7 April 2013
Buku Panduan
Waspadai Hipertensi
Kendalikan Tekanan Darah
(Blood Pressure Take Control)
Daftar Isi
No. 04. Sambutan Menteri Kesehatan RI 06. Pendahuluan 08. Tema & Slogan , Tujuan, Sasaran, Kegiatan 12. Kegiatan di Pusat 13. Gerakan Pengukuran Tekanan Darah Bagi Masyarakat 15. Kegiatan di Daerah 16. Fakta dan Hipertensi 18. Pesan Kunci
Lampiran
19. 23. 30. 36. 36. Keputusan MenKes RI Nomor 110/Menkes/SK/III/2013 Tentang Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013 Petunjuk Penggunaan Media Kampanye Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013 Prosedur Pengukuran Tekanan darah Form Rekapitulasi Gerakan Pengukuran Tekanan Darah Bagi Masyarakat Petunjuk Pengisian Form Rekapitulasi Gerakan Pengukuran Tekanan Darah Bagi Masyarakat
Sambutan Menkes
Melalui momen peringatan HKS Tahun 2013 ini marilah kita mengajak masyarakat untuk mengetahui lebih dini status kesehatannya secara berkala dengan memeriksakan pada pusat pelayanan kesehatan yang ada. Jadikan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan Kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan kelola stres) sebagai gaya hidup kita sehari-hari. Partisipasi dan kontribusi dari semua pihak baik perorangan, kelompok masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, Pemerintah di berbagai sektor dan swasta merupakan kekuatan yang luar biasa dalam pengendalian hipertensi. Untuk itu mari bersamasama kita waspadai dan kendalikan tekanan darah dengan mencegah dan mengendalikan tekanan darah demi mencapai masyarakat sehat yang mandiri. Jakarta, April 2013 MENTERI KESEHATAN RI
Pendahuluan
Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, seperti serangan jantung, stroke dan gagal ginjal. Hipertensi juga dapat menyebabkan kebutaan, irama jantung tak beraturan dan gagal jantung. Namun demikian, masih banyak orang yang tidak memahami bahaya ini, bahkan sebagian besar orang tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi, karena seringkali tidak bergejala. Oleh karenanya hipertensi juga dikenal sebagai silent killer. Kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% menjadi 60%. Survey terakhir di Indonesia menunjukkan PTM mendominasi 10 urutan teratas penyebab kematian pada semua kelompok umur, dengan stroke yang merupakan komplikasi hipertensi sebagai penyebab kematian nomor satu. Dari berbagai survei didapatkan dalam sepuluh tahun terakhir prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat secara bermakna. Perempuan memiliki prevalensi hipertensi sedikit lebih tinggi daripada laki-laki. Peningkatan prevalensi hipertensi, menjadi ancaman serius bagi pembangunan kesehatan Indonesia, karena disamping mengakibatkan
mortalitas dan morbiditas yang tinggi juga mahalnya biaya pengobatan yang harus diberikan sepanjang hidup, sehingga berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Hari Kesehatan Sedunia diperingati setiap tanggal 7 April, dimaksudkan untuk menandai didirikannya Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) pada tahun 1948. Setiap tahun dipilih tema khusus yang mengangkat masalah Kesehatan Masyarakat di dunia. Peringatan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) tahun 2013 mengambil tema Waspadai Hipertensi, Kendalikan Tekanan Darah
dengan tujuan menarik perhatian dunia pada dampak dan tantangan kesehatan akibat hipertensi di masyarakat, dengan fokus pada bagaimana perilaku hidup sehat dapat mencegah terjadinya hipertensi dan memperpanjang harapan hidup manusia. Kemitraan, menjadi kunci keberhasilan dalam upaya penanganan masalah hipertensi. Oleh karenanya, diperlukan upaya untuk mendapatkan komitmen antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, swasta, organisasi internasional dalam mengatasi masalah hipertensi di Indonesia.
Tema:
Waspadai Hipertensi,
Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan terhadap pengelolaan hipertensi melalui perilaku hidup sehat, deteksi dini dan lingkungan yang mendukung yang dapat mencegah hipertensi serta komplikasinya, seperti serangan jantung, stroke dan gagal ginjal.
Sasaran
1. Stakeholder : lintas program di Kementerian Kesehatan dan Kementerian lain terkait. Lintas sektor, pemerintah pusat dan daerah sebagai pembuat kebijakan. 2. Organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan kelompok media sebagai agent of change yang dapat mempengaruhi lingkungan agar mendukung program pemerintah dalam mencegah dan mengendalikan hipertensi. 3. Sektor swasta yang dengan berbagai sumber dayanya dapat mendukung program pencegahan dan pengendalian hipertensi 4. Lembaga Swadaya Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya :
Kelompok ibu-ibuyang dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka bisa membimbing keluarganya berpola hidup sehat untuk menghindari hipertensi. Kelompok remaja dan anak sekolahyang dapat mengaplikasikan gaya hidup sehat agar terhindar dari hipertensi di kemudian hari.
Kegiatan:
1.
Peringatan HKS Tahun 2013 dirayakan melalui kemitraan dengan multi sektor.
2.
Program-program pencegahan dan pengendalian hipertensi yang dilaksanakan dalam HKS membuat pemerintah pusat dan daerah memahami pentingnya menyediakan lingkungan yang kondusif. Misalnya:
menetapkan car free day pada hari minggu di jalan protokol, sehingga masyarakat mempunyai akses untuk olah raga masal dan menikmati udara segar yang bebas dari polusi.
Kegiatan
10
Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia
7 April 2013
3.
Program-program pencegahan dan pengendalian hipertensi yang dilaksanakan dalam HKS hendaknya memungkinkan untuk dilanjutkan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.
Masyarakat selalu ingat dan mengingatkan kerabatnya tentang bahaya hipertensi Masyarakat menerapkan perilaku sehat mencegah hipertensi dalam kehidupan sehari-hari Masyarakat mampu mengukur tekanan darah sendiri di rumah masing-masing Memudahkan akses masyarakat untuk mengukur tekanan darahnya secara periodik Masyarakat sadar bahwa hipertensi dapat ditangani dengan perubahan perilaku hidup. Penderita hipertensi memahami bahwa minum obat secara teratur merupakan keharusan dalam mencegah komplikasi. Sektor swasta : - didorong untuk menyediakan alat pengukur tekanan darah digital di perkantoran, sehingga pegawainya dapat melakukan pemeriksaan sendiri setiap saat. - didorong untuk mengurangi garam dalam makanan pegawainya - restoran didorong untuk mengurangi pemberian garam dalam makanan yang dijualnya
Peringatan HKS di tingkat Pusat dengan panitia yang berasal dari lintas unit utama, melakukan kegiatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No 110/Menkes/SK/III/2013
Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia
7 April 2013
11
KEGIATAN DI PUSAT
NO KEGIATAN
1 Gerakan Pengukuran Tekanan Darah bagi Masyarakat
WAKTU
Dimulai 7 April 2013 10 April 2013 10 April 2013
TEMPAT
Fasyankes Posbindu PTM. TTU Jakarta
PENANGGUNG JAWAB
Lembaga negara Dinkes Daerah Sektor Swasta Masyarakat Dit PPTM
Peluncuran Pedoman Pengendalian Hipertensi Peluncuran Permenkes Pencantuman Informasi Kandungan Gula Garam dan lemak serta Pesan Kesehatan pada Pangan Olahan dan Siap Saji Lokakarya : Seminar Pendekatan Multi sektoral tentang pengendalian hipertensi di Indonesia (Sosialisasi Permenkes Gula, Garam dan Lemak) - Pedoman pengendalian Hipertensi - Pedoman pelayanan PTM di puskesmas - Petunjuk teknis pelayanan PTM di puskesmas Seminar Awam tentang Hipertensi Seminar Profesi tentang Hipertensi (Petugas Kesehatan dan Kader) Pameran Kesehatan
Jakarta
10 April 2013
Jakarta
12
NO KEGIATAN
6 Konferensi Pers dengan Nara Sumber Menteri Kesehatan RI, Kepala Perwakilan WHO di Indonesia dan Ketua Panitia Peringatan HKS 2013 Surat Edaran Menteri Kesehatan RI, kepada seluruh lembaga negara serta berbagai sektor swasta tentang Pekan Ukur Tekanan Darah nasional dan pelaksanaan HKS tahun 2013 Penyebar luasan informasi melalui berbagai media cetak, elektronik dan media traditional serta lomba jurnalistik tentang Hipertensi Upacara Puncak Peringatan HKS 2013 : Senam jantung sehat Pameran Kesehatan Deteksi Dini PTM, Konseling Diet dan Rokok Pendistribusiam Spanduk/Sticker : Cegah kematian dengan mengukur Tekanan darah teratur. atau Mengurangi garam mencegah Tensi tinggi! Pendistribusian Booklet tentang Hipertensi sebagai panduan penyuluhani bagi petugas kesehatan
WAKTU
April
TEMPAT
PENANGGUNG JAWAB
Dit PPTM Puskomlik
Kegiatan Pusat
Feb - Maret
Promkes Puskomlik Dit.PPTM Jakarta Ditjen PPPL Protokoler Biro umum Puspromkes Ina SH Kemenkes dan LSM
7 April 2013
10
11
13
14
KEGIATAN DI DAERAH
No.
1 2 3 4
Usulan Kegiatan
Penyebarluasan informasi melalui berbagai media cetak, elektronik dan media tradisional Launching Car Free Day diberbagai kota Seminar masyarakat : Pola Hidup Sehat - Investasi untuk mencegah hipertensi Gerakan pengukuran Tekanan Darah Bagi Masyarakat Setiap sarana pelayanan kesehatan, kantor pemerintah dan swasta serta tempat-tempat umum menyediakan fasilitas pengukuran tekanan darah gratis selama 1 minggu, mulai tanggal 07 14 April Acara Puncak Peringatan HKS 2013 :
Peluncuran Gerakan Pengukuran Tekanan Darah bagi Masyarakat Senam massal pencegahan penyakit jantung dan hipertensi Pameran Kesehatan Pemberian penghargaan kepada NGO sebagai Penggerak/Pahlawan Kesehatan Masyarakat dalam mencegah hipertensi
6 7 8 9 10
Bekerjasama dengan komunitas sepeda dan produsen sepeda untuk mengadakan lomba Sepeda Sehat, dilengkapi dengan sosialisasi : topik hipertensi, dan cara pencegahannya Bekerjasama dengan Pasar Traditional dan Supermarket untuk memberikan diskon khusus sayur dan buah-buahan serta memberikan demo masakan sehat Bekerjasama dengan produsen/toko alat olahraga untuk memberikan diskon khusus. Bekerjasama dengan perkumpulan/organisasi kewanitaan untuk mengadakan lomba masak makanan sehat pada saat peringatan hari Kartini Lomba menulis tentang gaya hidup sehat ala remaja bagi para pelajar sekolah
15
BEBERAPA FAKTA HIPERTENSI dan KESEHATAN SERTA IMPLIKASI TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT
1. Hipertensi yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. 2. Hipertensi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan kebutaan, penyimpangan gangguan detak jantung dan gagal jantung. 3. Risiko komplikasi meningkat dengan adanya faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya seperti kadar kolesterol dan kadar gula darah yang tinggi (diabetes). 4. Laporan Statistik Kesehatan Dunia 2012 menyebutkan bahwa satu dari tiga orang dewasa di seluruh dunia, menderita tekanan darah tinggi - suatu kondisi yang merupakan penyebab sekitar setengah dari semua kematian akibat stroke dan penyakit jantung. 5. Di dunia prevalensi hipertensi tertinggi berada di beberapa negara berpendapatan rendah di Afrika. Diperkirakan lebih dari 40% orang dewasa di negara tersebut terkena hipertensi.
16
6 . Hipertensi pada kehamilan (Pre-eklampsia dan eklampsia) bertanggung jawab atas 12% dari kematian ibu di seluruh dunia. Selain itu juga secara signifikan berkontribusi terhadap kematian dan morbiditas perinatal. 7. Di Indonesia Pada tahun 1995 satu dari sepuluh orang berusia 18 tahun keatas menderita hipertensi. Kondisi ini meningkat menjadi satu dari tiga pada tahun 2007. Perempuan memiliki prevalensi hipertensi sedikit lebih tinggi dari laki-laki. 8. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7 % atau 1 dari 3 orang dewasa mengalami hipertensi, 76,1% tidak menyadari sudah terkena hipertensi. 9. Beberapa kondisi memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi, diantaranya
adalah: tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi rendah, kelebihan berat badan, obesitas perut, gangguan emosi yang tinggi, kadar kolesterol dan gula dalam darah. 10. Hipertensi dapat dicegah dan diobati. Di beberapa negaranegara maju pencegahan,dan pengobatan hipertensi, bersama dengan pengendalian faktor risiko kardiovaskular lainnya, telah menurunkan kematian akibat penyakit jantung. 11. Risiko terkena hipertensi dapat dikurangi dengan perilaku CERDIK, - Cek kesehatan secara berkala, - Enyahkan asap rokok, - Rajin aktivitas fisik, - Diet sehat dan kalori seimbang, - Istirahat yang cukup, - Kendalikan stres
17
Pesan Kunci
Ketahui tekanan darah anda dan periksalah secara teratur Terapkan perilaku sehat di keluarga anda agar terhindar dari hipertensi
- - - - Kurangi asupan garam, lemak dan gula Makan buah dan sayuran segar 5 kali sehari Kendalikan berat badan Lakukan aktivitas fisik 30 menit minimal 5 kali seminggu - Berhenti merokok dan menghindari asap rokok - Hindari konsumsi alkohol berlebihan - Kendalikan stress
Ajarkan perilaku sehat di keluarga anda agar terhindar dari hipertensi Pilih makanan sehat yang kurang garam, lemak dan gula dan banyak buah dan sayuran
Kendalikan berat badan dan lakukan aktivitas fisik secara rutin sebagai investasi untuk sehat Hipertensi dapat dicegah dengan mengurangi makan makanan asin, goreng-gorengan dan lemak dalam diet anda Berhenti merokok dan menghindari asap rokok dapat mencegah terjadinya hipertensi Makan buah dan sayur paling kurang 5 porsi sehari dapat mengurangi risiko hipertensi Mengurangi konsumsi alkohol dan mengendalikan stress dapat mencegah hipertensi Minum obat antihipertensi secara teratur sesuai anjuran dokter dapat mencegah komplikasi hipertensi
18
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110/Menkes/SK/III/2013 TENTANG PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2013 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
: a. b.
bahwa Hari Kesehatan Sedunia (HKS) merupakan momen yang tepat untuk peduli terhadap Hipertensi sebagai penyakit dan juga salah satu faktor risiko Pengendalian Penyakit Tidak Menular; bahwa WHO telah menetapkan tema global Hari Kesehatan Sedunia tahun 2013 yakni Hipertensi, agar dapat diperingati oleh pemerintah baik Pusat maupun daerah dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat; c. bahwa untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, perlu meningkatkan komitmen dan dukungan nyata pemangku kepentingan termasuk sektor swasta dan dunia usaha dalam pengendalian Hipertensi, agar masyarakat terhindar dari penyakit jantung dan pembuluh darah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, huruf b dan huruf c, perlu dibentuk Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013 dengan Keputusan Menteri Kesehatan;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/ Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia
7 April 2013
19
MEMUTUSKAN : Menetapkan : Kesatu KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2013.
: Tema Nasional Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013 adalah Waspadai Hipertensi - Kendalikan Tekanan Darah Kedua : Susunan anggota Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013 Tingkat Pusat sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Ketiga : Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013 sebagaimana dimaksud diktum ketiga bertugas: a. Menyelenggarakan rangkaian peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013, termasuk Acara Puncak; b. Memberikan Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013 untuk daerah; dan c. Mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai pihak dalam kerangka kegiatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013.
Keempat : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota seluruh Indonesia agar menyelenggarakan peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2013 di wilayahnya masing-masing dengan mengacu pada panduan Hari Kesehatan Sedunia. Kelima : Segala pembiayaan bagi pelaksanaan tugas Panitia sebagaimana dimaksud dalam Diktum Ketiga dibebankan pada pada anggaran Kementerian Kesehatan dan sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Keenam : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
20
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 110/Menkes/SK/III/2013 TENTANG PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2013
Penasehat Pengarah Penanggungjawab Ketua Umum Ketua I Ketua II Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara : : : : : : : : : MENTERI KESEHATAN R.I Para Pejabat Eselon I, Kementerian Kesehatan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Direktur Jenderal PP dan PL Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes (Direktur Pengendalian PTM) dr. Lily S. Sulistyowati, MM (Ka. Pusat Promosi Kesehatan) dr. H.M. Subuh, MPPM (Sekretaris Ditjen PP dan PL) dr. Lily Banonah Rivai, M.Epid (Direktorat PPTM) Sukendar Adam DIM, M.Kes (Kepala Biro Umum)
Bidang Acara Ketua : dr. Lily S. Sulistyowati, MM (Ka. Pusat Promosi Kesehatan) Wakil Ketua : dr. Prima Yosephine Berliana T. Hutapea, MKM (Dit. PPTM) Anggota : 1. Titi Sari Renowati BSc,SKM,MScPH (Direktorat PPTM) 2. Robert Meison Saragih SKM, M.Kes (Direktorat PPTM) 3. Dr. Sedya Dwisangka ( Direktorat PPTM) 4. Harmen Mardjunin, SE, MM (Ka. Bagian TU Kementerian) 5. Ardian Atmantoro, SPd (Kepala Sub Bagian Protokol) 6. Tanti Siswanti, SKM, M.Kes (Kepala Bagian Rumah Tangga) 7. Dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO (Dit. Bina Kesja dan OR) 8. Suroto, SKM, MKM (Dit. Bina Gizi) 9. Giri Inayah Abdullah, S.Sos (Pusat Komunikasi Publik) 10. Diah Yuniar Setiawati, SKM,MPS (Pusat Komunikasi Publik) 11. Yayasan Jantung Indonesia (YJI) 12. Indonesian Society of Hypertension (InaSH) 13. PT. Askes Bidang Ilmiah Ketua : Wakil Ketua : Anggota : Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes (Direktur Pengendalian PTM) dr. Lily Banonah Rivai, M.Epid (Direktorat PPTM) 1. dr. Tiara Pakasi, (Direktorat PPTM) 2. dr. Esti Widyastuti (Direktorat PPTM) 3. Dr. Aries Hamzah ((Direktorat PPTM) 4. Barlian SH, M.Kes (Kabag HOH Ditjen PP dan PL) 5. Dr. Drs. Nana Mulyana, SKM, M.Kes (Bidang Advokasi dan Kemitraan, Pusat Promkes 6. Iip Syaiful SKM, M.Kes (Dit. Bina Gizi) 7. Dr. Lucas Cocong Hermawan, M.Kes (Dit. Bina Kesehatan Ibu) 8. Riati Anggriani, SH. MARS, M.Hum (Biro Hukum dan Organisasi) 9. Maskuri, SE (Biro Umum) 10. Dr. Hernani (WHO) 11. Dra. Prihatiwi Setiati, Apt, M.Kes (Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian 12. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) 13. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI)
Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia
7 April 2013
21
Bidang Gerakan Masyarakat Ketua : dr. H.R. Dedi Kuswenda, M.Kes (Direktur BUK Dasar) Wakil Ketua : Suhartati SKp. M.Kes (Direktur Keperawatan) Anggota : 1. dr. Fathum Basalamah, MKM (Direktorat PPTM) 2. dr. Farina Andayani, M.Sc (Dit.PPTM) 3. drg. Rarit Gempari, MARS (Pusat Promkes) 4. Tutti Aprianti SKp, M.Kes (Dit.Keperawatan) 5. Muhani, SKM, MKM (Pusat Promosi Kesehatan) 6. Resty Kiantini, SKM, M.Kes (Pusat Komunikasi Publik) 7. Nursila Dewi (WHO) 8. Dr. Kamba M Taufiq, M.Kes (Dit. BUK Dasar) 9. Dr. Cut Putri Arianie, MHKes (Dit. BUK Rujukan) 10. Dr. Dina Dariana, MKK (Dit. Bina Kesehatan Kerja) 11. Sari Mutiarani S.Si, Apt (Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian) 12. Dr. Donald Pardede (Badan PPSDM) 13. ALIANSI PTM Bidang Publikasi, Dokumentasi dan Pameran Ketua : drg. Murti Utami, MPH (Kepala Pusat Komunikasi Publik) Wakil Ketua : Rita Djupuri, BSc, DCN, M.Epid (Dit. PPTM) Anggota : 1. dr. Tristiyenny Pubianturi, M.Kes (Dit. PPTM) 2. Sri Handini, SH, M.Kes (Bagian HOH Ditjen PP dan PL) 3. Achmad Prihatna, SKM, MKM (Sekretariat Ditjen PP dan PL) 4. Herawati (Kabid MT Pusat Promosi Kesehatan) 5. Dr. Ganda Raja Partogi Sinaga (Dit BUK Dasar) 6. Drs. Heru Sunaryo, Apt (Dit. Obat Publik) 7. Diah Yuniar (Pusat Komunikasi Publik) 8. Busroni (Pusat Komunikasi Publik) 9. Dra. Mieke Agustin, M.Kes (Pusat Promkes) 10. Umarjono (Pusat Promkes) Sekretariat Koordinator : Slamet Mulsiswanto, SKM, M.Kes (Ka. Bag Kepeg & Umum Ditjen PP dan PL) Anggota : 1. Edi Kusnadi, SE (Dit. PPTM) 2. Dwi Puspitasari, SKM (Bagian Kepeg & Umum, Ditjen PP dan PL) 3. Dr. Iqbal (Bagian PI, Ditjen PP dan PL) 4. Imam Setiaji, SH (Bagian HOH, Ditjen PP dan PL ) 5. Fajar Kurniawan, SH (Organisasi Ditjen PP dan PL ) 6. Dwi P (Direktorat PPTM)
MENTERI KESEHATAN RI
22
C: 0 Y: 100
M: 100 K: 0
Warna merah menggambarkan darah yang segar dan sehat, orange sendiri juga menyimbolkan keenerjikan dan semangat, sedangkan warna biru memvisualisasikan siluet pentingnya buah, sehatnya hidup tanpa rokok dan manfaat berolahraga.
Visualisasi:
Mencerminkan Perilaku Hidup sehat, semangat, enerjik, pentingnya konsumsi buah-buahan, berolahraga dan sehatnya hidup tanpa rokok
23
LOGO SPONSOR
LOGO SPONSOR
AN KESEHA K INDONE TAN SIA
LOGO Kementerian
O R LOG NSO SPO
DESAIN KAOS OBLONG (Lengan Panjang & Pendek) Bahan : Katun Combed 20s dengan merah di lengan Ukuran: S, M, L, XL, XXL, XXXL Visual di bagian depan : Sablon Visual di bagian samping : Sablon
AN KESEHATAN K INDONESIA
LOGO SPONSOR
GO R LO NSO O SP
AN KESEHATAN K INDONESIA
DESAIN KAOS VIP (Lengan Panjang & Pendek) Bahan : Polo Shirt dengan merah di lengan Ukuran: S, M, L, XL, XXL, XXXL Visual di bagian depan : Bordir Visual di bagian samping : Bordir
24
DESAIN TOPI : Bahan : Topi Kain, kombinasi warna putih dan merah Ukuran : Standar Logo di bagian depan : Sablon Logo di bagian samping : Sablon
25
DESAIN GOODY BAG : Bahan : Seperti Kanvas (lihat dummy) Warna Bahan : Bodi tas : Merah Punggung & Tali : Abu-abu Ukuran : 30 x 40 cm Logo : Sablon, 1 Muka
26
27
28
Tekanan Darah
< 120 / <80 mm/Hg 120-139 / 80-90 mm/Hg 140-150 / 90-99 mm/Hg >160 / >100 mm/Hg > 140 / <90 mm/Hg
Klasifikasi
Normal Prehipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 Hipertensi Sistolik Terisolasi
29
mmHg
DIA
mmHg
START STOP
PM
PULSE
/mm
MEMORY
b. Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5- 15 menit sebelum pengukuran. c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk. d. Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung responden.
30
e. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran. Apabila responden menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah di lengan.
Lipat lengan pakaian hingga memungkinkan manset untuk dipakai. Duduk dengan posisi badan tegak. Letakkan tangan dalam posisi sedemikian hingga posisi manset sejajar dengan jantung.
Jangan biarkan posisi lengan menahan / menggantung pada saat pengukuran berlangsung
31
f. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet. g. Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dihalaman berikut. h. Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis. i. Tekan START/STOP untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit. C. Prosedur penggunaan manset a. Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat. b. Perhatikan arah masuknya perekat manset. c. Pakai manset, perhatikan arah selang.
Perhatikan arah masuknya perekat manset Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat
S SY
DIA
E LS PU
d.
Pastikan posisi selang sejajar denganjari tengah, dan posisi tangan terbuka keatas
32
e. f. g. h.
Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbuka keatas. Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset. Menghasilkan pengukuran yang akurat. Pada formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.
i. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan melepaskan mancet pada lengan. j. Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet pada lengan. k. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan. D. Pengukuran Tekanan Darah dengan Tensimeter manual 1. Duduk dengan tenang dan rileks sekitar 5 (lima) menit 2. Jelaskan manfaat rileks tersebut, yaitu agar nilai tekanan darah yang terukur adalah nilai yang stabil 3. Pasang manset pada lengan dengan ukuran yang sesuai, dengan jarak sisi manset paling bawah 2,5 cm dari siku dan rekatkan dengan baik 4. Posisikan tangan di atas meja dengan posisi sama tinggi dengan letak jantung 5. Bagian yang terpasang manset harus terbebas dari lapisan apapun
Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia
7 April 2013
33
6. Pengukuran dilakukan dengan tangan di atas meja dan telapak tangan terbuka ke atas. 7. Rabalah nadi pada lipatan lengan, pompa alat hingga denyutan nadi tidak teraba lalu dipompa lagi hingga tekanaan meningkat sampai 30 mmHg di atas nilai tekanan nadi ketika denyutan nadi tidak teraba 8. Tempelkan steteskop pada perabaan denyut nadi, lepaskan pemompa perlahan-lahan dan dengarkan suara bunyi denyut nadi. 9. Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika suatu denyut nadi yang pertama terdengar dan tekanan darah diatolik ketika bunyi keteraturan denyut nadi tidak tersengar 10. Sebaiknya pengukuran dilakukan 2 kali. Pengukuran ke-2 setelah selang waktu 2 (dua) menit. 11. Jika perbedaan hasil pengukuran ke-1 dan ke-2 adalah 10 mmHg atau lebih harus dilakukan pengukuran ke-3. 12. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
1. Manset tensimeter dipasang (diikatkan) pada lengan atas. Manset sedikitnya harus dapat melingkari 2/3 lengan atas dan bagian bawahnya sekitar 2 jari di atas daerah lipatan lengan atas untuk mencegah kontak dengan stetoskop. Stetoskop ditempatkan pada lipatan lengan atas (pada arteri brakhialis pada permukaan ventral/depan siku agak ke bawah manset tensimeter). 2. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam tensimeter dinaikkan dengan memompa sampai tidak terdengar lagi. Kemudian tekanan di dalam tensimeter diturunkan pelan-pelan. 3. Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang tercantum dalam tensimeter, tekanan ini adalah tekanan atas (sistolik). 4. Suara denyutan nadi selanjutnya menjadi agak keras dan tetap terdengar sekeras itu sampai suatu saat denyutannya melemah atau menghilang sama sekali. Pada saat suara denyutan yang keras itu melemah, baca lagi tekanan dalam tensimeter, tekanan itu adalah tekanan bawah (diastolik). 5. Tekanan darah orang yang diperiksa adalah rata-rata pengukuran yang dilakukan sebanyak 2 kali.
34
Buang air kecil terlebih dahulu (KOSONGKAN KANDUNG KEMIH), Tidak minum kopi atau minuman beralkohol, dan tidak merokok. Sebaiknya tenangkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan DUDUK SANTAI SELAMA LEBIH KURANG LIMA MENIT. Duduklah dengan menapakkan kaki di lantai atau di injakan kaki dan sandarkan punggung. Injakan kaki dan sandaran punggung akan membantu untuk rileks dan memberikan hasil pengukuran tekanan darah yang lebih akurat. Agar pengukuran tekanan darah yang dilakukan hasilnya valid, maka harus diperhatikan validitas alat pengukuran tekanan darah, terutama alat pengukur tekanan darah di Rumah (ATDR).
35
FORM REKAPITULASI GERAKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH BAGI MASYARAKAT DALAM RANGKA HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2013 Provinsi Kab/Kota Tempat pengukuran Penyelenggara kegiatan Tanggal Pengukuran : : : : : .............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. .............................................................................. ..............................................................................
36
PETUNJUK PENGISIAN FORM REKAPITULASI GERAKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH BAGI MASYARAKAT DALAM RANGKA HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2013
1. Provinsi Isilah sesuai dengan Provinsi tempat Pengukuran tekanandarah berlangsung 2. Kabupaten/Kota Isilah sesuai dengan Kabupaten/Kota tempat pengukuran tekanan darah berlangsung 3. Tempat Pengukuran Isilah nama tempat pengukuran tekanan darah berlangsung, seperti Puskesmas, Praktek Dokter Umum, Posbindu PTM, Posyandu Lansia, Balai pengobatan, Apotik, Mal, Pusat Perbelanjaan, dll. 4. Penyelenggara Kegiatan Isilah nama organisasi, unit kerja (Yayasan Jantung, Poltekes, Rumah Sakit Dharmais, Bank Mandiri, Klinik Sehat, dll) 5. Kolom No Isilah mulai dengan nomor urut 1 untuk data responden yang melakukan pengukuran tekanan darah. 6. Kolom Jenis Kelamin Isilah dengan huruf L untuk jenis kelamin Laki-laki dan huruf P untuk jenis kelamin Perempuan 7. Kolom Umur Isilah kolom ini sesuai dengan umur responden yang melakukan pengukuran tekanan darah 8. Kolom Hasil Pengukuran T ekanan Darah Isilah kolom ini dengan hasil pengukuran tekanan darah, untuk hasil pengukuran pertama pada lengan kiri dituliskan pada kolom angka 1, untuk hasil pengukuran tekanan kedua padalengan kanan dituliskan pada kolom angka 2. Apabila selisih pengukuran tekanan darah pertama dan kedua berbeda>15 mmHg maka lakukan pemeriksaan ketiga pada lengan kiri dan catat hasil pada kolom angka 3. Catatlah nilai sistole dan diastole pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengukuran yang dilakukan. 9. Form rekapitulasi yang sudah terisi lengkap dikirimkan via email ke:
pptm@kemkes.go.id
37
Gerakan Pengukuran Tekanan darah bagi masyarakat dilaksanakan mulai tanggal 7April 2013, dengan prosedur pengukuran yang tercantum pada panduan HKS 2013 dan melaporkan hasil pengukuran tekanan darah ke Direktorat PPTM dengan cara men-download formulir pencatatan yang tersedia pada website http://www.pppl.depkes.go.id dan mengupload hasilnya pada website tersebut atau menggunakan form rekapitulasi dalam bentuk format excel sesuai petunjuk.
38
39
40