Anda di halaman 1dari 10

Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak D dengan Gout (asam urat) khususnya pada

Ibu S di Jalan Gunung Batukaru, Banjar Tegal Kawan

A. Pengakajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Maret 2011, Asuhan keperawatan keluarga
Bapak D dengan gout (asam urat) khususnya pada Ibu S di Jalan Gunung Batukaru,
Banjar Tegal Kawan
I. Data Umum
a. Identitas keluarga :
1. Nama kepala keluarga : Bpk D
2. Umur : 74 tahun
3. Pekerjaan : PNS
4. Pendidikan : SMA
5. Alamat : Jalan Gunung Batukaru, Banjar Tegal Kawan

b. Komposisi anggota keluarga


NAMA UMUR SEX HUB Dg PENDIDIKAN KET
KK
Ibu S 64 th P istri SD Sakit
Anak M 40 th L anak Sarjana Sehat
Menantu K 37 th P menantu Sarjana sehat
Cucu T 11 th L Cucu 1 SMP Sehat
Cucu W 9 th P Cucu 2 SD Sehat
Cucu G 1 th 8 bln L Cucu 3 - sehat
c. Genogram (terlampir )
d. Tipe keluarga:
Tipe keluarga Bapak D adalah keluarga pasangan usia pertengahan atau lansia,
suami tidak bekerja (pensiun), istri tinggal di rumah menjaga warung, anak sudah
kawin dan bekerja.
e. Suku bangsa:
Kelurga Bapak D merupakan keluarga suku Bali, bahasa yang digunakan sehari-
hari Bahasa Bali
f. Agama:
Keluarga Bapak D beragama Hindu dan seluruh anggota keluarga melakukan
persembahyangan pada hari-hari tertentu.
g. Status sosial ekonomi keluarga:
Penghasilan keluarga Bapak D diperoleh dari uang pensiun. Penghasilan rata-rata
Rp 580.000,-
Sebagian ditabung dan untuk kehidupan sehari-hari. Barang yang dimiliki keluarga
di rumah seperti kompor gas, kipas angin, TV 21 inchi, seterika, stereo.
h. Aktivitas rekreasi keluarga:
Keluarga jarang berkumpul bersama, karena anak mereka sibuk dengan keluarga
barunya dan pekerjaannya, sehingga mereka jarang berkomunikasi bersama.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tahap perkembangan keluarga Bapak D saat ini termasuk keluarga dengan orang tua
dalam masa pensiun dan lansia. Tugas perkembangan keluarga dengan orang tua dalam
masa pensiun dan lansia seperti:
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan , dimana Bapak D selalu
menjaga hubungan baik dengan keluarganya, namun masih sering terjadi konflik
dengan menantunya, anak K karena kurang mengerti kegiatan tradisi keluarga dan
tidak sependapat dengan Bapak D
b. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi , dimana Bapak D selalu berusaha
menjaga hubungan baik keluarga antar generasi seperti dengan anak dan cucunya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tugas perkembangan keluarga lansia yang tidak terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti
Bapak D dan Ibu S menikah sudah 39 tahun yang lalu, perkawinannya direstui oleh
kedua orang tua masing-masing. Ibu S merupakan pilihan sendiri dan tidak
dijodohkan. Sebelum menikah Ibu S sudah hamil. Penyakit yang diderita oleh orang
tua dan saudara ibu S kebanyakan asam urat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua pihak Bapak D dan Ibu S tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai,
tidak pemabuk dan tidak penjudi. Orang tua Bapak D meninggal karena sakit tua
(sudah umur), sedangkan kedua orang tua dan saudara-saudara Ibu S meninggal
karena asam urat.

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah yang dihuni Bapak D merupakan rumah pribadi, luasnya 3 are terdiri dari
ruang tamu yang berfungsi sebagai acara keluarga untuk berkumpul, 5 kamar tidur, 1
dapur,sumur, kamar mandi dan WC. Jarak dengan sepric tank lebih dari 15 meter,
kondisi WC bersih dengan model leher angsa. Lantai terbuat dari keramik, rumah
permanen, sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, pintu belakang, jendela depan,
jendela belakang. Keluarga mempunyai halaman rumah, sampah keluarga diletakkan
di tempat sampah depan rumah. Kebersihan rumah cukup, air minum sehari-hari
diperoleh dai air sumur dengan kondisi air bersih yang biasa digunakan keluarga
untuk mandi dan mencuci semua perabot keluarga. Kondisi got lancar, tidak berbau
dan terbuka.
Denah rumah (terlampir)
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Bapak D tinggal di lingkungan yang mayoritas penduduknya besuku Bali,
rata-rata pedagang. Saudara kandung Ibu S tinggal di rumah yang berbeda tetapi
masih dalam lingkungan Banjar Tegal Kawan. Lingkungan tetangga cukup akrab dan
saling menolong bila ada kesusahan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarrga Bapak D sudah lama tinggal di rumah ini ( dari lahir sampai sekarang).
Ruamh Bapak D berada 300 meter dari jalan raya, jenis kendaraan yang dipakai
biasanya sepeda motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Bapak D tidak mengikuti perkumpulan apapun di rumah, karena Bapak S sudah tua,
begitu juga dengan Ibu S. Anak M aktif mengikuti perkumpulan. Setiap seminggu
sekali, anak M mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan oleh warga
setempat, dan setiap 6 bulan sekali mengikuti rapat di Banjar Dukuh Anyar. Menantu
K juga aktif mengikuti perkumpulan seperti rapat PKK.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga bapak D bila ada masalah keluarga termasuk masalah keuangan( jika
tabungannya tidak mencukupi), biasanya dibantu oleh keluarga lain, saudara-
saudaranya yang tinggal berdekatan dengan rumah Bapak D dengan meminjam uang
untuk keperluan acara keluarga seperti odalan, otonan besar, dan lainnya.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola komunikasi keluarga
Interaksi dalam keluarga biasnay dilakukan pada malam hari, setelah anak dan
menantu mereka pulang dari bekerja. Pola komunikasi keluarga biasanya tertutup
antara orang tua dan anak. Apabila ada masalah keuangan biasanya Bapak D selalu
mendiskusikan dengan saudaranya yang tinggal berdekatan dengan ruamahnya.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Bapak D saling mendukung satu sama lainnya, respo keluarga bila aa
anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama. Bila
ada anggota keluarga yang sakit, diusahakan untuk berobat dan mendapatkan
perawatan semampu keluarga sampai membaik.
3. Struktur peran
Bapak D sebagai kepala keluarga yang sudah pensiun 7 tahunyang lalu, Bapak D
mendapat uang setiap bulan dari hasil pensiunanya. Ibu S sebagai pedagang, pengatur
rumah tangga. Anak M sebagai anak yang sudah menikah dan bekerja di bagian
travel, tampak pendiam, tidak pernah melakukan kegiatan yang merugikan keluarga
dan orang lain, berperan membantu pekerjaan orang tua sebagai kepala keluarga dan
mencari nafkah. Menantu K sebagai menantu pertama dari Bapak D dan istri dari
anak M sebagai ibu rumah tangga sejak kelahiran anak pertamanya, berperan
membantu kegiatan sehari-hari keluarga seperti menyettrika pakaian, menyapu,
mencuci pakaian, dan ikut serta dalam Banjar seperti kematian, PKK, dan lainnya.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarganya seperti
melakukan persembahyangan setiap hari di tempat suci. Keluarga juga membiasakan
anggota keluarga untuk menyikat gigi dan mencuci kaki sebelum tidur.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota keluarga yang berhasil dan
keluarga sangat sedih bila ada anggota keluarga yang meninggal, sakit, atau
kehilangan. Keluarga selalu memberi dukungan dan motivasi terhadap kegiatan
yang bermanfaat, misalnya mengikuti perlombaan pentas kesenian dan lainnya.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bapak D membiasakan keluarganya untuk selalu bersosialisasi dengan
tetangga sekitar. Ibu S yang berprofesi sebagai pedagang selalu berinteraksi
dengan masyarakat sekitar. Begitu juga dengan anggota keluarga lain yang secara
aktif ikut dalam kegiatan banjar seperti PKK, kematian dll. Keluarga Bapak D
tidak membatasi dalam pergaulan , namun harus tetap bertanggung jawab.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bapak D mengatakan Ibu S mengalami nyeri pada lutut dan pinggang sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu, setelah diperiksakan ke dokter ibu S ternyata
mengalami penyakit asam uram (gout). Nyeri biasanya timbul jika cuaca dingin
dan jika Ibu S mengkonsumsi kacang-kacangan. Jika nyeri berlangsung lama Ibu
S biasa mengkonsumsi obat yang didapat dari berobat di Dokter, namun jika nyeri
ringan Ibu S hanya menahan sakitnya dan banyak minum air putih.
Bapak D mengatakan selalu menjaga kesehatannya dengan berolahraga dan selalu
makan dengan teratur. Apabila Bapak D mengalami keluhan , ia akan segera
berobat ke dokter paraktek terdekat, begitu juga dengan anggota keluarga yang
lainnya.
Menurut Bapak D, anggota keluarga Bpak D jarang tidur siang, tidur malam rata-
rata jam 22.00 WITA sampai jam 05.30 WITA. Terkadang anggota keluarga
Bapak D melakukan olahraga 1 kali seminggu. Kebiasaan makan keluarga sehari-
hari, nasi, lauk pauk, protein hewani, sayur dan terkadang makan buah-buahan.
Tidak ada masalah yang dipikirkan baik mengenai biaya kehidupan sehari-hari
maupun pembayaran tagihan seperti listrik, air, dan lainnya.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
Stressor jangka pendek yang dirasakan bapak D bersumber pada masalah biaya
upacara keagamaan seperti piodalan di pura. Tetapi kondisi ini tidak sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari keluarga. Sedangkan stressor jangka panjang
yang dialami Bapak D adalah hubungan komunikasi yang kurang baik dengan
menantu K, semua masalah keluarga ditanggung oleh semua anggota keluarga.
2. Respon terhadap stressor
Upaya Bapak D dalam mengatasi stress biasanya dengan cara menceritakan
masalahnya kepada saudara terdekatnya dan memperbanyak berdoa. Hasil yang
diperoleh Bapak D merasa sedikit terobati setelah berdoa dan sembahyang.
3. Strategi koping yang digunakan
Jika tidak menemukan jalan keluar biasanya keluarga berkomunikasi dengan
saudara-saudaranya untuk mengurangi beban yang dideritanya. Biasanya keluarga
merasa nyaman setelah berkomunikasi dan mendapat nasehat atau solusi dari
saudara-saudaranya.
4. Strategi adaptasi dan disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga dalam mengatasi
masalah maladaptif.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Hasil pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 16 Maret 2011 :
Aspek Bapak Ibu S Anak M Menantu Cucu T Cucu W Cucu
D K G

Tensi 130/70 120/80 120/80 120/70 Tidak Tidak Tidak


(mmh diukur diukur diukur
g)
TB 168cm 154cm 170cm, 160cm, 110cm, 98cm, 70cm,
dan , 65kg , 64kg 66kg 62kg 35 kg 30kg 20kg
BB
Suhu 36,7 36,5 36 36,2 36,4 36,6 36,5
(ºC)
Nadi 78 74 80 80 94 98 100
(x/mn
t)
Ramb Norma Norma Normal, Normal, Normal, Normal, Normal,
ut l, l, warna warna warna warna kepala
Kepal Warna warna rambut rambut rambut rambut besih,
a rambut rambut hitam, hitam, hitam, hitam, tidak ada
putih, hitam, lurus lurus lurus lurus rambut(b
lurus, kebersi otak)
bersih han
cukup
Mata, Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Telin ditemu ditemu ditemuka ditemuka ditemuka ditemuka ditemuka
ga, kan kan nganggua nganggua nganggua nganggua nganggua
Mulut gangg gangg n pada n pada n pada n pada n pada
, uan uan mata, mata, mata, mata, mata,
Hidun pada pada telinga, telinga, telinga, telinga, telinga,
g, mata,te mata,te mulut, mulut, mulut, mulut, mulut,
Tengg linga, linga, gigi gigi gigi gigi gigi
oroka mulut mulut bersih, bersih, bersih, bersih, bersih,
n bersh, bersh, hidung hidung hidung hidung hidung
gigi gigi dan dan dan dan dan
atas atas tenggoro tenggoro tenggoro tenggoro tenggoro
tangga tangga kan kan kan kan kan
l, l, normal normal normal normal normal
hidung hidung
dan dan
tenggo tenggo
rokan rokan
normal normal
Leher Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
ada ada ada kaku ada kaku ada kaku ada kaku ada kaku
kaku kaku leher, leher, leher, leher, leher,
leher, leher, pembesar pembesar pembesar pembesar pembesar
pembe pembe an an an an an
saran saran kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
kelenja kelenja tidak ada. tidak ada. tidak ada. tidak ada. tidak ada.
r tidak r tidak
ada. ada.
Thora Simetr Simetr Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
x is, is, bunyi bunyi bunyi bunyi bunyi
bunyi bunyi jantung jantung jantung jantung jantung
jantun jantun normal, normal, normal, normal, normal,
g g tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
normal normal kelainan, kelainan, kelainan, kelainan, kelainan,
, tidak , tidak suara suara suara suara suara
ada ada nafas nafas nafas nafas nafas
kelaina kelaina vesiculer vesiculer vesiculer vesiculer vesiculer
n, n,
suara suara
nafas nafas
vesicul vesicul
er er
Abdo Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
men ada ada ada ada ada ada ada
pembe pembe pembeng pembeng pembeng pembeng pembeng
ngkaka ngkaka kakan kakan kakan kakan kakan
n n hepar, hepar, hepar, hepar, hepar,
hepar, hepar, ginjal, ginjal, ginjal, ginjal, ginjal,
ginjal, ginjal, limpa, limpa, limpa, limpa, limpa,
limpa, limpa, tidak tidak tidak tidak tidak
tidak tidak teraba teraba teraba teraba teraba
teraba teraba benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
benjol benjol bising bising bising bising bising
an, an, usus usus usus usus usus
bising bising positif, positif, positif, positif, positif,
usus usus tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
positif, positif, nyeri nyeri nyeri nyeri nyeri
tidak tidak tekan tekan tekan tekan tekan
ada ada
nyeri nyeri
tekan tekan
Ekstre Tidak Perger Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
mtas ada akan ada ada ada ada ada
Atas kelaina sedikit kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan
dan n kaku, pergerak pergerak pergerak pergerak pergerak
Bawa perger menge an, an, an, an, an,
h, akan, luh kekauan kekauan kekauan kekauan kekauan
Perse kekaua nyeri sendi, sendi, sendi, sendi, sendi,
ndian n pada kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan
sendi, lutut otot 5, otot 5, otot 5, otot 5, otot 5,
kekuat bagian ROM ROM ROM ROM ROM
an otot kanan, aktif aktif aktif aktif aktif
5, skala
ROM nyeri 4
aktif (1-10)
kekuat
an otot
3,
ROM
aktif
Siste Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
m diperik diperik diperiksa diperiksa diperiksa diperiksa diperiksa
Genet sa sa
alia
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik diatas dapat disimpulkan adanya nyeri pada lutut
bagian kanan dengan skala nyeri 4 dari skala 1-10
VIII. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang
terjadi pada ibu S dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan pada
ibu S.

Anda mungkin juga menyukai