Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341279065

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA TETANUS


NEONATORUM DI INDONESIA

Research · July 2014

CITATIONS READS

0 1,670

3 authors, including:

Ricat H. Malik Tjatur Sembodo


Universitas Islam Sultan Agung Universitas Islam Sultan Agung
5 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ricat H. Malik on 10 May 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume V Nomor 3, Juli 2014 ISSN: 2086-3098

PENDAHULUAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TERJADINYA TETANUS Latar Belakang
NEONATORUM DI INDONESIA
Ricat Hinaywan Malik Pada tahun 2007, jumlah kasus tetanus
(FK Unissula Semarang) neonatorum di antara 8 negara ASEAN
Tjatur Sembodo tertinggi terjadi di Filipina dan Indonesia.
(Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Tetanus pada bayi, atau dikenal dengan
FK Unissula Semarang) istilah tetanus neonatorum, umumnya terjadi
Agus Suprijono pada bayi baru lahir atau usia di bawah satu
(Bagian Patologi Anatomi bulan. Penyebabnya adalah spora
FK Unissula Semarang) Clostridium tetani yang masuk melalui luka
tali pusat, karena tindakan atau perawatan
ABSTRAK yang tidak memenuhi syarat kebersihan
Latar belakang: Di Indonesia, Depkes RI (Depkes RI, 2009).
mencatat pada tahun 2008 terjadi 165 kasus
tetanus neonatorum dengan kematian Tujuan Penelitian
sebesar 55,15%. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan menganalisis faktor yang Tujuan penelitian adalah untuk
mempengaruhi kejadian tetanus neonatorum mengetahui faktor-faktor apakah yang
di Indonesia. Metode: Penelitian cross mempengaruhi terjadinya tetanus
sectional ini menganalisis data sekunder dari neonatorum di Indonesia. Manfaat penelitian
Ditjen PP dan PL Depkes RI tahun 2005- secara praktis memberi rekomendasi
2008. Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna langsung kepada tenaga penolong
antara status imunisasi ibu, penolong persalinan dan ibu hamil untuk menurunkan
persalinan, pemotongan tali pusat, dan kejadian tetanus, serta untuk pengembangan
perawatan tali pusat dalam mempengaruhi ilmu yaitu memberi masukan dan informasi
kejadian tetanus neonatorum pada tahun ilmiah serta menjadi bahan rujukan untuk
2005-2008; ada hubungan status imunisasi penelitian yang lebih lanjut. Hipotesis pada
ibu, penolong persalinan, pemotongan tali penelitian ini adalah status imunisasi ibu,
pusat, dan perawatan tali pusat dengan penolong persalinan, pemotongan tali pusat,
kejadian tetanus neonatorum; pemotongan dan perawatan tali pusat mempengaruhi
dan perawatan tali pusat tidak terjadinya tetanus neonatorum di Indonesia.
mempengaruhi hubungan penolong
persalinan dengan kejadian tetanus METODE PENELITIAN
neonatorum; tahun 2006, penolong
persalinan secara langsung menjadi satu- Jenis penelitian yang dilakukan
satunya faktor yang berpengaruh besar merupakan penelitian analitik observasional
terhadap peningkatan kejadian tetanus dengan rancangan penelitian cross
neonatorum, dan tahun 2007, penolong sectional. Sampel penelitian adalah total
persalinan secara langsung menjadi faktor populasi terjangkau yang bersumber dari
paling mempengaruhi peningkatan kejadian Ditjen Pemberantasan Penyakit (PP) dan
tetanus neonatorum, dan penolong Penyehatan Lingkungan (PL) Depkes RI
persalinan akan meningkatkan jumlah tahun 2005-2008. Bahan penelitian berupa
pemotongan tali pusat yang secara tidak data sekunder tahun 2005-2008. Analisis
langsung menjadi faktor yang paling data menggunakan statistik Kruskal-Wallis,
mempengaruhi penurunan kejadian tetanus Korelasi Bivariat, Korelasi Parsial, Analisis
neonatorum; faktor paling dominan yang Jalur, dan Regresi Linier Berganda.
mempengaruhi kejadian tetanus neonatorum
tahun 2005 adalah status imunisasi ibu, HASIL PENELITIAN
sedangkan tahun 2006 dan 2007 adalah
penolong persalinan. Kesimpulan: Status Setelah data terkumpul, selanjutnya
imunisasi ibu, penolong persalinan, dilakukan analisis data dengan hasil
pemotongan tali pusat, dan perawatan tali sebagaimana disajikan pada Tabel 1 sampai
pusat mempengaruhi kejadian tetanus dengan Tabel 11.
neonatorum di Indonesia.

Kata kunci:
tetanus neonatorum, imunisasi ibu, penolong
persalinan, pemotongan tali pusat,
perawatan tali pusat

133 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume V Nomor 3, Juli 2014 ISSN: 2086-3098

Tabel 1. Kasus Tetanus Neonatorum pada Berbagai Faktor Risiko


yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan di Indonesia Tahun 2005-2008

Tabel 2. Uji Beda Kruskal-Wallis tiap Faktor antara Tahun 2005-2008

Tabel 3. Korelasi Bivariat Variabel yang Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan


dengan kejadian Tetanus Neonatorum Tahun 2005, 2006, 2007, 2008,
dan Gabungan Keseluruhan Tahun 2005-2008

134 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume V Nomor 3, Juli 2014 ISSN: 2086-3098

Tabel 4. Kekuatan Hubungan Faktor Penolong Persalinan yang Tidak Memenuhi Syarat
Kesehatan dengan Tetanus Neonatorum dimana Pemotongan Tali Pusat yang Tidak
Memenuhi Syarat Kesehatan atau Perawatan Tali Pusat yang Tidak Memenuhi Syarat
Kesehatan sebagai Kontrol di Indonesia Tahun 2005-2008

Tabel 5. Kesimpulan Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinier, &
Uji Autokorelasi 3 Prediktor
Tahun Normalitas Heteroskedastisitas Linieritas Multikolinieritas Autokorelasi
2005 Normal Heterogen Linier Tak ada Tak terjadi
2006 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi
2007 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi
2008 Normal Homogen Linier Ada masalah Tak terjadi
Tabel 6. Dekomposisi Variabel Akhir terhadap Tetanus Neonatorum dengan Nilai Koefisien
Jalurnya pada Analisis Jalur Faktor yang Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2006

TS = Tidak Signifikan
% = Besarnya sumbangan (pengaruh) efektif yang mempengaruhi terjadinya Tetanus Neonatorum dari
pengaruh keseluruhan variabel Penolong Persalinan yang tidak memenuhi syarat kesehatan,
Pemotongan Tali Pusat yang tidak memenuhi syarat kesehatan, dan Perawatan Tali Pusat yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang mempengaruhi terjadinya Tetanus Neonatorum.

Tabel 7. Dekomposisi Variabel Akhir terhadap Tetanus Neonatorum dengan Nilai Koefisien
Jalurnya pada Analisis Jalur Faktor yang Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2007

135 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume V Nomor 3, Juli 2014 ISSN: 2086-3098

% = Besarnya sumbangan (pengaruh) efektif yang mempengaruhi terjadinya Tetanus


Neonatorum dari pengaruh keseluruhan variabel Penolong Persalinan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan, Pemotongan Tali Pusat yang tidak memenuhi syarat kesehatan, dan
Perawatan Tali Pusat yang tidak memenuhi syarat kesehatan yang mempengaruhi terjadinya
Tetanus Neonatorum.

Tabel 8. Kesimpulan Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinier,
& Uji Autokorelasi 4 Prediktor
Tahun Normalitas Heteroskedastisitas Linieritas Multikolinieritas Autokorelasi
2005 Normal Heterogen Linier Ada masalah Tak terjadi
2006 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi
2007 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi
2008 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi

Tabel 9. Regresi Linier Berganda metode Stepwise untuk Faktor Paling Dominan Mempengaruhi
Tetanus Neonatorum Tahun 2006

Tabel 10. Regresi Linier Berganda metode Stepwise untuk


Faktor Paling Dominan Mempengaruhi Tetanus Neonatorum Tahun 2007

Tabel 11. Regresi Linier Berganda metode Stepwise untuk


Faktor Paling Dominan Mempengaruhi Tetanus Neonatorum Tahun 2008

Hasil analisis Kruskal-Wallis didapatkan Neonatorum, sedangkan Status Imunisasi


seluruhnya dengan Sig. > 0,05 sehingga Ibu, Penolong Persalinan, dan Perawatan
masing-masing faktor (Status Imunisasi Ibu, Tali Pusat yang ketiganya tidak memenuhi
Penolong Persalinan, Pemotongan Tali syarat kesehatan memiliki kekuatan
Pusat, dan Perawatan Tali Pusat) yang tidak hubungan Sangat Kuat dengan kejadian
memenuhi syarat kesehatan tidak terdapat Tetanus Neonatorum.
perbedaan bermakna pengaruhnya untuk Hasil analisis Korelasi Parsial didapatkan
tahun yang berbeda (2005, 2006, 2007, seluruhnya dengan Sig. < 0,05 sehingga
2008) terhadap terjadinya Tetanus Penolong Persalinan yang tidak memenuhi
Neonatorum di Indonesia. syarat kesehatan yang meningkat akan
Hasil analisis Korelasi Bivariat didapatkan meningkatkan kejadian Tetanus
seluruhnya dengan Sig. < 0,05 dimana Neonatorum, baik dipengaruhi Pemotongan
keempat faktor memiliki kekuatan hubungan Tali Pusat atau Perawatan Tali Pusat yang
Sangat Kuat yaitu pada tahun 2006, 2007, tidak memenuhi syarat kesehatan ataupun
2008 dan gabungan keseluruhan tahun tidak dipengaruhi faktor apapun, untuk tahun
2005-2008. Di tahun 2005 terdapat 2005, 2006, 2007, 2008 dan gabungan
hubungan yang Kuat yaitu Pemotongan Tali keseluruhan tahun 2005-2008 di Indonesia.
Pusat yang tidak memenuhi syarat Hasil Analisis Jalur, tahun 2006 dan 2007
kesehatan dengan kejadian Tetanus memenuhi syarat uji asumsi klasik. Hasil

136 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume V Nomor 3, Juli 2014 ISSN: 2086-3098

analisis tahun 2006, regresi dari Ada hubungan faktor yang


Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat yang mempengaruhi terjadinya Tetanus
tidak memenuhi syarat kesehatan tidak Neonatorum, menurut Sutjipto (1992) dapat
signifikan (nilai Sig. > 0,05) sehingga terjadi karena faktor sterilitas alat pemotong
Penolong Persalinan yang tidak memenuhi tali pusat, faktor cara perawatan tali pusat,
syarat kesehatan secara langsung akan faktor status imunisasi TT, faktor penolong
menjadi satu-satunya faktor yang secara persalinan, dan faktor pemeriksaan
bermakna efektif/besar pengaruhnya kehamilan.
terhadap peningkatan kejadian Tetanus Penolong Persalinan yang tidak
Neonatorum di Indonesia daripada dengan memenuhi syarat kesehatan yang meningkat
cara lainnya. Hasil analisis tahun 2007, akan meningkatkan kejadian Tetanus
regresi dari ketiga faktor adalah signifikan Neonatorum, baik dipengaruhi Pemotongan
(nilai Sig. < 0,05) sehingga Penolong Tali Pusat atau Perawatan Tali Pusat yang
Persalinan yang tidak memenuhi syarat tidak memenuhi syarat kesehatan ataupun
kesehatan secara langsung akan menjadi tidak, untuk tahun 2005, 2006, 2007, 2008
faktor yang secara bermakna paling dan gabungan keseluruhan tahun 2005-2008
efektif/terbesar pengaruhnya terhadap di Indonesia. Hal ini sesuai teori dari
peningkatan kejadian Tetanus Neonatorum Ismoedijanto (2002), Harijani dkk (2004),
di Indonesia daripada dengan cara lainnya. Stoll (2004), Bleck (2005), Anonim (2005b),
Penolong Persalinan yang tidak memenuhi Anderson dan Philip (2004), dan Anggorodi
syarat kesehatan akan meningkatkan (2009) yang menyatakan bahwa Penolong
Pemotongan Tali Pusat yang tidak Persalinan akan berhubungan dengan
memenuhi syarat kesehatan yang secara sterilitas tangan, Pemotongan dan
tidak langsung akan menjadi faktor yang Perawatan Tali Pusat yang nantinya akan
secara bermakna paling efektif/terbesar menentukan risiko terjadinya Tetanus
pengaruhnya terhadap penurunan kejadian Neonatorum.
Tetanus Neonatorum di Indonesia daripada Pada tahun 2006, Penolong Persalinan
dengan cara lainnya. yang tidak memenuhi syarat kesehatan
Hasil analisis Regresi Linier Berganda, secara langsung akan menjadi satu-satunya
data tahun 2006, 2007, dan 2008 memenuhi faktor yang secara bermakna efektif/besar
syarat uji asumsi klasik. Faktor yang paling pengaruhnya terhadap peningkatan kejadian
dominan yang mempengaruhi kejadian Tetanus Neonatorum di Indonesia daripada
Tetanus Neonatorum (nilai Sig. < 0,05) pada dengan cara lainnya. Dan pada tahun 2007,
tahun 2006 adalah Status Imunisasi Ibu yang Penolong Persalinan yang tidak memenuhi
tidak memenuhi syarat kesehatan, syarat kesehatan secara langsung akan
sedangkan tahun 2007 dan 2008 adalah menjadi faktor yang secara bermakna paling
Penolong Persalinan yang tidak memenuhi efektif/terbesar pengaruhnya terhadap
syarat kesehatan. peningkatan kejadian Tetanus Neonatorum
di Indonesia daripada dengan cara lainnya.
PEMBAHASAN Pada tahun 2007 didapatkan bahwa
Penolong Persalinan yang tidak memenuhi
Tidak terdapat perbedaan secara syarat kesehatan akan meningkatkan
bermakna tiap faktor (Status Imunisasi Ibu, Pemotongan Tali Pusat yang tidak
Penolong Persalinan, Pemotongan Tali memenuhi syarat kesehatan yang secara
Pusat, dan Perawatan Tali Pusat) yang tidak tidak langsung akan menjadi faktor yang
memenuhi syarat kesehatan yang secara bermakna paling efektif/terbesar
berpengaruh pada kejadian Tetanus pengaruhnya terhadap penurunan kejadian
Neonatorum di Indonesia antara tahun 2005- Tetanus Neonatorum di Indonesia daripada
2008. Hal ini dapat dikarenakan perilaku dengan cara lainnya. Hal ini dapat
kesehatan masyarakat yang dilakukan, dikarenakan praktik higienitas yang
menurut teori Smet (1994) dan Niven (2002) diterapkan pada pemotongan dan tata
disimpulkan bahwa perilaku kesehatan laksana tali pusat dapat membantu
masyarakat dapat dipengaruhi oleh menurunkan risiko pada neonatus
ancaman, pertimbangan tentang keuntungan (Cunningham dkk, 2006; Anonim, 2008).
dan kerugian, ketidak-kekebalan yang Sitohang (1990), menyatakan bahwa
dirasakan, keseriusan yang dirasakan, penggunaan alat yang steril dan tidak steril
petunjuk untuk berperilaku, keinginan, mempunyai resiko yang sama terhadap
hubungan dengan profesional kesehatan, penyakit Tetanus Neonatorum sehingga
hubungan dengan keluarga dan teman, tidak ada hubungan yang bermakna antara
keyakinan tentang kesehatan dan kesterilan alat dan obat tali pusat dengan
kepribadian, serta berbagai faktor lain. Tetanus Neonatorum.

137 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume V Nomor 3, Juli 2014 ISSN: 2086-3098

Faktor yang paling dominan yang kekuatan hubungan Sangat Kuat dengan
mempengaruhi kejadian Tetanus kejadian Tetanus Neonatorum.
Neonatorum pada tahun 2006 adalah Status Faktor Pemotongan dan Perawatan Tali
Imunisasi Ibu yang tidak memenuhi syarat Pusat yang tidak memenuhi syarat
kesehatan. Hal ini menurut Djaja (2003), kesehatan tidak ada pengaruh secara
menyatakan bahwa CFR (Case Fatality bermakna pada hubungan antara faktor
Rate) Tetanus Neonatorum yang sangat Penolong Persalinan yang tidak memenuhi
tinggi, pengobatannya sulit, namun syarat kesehatan dengan kejadian Tetanus
pencegahan (imunisasi TT ibu hamil) Neonatorum.
merupakan kunci untuk menurunkan Tahun 2006, Penolong Persalinan yang
kematian ini, selain persalinan bersih dan tidak memenuhi syarat kesehatan secara
Perawatan Tali Pusat yang tepat. Sesuai langsung akan menjadi satu-satunya faktor
teori dari Markum (2000), Cunningham dkk yang secara bermakna efektif/besar
(2006) dan Hendrarto (2008) disimpulkan pengaruhnya terhadap peningkatan kejadian
bahwa imunisasi aktif (toksoid tetanus) pada Tetanus Neonatorum di Indonesia daripada
ibu, yaitu imunisasi tetanus minimal 5 kali dengan cara lainnya. Tahun 2007, Penolong
pada WUS dan pada ibu hamil 2 kali, akan Persalinan yang tidak memenuhi syarat
menjadikannya imunisasi pasif pada bayi kesehatan secara langsung akan menjadi
baru lahir. faktor yang secara bermakna paling
Sedangkan faktor yang paling dominan efektif/terbesar pengaruhnya terhadap
yang mempengaruhi kejadian Tetanus peningkatan kejadian Tetanus Neonatorum
Neonatorum pada tahun 2007 dan 2008 di Indonesia daripada dengan cara lainnya.
adalah Penolong Persalinan yang tidak Penolong Persalinan yang tidak memenuhi
memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dapat syarat kesehatan akan meningkatkan
dikarenakan spora dapat masuk tubuh pada Pemotongan Tali Pusat yang tidak
saat persalinan dan berasal dari tangan memenuhi syarat kesehatan yang secara
Penolong Persalinan (Ismoedijanto, 2002), tidak langsung akan menjadi faktor yang
dukun bersalin dapat melakukan persalinan secara bermakna paling efektif/terbesar
yang tidak bersih (Stoll, 2004) atau pengaruhnya terhadap penurunan kejadian
menghindari standar praktis perawatan Tetanus Neonatorum di Indonesia daripada
obstetri (Bleck, 2005). dengan cara lainnya.
Faktor yang paling dominan yang
KESIMPULAN DAN SARAN mempengaruhi kejadian Tetanus
Neonatorum di Indonesia tahun 2006 adalah
Kesimpulan Status Imunisasi Ibu yang tidak memenuhi
syarat kesehatan. Faktor yang paling
Tidak terdapat perbedaan secara dominan yang mempengaruhi kejadian
bermakna tiap faktor (Status Imunisasi Ibu, Tetanus Neonatorum di Indonesia tahun
Penolong Persalinan, Pemotongan Tali 2007 dan 2008 adalah Penolong Persalinan
Pusat, dan Perawatan Tali Pusat) yang tidak yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
memenuhi syarat kesehatan yang Secara umum dapat disimpulkan bahwa
berpengaruh pada kejadian Tetanus Status Imunisasi Ibu, Penolong Persalinan,
Neonatorum di Indonesia antara tahun 2005- Pemotongan Tali Pusat, dan Perawatan Tali
2008. Pusat mempengaruhi terjadinya Tetanus
Ada hubungan yang bermakna antara Neonatorum di Indonesia.
faktor Status Imunisasi Ibu, Penolong
Persalinan, Pemotongan Tali Pusat, dan Saran
Perawatan Tali Pusat yang keempatnya
tidak memenuhi syarat kesehatan dengan Guna kepentingan praktis dan
kejadian Tetanus Neonatorum, dimana pengembangan ilmu, maka disarankan:
keempat faktor tersebut memiliki kekuatan 1. Menganalisis faktor-faktor yang
hubungan Sangat Kuat yaitu pada tahun mempengaruhi terjadinya Tetanus
2006, 2007, 2008 dan gabungan Neonatorum lebih dari 4 tahun yang
keseluruhan tahun 2005-2008. Di tahun dianalisis bersama-sama dengan data
2005 terdapat hubungan yang Kuat yaitu setelah tahun 2008.
Pemotongan Tali Pusat yang tidak 2. Menganalisis faktor-faktor yang
memenuhi syarat kesehatan dengan mempengaruhi terjadinya Tetanus
kejadian Tetanus Neonatorum, sedangkan Neonatorum per tahun yang dianalisis
Status Imunisasi Ibu, Penolong Persalinan, pada masing-masing provinsi tahun
dan Perawatan Tali Pusat yang ketiganya 2005-2008.
tidak memenuhi syarat kesehatan memiliki 3. Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya Tetanus

138 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume V Nomor 3, Juli 2014 ISSN: 2086-3098

Neonatorum dengan menambah variabel Principles and Practice of Infectious


th
independen, misalnya variabel Pelayanan Disease, 6 Edition, Churcill Livingstone
Ante-natal Care dan variabel Tempat Elsevier, Philadelphia, 2817.
Melahirkan. Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J.,
4. Tenaga penolong persalinan hendaklah Gilstrap III, L.C., Hauth, J.C., et al., 2006,
lebih memperhatikan sterilitas alat Obstetri Williams (diterjemahkan),
pemotong dan perawatan tali pusat Volume 1, Edisi 21, Penerbit Buku
melalui tindakan yang benar sesuai Kedokteran EGC, Jakarta, 436.
prosedur kesehatan untuk mencegah Depkes RI, 2009, Profil Kesehatan Indonesia
kejadian tetanus neonatorum. 2008, Departemen Kesehatan RI,
5. Ibu hamil hendaklah mengikuti pelayanan Jakarta, 42, 74, 81, 89, 157, Lamp. 3.16
ante-natal care, mengikuti imunisasi TT dan 3.16a.
lengkap sebelum persalinan, dan memilih Djaja, S., 2003, Penyakit Penyebab
tenaga penolong persalinan yang benar Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) dan
untuk mencegah kejadian tetanus Sistem Pelayanan Kesehatan yang
neonatorum. Berkaitan di Indonesia, dikutip dari
6. Masyarakat hendaklah membaca lebih http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?i
banyak mengenai tetanus neonatorum d=jkpkbppk-gdl-res-2003-sarimawar-881-
untuk menambahkan pengetahuan dan neonatal&q=%22tetanus+neonatorum%2
memperkaya wawasan keilmuan, 2&PHPSESSID=c2d83c27e873671eb71e
khususnya dari publikasi ilmiah. 6fc13e16571b pada 30 Januari 2011.
Harijani, A.M., Mamahit, E.R.S., Sukowati,
DAFTAR PUSTAKA S., Sandjaja, Prapti, I.Y., et al., 2004,
Kajian Riset Operasional Intensifikasi
Anderson, JD.M., et Philip, A.G.S., 2004, Pemberantasan Penyakit Menular Tahun
Neo Reviews: Management of the 1998 / 1999 – 2003, ____, Jakarta,
Umbilical Cord - Care Regimens, sebagaimana dikutip dari
Colonization, Infection, and Separation, http://www.nesmd.com/down.asp?q=aHR
Vol.5 No.4 2004 e.155, American 0cDovL3d3dy5saXRiYW5nLmRlcGtlcy5n
Academy of Pediatric, Stanford University by5pZC9kb3dubG9hZC9JQ0RDL1JPLUl
School of Medicine, Palo Alto, CA, DREMucGRm pada 10 Februari 2010.
sebagaimana dikutip dari Hendrarto, T.W., 2008, Imunisasi Pasif,
http://neoreviews.aappublications.org/cgi/ dalam: Ranuh, I.G.N. (ed.), Suyitno, H.
content/full/5/4/e155 pada 4 Maret 2010. (ed.), Hadinegoro, S.R.S. (ed.),
Kartasasmita, C.B. (ed.), Ismoedijanto
Anggorodi, R., 2009, Makara Kesehatan: (ed.), et al., Pedoman Imunisasi di
Dukun Bayi dalam Persalinan oleh Indonesia, Badan Penerbit Ikatan Dokter
Masyarakat Indonesia, Vol.13 No.1 Juni Anak Indonesia, Jakarta, 272-273.
2009, Departemen Promosi Kesehatan Ismoedijanto, 2002, Tetanus pada Bayi dan
dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Anak (Prinsip Dasar, Masalah Klinik, dan
Masyarakat, Universitas Indonesia, Epidemiologik), Lab / SMF Ilmu
Depok, 9-14, sebagaimana dikutip dari Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/03_Ri Universitas Airlangga, Surabaya, 3-6, 9-
naAnggorodi_Layout.pdf pada 20 12, 28.
Februari 2010. Markum, A.H., 2000, Imunisasi, Edisi Kedua,
Anonim, 2005b, Tetanus Neonatorum, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
dalam: Hassan, R. (ed.), Alatas, H. (ed.), Universitas Indonesia, Jakarta, 3, 7-11,
Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak, 22-24.
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Niven, N., 2002, Psikologi Kesehatan:
Kedokteran Universitas Indonesia, Pengantar untuk Perawat & Profesional
Jakarta, 572-573. Kesehatan Lain, Ed. Kedua, Penerbit
Anonim, 2008, Tetanus, dalam: Soedarmo, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 186-187,
S.S.P. (ed.), Garna, H. (ed.), Hadinegoro, 196.
S.R.S. (ed.), Satari, H.I. (ed.), Buku Ajar Sitohang, M., 1990, Studi Penyakit Tetanus
Infeksi & Pediatri Tropis, Edisi Kedua, Neonatorum di Kabupaten Demak
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas (Berdasarkan Kasus yang Ditemukan di
Kedokteran Universitas Indonesia, RS Dr. Kariadi dan RSU Demak),
Jakarta, 322-329. sebagaimana dikutip dari
Bleck, T.P., 2005, Clostridium tetani http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php
(Tetanus), dalam: Mandell, G.L. (ed.), ?action=4&idx= 1027 pada 1 Oktober
Bennett, J.E. (ed.), Dolin, R. (ed.), 2010.
Mandell, Douglas and Bennett’s

139 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes


Volume V Nomor 3, Juli 2014 ISSN: 2086-3098

Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan,


Penerbit PT Grasindo, Jakarta, 159-160.
Stoll, B.J., 2004, Infections of the Neonatal
Infant, dalam: Behrman, R.E. (ed.),
Kliegman, R.M. (ed.), Jenson, H.B. (ed.),
th
Nelson Textbook of Pediatric, 17
Edition, Elsevier Science, Philadelphia,
633.
Sutjipto, S., 1992, Thesis: Faktor-Faktor
Risiko yang Berhubungan dengan
Kejadian Tetanus Neonatorum,
Semarang, sebagaimana dikutip dari
http://eprints.undip.ac.id/4124/ pada 30
Oktober 2010.

140 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai