Oleh :
ELVIRA KESUMA
1408260001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil
karya saya sendiri, dan semua sumber, baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.
(ELVIRA KESUMA)
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
Ditetapkan di : Medan
Tanggal : 07 Februari 2018
(ELVIRA KESUMA)
Dibuat di : Medan
Pada tanggal : 07 Februari 2018
Yang menyatakan
(ELVIRA KESUMA)
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................v
ABSTRAK .........................................................................................................vi
ABSTRACT .......................................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv
& Ketulian
KHz = KiloHertz
Hz = Hertz
dB = deciBel
2.1 Atas: Potongan melintang koklea. Bawah: Struktur organ Corti ............... 7
2.2 Permukaan organ Corti normal .................................................................. 7
2.3 Skema sistem pendengaran ........................................................................ 8
2.4 Atas: Perubahan stereocilia pada organ Corti setelah 30 menit terpapar
120 dB. Bawah: Perubahan stereocilia pada organ Corti setelah 8 hari
terpapar 120 dB ........................................................................................... 10
2.5 GPAB pada audiometri .............................................................................. 13
2.6 Uji Rinne .................................................................................................... 14
2.7 Uji Weber ................................................................................................... 15
2.8 Audiometri ................................................................................................. 18
2.9 Kerangka teori ............................................................................................ 19
2.10 Kerangka konsep ........................................................................................ 20
3.1 Alur penelitian ............................................................................................ 32
Kebisingan merupakan bahaya yang biasa terjadi di tempat kerja. Hampir 600
juta pekerja di dunia terus-menerus terpapar kebisingan tempat kerja dan memiliki
efek buruk pada berbagai sistem tubuh. Salah satu nya adalah sistem pendengaran
pendengaran menjadi salah satu perhatian utama dokter umum dan dokter
spesialis.1
sekitar 278 juta mengalami gangguan pendengaran pada tahun 2005.2 Dimana 75
sampai 140 juta nya adalah penduduk Asia Tenggara. Indonesia berada urutan
keempat di Asia Tenggara. Tiga negara lainnya adalah Sri Lanka, Myanmar, dan
Oktober 1997 dan dihadiri oleh 30 orang dari 13 negara termasuk Indonesia.4
Pendengaran (HKTP) yang diperingati pertama kali pada tahun 2010 dengan tema
ketulian yaitu sebesar 0,4% dan gangguan pendengaran yaitu sebesar 16,8%
disebabkan oleh infeksi telinga tengah, presbiakusis, tuli akibat obat ototoksik,
akibat bising. Dan program komda Sumatera Utara yaitu ―Medan, Bebas Tuli‖.5
akibat kerja dan biasanya terjadi pada sekitar 10 tahun setelah terpapar
peningkatan ambang dengar, pada frekuensi tinggi yaitu frekuensi 3, 4, atau 6 kHz
tengah yaitu: sel sensorik, ujung saraf, pembuluh darah terhadap perubahan fungsi
pada usia ≥18 tahun. Kesulitan mengikuti percakapan di tempat dengan latar
belakang bising adalah khas untuk gangguan pendengaran akibat bising. Dan
bengkel mesin pabrik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
akibat bising
akibat bising
1. Pengetahuan
2. Pelayanan kesehatan
3. Responden
4. Peneliti
1.5 Hipotesis
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
umum yang terjadi terutama di tempat kerja. Karena biasanya waktu kerja diatas 8
jam dalam satu hari dengan intensitas bising <80 dB (risiko rendah), 85-90 dB
orang dewasa mencapai 16% di dunia. Data dari Occupational Health and Safety
Administration setiap tahunnya ada sekitar 30 juta orang di Amerika Serikat yang
sangat tinggi. Pada tahun 2005 terdapat 250 juta (4.2%) penduduk dunia yang
terdapat di Asia Tenggara yang mempunyai prevalensi ketulian cukup tinggi yaitu
Labirin terletak di medial telinga tengah yang terdiri dari tulang-tulang labirin
yang berisi cairan perilimfe, yang terdapat labirin membran di bagian dalamnya.12
Koklea (Gambar 2.1) berbentuk spiral seperti rumah siput yang bermuara ke
anterior vestibulum. Terdiri dari satu pilar sentral yaitu modiolus koklea yang
Pada organ Corti (Gambar 2.2) terdapat sel-sel rambut dalam dan luar yang di
rambut luar dan 3.500 sel-sel rambut dalam. Inti stereosilia yang terdiri dari
filamen aktin yang dilapisi oleh isoform miosin. Menuju kinosilium berbentuk
tonjolan besar dan ujung tumpul, stereosilia semakin tegak lurus dan memiliki
Gambar 2.1 Atas: Potongan melintang koklea. Bawah: Struktur organ Corti.13
digunakan oleh sistem saraf. Pengolahan gelombang suara dari telinga luar hingga
pusat pendengaran yang berada di otak, dijelaskan dengan skema (Gambar 2.3).15
Awalnya energi bunyi ditangkap oleh daun telinga berupa gelombang yang
Berikut kekuatan relatif suara umum yang biasa didengar disajikan pada tabel 2.1.
Paparan berlebihan terhadap suara bisa menjadi penyebab paling umum dari
yang terlalu lama lebih dari 8 jam dengan intensitas lebih dari 85 dB berpotensi
berbahaya (Tabel 2.2). Suara yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada
telinga bagian dalam. Pada sel-sel rambut menjadi lelah atau stres metabolik dan
terjadi pemulihan.14
menjadi kurang sempurna dan berakibat permanen. Awalnya yang tidak kembali
pulih secara sempurna adalah sel-sel rambut luar di bagian basal dari koklea, di
daerah yang merespon 4 kHz dan daerah sekitarnya antara 3 sampai 6 kHz. Ini
Kebisingan secara khas merusak sel-sel rambut luar di bagian basal. Dengan
hilangnya stereosilia, sel-sel rambut yang mati akan digantikan oleh jaringan
parut. Dengan semakin luasnya kerusakan pada sel-sel rambut, dapat timbul
degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus pendengaran pada
batang otak.18 Jika suara terlalu kuat dapat terjadi kerusakan fisik pada koklea dan
struktur sekitar seperti stria vaskularis dan sel pendukungnya. Stereosilia pada sel
kebisingan mungkin terjadi cukup awal pada pemeriksaan audiometri yang dapat
terlihat dalam waktu enam bulan atau satu tahun masa kerja. Kerugian yang
terbesar terjadi dalam sepuluh tahun pertama dan melambat di tahun berikutnya.14
Gambar 2.4 Atas: Perubahan stereocilia pada organ corti setelah 30 menit terpapar 120
dB. Bawah: Perubahan stereocilia pada organ corti setelah delapan hari terpapar 120
dB.14
1. Intensitas bising
jam pada kondisi tenang. Jika terus-menerus terpapar maka akan menjadi
2. Usia
tersebut.19
3. Lama paparan
atau penyakit akibat kerja adalah tidak melebihi 8 jam perhari atau 40 jam
perminggu.21
4. Masa kerja
dan proses yang cepat pada 10 tahun pertama dan melambat di tahun
APT bisa berupa earplug atau earmuff yang berguna untuk mengendalikan
6. Kebiasaan merokok
7. Hipertensi
uji penala menunjukan hasil Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga yang lebih
2.7.1.1 Otoskopi
Lihatlah keadaan telinga luar pasien, tarik sedikit telinga untuk melihat liang
telinga dan membran timpani. Gunakanlah otoskop untuk melihat lebih jelas,
pegang otoskop dengan tangan kanan untuk memeriksa telinga kanan dan
sebaliknya pada telinga kiri. Dengan jari kelingking pemeriksa menempel pada
pipi pasien sesuai dengan tangan yang memegang otoskop. Liang telinga harus
a. Uji Rinne
kemudian ditekan pada tulang mastoid dibelakang telinga pasien sampai tidak
terdengar. Positif jika tes lebih lama terdengar pada hantar udara di meatus
b. Uji Weber
Kaki garpu tala yang bergetar diletakkan di dahi pasien dan di tanya telinga
mana yang lebih terdengar. Tes sangat berguna untuk pendengaran yang berbeda
pada telinga yang lebih baik, sebaliknya pada gangguan pendengaran konduktif
campuran maka uji garputala ini tidak bisa dipastikan.26 Uji Weber diperlihatkan
c. Uji Schwabach
Kaki garpu tala yang bergetar diletakkan pada prosesus mastoideus pasien
sampai pasien tidak mendengar lagi, lalu diletakkan pada prosessus mastoideus
pemeriksa yang memiliki telinga normal. Jika pemeriksa masih dapat mendengar
maka ulangi dari telinga pemeriksa ke telinga pasien. Jika pasien masih dapat
nada dasar wicara untuk menentukan apakah tingkat pendengaran pasien dalam
Survei pada remaja dan dewasa muda dari hasil audiometri mengungkapkan
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik maka prosedur yang perlu
berasal dari sekitarnya maka tempat yang terbaik adalah ruangan kedap
suara akan tetapi bila tidak ada maka tes dilakukan di ruangan
tersembunyi.
3. Instruksi kepada penderita harus jelas misalnya ―anda akan diperiksa dan
lemah melalui earphone. Bila mendengar bunyi itu, tekan tombol dan
kanan dan kalau didengar pada telinga kiri maka acungkan tangan kiri‖.
5. Telinga yang diperiksa terlebih dahulu harus yang berfungsi lebih baik.
Bila oleh penderita mengatkan kedua telinga sama tulinya, maka yang
6. Penyajian nada tes tidak boleh dengan irama yang konstan dan lamanya
interval antara dua bunyi harus selalu diubah-ubah. Tidak boleh memutar
lebih tinggi 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 6000 Hz, dan 8000 Hz.
berikut:28
1. Putar tombol (dial) pada kedudukan 0 dB dan sajikan bunyi selama 1-2
inilah nilai ambang frekuensi tersebut. Untuk telinga kanan diberikan kode
memerlukan alat bantu dengar. Jika terlalu parah dengan alat bantu dengar tidak
membaca bibir, mimik atau gerakan badan. Untuk pasien yang mengalami tuli
Kebiasaan 1 batang
Kerusakan yang terjadi
merokok sehari dalam
pada streosilia
1 tahun
Terjadinya hipoksia
jaringan pada sistem
Hipertensi >140/90
pendengaran karena
mmHg
kurangnya aliran darah
dikapiler
Gambar 2.9 Kerangka teori
BAB 3
METODE PENELITIAN
secara cross-sectional, yaitu hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel
3.4.1 Populasi
Populasi untuk penelitian ini adalah pekerja bengkel mesin pabrik Universal
3.4.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pekerja bengkel mesin pabrik Universal
teknik total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam
kriteria eklusi.
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria ekslusi
a. Alat
1) Otoskop
b. Cara kerja
telinga kiri.
pemeriksaan selanjutnya.
a. Alat
1) Garpu tala
b. Cara Kerja
1) Tes Penala
a. Tes Rinne
b. Tes Weber
dagu).
3) Bila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga
c. Tes Schwabach
memendek.
pasien.
memanjang.
dengan pemeriksa.
a. Alat
1) Audiometri
b. Cara Kerja
berasal dari sekitarnya maka tempat yang terbaik adalah ruangan kedap
suara akan tetapi bila tidak ada maka tes dilakukan di ruangan
tersembunyi.
3) Instruksi kepada penderita harus jelas misalnya ―anda akan diperiksa dan
lemah melalui earphone. Bila mendengar bunyi itu, tekan tombol dan
kanan dan kalau didengar pada telinga kiri maka acungkan tangan kiri‖.
5) Telinga yang diperiksa terlebih dahulu harus yang berfungsi lebih baik.
Bila oleh penderita mengatkan kedua telinga sama tulinya, maka yang
6) Penyajian nada tes tidak boleh dengan irama yang konstan dan lamanya
interval antara dua bunyi harus selalu diubah-ubah. Tidak boleh memutar
lebih tinggi 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 6000 Hz, dan 8000 Hz.
berikut28:
1) Putar tombol (dial) pada kedudukan 0 dB dan sajikan bunyi selama 1-2
inilah nilai ambang frekuensi tersebut. Untuk telinga kanan diberikan kode
a. Alat
1) Sfigmomanometer
2) Stetoskop
b. Cara Kerja
pasien.
3) Ikatkan manset pada lengan atas atau 2 cm diatas arteri brakial pasien
bunyi pertama yang disebut tekanan sistolik pasien, dan bunyi yang
a. Alat
b. Cara kerja
2) Pilih selektor pada posisi fast untuk jenis kebisingan continue atau
yang terputus-putus.
a. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran umum terhadap data hasil
b. Analisis Bivariat
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tanggal 15 Oktober 2017 serta pemeriksaan tekanan darah kedua dan ketiga pada
yang terdiri dari sampel dengan gangguan pendengaran yaitu sebanyak 18 sampel
Total 30 100
Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa karakteristik sampel dari pekerja mesin
pabrik Universal Steel. Dimana sampel dibagi menjadi 3 bagian tempat yaitu
sampel (33.3%). Intensitas bising pada ruangan screw press dan digester adalah
>85 dB, sedangkan pada ruangan shredder memiliki intensitas bising ≤85 dB.
Tidak 12 40
Total 30 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa pekerja yang menderita
≤85 10 33.3
Total 30 100
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa pekerja yang terpajan intensitas bising
15-40 16 53.3
Total 30 100
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa pekerja yang berusia 15-40 tahun
≤40 0 0
Total 30 100
Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa pekerja yang terpapar bising >40
≤10 10 33.3
Total 30 100
Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa pekerja yang bekerja >10 tahun adalah
Tidak 25 83.3
Total 30 100
Tidak 9 30
Total 30 100
Tidak 24 80
Total 30 100
Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa pekerja yang tidak memiliki hipertensi
n % n % n %
terjadinya GPAB.
≤40 0 0 0 0 0 0 0
Tabel 4.12 menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara lama paparan
Tabel 4.13 menunjukkan hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan
terjadinya GPAB.
Ya 2 11.1 3 25 5 16.7
Ya 16 44.4 5 75 21 70
n % n % n %
Ya 4 22.2 2 16.7 6 20
terjadinya GPAB.
4.2 Pembahasan
akibat bising
pada pekerja mesin pabrik Universal Steel. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nina P. Lumonang, Maya Moningka dan Vennetia R. Danes pada
bising ialah 85 dB selama 8 jam per hari. Jika melebihi angka tersebut akan
ini, dimana seluruh sampel bekerja 8 jam per hari nya dengan intensitas bising
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
usia dengan terjadinya gangguan pendengaran akibat bising pada pekerja mesin
pabrik Universal Steel. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jumali, Sumadi, Andriani, dkk pada tahun 2013 terhadap 66 operator mesin kapal
feri. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia
sensorineural sering terjadi pada usia produktif yaitu dibawah 65 tahun dimana
kasus tersebut murni dikarenakan paparan bising saat bekerja.20 Sedangkan pada
penelitian ini usia produktif dibagi menjadi dua kelompok yaitu usia muda dan
usia, dan didapatkan hasil yang bermakna dengan kelompok usia tua.
akibat bising
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yesti Mulia Eryani pada tahun 2016
terhadap 62 orang pada karyawan PT. Bukit Asam (PERSERO) TBK Bandar
0.004).31
Menurut literatur, nilai ambang batas yang dapat diterima pekerja dengan
rata-rata 85 dB per harinya ialah tidak melebihi 8 jam per hari atau 40 jam per
penelitian ini, didapatkan hasil yang tidak berhubungan (nilai p = 0). Yaitu
akibat bising
antara masa kerja dengan terjadinya gangguan pendengaran akibat bising pada
pekerja mesin pabrik Universal Steel. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Marlina, Suwondo, dan Jayanti pada tahun 2016 pada 66 pekerja
pendengaran.14 Sesuai dengan penelitian ini, dimana sampel yang bekerja lebih
akibat bising
dan I W Redi Aryanta pada 44 sampel yang bekerja di Apron Bandara Ngurah Rai
= 0.001).33
mungkin dikarenakan pemakaian yang tidak rutin dan menggunakan kapas yang
jarang diganti.
pada pekerja mesin pabrik Universal Steel. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
0.011).34
Menurut literatur, rusak nya silia pada koklea disebabkan oleh terpajan nya
setiap hari dengan durasi 1 tahun.24 Sesuai dengan penelitian ini dimana sampel
yang memiliki kebiasaan merokok minimal 1 batang per hari dengan lama
bising
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
pada tahun 2016 pada 66 pekerja PT. X Semarang. Dalam penelitian tersebut
obat-obat diuretik bersifat ototoksik.35 Hasil dari penelitian ini tidak sesuai
sebelumnya.
kali sehingga sulit untuk menentukan hubungan sebab dan akibat antara hubungan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
berjumlah 6 pekerja.
Ada hubungan yang bermakna antara intensitas bising, usia, masa kerja, dan
Tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan alat pelindung telinga
pekerja bengkel mesin pabrik Universal Steel. Sedangkan untuk lama paparan
5.2 Saran
meningkat. Selain hal tersebut ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya
yang terpapar bising saat bekerja. Pekerja yang belum terkena gangguan
pendengaran agar dapat menjaga diri dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi
mendapatkan hasil dari faktor risiko lama paparan dan mencari lagi faktor-faktor
akibat bising.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk skripsi sarjana yang berjudul
Bengkel Mesin Pabrik Universal Steel”. Untuk melengkapi penelitian ini, saya
kesediaannya menjadi calon responden. Perlu saya jelaskan bahwa penelitian ini
(lanjutan)
Untuk keakuratan data dan informasi yang dikumpulkan maka saya sangat
sesuai dengan apa yang Bapak/Sdr ketahui, alami dan rasakan sehubungan dengan
judul penelitian saya. Bapak/Sdr dapat berhenti kapan saja apabila tidak berkenan,
namun saya sangat berharap Bapak/Sdr dapat mengikuti penelitian ini hingga
partisipasi Bapak/Sdr suatu penghargaan bagi saya dan saya mengucapkan terima
kasih.
Hormat Saya,
(Elvira Kesuma)
Nama :
Usia : tahun
Alamat :
PERSETUJUAN
yang berjudul ―Analisis Faktor Risiko Gangguan Pendengaran Akibat Bising Pada
Pekerja Bengkel Mesin Pabrik Universal Steel‖. Setelah membaca dan mendapat
penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian ini, dengan ini saya
kemudian hari saya ingin mengundurkan diri, maka saya tidak akan dituntut
apapun.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan.
Responden
(........................................ )
STATUS PENELITIAN
Petunjuk:
kamu!
Nama : ...........................................................
Umur : ...........................................................
(lanjutan)
9. Apakah anda pernah menjalani operasi pada telinga Ya Tidak
anda?
10. Apakah anda pernah mengalami kecelakaan lalu Ya Tidak
lintas/tamparan di telinga/terbentur dan luka di
kepala yang mengakibatkan keluar darah dari
telinga?
11. Apakah anda menggunakan alat pelindung telinga Ya Tidak
saat anda bekerja?
12. Apakah anda pernah mengonsumsi obat-obatan Ya Tidak
yang menurut dokter berpengaruh terhadap
pendengaran anda?
13. Apakah di keluarga anda ada yang menderita Ya Tidak
ketulian?
14. Berapa lama anda sudah bekerja di pabrik ini? ≤10 >10
tahun tahun
15. Berapa jam dalam satu hari anda bekerja? <8 jam ≥8 jam
16. Berapa jam dalam satu minggu anda bekerja? <40 jam ≥40 jam
tinggi?
(lanjutan)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan garputala
Rinne
Weber
Schwabach
(lanjutan)
(lanjutan)
normal normal
[DataSet0]
Statistics
Valid 30 30 30 30 30 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Bagian di pabrik
(lanjutan)
Intensitas bising
Usia
Lama paparan
Masa kerja
Penggunaan APT
(lanjutan)
Kebiasaan merokok
Hipertensi
Crosstabs
[DataSet0]
Cases
Gangguan Pendengaran
Akibat Bising * Intensitas 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Bising
(lanjutan)
>85 dB ≤85 dB
Count 16 2 18
Adanya GPAB
Gangguan Pendengaran Expected Count 12.0 6.0 18.0
Akibat Bising Count 4 8 12
Tidak Adanya GPAB
Expected Count 8.0 4.0 12.0
Count 20 10 30
Total
Expected Count 20.0 10.0 30.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 10.000 1 .002
b
Continuity Correction 7.656 1 .006
Likelihood Ratio 10.357 1 .001
Fisher's Exact Test .004 .003
Linear-by-Linear Association 9.667 1 .002
N of Valid Cases 30
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
(lanjutan)
Crosstabs
[DataSet0]
Cases
Gangguan Pendengaran
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Akibat Bising * Usia
Usia Total
41-64 15-64
tahun tahun
Count 13 5 18
Adanya GPAB
Gangguan Pendengaran Expected Count 8.4 9.6 18.0
Akibat Bising Count 1 11 12
Tidak Adanya GPAB
Expected Count 5.6 6.4 12.0
Count 14 16 30
Total
Expected Count 14.0 16.0 30.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 11.808 1 .001
b
Continuity Correction 9.381 1 .002
Likelihood Ratio 13.301 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.414 1 .001
N of Valid Cases 30
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.60.
b. Computed only for a 2x2 table
(lanjutan)
Risk Estimate
Lower Upper
Crosstabs
[DataSet0]
Warnings
Cases
Gangguan Pendengaran
Akibat bising * Lama 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Paparan
>40 jam/minggu
(lanjutan)
Chi-Square Tests
Value
a
Pearson Chi-Square .
N of Valid Cases 30
Crosstabs
[DataSet0]
Case Processing Summary
Cases
Gangguan Pendengaran
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Akibat bising * Masa Kerja
Count 0 18 18
Didapatkan GPAB
Gangguan Pendengaran Expected Count 6.0 12.0 18.0
Akibat bising Count 10 2 12
Tidak didapatkan GPAB
Expected Count 4.0 8.0 12.0
Count 10 20 30
Total
Expected Count 10.0 20.0 30.0
(lanjutan)
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 22.500 1 .000
b
Continuity Correction 18.906 1 .000
Likelihood Ratio 27.377 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 21.750 1 .000
N of Valid Cases 30
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Crosstabs
[DataSet1] C:\vira\Untitled1.sav
Cases
Gangguan Pendengaran
Akibat Bising * Penggunaan 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
APT
(lanjutan)
Ya Tidak
Count 2 16 18
Adanya GPAB
Gangguan Pendengaran Expected Count 3.0 15.0 18.0
Akibat Bising Count 3 9 12
Tidak Adanya GPAB
Expected Count 2.0 10.0 12.0
Count 5 25 30
Total
Expected Count 5.0 25.0 30.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.000 1 .317
b
Continuity Correction .250 1 .617
Likelihood Ratio .980 1 .322
Fisher's Exact Test .364 .304
Linear-by-Linear Association .967 1 .326
N of Valid Cases 30
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Odds Ratio for Gangguan
Pendengaran Akibat Bising
.375 .052 2.680
(Adanya GPAB / Tidak
Adanya GPAB)
For cohort Penggunaan
.444 .087 2.276
APT = Ya
For cohort Penggunaan
1.185 .823 1.708
APT = Tidak
N of Valid Cases 30
(lanjutan)
Crosstabs
[DataSet0]
Cases
Gangguan Pendengaran
Akibat bising * Kebiasaan 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Merokok
Ya Tidak
Count 16 2 18
Didapatkan GPAB
Gangguan Pendengaran Expected Count 12.6 5.4 18.0
Akibat bising Count 5 7 12
Tidak didapatkan GPAB
Expected Count 8.4 3.6 12.0
Count 21 9 30
Total
Expected Count 21.0 9.0 30.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 7.646 1 .006
b
Continuity Correction 5.562 1 .018
Likelihood Ratio 7.793 1 .005
Fisher's Exact Test .013 .009
Linear-by-Linear Association 7.391 1 .007
N of Valid Cases 30
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.60.
b. Computed only for a 2x2 table
(lanjutan)
Risk Estimate
Lower Upper
Crosstabs
[DataSet1] C:\vira\Untitled1.sav
Cases
Gangguan Pendengaran
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Akibat Bising * Hipertensi
Hipertensi Total
Hipertensi Normotensi
Count 4 14 18
Adanya GPAB
Gangguan Pendengaran Expected Count 3.6 14.4 18.0
Akibat Bising Count 2 10 12
Tidak Adanya GPAB
Expected Count 2.4 9.6 12.0
Count 6 24 30
Total
Expected Count 6.0 24.0 30.0
(lanjutan)
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .139 1 .709
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .141 1 .707
Fisher's Exact Test 1.000 .545
Linear-by-Linear Association .134 1 .714
N of Valid Cases 30
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.40.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Hasil
pengukuran
Saat bekerja
tekanan darah
Riwa (mm/Hg)
Inter
Masa Riwayat yat
Usia Lama Pemeriksaan preta
kerja merokok hiper
No Nama papa- si
(thn) tensi hiper
Inten- Penggu- (thn) (thn)
ran tensi
sitas naan (thn)
bising APT I II III
(jam/
mgg)
(lanjutan)
(lanjutan)
Pemeriksaan telinga
No Nama Alat
1. IL N N N N N N + + TT TT N N 21.2 20 N
2. FY N N N N N N + + TT TT N N 22.5 23.7 N
3. JO N N N N N N + + TT TT N N 25 23.7 N
4. RA N N N N N N + + TT TT N N 20 23.7 N
5. IJ N N N N N N + + TT TT N N 17.5 22.5 N
6. PR N N N N N N + + TT TT N N 23.7 23.7 N
7. EK N N N N N N + + TT TT N N 23.7 23.7 N
8. IS N N N N N N + + TT TT N N 25 22.5 N
9. FI N N N N N N + + TS LH SM N 32.5 22.5 GP
11. SU N N N N N N + + TT TT N N 23.7 25 N
13. ED N N N N N N + + TT TT N N 25 22.5 N
15. MY N N N N N N + + TS LH SM N 40 27.5 GP
16. SR N N N N N N + + TS LH SM N 30 26.2 GP
(lanjutan)
18. TU N N N N N N + + TT TT SM SM 33.7 30 GP
20. GO N N N N N N + + TT TT SM SM 40 37.5 GP
22. ST N N N N N N + + LH TS N SM 25 37.5 GP
24. SS N N N N N N + + TT TT SM SM 30 30 GP
27. JS N N N N N N + + TT TT SM SM 32.5 30 GP
29. MA N N N N N N + + TS LH SM N 30 27.5 GP
30. SP N N N N N N + + TT TT SM SM 40 33.7 GP
Lampiran 8. Dokumentasi
CURRICULUM VITAE
I. Data pribadi
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Email : virakesuma27@gmail.com
No.Telp/Hp : 061-7941679/082166198213
Elvira Kesuma, Muhammad Edy Syahputra Nasution, Siti Masliana Siregar, Rinna Azrida
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: muh.edyputra46@gmail.com
Abstract
Ya Tidak
n % n %
Ya 2 11.1 3 25
Penggunaan alat
0.364a
pelindung telinga Tidak 16 88.9 9 75
Ya 16 44.4 5 75
Kebiasaan merokok 0.013a
Tidak 2 55.6 7 25
Ya 4 22.2 2 16.7
Hipertensi 1a
Tidak 14 77.8 10 83.3