Kanker terdiagnosis sebelum ia menyebar dan saat kanker belum


menyebar pasien akan menjalani pembedahan. Pada kanker stadium I,
kanker dihilangkan dengan cara pembedahan yakni, melalui gastrektomi
total atau parsial, serta penghilangan omentum (jaringan lemak di perut dan
kelenjar getah bening didekatnya(Rama, 2012). b. Kemoterapi
Kemoterapi saat ini telah telah digunakan sebagai terapi tambahan
untuk reseksi penuh tumor, untuk kanker lambung tingkat lanjut dan pada
kombinasi dengan terapi radiasi. Obat yang digunakan untuk kemoterapi
antaralain: 5-Fluorourasil, doksurubisin, mitomisin-C, etoposid, sisplatin,
leukovorin (Suratun & Lusianah, 2016).

c..Radioterapi

Terapi radiasi telah digunakan secara tunggal dengan sejumlah


respon, tetapi lebih menguntungkan bila dikombinasi dengan kemoterapi.
Dosis yang dapat ditoleransi adalah 45-50 Gy yang diberikan dalam fraksi
1,8Gy perhari. Terapi rasiasi intraoperasi telah bermanfaat dalam kontrol
penyakit, dengan angka bertahan hidup lima tahun (Suratun & Lusianah,
2016).

d. Endoskopi

Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi

e. Pengobatan

Bila carsinoma telah menyebar ke luar dari lambung,


tujuanpengobatanadalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang
harapan.

2.2 Konsep Dasar Nutrisi

2.2.1 Definisi Nutrisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat


makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh. (Alimul, 2006).
Menurut Barbara Kozier et al. (2011) , nutrisi merupakan jumlah
semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang
dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang
dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya.

2.2.2 Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Sistem
tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan yang
dimulai dari mulut sampai usus halus (Jhon Welis,2013).
Menurut Welis (2006) organ tubuh yang berperan dalam
pemenuhan nutrisi adalah: a.Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan
terdiri dari dua bagian luar yang sempit atau vestibula, yaitu ruang
antara gusi, gigi, bibir, pipi dan bagian dalam yaitu rongga mulut.

b. Faring dan Esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak


dibelakang hidung, mulut dan laring. Faring langsung berhubungan
dengan esofagus. Esofagus merupakan bagiak yang berfungsi
menghantarkan makanan dari faring menuju lambung.

c.Lambung

Lambung merupakan bagian dari sistem pencernaan.


Lambung adalah sebuah organ berrongga yang ada didalam perut
bagian atas, dibawah tulang rusuk. Dinding lambung mempunyai
lima lapisan. Dalam proses pencernaan, makanan bergerak dari
mulut dari esofagus untuk kemudian menjangkau lambung.
Didalam lambung, makanan menjadi cair. Cairan tersebut
selanjutnya bergerak masuk ke usus kecil untuk dicerna lebih lanjut.

d.Usus halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan
panjangh kurang lebih 2.5 meter dalam keadaan hidup.
Kemudianakan bertambah panjang kurang lebih menjadi 6 meter
pada orang meninggal akibat adanya relaksasi otot yang telah
kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan
mengabsorbsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah
halus yaitu pada duodenum dan disini terjadi absorbsi besi, kalsium
dengan bantuan vitami D, vitamin A, D, E dan K dengan bantuan
empedu dan asam folat.

e.Usus besar

Usus besar atau disebut juga sebagai kolo merupakan


sambungan dari usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5
meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desende, sigmoid
dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus
besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pdaa saluran
anal.

2.2.3 Prinsip Prinsip Nutrisi

Tubuh membutuhgkan nutrisi untuk kelangsungan


fungsifungsi tubuh. Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energi bagi
fungsi organ, untuk pergerakan serta kerja fisik. Sebagian zat gizi
berperan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh serta
berperan sebagai pelindung dan pengatur. Elemen nutrisi terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. (Tarwoto &
Wartonah, 2010).

a.Karbohidrat

MenurutBarbara Kozier et al. (2011)., karbohidrat tersusun


atas unsur karbon (C), Hidrogen (H), dan terdiri dari dua jenis dasar
karbohidrat sederhana (gula dan karbohidrat kompleks (tepung dan
serat). Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang
paling sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Jenis
dari monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak terdapat
pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada buah,
sayuran, dan madu. Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan
laktosa. Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati,
sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula dalam air susu, baik
susu ibu maupun susu hewan. Polisakarida merupakan gabungan
dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat
pati, glikogen, dan selulosa.

b.Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan


dan mengganti jaringan tubuh. Bentuk sederhana dari protein adalah
asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk
hormon dan enzim. Protein berfungsi sebagai sumber energi
disamping karbohidrat dan lemak, mempertahankan kesehatan dan
vitalitas tubuh, pembentukan enzim, antibodi, dan pembentukan
susu saat proses laktasi.

Sumber protein terdiri dari protein hewani yaitu protein yang


berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan,
kerang, dan ayam, serta protein nabati yaitu protein yang berasal
dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan
sebagainya. (Alimul, 2006).

Kebutuhan Protein per Hari


Umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Protein (gr)

0-6 bulan 5,5 60 12


7-12 bulan 8,5 71 14
1-3 tahun 12 89 23
4-6 tahun 18 108 32
7-9 tahun 23,5 120 36
PRIA
10-12 tahun 30 135 45
13-15 tahun 40 152 57
16-19 tahun 53 160 62
20-59 tahun 56 162 50
>60 tahun 56 162 50
WANITA
10-12 tahun 32 139 49
13-15 tahun 42 153 47
16-19 tahun 46 154 47
20-59 tahun 50 154 44
>60 tahun 50 154 44

c.Lemak

Lemak adalah sumber energi paling besar. Berdasarkan


ikatan kimianya lemak debedakan menjadi: 1. Lemak murni yaitu
lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. 2. Zat-zat yang
mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan
garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
(Tarwoto & Wartonah, 2006). d.
Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan
efektif. Beberapa penyerapan vitamin dilakukan dengan dilakukan
dengan disfusi sederhana tetapi sistem transportasi aktif sangat
penting untuk memastikan pemasukan yang cukup. (Alimul, 2012).

Jenis Vitamin, Sumber dan Fungsinya

Jenis Vitamin Sumber Fungsi


Vitamin A Lemak hewani, Membantu pertumbuhan
mentega, keju, kuning sel tubuh dan penglihatan,
telur, susu lengkap, menyehatkan rambut dan
minyak ikan, sayuran kulit, integritas membran
hijau, buah yang epitel dan mencegah
kuning dan sayuran xerophtalmia.

Vitamin B1 Ikan daging ayam Metabolisme karbohidrat,

(thiamin) larut tampa lemak, membantu kelancaran

dalam air kacangkacangan dan sistempersarafan dan


susu mencegah beri-beri atau
penyakit yang ditandai
neuritis.
Vitamin B2 Telur, sayuran hijau, Membantu pembentukan

(ripoflavin) danging tanpa lemak, enzim, pertumbuhan dan


susu dan biji-bijian membantu adaptasi cahaya
Larut dalam air
dalam mata.
Vitamin B3 Daging tanpa lemak, Metabolisme karbohidrat

(niacian) hati, ikan, lemak, protein dan


kacangkacangan, biji- komponen enzim serta
bijian dan telur mencegah menurunnya
nafsu makan.
Vitamin B6 Biji-bijian, sayuran, Membantu kesehatan gusi

(pyridoksin) daging dan pisang dan gigi, pembentukan sel


darah merah serta
metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein.
Vitamin Hati, susu, daging tanpa Metabolisme protein,
B12 lemak, ikan dan kerang membantu pembentukan sel
(cyancobalami n) laut darah merah, kesehatan
jaringan dan mencegah
anemia.
Vitamin C Jeruk, tomat, kubis, Menjaga kesehatan tulang,

(ascorbutacid) sayuran hijau dan gigi dan gusi, membantu


kentang pembentukan dinding
pembuluh darah dan
pembuluh kapiler,
kesembuhan jaringan dan
tulang, serta memudahkan
penyerapan zat besi dan
asal folat.
Vitamin D Minyak ikan, susu, Membantu penyerapan
kuning telur, mentega, kalsium dan fosfor serta
hati, kerang, atau mencegah rakhitis.
terbentuk di kulit
akibat pemanasan
sinar matahari
Vitamin E Sayuran hijau Membantu pembentukan
(alpa sel darah merah dan
tocopherol) melindungi asam amino
utama.
e. Mineral

Mineral adalah ion organik essensial untuk tubuh karena


peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Ada dua jenis
mineral berdasarkan kebutuhgannya dalm tubuh yaitu: 1.
Makromineral: jumlah kebutuhan mineral tubuh lebih dari
100mg/hari 2. Mikromineral: jumlah kebutuhan tubuh mineral
kurang dari 100mg/hari. (Tarwoto & Wartonah, 2010). f. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pada orang dewasa, asupan air
berkisar antara 1200-1500cc per hari namun dianjurkan sebanyak
1900 cc sebagai batas optimum. Selain itu, air yangh masuk ke
tubuh melalui makanan lain berkisar antara 500-900cc per hari.
(Alimul, 2006)

Rentang Kebutuhan Cairan Sehari-hari


Usia Kebutuhan cairan (ml/kg/hari)
3 hari 80-100
10 hari 125-150
3 bulan 140-160
6 bulan 130-155
9 bulan 125-145
1 tahun 120-135
2 tahun 115-125
4 tahun 100-110
6 tahun 100-110
10 tahun 90-100
14 tahun 50-60
18 tahun 40-50
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Nutrisi

Menurut Hidayat (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruh


kebutuhan nutrisi, yaitu:
a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi


dapat mempengaruhi pola konsumsu makanan. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan dalam memahami kebutuhan nutrisi. b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan
bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya,
dibeberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang
paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk
untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa makanan
tersebut dapat merendahkan derajat mereka. c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan
terhadap makanan tertentu juga mempengaruhi status nutrisi.
Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makana pisang
dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut
sumber vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan ikan
bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan
cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat
baik untuk anak-anak.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan


dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga
tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
Misalnya mengkonsumsi makanan cepat saji (junkfood), bakso,
dan lain-lain. Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak
buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan
berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.
e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status


nutrisi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan
pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

2.2.5 Karakteristik Status Nutrisi

Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass


Index (BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW). (Kozier et al.
2010).

a. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran


dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai
panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight)
dan obesitas.
Indeks Masa Tubuh = BB (kg)TB x TB (m)

Tabel : batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia


Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17
Kekurangan berat badan tingkat 17,0 - 18,5
sedang

Normal 18,5 – 25,0


Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 -

27,0
Kelebihan berat badan tinggakat berat >27,0

b. Ideal Body Weight (IBW)

Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan


perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter
dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu. Berat
badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100]
– [10% (Tinggi badan – 100)]

2.2.6 Masalah Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas


kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes
militus, hipertensi, jantung koroner, kanker dan anoreksia. a.
Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan .
Tanda Klinis klien yang kekurangan nutrisi adalah, berat badan
10-20% dibawah normal, tinggi badan dibawah ideal, lingkaran
kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar, adanya
kelemahan dan nyeri tekan pada otot, adanya penurunan albumin
serum dan adanya penurunan transferin.
Adapun kemungkinan penyebabnya adalah meningkatnya
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker, disfagia karena adanya kelainan
persarafan dan penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit croh atau
intoleransi laktosa.
b. Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami


seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat bdan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda Klinis klien yang kelebihan nutrisi adalah berat badan lebih
dari 10% berat ideal, obesitas (lebih dari 20% berat ideal),lipatan
kulit trisep lebiih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita,adanya jumlah asupan yang berlebihan dan aktivitas
menurun atau monoton.
Adapun kemungkinan penyebab kelebihan nutrisi adalah
perubahan pola makan dan penurunan fungsi pencernaan dan
penciuman.
c. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat bdan yang


mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya
adalah melebihin kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunan kalori. d. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kurang insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

2.3 Gangguan Kebutuhan Nutrisi

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah suatu komponen dari proses


keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan dari pasien meliputi pengumpulan data
tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh,
akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttaqin, 2009).
Pengkajian yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan format
pengkajian keperawatan medikal bedah. Pengkajian dilakukan
secara komprehensif pada Ny.R dengan diagnosa medis Kanker
lambung pada tanggal 2 Mei 2017 dengan metode autoanamnesa
dan alloanamnesa.
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi
dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian
fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.(
Hidayat, 2010).
a. Riwayat makanan

Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan


tentang pola makanan, tipe makanan yangg dihindari atau
diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan
untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang,
dan rencana makanan untuk masa selanjutnya. b.Kemampuan
makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan
makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan
makan sendiri tanpa bantuan orang lain. c.Pengetahuan tentang
nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi
adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai
kebutuhan nutrisi. Aspek tersebut adalah nafsu makan, jumlah
asupan tingkat aktivitas, pengonsumsian obat.
Penampilan fisik juga adalah aspek yang penting
dalam pengkajian nutrisi. Penampilan fisik dapat dilihat dari
hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek berikut:
rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan
tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia;
daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak
berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau
penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering,
pecah-pecah, ataupun mengalami pembengkakan; lidah
berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan
tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak,
tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus
rapat serta erat tidak tertarik kebawah sampai dibawah
permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan ttidak berwarna;
kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak
kemerahan, atau tidak terjadi pendarahan yang berlebihan;
kuku jari kuat dan berwarna merah muda. Kemudian ada
pengukuran Antropometrik
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat
badan dan lingkaran lengan. Tinggi badan anak dapat
digambarkan pada suatu kurva/gravik sehingga dapat
terlihat pola perkembangannya.(Hidayat, 2010).

2.3.2 Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang


respon individu, keluarga, komunitas, terhadap masalah
kesehatan yang aktual dan potensial, atau proses kehidupan
(Potter, 2005). Perumusan yang umum pada penderita
kanker lambung adalah gangguan nutrisi, gangguan
aktivitas, gangguan pola tidur, nyeri akut, gangguan
perawatan diri dan resiko cedera (Harrison, 1999).
Menentukan prioritas masalah bergantung pada urgensi dari
masalah, sifat dari pengobatan yang diberikan dan interaksi
diantara diagnosis keperawatan .
2.3.2 Masalah-masalah nutrisi:

Menurut Kozier et al. (2010) ada 3 masalah nutrisi, yaitu:

a.Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan

Tubuh

b.Ketidakseimbang Nutrisi: Lebih Dari Kebutuhan Tubuh

c. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih Dari


Kebutuhan Tubuh

2.3.4 Perencanaan (NIC, NOC 2013)

a.Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan


Tubuh
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

(Nic, Noc 2013).

Menurut Bulecheck et al.(2013) ada beberapa

batasan karateristik yang didapat melalui data subjektif


yaitu kram abdomen, nyeri abdomen, menghindari
makanan, berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan.
Batasan karateristik dari dari data objektif adalah adanya
kerapuan kapiler, mengalami diare, kehilangan rambut
berlebihan, bising usus hiperaktif, kurang makan, kekurang
informasi, kurang minat pada makanan, penurunan berat
badandengan asupan makanan adekuat, kesalahan konsepsi,
kesalahan informasi, terlihat mukosa pucat,
ketidakmampuan memakan makanan, tonus otot menurun,
mengeluh gangguan sensari rasa, merasa cepat kenyang
setelah makan, sariawan rongga mulut, kelemahan otot
pengunyah dan kelemahan otot untuk menelan.
Faktor –faktor yang mempengaruhi nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh adalah faktor biologis, faktor
ekonomi, ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien,
ketidakmampuan menelan makanan dan faktor psikologis.

Menurut Moorhead et al.(2013), tujuan dilakukan

asuhan keperawatan pada klien adalah untuk mencapai


tujuan seperti Nutritional status berhubungan dengan food
and fluid intake, nutrient intake berhubungan dengan
nutrient intake dan weight kontrol.
Adapun kriteria hasil yang harus dicapai setelah
dilakukannya tindakan keperawatan adalah adanya
peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat badan
ideal sesuai dengan tinggi badan, mampu, mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi tidak ada tanda tanda malnutris,
menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan,
tidak terjadi penurunan berart badan yang berarti (NIC,
2013).
Menurut Moorhead et al.(2013),untuk mencapai
tujuan dan kriteria hasil tersebut akan dilakukan intervensi
atau tindakan keperawatan yang sesuai dengan perencanaan.
Intervensi yang akan dilakukan untuk nutrition management
adalah kaji adanya alergi makanan, kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien, anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe, anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
vitamin C, berikan substansi gula, yakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi, berikan makanan yang terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi) ,ajarkan pasien bagaimana
cara membuat makanan harian, monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori, berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi, kaji kemampuan pasien untuk mrndapatkan nutrisi
yang dibutuhkan.

Intervensi yang akan dilakukan untuk nutrition


monitoring adalahBB pasien dalam batas normal, monitor
adanya penurunan berat badan,Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan, monitor interaksi anak atau
orang tua selama makan, monitor lingkungan selama makan,
jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan, monitor kulit kering dan peubahan pigmentasi,
monitor tugor kulit, monitor kekeringan, rambut kusam,
mudah patah, monitor mual dan muntah, monitor kadar
albumin, total protein, HB dan kadar HT, monitor
pertumbuhan dan perkembangan, monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva,monitor
kalori dan intake nutrisi, catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik, kapila lidah dan kavitas oral dan catat jika lidah

berwarna magenta, scarlet. (NIC, 2013)

b. Ketidakseimbang Nutrisi: Lebih Dari Kebutuhan Tubuh

Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah asupan


nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik (NIC, NOC
2103)

Menurut Bulecheck et al.(2013) ada beberapa

batasan karateristik yang didapat melalui data subjektif


yaitu, lapisan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan
25mm pada wanita, berat badan 20% diatas berat badan
normal dan kerangka ideal. Batasan karateristik dari data
objektif yaitu, konsentrasi asupan makanan dimalam hari,
pola makan disfungsional (mis: makan sambil melakukan
aktivitas), makan sebagai respon terhadap pengaruh
eksternal, seperti waktu siang atau situasi sosial, makan
sebagai respons terhadap pengaruh internal selain rasa lapar
(misalnya: ansietas [marah, depresi, bosan, stres dan
kesepian) dan tingkat aktivitas kurang gerak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi lebih dari


kebutuhan tubuh adalah ssupan yang berlebihan terhadap
kebutuhan metabolik, ketergantungan pada bahan kimia,
penurunan kebutuhan metabolik, peningkatan selera makan,
obat-obatan yang merangsang selera makan, obesitas pada
salah satu keluarga, penggantian pemanis untuk adiksi.

Menurut Moorhead et al.(2013), tujuan dilakukan


asuhan keperawatan pada klien adalah untuk mencapai
tujuan seperti Nutritional Status berhubungan dengan food
and fluid intake, Weight Reduction Assistance dan Weight
Management.
Adapun kriteria hasil yang harus dicapai setelah
dilakukannya tindakan keperawatan adalah klien mengerti
faktor yang meningkatkan berat badan, m engidentifikasi
tingkah laku dibawah kontrol klien, memodifikasi diet
dalam waktu yang lama untuk mengontrol klien, Penurunan
berat badan 1-2 pounds/mgg dan menggunakan energi untuk

aktivitas sehari-hari (NIC, 2013).

Menurut Moorhead et al.(2013),untuk mencapai


tujuan dan kriteria hasil tersebut akan dilakukan intervensi
atau tindakan keperawatan yang sesuai dengan perencanaan.
Intervensi yang akan dilakukan untuk Nutrition
Management adalah kaji adanya alergi makanan, anjurkan
pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin dan
vitamin, berikan substansi gula, yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk mencegah kontipasi, berikan
makanan yang terpilih ,ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian, berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi, kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

Intervensi yang akan dilakukan untukWeight


Reduction Assistance adalah Failitasi keinginan pasien
untuk menurunkan BB, perkirakan bersama pasien
mengenal penurunan BB, tentukan tujuan penurunan berat
badan, beri pujian atau reward saat pasien berhasil mencapai
tujuannya dan ajarkan pemilihan makanan. (NIC, 2013).

Intervensi yang akan dilakukan untuk Weight


Management yaitu Diskusikan bersama pasien mengenai
hubungan antara intake makanan, latihan, peningkatan BB
dan penurunan BB kemudian diskusikan bersama pasien
mengenai kondisi medis yang dapat mempengaruhi
BB,diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya
hidup dan factor herediter yang dapat mempengaruhi BB,
diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang
berhubungan dengan BB berlebihg dan penurunan BB,
dorong pasien untuk merubah dan perkirakan BB badan
ideal pasien (NIC, 2013).

c..Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih Dari Kebutuhan Tubuh


Risiko ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari
kebutuhan tubuh adalah beresiko untuk mengalami asupan
nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik (NIC, NOC
2013).
Menurut Bulecheck et al.(2013) ada beberapa
batasan karateristik yang didapat melalui data subjektif
yaitu, peningkatan selera makan, makan sebagai respon
terhadap pengaruh eksternal (misalnya :waktu siang atau
situasi sosial) dan makan sebagai respons terhadap pengaruh
internal selain rasa lapar.Batasan karateristik dari data
objektif yaitu, obesitas pada salah satu keluarga, konsentrasi
asupan makanan dimalam hari dan disfungsi pola makan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Risiko
Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih Dari Kebutuhan Tubuh
adalah ketergantungan zat kimia, penurunan metabolik
norma adat dan budaya, kurang pengetahuan dasar tentang
nutrisi dan kurang latihan fisik.

Menurut Moorhead et al.(2013), tujuan dilakukan

asuhan keperawatan pada klien adalah untuk mencapai


tujuan sepertiNutritional Status berhubungan dengan Food
and Fluid intake, nutrition management dan weight
management.
Adapun kriteria hasil yang harus dicapai setelah
dilakukannya tindakan keperawatan adalah pasien akan
mengetahui adanya faktor risiko ,turut serta dalam program
latihan fisik yang teratur, mempertahankan berat badan ideal
dan mengonsumsi diet seimbang.
Menurut Moorhead et al.(2013),untuk mencapai
tujuan dan kriteria hasil tersebut akan dilakukan intervensi
atau tindakan keperawatan yang sesuai dengan perencanaan.
Intervensi yang akan dilakukan untuk Monitor Nutrition
adalah timbang berat badan pasien, monitor perkembangan
dan pertumbuhan, lakukan pengukuran antropometrik pada
komposisi tubuh, identifikasi perubahan berat badan
terakhir dan monitor tipe dan banyaknya latihan yang biasa
dilakukan.

Intervensi yang akan dilakukan untuk management


nutrisi adalah tentukan status gizi pasien dan kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, tentukan apa yang
menjadi preferensi makana bagi pasien, tentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi.

Intervensi untuk Weight Management adalah diskusikan bersama pasien mengenai


hubungan antara intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan BB,
diskusikan bersama pasien mengenai kondisi medis yang dapat mempengarugi BB,
diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter
yang dapat mempengaruhgi BB, diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang
berhubungan dengan BB berlebihg dan penurunan BB dan perkirakan BB badan
ideal pasien.

Anda mungkin juga menyukai