Anda di halaman 1dari 6

PENGAWASAN SARANA AIR BERSIH (SAB)

Oleh :
KELOMPOK 1

Kadek Manik Sumadi Anthara 1470121064


I Gusti Agung Ayu Novi Wiraningrat 1470121038
Gede Angga Janardana 1470121011
Gusti Ayu Made Sardina Adelia Purwanti 1470121076
I Made Bagus Surya Maha Priandana Sari 1470121055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 2/3 luas wilayahnya
merupakan wilayah perairan. Namun, letak ini diikuti dengan tingginya angka
morbiditas dengan air sebagai faktor risikonya, salah satunya adalah diare.
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan
penyakit potensi KLB yang sering disertai dengan kematian. Diare merupakan
penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses dan
frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih
berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang
air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Tingginya angka diare disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah keberadaan sarana air bersih yang kurang memadai seperti pengolahan
yang kurang tepat, kandungan air yang sudah terkontaminasi, dan pengaturan
jarak antara sumber air dan sumber pembuangan yang terlalu dekat.
Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan
penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%. Frekuensi KLB
berdasarkan provinsi di Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa Bali
masuk dalam peringkat 6 dengan angka kejadian 84 kasus. Angka kejadian
diare di Bali adalah 69.817 kasus dengan Kota Denpasar sebagai kabupaten
dengan kasus tertinggi sejumlah 12.674 kasus.
Maka dari itu puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan
di Indonesia sebaiknya mampu melakukan upaya promotif dan preventif
melalui upaya promosi kesehatan untuk menurunkan angka diare di kota
Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
pengawasan sarana air bersih?
2. Bagaimana strategi dalam melakukan pengawasan terhadap sarana
air bersih?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperbaiki pengelolaan sarana air bersih di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan
sarana air bersih yang baik dan benar.
- Memberdayakan serta mengembangkan kemampuan masyarakat
dalam pengelolaan sarana air bersih.

1.4 Sasaran, Waktu, Dan Tempat


1. Sasaran
Masyarakat yang menjadi sasaran dalam melakukan promosi kesehatan
berupa pengawasan sarana air bersih ini adalah masyarakat yang tinggal di
kawasan kota Denpasar dengan kelompok umur ditargetkan adalah kepala
keluarga.
2. Waktu
Waktu pelaksanaan promosi kesehatan pengawasan sarana air bersih
adalah hari Minggu, 7 Oktober 2017.
3. Tempat
Kegiatan promosi kesehatan mengenai pengawasan sarana air bersih akan
dilaksanakan pada balai banjar Wangaya Kaja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Kegiatan


Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan promosi kesehatan
mengenai sarana air bersih (SAB) adalah sebagai berikut:
1. Simakrama/diskusi
2. Memperlihatkan video dan demo tentang proses penyaringan air,
jenis air, macam-macam tempat penampungan air.
3. Follow up oleh kader
4. Pretest dan posttest
5. Monitoring dan Evaluasi

2.2 Rencana Pelaksanaan


1. Persiapan
- Melakukan analisis masalah
- Mencari akar penyebab masalah
- Menetapkan cara pemecahan masalah
- Menyiapkan SDM dan mitra untuk pelaksanaan kegiatan
- Berdiskusi dengan tokoh masyarakat setempat
- Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
- Membuat pre test dan post test
2. Teknis Pelaksanaan
- Melakukan pre test
- Melakukan promosi kesehatan
- Melakukan pemutaran video
- Melakukan demo oleh pemateri
- Melakukan demo secara langsung
- Melakukan post test
3. Rencana Evaluasi
a. Cara Evaluasi : Post test dan follow up oleh kader.
b. Output : Peningkatan pengetahuan yang dilihat dari hasil post test.
c. Outcome : Masyarakat memiliki sarana air bersih yang memadai.
BAB III
KESIMPULAN

Tingginya angka diare disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
keberadaan sarana air bersih yang kurang memadai seperti pengolahan yang
kurang tepat, kandungan air yang sudah terkontaminasi, dan pengaturan jarak
antara sumber air dan sumber pembuangan yang terlalu dekat. Maka dari itu, kami
akan mengadakan sebuah promosi kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan
angka diare dan memperbaiki pengelolaan sarana air bersih di masyarakat.
Kegiatan promosi kesehatan ini akan dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Oktober
2017 dan bertempat di balai banjar Wangaya Kaja.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2014.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia, Triwulan II, 2011.
Linsley, R.K. dan J. Franzini, 1991. Teknik Sumber Daya Air. Penerjemah Djoko
Sasongko. Erlangga, Jakarta.
Situmorang, M. 2007. Kimia Lingkungan, cetakan I, Medan: Fakultas MIPA
UNIMED. Hal: 45,115

Anda mungkin juga menyukai