Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN HIPERTENSI

OLEH :
KELOMPOK 5

MADE SANTIKA DEWI C2118069


NI GUSTI KETUT SETIAWATI C2118070
ANAK AGUNG SRI WIDARI C2118071
JOANA D. URLIALY C2118072
I MADE SUARTAMA C2118073
I PUTU ARTADI C2118074

KELAS : DIII-B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
LANDASAN TEORI MEDIK
HIPERTENSI
A. DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smith
Tom,1995 ).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama
dengan 100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim
Nasrin,2003 ).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic
90 mmHg ( Smeltzer,2001 ).
B. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg ( Darmojo,1999).
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain ( Lany
Gunawan,2001 ).
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun.
1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer ( Lany Gunawan,2001 ).
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi,antara lain :
a. Faktor keturunan
Dari data stasistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan hipertensi adalah :
1) konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr per hari )
2) kegemukan atau makan berlebihan
3) stress
4) merokok
5) minum alcohol
6) minum obat-obatan ( ephedrine,prednison,epineprin ).
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1) glomerulonephritis
2) tumor
3) atherosclerosis
4) diabetes mellitus
5) stroke
6) kontrasepsi
7) kortikosteroid.

D. TANDA & GEJALA


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapt dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan artei tidak teratur.
2. Gejala yang lazim
Meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis ( Edward
K.Chung,1995 ).

E. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor,pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras syaraf sympatis
yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis ditoraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system syaraf simpatis ke ganglia
sympatis ( Brunner & Suddarth,2002 ).

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. pemeriksaan retina
3. pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
4. EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri
5. urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa.
6. foto dada & CT Scan.

G. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
b. latihan fisik
c. edukasi psikologis
2. Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja,tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat.
3. Follow up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan.
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
A. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani norma-norma kesehatan
keluarga maupun sosial, yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan
keluarga untuk mengatasinya. (Effendy, 1998)
Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga
menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman (1988), meliputi 7 komponen
pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi anggota keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
b. Aktifitas rekreasi keluarga
1) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
4) Riwayat keluarga inti
5) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) System pendukung keluarga

d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai dan norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut,
THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, system genetalia
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat pengkajian menurut Supraji (2004) yaitu:

a. Membina hubungan baik


Dalam membina hubungan yang baik, hal yang perlu dilakukan antara lain, perawat
memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah tamah, menjelaskan tujuan kunjungan,
meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada di keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan, menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang ada di keluarga.
b. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan yang
dilakukan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data y6ang lebih lengkap
sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini
perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah
kesehatan yang penting dan paling dasar.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan
respons manuasia. Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi
potensial/actual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat menyusun
intervensi-intervensi definitive untuk mempertahankan status kesehatan atau untuk
mencegah perubahan (Carpenito, 2000).
Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu:
a. Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan dengan
standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
b. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi:
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang
emndukung masalah dan penyebab.
Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada
tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3 kelompok,
yaitu:

1) Diagnosa sehat/Wellness/potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu memenuhi
kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat digunakan. Perumusan diagnosa potensial ini hanya
terdiri dari komponen Problem (P) saja dan sign /symptom (S) tanpa etiologi
(E).
2) Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat menjadi
masalah actual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan diagnosa risiko ini
terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E), sign/symptom (S).
3) Diagnosa nyata/actual/gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan
memerlukn bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa actual terdiri dari
problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga.

Dalam Friedman (!998) diagnosa-diagnosa keperawatan pilihan NANDA yang cocok


untuk praktek keperawatan keluarga seperti tabel dibawah ini:
3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi
(Efendy,1998).
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
a. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan
disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun
prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa
criteria sebagai berikut :
1. Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
3. Potensi masalah untuk dicegah
4. Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu
proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglay (1978) dalam Effendy (1998).

Kriteria Bobot Skor


Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan 2 Mudah =2
masalah untuk Sebagian =1
dipecahkan Tidak dapat = 0
Potensi masalah 1 Tinggi =3
untuk dicegah Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :

- Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat


- Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikaitkan dengan bobot
- Jumlahkan skor untuk semua criteria
- Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5)

b. Rencana
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan keperawatan.
Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi serta meminimalkan
stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan.
Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan
sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier
untuk memperkuat garis pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan
jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di
keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana
mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga.

Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah
sebagai berikut :

1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah


2. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum diketahui dan
meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
3. Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga tentang faktor-
faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara
mendapatkan pelayanan kesehatan dan pentingnya pengobatan secara teratur.
4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan.
5. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah
diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga yaitu :

a. Sumber daya keluarga

b. Tingkat pendidikan keluarga

c. Adat istiadat yang berlaku

d. Respon dan penerimaan keluarga

e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan
standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah
terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang
spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah
dicapai (Friedman,1998)

Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :

S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.

O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang
obyektif.

A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.

P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn . J
KHUSUSNYA PADA Tn. S KASUS HIPERTENSI
DI RT 3 RW I DSN TAMBAKBOYO DESA TAMBAKRIGADUNG
KEC. TIKUNG LAMONGAN

Tinjauan Kasus
Pengkajian kelurga tanggal (10-03-2019 Pukul 12.00 WIB)
I. DATA UMUM
1. BIODATA
Nama KK : Tn J
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Tambakboyo Desa Tambakrigadung Kec. Tikung Lamongan
Pekerjaan : PNS (Pensiun)
Pendidikan : SMP Tamat
Penghasilan : ± Rp 600.000,-/ bulan

2. KOMPOSISI KELUARGA

Nama L Hubungan Um Pendidi Status Imunisasi


/P Dg KK ur kan
N BC Polio DPT HB Cmap K

o G ak et
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. Ny. S P Istri KK 60 SD
(Tdk
Tamat)

2. Tn. S L Anak KK 37 SMP


(Tdk
Tamat)
3. Ny. K P Menantu 27 SMP
(Tamat)

4. An. A L Cucu 9 SD
(Kelas
4)

GENOGRAM
3. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga Tn.J adalah Extended Family yaitu dalam satu keluarga terdiri dari ayah,
ibu, anak, menantu dan cucu.
4. SUKU BANGSA
Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan degan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang digunakan
adalah bahasa jawa.
5. AGAMA
Seluruh anggota Tn.J adalah beragama islam dan taat beribadah, sering mengikuti
pengajian yang ada di RT serta berdoa agar Tn.S dapat sembuh dari penyakit yang
dideritanya.
6. STATUS EKONOMI KELUARGA
1. Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari KK dan menantu KK sejumlah ± Rp
1.500.000/bulan. Kebutuhan yang diperlukan keluarga :
- Makan Rp 750.000
- Bayar Listrik/PDAM Rp 200.000
- Pendidikan Rp 150.000
- Lain-lain Rp 150.000
- Jumlah Rp 1.200.000

Sisanya ditabungkan untuk kebutuhan yang mendadak.


2. Barang-barang yang dimiliki
2 buah TV, 4 kipas angin dan 2 sepeda angin, 1 motor. Pada ruang tamu terdapat 1 set
kursi dan lemari, pada ruang tengah terdapat 2 lemari pakaian dan 1 kulkas.

7. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV bersama
dirumah, sedangkan rekreasi diluar rumah kadang-kadang ikut rombongan pengajian yang
ada (ziarah wali songo ) yang diadakan 2-3 tahun sekali.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI
1. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI
Keluarga Tn.J dalam thap perkembangan yaitu pada tahap IV yaitu keluarga dengan
anak usia sekolah
Tahap ini dimulai dari sejak anak berusia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Pada fase ini pada umumnyakeluarga mencapai fase jumlah anggota keluarga yang
maksimal. Tugas perkembangan sebagai berikut :
- Membantu sosialisasi anak, tetngga, sekolh dan lingkungan
- Mempertahankan keintiman pasangan
- Memenuhi kebutuhan biaya hidup
2. TAHAP PERKEMBANGAN SAAT INI
Dari semua tugas perkemabangan yang diatas belum ada yang terpenuhi .
3. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
Tn.J sebagai KK jarang sakit, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan,
maupun kebutuhan dasar yang lain. Tidak mempunyai penyakit menurun (Hipertensi)
dan penyakit menular (TBC, Kusta). Pada saat pengkajian TD 130/90 mmHg.
Ny.S menderita Hipertensi sejak 15 tahun yang lalu yang mengeluh pusing. Tekanan
darah naik bila klien dalam hari tersebut terlalu banyak mengkonsumsi jenis daging-
dagingan. TD 150/110 mmHg.
Tn.S menderita Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu sering mengeluih pusing, selama
ini berobat ke RS secara teratur yaitu 1 bulan sekali.
4. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
1. Dari pihak suami
Keluarga Tn.J dari pihak suami ada yang menderita HT yaitu Istri KK
2. Dari pihak istri
Keluarga Tn.J dari pihak istri tidak terdapat anggota keluarga yang menderita HT
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. KARAKTERISTIK RUMAH
Luas : 8 X 20 M2
Jenis : Permanen
Sirkulasi udara: 2 pintu X 1.9 X 0.9 m2 = 3.42 m2
Pencahayaan : 2 jendela X 1.2 X 0.7 m2 = 1.68 m2 dibuka
3 jendela X 1 X 0.6 m2 = 1.8 m2 dibuka
Angin-angin 4 X 0.3 m2 = 1.2 m2
Angin-angin 3 X 0.3 X 0.6 m2 = 0.54 m2
Total = 8.64 m2

Jadi sirkulasi udara dan pencahayaan Tn.J cukup

Pemanfaatan ruangan rumah : perabot tertata rapi


kebersihan ruangan : bersih
lantai : keramik
jarak septic tank dengan sumur : > 10 meter
sumber air minum : tandon air hujan
pembuangan limbah : melalui selokan
halaman dimanfaatkan dengan tanaman hias
keadaan pekatangan bersih
pembuangan sampah dibakar
DENAH RUMAH
Denah rumah

Ruang
tidur
Ruang
anak
tidur
orang tua

Ket:
: pintu belakang

: ruang tidur
: dapur

: jalan/pintu masuk

: ruang tamu

: toilet

: jalan/lorong kecil
2. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS
Hubungan antar tetangga Tn.J baik, saling membantu, bila ada tetangga yang
membangun rumah dikerjakan saling gotong-royong.
3. MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA
Keluarga Tn. J selama ini sebagai penduduk asli Dsn. Tambak boyo Desa Tambak
rigadung dan tidak pernah pindah rumah.
4. PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT
Ny. K mengatakan mulai bekerja pukul 06.00 – 18.00 WIB yaitu membuka toko
pracangan di rumah dan pada malam hari digunakan untuk berkumpul bersama seluruh
keluarganya, Ny K mengikuti pengajian tiap hari minggu.
5. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA
Jumlah anggota keluarga 4 orang , yaitu istri, anak, menantu, dan cucu. Sedangkan ibu
(Ny S) yang selalu mengantarkan klien (Tn S) periksa ke Rumah sakit atau petugas
kesehatan.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. POLA KOMUNIKASI
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan mendapat informasi
kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya didapat dari televisi dan radio.
2. STRUKTUR KESEHATN KELUARGA
Menurut Tn J, hanya Ny S dan Tn J yang sakit dan anggota kelurga lainnya dalam
keadaan sehat.
3. STRUKTUR PERAN
1. Formal
Tn J sebagai KK, Ny S sebagai istri, tn S sebagai anak, Ny K sebagai menantu dan
An A sebagai cucu.
2. Informal
Tn J sebagai pencari nafkah dengan menerima pensiunan dengan dibantu Ny K
dengan membuka toko pracangan di rumah.
4. NILAI DAN NORMA KELUARGA
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
Demikian pula dengan sehat dan sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit, dibawa ke Rumah Sakit atau petugas
kesehatan.

V. FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI AFEKTIF
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit langsung dibawa
ke Rumah sakit atau petugas kesehatan.
2. FUNGSI SOSIALISASI
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan
selalu mentaati norma yang ada.
3. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN
Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri, komposisi nasi, lauk pauk, dan sayur dengan
frekuensi 3 kali sehari. Dan bila ada anggota kelaurga yang sakit, keluarga merawat dan
memeriksakanny ke Rumah Sakit atau petugas kesehatan.

- Kemampuan mengenal masalah kesehatan


Keluarga mengatakan Tn S sering mengeluh pusing karena penyakit darah
tinggi dan takut tensinya naik.
- Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Bila Tn S sakit langsung dibawa ke Puskesmas atau petugas kesehatan ke
rumah
- Merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam merawat Tn S, masih memberikan makanan yang sama dengan
anggota keluarga yang lainnya, pola tidur juga masih belum sesuai dan
waktunya kurang lama, namun selalu melakukan kontrol secara teratur ke
pelayanan kesehatan.
- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari, mengepel 1 minggu sekali dan
lantai kamar mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di
masyarakat
Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas atau petugas kesehatan bila
sakit dan Tn S melakukan periksa sejak menderiat Hipertensi.

5. FUNSI REPRODUKSI
Jumlah ana 1 orang, anak pertama masih Sekolah Dasar kelas IV. Dan Ny K
menggunakan KB hormonal.
6. FUNGSI EKONOMI
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan
biaya untuk berobat.

VI. STRESS DAN KOPPING KELUARGA


1. STRESS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
a. Stressor jangka pendek
Tn S mengatakan sering mengeluh pusing
b. Stressor jangka panjang
Tn S khawatir tensinya bertambah tinggi dan stroknya makin parah
2. KEMAMPUAN KELUARGA BERRESPON TERHADAP STRESSOR
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau petugas
kesehatan
3. STRATEGI KOPPING YANG DIGUNAKAN
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada
4. STRATEGI ADAPTASI DISFUNGSIONAL
Tn S bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Tn S
Keadaan umum: cukup, TD: 180/140 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 20 X/mnt, BB:58 kg dan TB:
154 cm.
Kepala : Rambut bersih, warna hitam beruban, rontok, wajah pucat
Mata :Conjungtiva merah muda, sklera putih, terdapat gambaran tipis pembululuh darah
Hidung: Pernafasan spontan
Mulut : bibir lemba, tidak ada stomatitis, terdapat caries bibir,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada tarikan intercostae, vokal fremitus dada kanan dan kiri sama. Suara paru sonor
pada semua lapang paru, suara jantung pekak, suara nafas vesikuler, S1 S2 tunggal.
Perut : bulat datar, bising usus 12 x/ menit, hepar dan lien tak teraba., suara perut timpani.
Ekstrimitas : tidak ada odema pada ekstrimitas baik ekstrimitas bagian atas maupun
ekstrimitas bagian bawah.
3) An “A”
keadaan umum baik

VIII. HARAPAN KELUARGA


Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar selalu meningkatkan mutu pelayanan dan
membantu masalah Tn “S”
2.2 ANALISA DATA
NO DATA DATA MASALAH TTD
SUBYEKTIF OBYEKTIF

1 2 3 4 5

1. - Tn - Tn “ S” terlihat Nyeri
“S” mengatakan sering
sering mengeluh memegangi
sakit kepala kepala bagiab
belakang
- Tn “S”
mengatakan nyeri - Wajah Tn”S”
skala 2 kadang-kadang
terlihat
- Keluarga menyeringai
mengatakan
kurang memahami - TD : 180/140
cara merawat mmHg

- Makanan Tn”S”- N : 88x/mnt


sama dengan
keluarga yang lain - RR: 20 x/mnt

- Pola tidur Tn”S”


tidak sesuai dan
kurang dari
kebutuhan

- Kontrol secara
teratur

- Tn “S”
mengatakan - Tn “S” terlihat
khawatir tensinya bingung
2. semakin tinggi dan Takut

stroke semakin - Wajah Tn “:S”

parah kadangf –kadang


terlihat pucat
- Keluarga
kurang memahami - TD : 180/140

cara mengenal mmHg

masalah Tn “S”
- N : 88x/mnt
yang khawatir
tensinya akan - RR: 20 x/mnt
bertambah tinggi

- Keluarga
mengatakan
kurang memahami
cara merawat
Tn”S”

- Makanan
Tn”S” sama
dengan keluarga
yang lain

- Pola tidur
Tn”S” tidak sesuai
dan kurang dari
kebutuhan

- Kontrol secara
teratur

SKALA PRIORITAS
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan keluarga I


Gangguan rasa nyaman ( nyeri) berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan hipertensi.
NO KRITERIA PERITUNGAN SCORE PEMBENARAN

3
1 Sifat masalah x1 1 Nyeri kepala
tidak yang dirasa
3
/ancaman karena
kesehatan peningkatan
tekanan vaskuler
serebral

2
2 Kemungkinan x2 1 Denga kontrol
masalah yang tewratur
2
dapat diubah dapat
sebagian menurunkan
tekanan darah

2
3 Potensial x1 Rasa nyeri dapat
masalah dikurangi meluli
2 2
untuk dicegah pengobatan dan
cukup 3
perawatan yang
tepat
2
4 Menonjolnya x1 1 Keluarga
masalah- menyadari Tn
2
masalah berat “S”: mempunyai
harus segera masalah dampak
ditangani dari hipertensi
maka segera
mengatasi
masalah tersebut

2
Jumlah 3

Diagnosa keperawatan keluarga II


Gangguan rasa aman ( takut ) terhadap kompliksi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat dam mengenal maslah anggota keluarga dengan hipertensi
NO KRITERIA PERHITUNNGAN SCORE PEMBENARAN

2 2
1 Sifat masalah x1 Rasa takut
keadaan menyebabkan
3 3
masalah penigkatan TD
yang dapat
memperburuk
keadaan

1
2 Kemungkinan x2 1 Pemberian
masalah penjelasan yang
2
dapat diubah tepat dapat
sebagian membantu
menurunkan rasa
takut
2 2
3 Potensial x1 Penjelasan dapat
masalah membantu
3 3
untuk dicegah mengurangi rasa
cukup takut

1 1
4 Menonjolnya x1 Keluarag
masalah- menyadari
2 2
masalah tidak dengan
perlu mematuhi diet
ditangani yang dianjurkan
dapat mengrangi
rasa khawatir
Tn”S”

5
Jumlah 2

2.3 RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. ganguan rasa aman ( nyeri ) berhubugan dengan ketidakmampuan merawt anggot
keluarga dengan hipertensi yang ditandai dengan
DS:
- Tn “S” mengatakan sering mengeluh sakit kepala
- Tn “S” mengatakan nyeri skala 2
Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat
- Makanan Tn”S” sama dengan keluarga yang lain
- Pola tidur Tn”S” tidak sesuai dan kurang dari kebutuhan
- Kontrol secara teratur
DO :
- Tn “ S” terlihat sering memegangi kepala bagiab belakang
- Wajah Tn”S” kadang-kadang terlihat menyeringai
- TD : 180/140 mmHg
- N : 88x/mnt
- RR: 20 x/mnt
2. Gangguan rasa aman ( takut ) terhadap kompliksi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dam mengenal maslah anggota keluarga
dengan hipertensi yang ditandai dengan :
DS :
- Tn “S” mengatakan khawatir tensinya semakin tinggi dan stroke semakin
parah
- Keluarga kurang memahami cara mengenal masalah Tn “S” yang khawatir
tensinya akan bertambah tinggi
- Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat Tn”S”
- Makanan Tn”S” sama dengan keluarga yang lain
- Pola tidur Tn”S” tidak sesuai dan kurang dari kebutuhan
- Kontrol secara teratur
DO :
- Tn “S” terlihat bingung
- Wajah Tn “:S” kadangf –kadang terlihat pucat
- TD : 180/140 mmHg
- N : 88x/mnt
- RR: 20 x/mnt
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

TUJUAN KRITERIA EVALUASI


DX. KEP
N
KELUAR INTERVENSI
O KRITERI
GA UMUM KHUSUS STANDART
A

1 I Setelah Setelah Demonstr Keluarga dapat


1. Berikan
dilakukan dilakukan asi mendemonstrasi penjelasan pada
tindakan kunjungan kan cara keluarga tentang
keperawata rumah 3x mengurangi dan cara
n rasa nyeri diharapak mencegah mengurangi/me
teratasi/hila an trerjadinya nyeri ncegah
ng keluarga dengan benar terjadinya nyeri
mampu dengan teknik
memberik relaksasi, 2. Demonstrasi

an kompres dingin kan pada

keperawat pada kepala keluarga tentang


an pada bagian belakang cara
Tn S dan menghindari mengurangi
dengan perubahan posisi nyeri
nyeri secara mendadak
3. Berikan
sekunder dan pengobatan
penjelasan pada
hipertensi secara teratur
keluarga tentang
diet yang sesuai
dengan
penderita
hipertensi yaitu
diet rendah
garam, rendah
lemak dan
kolesterol

4. Anjurkan
pada keluarga
untuk
mengkonsumsi
makanan sesuai
dengan diet
hipertensi

5. Anjurkan
pada keluarga
untuk jadwal
tidur Tn. S

6. Anjurkan
pada keluarga
memeriksakan
Tn. S secara
teratur

II Setelah Setelah Demonstr - Adanya usaha


1. Berikan
dilakukan dilakukan asi untuk tidur penjelasan
tindakan kunjunnga sesuai kebutuhan pada
keperawata n rumah keluarga
n 3x - Periksa secara tentang diet

diharapkan diharapak teratur ke yang sesuai

rasa takut n keluarga pelayanan untuk


teratasi/hila mampu kesehatan penderita
ng memberik hipertensi
an - Ungkapan Tn S yaitu diet
perawatan tidak takut rendah
pada Tn. S garam,
- Wajah Tn S
rendah lemak
tamapak relaks
dan
kolesterol
2. Anjurkan
pada
keluarga
untuk
mengkonsum
si makanan
sesuai
dengan diet
hipertensi
3. Anjurkan
pada
keluarga
untuk jadwal
tidur Tn. S
4. Anjurkan
kepada
keluarga
memeriksaka
n Tn. S
secara teratur
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA
No Tanggal Dx Tujuan Khusus Implementasi TTD
Keperawatan

1 10-03- I, II Setelah dilakukan


1. Memberikan
2019 kunjungan rumah 3x penjelasan pada keluarga
diharapkan keluarga tentang cara mengurangi
mampu memberikan dan mencegah terjadinya
perawatan bagaimana nyeri dengan benar,
cara mengurangi rasa dengan teknik relaksasi,
nyeri kompres dingin pada
kepala bagian belakang
dan menghindari
perubahan posisi secara
mendadak

2. Mendemonstrasikan
pada keluarga tentang
cara mengurangi nyeri
dengan cara : pada saat
ada nyeri menarik nafas
panjang ditahan sebentar
kemudian dikeluarkan
Setelah dilakukan
secara perlahan-lahan
kunjungan rumah 3x
diharapkan keluarga
3. Menganjurkan pada
mampu memberikan
keluarga memerikasakan
perawatan pada Tn. S
Tn. S secara teratur
dengan hipertensi
setiap minggu dan
dengan
minum obat secara
memperhatikan diet,
teratur.
pola tidur dan control
secara teratur 4. Memberikan
penjelasan pada keluarga
tentang diet yang sesuai
dengan hipertensi pada
makanan yang diberikan
Tn. S harus benar-benar
rendah garam,
mengurangi makanan
berlemak

5. Menganjurkan pada
keluarga untuk mengatur
jadwal tidur pada sore
hari sebaiknya digunakan
untuk istirahat

CATATAN PERKEMBANGAN

Dx
No Tanggal Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan

1. 10-03- I S :Keluarga mengatakan sudah


2019 memahami tentang cara
mengurangi/mencegah
terjadinya nyeri kepala

O : Keluarga dapat
mengungkapkan kembali
cara
mengurangi/mencegah
terjadinya nyeri kepala

A : Tujuan tercapai sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

- Anjurkan Tn. S dan


keluarga melakukan
teknik relaksasi

- Anjurkan Tn. S dan


keluarga
menghindari perubahan
posisi secara mendadak

- Anjurkan Tn. S dan


keluarga untuk
mengkonsumsi makanan
sesuai diet hipertensi

- Anjurkan pada Tn. S


dan keluarga untuk
mengatur jadwal tidur

- Anjurkan pada
keluarga mengontrol
secara teratur

I : Melaksanakan
tindakan sesuai intervensi

E : Masalah teratasi
sebagian

R : -

2. II S : Keluarga mengatakan sudah


memahami tentang cara
merawat keluarga dengan
hipertensi dengan
memperhatikan diet, pola
tidur dan control secata
teratur

O : - Keluarga dapat
mengungkapkan kembali
cara merawat keluarga
hipertensi dengan
memperhatikandiet, pola
tidur dan control teratur

- Makanan yang disajikan


untuk Tn. S sama dengan
anggota keluarga yang
lain

A : Tujuan tercapai
sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

- Anjurkan Tn. S dan


keluarga untuk
mengkonsumsi sesuai diet
hipertensi

- Anjukan pada Tn. S


dan keluarga untuk
mengatur jadwal tidur Tn.
S

- Anjurkan pada
keluarga mengontrol
secara teratur

I : Melaksanakan
tindakan sesuai intervensi

E : Masalah teratasi
sebagian

R : -

13-03- I S : Keluarga mengatakan Tn.


2019 S sering melakukan teknik
relaksasi

O : - Tn. S dapat menjawab,


mendemonstrasikan
teknik relaksasi

- T : 160/100 mmHg

- N : 88x/menit

- Wajah Tn. S tampak


lebih relaks
A : Tujuan Tercapai
sebagaian

P : Lanjutkan Intervensi

Anjurkan pada keluarga


untuk mengontrolkan Tn.
S secara teratur

I : Melaksanakan
tindakan sesuai intervensi

E : Masalah teratasi
sebagian

R : -

II S : - Keluarga mengatakan
sudah menyendirikan
makanan Tn. S dengan
anggota keluarga

- Tn. S mengatakan sudah


tidak takut lagi dengan
tensinya

O : - Makanan yangdisajikan
untuk Tn. S nasi, sayur
asam, lauk tahu, tempe
garing

- Makanan untuk Tn. S dan


anggota keluarga yang
lain tersendiri

- Wajah Tn. S tamapak


lebih relaks

A : Tujuan tercapai

P : Lanjutkan Intervensi

- Anjurkan Tn. S dan


keluarga mengkonsumsi
diet hipertensi

- Anjurkan pada Tn. S


dan keluarga mengatur
pola tidut Tn. S

I : Melaksanakan
tindakan sesuai intervensi

E : Masalah teratasi

R :-

Anda mungkin juga menyukai