net/publication/341279065
CITATIONS READS
0 1,670
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Ricat H. Malik on 10 May 2020.
PENDAHULUAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TERJADINYA TETANUS Latar Belakang
NEONATORUM DI INDONESIA
Ricat Hinaywan Malik Pada tahun 2007, jumlah kasus tetanus
(FK Unissula Semarang) neonatorum di antara 8 negara ASEAN
Tjatur Sembodo tertinggi terjadi di Filipina dan Indonesia.
(Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Tetanus pada bayi, atau dikenal dengan
FK Unissula Semarang) istilah tetanus neonatorum, umumnya terjadi
Agus Suprijono pada bayi baru lahir atau usia di bawah satu
(Bagian Patologi Anatomi bulan. Penyebabnya adalah spora
FK Unissula Semarang) Clostridium tetani yang masuk melalui luka
tali pusat, karena tindakan atau perawatan
ABSTRAK yang tidak memenuhi syarat kebersihan
Latar belakang: Di Indonesia, Depkes RI (Depkes RI, 2009).
mencatat pada tahun 2008 terjadi 165 kasus
tetanus neonatorum dengan kematian Tujuan Penelitian
sebesar 55,15%. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan menganalisis faktor yang Tujuan penelitian adalah untuk
mempengaruhi kejadian tetanus neonatorum mengetahui faktor-faktor apakah yang
di Indonesia. Metode: Penelitian cross mempengaruhi terjadinya tetanus
sectional ini menganalisis data sekunder dari neonatorum di Indonesia. Manfaat penelitian
Ditjen PP dan PL Depkes RI tahun 2005- secara praktis memberi rekomendasi
2008. Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna langsung kepada tenaga penolong
antara status imunisasi ibu, penolong persalinan dan ibu hamil untuk menurunkan
persalinan, pemotongan tali pusat, dan kejadian tetanus, serta untuk pengembangan
perawatan tali pusat dalam mempengaruhi ilmu yaitu memberi masukan dan informasi
kejadian tetanus neonatorum pada tahun ilmiah serta menjadi bahan rujukan untuk
2005-2008; ada hubungan status imunisasi penelitian yang lebih lanjut. Hipotesis pada
ibu, penolong persalinan, pemotongan tali penelitian ini adalah status imunisasi ibu,
pusat, dan perawatan tali pusat dengan penolong persalinan, pemotongan tali pusat,
kejadian tetanus neonatorum; pemotongan dan perawatan tali pusat mempengaruhi
dan perawatan tali pusat tidak terjadinya tetanus neonatorum di Indonesia.
mempengaruhi hubungan penolong
persalinan dengan kejadian tetanus METODE PENELITIAN
neonatorum; tahun 2006, penolong
persalinan secara langsung menjadi satu- Jenis penelitian yang dilakukan
satunya faktor yang berpengaruh besar merupakan penelitian analitik observasional
terhadap peningkatan kejadian tetanus dengan rancangan penelitian cross
neonatorum, dan tahun 2007, penolong sectional. Sampel penelitian adalah total
persalinan secara langsung menjadi faktor populasi terjangkau yang bersumber dari
paling mempengaruhi peningkatan kejadian Ditjen Pemberantasan Penyakit (PP) dan
tetanus neonatorum, dan penolong Penyehatan Lingkungan (PL) Depkes RI
persalinan akan meningkatkan jumlah tahun 2005-2008. Bahan penelitian berupa
pemotongan tali pusat yang secara tidak data sekunder tahun 2005-2008. Analisis
langsung menjadi faktor yang paling data menggunakan statistik Kruskal-Wallis,
mempengaruhi penurunan kejadian tetanus Korelasi Bivariat, Korelasi Parsial, Analisis
neonatorum; faktor paling dominan yang Jalur, dan Regresi Linier Berganda.
mempengaruhi kejadian tetanus neonatorum
tahun 2005 adalah status imunisasi ibu, HASIL PENELITIAN
sedangkan tahun 2006 dan 2007 adalah
penolong persalinan. Kesimpulan: Status Setelah data terkumpul, selanjutnya
imunisasi ibu, penolong persalinan, dilakukan analisis data dengan hasil
pemotongan tali pusat, dan perawatan tali sebagaimana disajikan pada Tabel 1 sampai
pusat mempengaruhi kejadian tetanus dengan Tabel 11.
neonatorum di Indonesia.
Kata kunci:
tetanus neonatorum, imunisasi ibu, penolong
persalinan, pemotongan tali pusat,
perawatan tali pusat
Tabel 4. Kekuatan Hubungan Faktor Penolong Persalinan yang Tidak Memenuhi Syarat
Kesehatan dengan Tetanus Neonatorum dimana Pemotongan Tali Pusat yang Tidak
Memenuhi Syarat Kesehatan atau Perawatan Tali Pusat yang Tidak Memenuhi Syarat
Kesehatan sebagai Kontrol di Indonesia Tahun 2005-2008
Tabel 5. Kesimpulan Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinier, &
Uji Autokorelasi 3 Prediktor
Tahun Normalitas Heteroskedastisitas Linieritas Multikolinieritas Autokorelasi
2005 Normal Heterogen Linier Tak ada Tak terjadi
2006 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi
2007 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi
2008 Normal Homogen Linier Ada masalah Tak terjadi
Tabel 6. Dekomposisi Variabel Akhir terhadap Tetanus Neonatorum dengan Nilai Koefisien
Jalurnya pada Analisis Jalur Faktor yang Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2006
TS = Tidak Signifikan
% = Besarnya sumbangan (pengaruh) efektif yang mempengaruhi terjadinya Tetanus Neonatorum dari
pengaruh keseluruhan variabel Penolong Persalinan yang tidak memenuhi syarat kesehatan,
Pemotongan Tali Pusat yang tidak memenuhi syarat kesehatan, dan Perawatan Tali Pusat yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yang mempengaruhi terjadinya Tetanus Neonatorum.
Tabel 7. Dekomposisi Variabel Akhir terhadap Tetanus Neonatorum dengan Nilai Koefisien
Jalurnya pada Analisis Jalur Faktor yang Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2007
Tabel 8. Kesimpulan Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinier,
& Uji Autokorelasi 4 Prediktor
Tahun Normalitas Heteroskedastisitas Linieritas Multikolinieritas Autokorelasi
2005 Normal Heterogen Linier Ada masalah Tak terjadi
2006 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi
2007 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi
2008 Normal Homogen Linier Tak ada Tak terjadi
Tabel 9. Regresi Linier Berganda metode Stepwise untuk Faktor Paling Dominan Mempengaruhi
Tetanus Neonatorum Tahun 2006
Faktor yang paling dominan yang kekuatan hubungan Sangat Kuat dengan
mempengaruhi kejadian Tetanus kejadian Tetanus Neonatorum.
Neonatorum pada tahun 2006 adalah Status Faktor Pemotongan dan Perawatan Tali
Imunisasi Ibu yang tidak memenuhi syarat Pusat yang tidak memenuhi syarat
kesehatan. Hal ini menurut Djaja (2003), kesehatan tidak ada pengaruh secara
menyatakan bahwa CFR (Case Fatality bermakna pada hubungan antara faktor
Rate) Tetanus Neonatorum yang sangat Penolong Persalinan yang tidak memenuhi
tinggi, pengobatannya sulit, namun syarat kesehatan dengan kejadian Tetanus
pencegahan (imunisasi TT ibu hamil) Neonatorum.
merupakan kunci untuk menurunkan Tahun 2006, Penolong Persalinan yang
kematian ini, selain persalinan bersih dan tidak memenuhi syarat kesehatan secara
Perawatan Tali Pusat yang tepat. Sesuai langsung akan menjadi satu-satunya faktor
teori dari Markum (2000), Cunningham dkk yang secara bermakna efektif/besar
(2006) dan Hendrarto (2008) disimpulkan pengaruhnya terhadap peningkatan kejadian
bahwa imunisasi aktif (toksoid tetanus) pada Tetanus Neonatorum di Indonesia daripada
ibu, yaitu imunisasi tetanus minimal 5 kali dengan cara lainnya. Tahun 2007, Penolong
pada WUS dan pada ibu hamil 2 kali, akan Persalinan yang tidak memenuhi syarat
menjadikannya imunisasi pasif pada bayi kesehatan secara langsung akan menjadi
baru lahir. faktor yang secara bermakna paling
Sedangkan faktor yang paling dominan efektif/terbesar pengaruhnya terhadap
yang mempengaruhi kejadian Tetanus peningkatan kejadian Tetanus Neonatorum
Neonatorum pada tahun 2007 dan 2008 di Indonesia daripada dengan cara lainnya.
adalah Penolong Persalinan yang tidak Penolong Persalinan yang tidak memenuhi
memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dapat syarat kesehatan akan meningkatkan
dikarenakan spora dapat masuk tubuh pada Pemotongan Tali Pusat yang tidak
saat persalinan dan berasal dari tangan memenuhi syarat kesehatan yang secara
Penolong Persalinan (Ismoedijanto, 2002), tidak langsung akan menjadi faktor yang
dukun bersalin dapat melakukan persalinan secara bermakna paling efektif/terbesar
yang tidak bersih (Stoll, 2004) atau pengaruhnya terhadap penurunan kejadian
menghindari standar praktis perawatan Tetanus Neonatorum di Indonesia daripada
obstetri (Bleck, 2005). dengan cara lainnya.
Faktor yang paling dominan yang
KESIMPULAN DAN SARAN mempengaruhi kejadian Tetanus
Neonatorum di Indonesia tahun 2006 adalah
Kesimpulan Status Imunisasi Ibu yang tidak memenuhi
syarat kesehatan. Faktor yang paling
Tidak terdapat perbedaan secara dominan yang mempengaruhi kejadian
bermakna tiap faktor (Status Imunisasi Ibu, Tetanus Neonatorum di Indonesia tahun
Penolong Persalinan, Pemotongan Tali 2007 dan 2008 adalah Penolong Persalinan
Pusat, dan Perawatan Tali Pusat) yang tidak yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
memenuhi syarat kesehatan yang Secara umum dapat disimpulkan bahwa
berpengaruh pada kejadian Tetanus Status Imunisasi Ibu, Penolong Persalinan,
Neonatorum di Indonesia antara tahun 2005- Pemotongan Tali Pusat, dan Perawatan Tali
2008. Pusat mempengaruhi terjadinya Tetanus
Ada hubungan yang bermakna antara Neonatorum di Indonesia.
faktor Status Imunisasi Ibu, Penolong
Persalinan, Pemotongan Tali Pusat, dan Saran
Perawatan Tali Pusat yang keempatnya
tidak memenuhi syarat kesehatan dengan Guna kepentingan praktis dan
kejadian Tetanus Neonatorum, dimana pengembangan ilmu, maka disarankan:
keempat faktor tersebut memiliki kekuatan 1. Menganalisis faktor-faktor yang
hubungan Sangat Kuat yaitu pada tahun mempengaruhi terjadinya Tetanus
2006, 2007, 2008 dan gabungan Neonatorum lebih dari 4 tahun yang
keseluruhan tahun 2005-2008. Di tahun dianalisis bersama-sama dengan data
2005 terdapat hubungan yang Kuat yaitu setelah tahun 2008.
Pemotongan Tali Pusat yang tidak 2. Menganalisis faktor-faktor yang
memenuhi syarat kesehatan dengan mempengaruhi terjadinya Tetanus
kejadian Tetanus Neonatorum, sedangkan Neonatorum per tahun yang dianalisis
Status Imunisasi Ibu, Penolong Persalinan, pada masing-masing provinsi tahun
dan Perawatan Tali Pusat yang ketiganya 2005-2008.
tidak memenuhi syarat kesehatan memiliki 3. Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya Tetanus