BAB 1
PENDAHULUAN
Gagal jantung telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan juga menjadi
penyebab kenaikan jumlah perawatan di rumah sakit dengan menghabiskan biaya cukup
tinggi. Akibatnya terjadi peningkatan angka perawatan di rumah sakit karena penyakit
gagal jantung. Masalah yang sering muncul pada gagal jantung ialah gangguan
pertukaran gas. Gangguan pertukaran gas merupakan keadaan ketika individu mengalami
penurunan jalannya gas ( oksigen dan karbon dioksida ) yang aktual antara alveoli paru-
paru dan sistem vaskuler (Smeltzer S. 2016). WHO (2016), mencatat 17,5 juta orang di
menunjukkan Indonesia termasuk kelompok dengan jumlah kejadian tertinggi yaitu 371
per 100.000 orang lebih tinggi dibandingkan Timur Leste sebanyak 347 per 100.000
orang dan jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang hanya 184 per 100.000 orang
kematian nomor satu setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) tahun
menghadapi beban. Hal ini dilakukan dengan baik bila kemampuan otot jantung
untuk memompa baik, sistem katub serta pemompaan baik. Bila ditemukan
gangguan jantung yang merusak ventrikel untuk mengisi dan memompa cukup
jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebtuhan
kiri atau keduanya, sehingga tekanan kapiler paru meningkat (Asikin, M.,
prevalensi penyakit jantung pada penduduk semua umur di provinsi jawa timur
Indonesia tertinggi pada umur 75 + tahun (4,7%). Untuk yang di diagnosis dokter
prevalensi lebih tinggi pada perempuan (1,6%) dibanding laki- laki (1,3%),
berdasarkan diagnosis dokter atau gejala prevalensi sama banyaknya antara laki-
laki dan perempuan (0,3%). WHO (2016), mencatat 17,5 juta orang di dunia
yaitu 371 per 100.000 orang lebih tinggi dibandingkan Timur Leste sebanyak 347
per 100.000 orang dan jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang hanya 184
sebanyak 375.127. Di RSUD Prof. Dr. Soekandar sendiri jumlah penderita gagal
jantung pada tahun 2016 mencapai 958 orang. Adanya tekanan kapiler dan vena
pertukaran gas.
1.1.3 kronologis
4
1.1.4 Solusi
1.3 Rumusan
MOJOSARI
SOEKANDAR MOJOSARI.
SOEKANDAR MOJOSARI.
6
SOEKANDAR MOJOSARI.
SOEKANDAR MOJOSARI
1) Bagi Klien
klien dapat menangani gejala yang timbul, jika terjadi sesak nafas klien
bisa memposisikan diri setengah duduk atau duduk, jika ingin tidur maka
dan kafein.. klien juga dapat melakukan pengelolaan stress yang baik.
2) Bagi Perwat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
gangguan jantung yang merusak ventrikel untuk mengisi dan memompa cukup
jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebtuhan
kiri atau keduanya, sehingga tekanan kapiler paru meningkat (Asikin, M.,
2.1.2 Etiologi
Kondisi yang dapat menyebabkan decompensasi cordis dapat dibagi secara luas
menjadi:
7
.
curah jantung
mekanis
oksigen miokardium.
Proses-proses ini lebih sering mengenai ventrikel kiri, namun gagal jantung kanan
tanpa disertai gagal jantung kiri dapat timbul pada keadaan tertentu. Patut diingat
bahwa penyebab tersering gagal jantung kanan adalah gagal jantung kiri.
pembuluh darah paru yang luas karena hipoksia seperti pada penyakit paru
vaskular paru dan menyebabkan overload tekanan dan volume pada ventrikel
kanan.
Penurunan curah jantung kanan menurunkan pengisian dan isi sekuncup ventrikel
kiri, sehingga efek yang ditimbulkan dapat mirip pada kondisi di mana ventrikel
akibat tekanan arteri dan vena meningkat karena penurunan curah jantung.
perpindahan cairan dari pembuluh darah menuju jaringan itertitial dan alveoli.
a) Disnea karena aktivitas. Sesak napas pada saat melakukan aktivitas fisik.
b) Ortopnea. Keluhan sesak napas pada saat penderita berbaring dan akan
c) Dyspnea nocturnal proksimal. Sesak napas dirasakan pada malam hari dan
dengann ortopnea karena terjadi lebih lama tiga menit sejak berbaring.
d) Takikardi
e) Hipotensi
f) Batuk darah
g) Keringat dingin
h) Pucat
3) Decompensasi cordis kanan, ventrikel kanan tidak kuat lagi memompa darah
Kondisi ini menyebabkan tekanan pada atrium kanan naik dan menghambat
vena jugularis.
2.1.4 Klasifikasi
2017):
adekuat untuk mengeluarkan volume darah yang cukup kedakam system arteri.
Fungsi ini hilang akibat iskemia atau infark, kardiomiopati, atau inflamasi.
2) Decompensasi cordis diastolic terjadi bila jantung tidak dapat relaks secara
jantung coroner. Ketika fungsi ventrikel kiri gagal, curah jantung akan turun.
Tekanan dalam ventrikel dan atrium sebelah kanan meningkat saat jumlah
darah yang tersisa ventrikel setelah sistol meningkat. Peningkatan tekanan ini
jaringann perifer.
kronis. Disebabkan otot jantung sudah tidak kuat untun memacu jantug untuk
meningkat.
2.1.5 Patofisiologi
Reservasi jantung normal untuk merespons terhadap stress tidak adekuat untuk
tugasnya sebagai pompa, dan akibatnya terjadi gagal jantung. Tingkat awal
disfungsi komponen pompa secara nyata dapat mengakibatkan gagal jantung. Jika
tertentu pada penurunan curah jantung adalah peningkatan kerja jantung. Semua
.
upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi jaringan vital tetap normal. Terdapat
memompa dengan baik. Tidak hanya membawa efek baik, mekanisme frank -
dengan penurunan waktu pengisian dan penurunan curah jantung. Selain itu
Secara fisiolois ginjal juga mensekresi renin dan angiotensin. Efek dari dua
akan memperparah retensi cairan dalam vaskuler. Efek baik dari respons
fisiologis ini adalah dapat memenuhi distribusi darah ke organ – organ vital
organ lain yang akan berdampak pada metabolisme anaerob dan asdosis asam
laktat.
3) Hipertropi ventrikel
Mekanisme
Tabel 2.2 patofisiologiFisiologi
(Lemone, 2016) Efek Pada Sistem Komplikasi
Tubuh
1) Mekanisme Makin besar Peningkatan Peningkatan
frank – regangan serabut kontraktil yang kebutuhan
starling otot jantung menyebabkan oksigen
semakin besar peningkatan curah miokardium
tenaga kontraksi jantung Terbatas oleh
pergangan
berlebihan
2) Respons Penurunan curah Peningkatan FJ, Takikardia
neuro jantung TD dan dengan penurnan
endokrin menstimulasi system kontraktilitas. waktu pengisian
simpatis dan Peningkatan dan penurunan
pelepasan resistensi vaskuler. curah jantung
katekolamin Peningkatan aliran Peningkatan
balik vena. resistensi
vaskuler
Peningkatan
kerja
miokardium
Penurunan curah Vasokontriksi dan Peningkatan
jantung dan perfusi peningkatan TD kerja
ginjal menstimulasi miokardium
system Vasokontriksi
renin/angiotensin ginjal dan
penurunan
perfusi ginjal
Angiotensin Retensi garam dan Peningkatan
menstimulasi air oleh ginjal preload dan
pelepasan Peningkatan afterload
aldosterone dari volume vaskuler Kongesti paru
korteks adrenal
ADH dilepaskan Ekresi air Retensi cairan
dari hiposfisis dihambat dan peningkatan
posterior Peningkatan ekresi preload dan
natrium asfterload
Deuresis
Aliran darah di Penurunan perfusi Gagal ginjal
distribusikan ke pada organ lain Metabolisme
organ vital (jantung Penurunan perfusi anaerob dan
dan otak) kulit dan otot asidosis laktat
3) Hipertrofi Beban kerja jantung Peningkatan tenaga Peningkatan
ventrikel menyebabkan kontraktil untuk kebutuhan
hipertrofi otot mempertahankan oksigen
miokardium dan curah jantung miokardium
ventrikel Pelebaran seluler
.
4) Overload volume
Remodelling jantung terjadi agar dapat dihasilkan isi sekuncup yang besar
Pelebaran ini membutuhkan ketegangan dinding yang lebih besar agar dapat
akan memberikan berbagai manifestasi tanda dan gejala pada sistem tubuh.
cairan, jika cairan tidak berhasil dipindahkan makan caira akan menummpuk
Hipertrofi ventrikel
Statis darah dalam Gangguan kontraktilitas
atrium dan ventrikel jantung
Disfungsi diastolik
dan sistolik
Peningkatan beban Penurunan volume
awal dan akhir sekuncup
Decompensasi Cordis
Tekanan
Hipertofi ventrikel
hidrostatik>
kiri
Vasokontriksi Angiotensin I ke tekanan osmotik
sistematis angiotensin II
Pemendekan
miokard Penumpukan
Menurunkan GFR Pengeluaran cairan ke alveoli
nefron, ginjal aldosteron
mengalami
Pengisian LV
vasokontriksi
menurun
Gangguan
Meningkatka
pertukaran gas
Menurunkan ekresi n reabsorsi Aliran tidak
natrium dan air natrium dan adekuat ke
dalam urine air oleh jantung dan otak
tubulus Edema paru
Urine output
menurun, voleme Penurunan Pengembangan paru
plasma meningkat, curah jantung tidak optimal
tekanan hdrodasti
meningkat
.
2.1.7 Komplikasi
2013):
2) Syok kardiogenik.
Akibat penurunan dari curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak
3) Episode trombolik.
1) Ekokardiografi
yang pertama dan sebagai alat yang pertama untuk manajemen gagal jantung;
2D, dan Doppler, maka pemeriksaan invasif lain tidak lagi diperlukan.
Gambaran yang paling sering ditemukan pada gagal jantung akibat penyakit
2) Rontgen Toraks
adanya peningkatan tekanan vena paru adalah adanya diversi aliran darah ke
2009).
3) Elektrokardiografi
spesifik. Pada hasil pemeriksaan EKG yang normal perlu dicurigai bahwa
hasil diagnosis salah. Pada pemeriksaan EKG untuk klien dengan gagal
.
2009);
d) Aritmia
4) Pemeriksaan laboratoruium
penyebab (misal: diabetes) atau malfungsi pada organ vital lainnya karena
perfusi yang buruk (akut atau kronis). Pemeriksaan ini harus dilakukan secara
(Hurst, 2015):
b) Urinalisis
f) Kreatinin serum
g) Hormon tiroid
dilepaskan. Kondisi ini terjadi saat ventrikel mengalami stres, yaitu pada
hipertrofi ventrikel, hipertensi, atau gagal jntung. Penigkatan nilai BNP yang
gagal jantung, tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk memastikan atau
menyingkirkan diagnosis gagal jantung. Nilai kritis BNP >100 = stress ventrikel.
2.1.9 Penatalaksanaan
Tata laksana decompensasi cordis dan tujuan menurut (Evans, 2017) dalam
1) Penurunan preload.
tekanan darah.
a) Pengelolaan umum
Pasien dengan gagal jantung harus membatasi asupan garam dan jika
cairan. Alkohol harus dihindari karena memiliki efek toksik pada jantung.
Pasien juga harus diberikan tata laksana komorbiditas yang dikelola secara
efektif.
b) Diuretik
Diuretik meningkatkan ekskresi garam dan air oleh ginjal. Diuretik kuat
mengurangi gejala. Tidak seperti banyak obat lain yang digunakan pada
(AII) oleh EKA. Inhibisi (AII) pada gagal jantung akan membatasi tingkat
air. Dalam banyak studi penghambat EKA telah berulang kali terbukti
gagal jantung baik simtomatik ataupun tidak. Jika penghambat EKA tidak
d) Penyekat beta
Manfaat dari penyekat beta pada gagal jantung termasuk penurunan laju
e) Antagonis aldosteron
f) Glikosida jantung
pada pasien dengan gagal jantung jika mereka memiliki fibrilasi atrium
guna mengontrol laju jantung dan pada pasien dengan gagal jantung berat
mengeluhkan gejala.
g) Nitrat
pada keadaan akut karena akan timbul toleransi dengan penggunaan lebih
h) Obat inotropik
i) β1-Simpatomimetik
.
j) Penghambat fosfodiesterase
pembuluh darah. Obat ini digunakan pada gagal jantung berat yang tidak
Pasien dengan gagal jantung sering disertai dengan blok cabang berkas
jantung khusus saat ini tersedia untuk secara sinkron merangsang ventrikel
kiri dan kanan. Sehingga efek yang diharapkan adalah peningkatan curah
mirip dengan alat pacu jantung untuk memberikan kejut listrik kecil ketika
pacing.
ventrikel yang gagal. Alat ini dapat digunakan sebagai solusi sementara
pulih fungsinya.
n) Transplantasi
Dengan pemilihan pasien yang baik, maka prognosis pasien akan baik,
disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang
kurang lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES (Brunner &
Suddarth, 2002).
Karakteristik mayor dan minor adalah tanda dan gejala dari suatu masalah
1) Karakteristik mayor:
b) Ronkhi paru
d) Edema anasarca
.
h) Edema ektremitas
i) Oliguria
j) Kardiomegali
2) Karakteristik minor
c) Hepatomegaly
peningkatan tekanan hidrostatik gagal jantung, obstruksi vena pada ibu hamil.
seperti karena malnutrisi, penyakit ginjal, dan penyakit hati. Protein plasma
berfungsi menahan cairan atau volume cairan vaskular atau intrasel, sehingga
jika terjadi penurunan maka cairan banyak keluar ke vaskular atau keluar sel.
bertambahnya natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama, sehingga berakibat
kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif tidak seimbang. Gangguan
nilai natrium serum penting untuk mengenali keadaan ini. Kadar dari kebanyakan
ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang jelas
.
dari jumlah total dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga
Hubungan dengan decompensasi cordis, hypervolemia adalah salah satu efek dari
natrium dan air dalam darah, sehingga menyebabkan cairan terakumulasi dalam
cairan vaskuler dan akan meluber ke cairan itertisial melalui proses osmotic
(Lemone, 2016).
2.3.1 Pengkajian
1) Keluhan utama
Keluhan utama klien dengan gagal jantung adalah kelemahan saat beraktivitas
ringan sampai berat, sesuai derajat gangguan Riwayat Penyakit Saat Ini
beraktivitas.
Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa diminum oleh klien pada masa
yang lalu dan masih relevan dengan kondisi saat ini. Obat-obatan ini meliputi
.
obat diuretik, nitrat, penghambat beta, serta antihipertensi. Catat adanya efek
samping yang terjadi di masa lalu, alergi obat, dan reaksi alergi yang timbul.
Sering kali klien menafsirkan suatu alergi sebagai efek samping obat.
Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda
keturunannya.
menanyakan kebiasaan dan pola hidup misalnya minum alkohol atau obat
merokok, sudah berapa lama, berapa batang per hari, dan jenis rokok
6) Pengkajian Psikososial
kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, dan fokus pada diri
pekerjaan, kesulitan biaya ekonomi, dan kesulitan koping dengan stresor yang
berfungsi dengan baik. Penurunan lebih lanjut dari curah jantung dapat terjadi
1) Keadaan umum
dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi sistem
saraf pusat.
2) B1 (Breathing)
pulmonal akut. Crackles atau ronki basah halus secara umum terdengar pada
3) B2 (Bleeding)
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Auskultasi
fisik yang berkitan dengan kegagalan ventrikel kiri dapat dikenali dengan
mudah dibagian yang meliputi: bunyi jantung ketiga dan keempat (S3,S4)
atrium.
d) Perkusi
(kardiomegali).
4) B3 (Brain)
5) B4 (Bladder)
itu perawat perlu memantau adanya oliguria karena merupakan tanda awal
yang parah.
6) B5 (Bowl)
.
Klien biasanya didapatkan mual dan muntah, penurunan nafsu makan akibat
pembesaran vena dan statis vena di dalam rongga abnomen, serta penurunan
berat badan. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abnomen
kegagalan jantung.
7) B6 (Bone)
berikut.
b) Kulit
organ seperti kulit dan otot-otot rangka. Kulit yang pucat dan dingin di
sianosis.
.
c) Mudah lelah
1) Ekokardiografi
2) Rontgen Toraks
3) Elektrokardiografi
5) Urinalisis
9) Kreatinin serum
retensi natrium dalam vaskuler yang ditandai dengan sesak napas, edema, berat
kardiomegaly, kadar Hb/Ht turun, oliguria, intake lebih banyak dari output, ada
Hypervolemia pada decompensasi cordis adalah masalah yang berat dan harus
segera ditangani. Karena retensi cairan yang berlebih dapat merusak organ –
organ lain terutama pada organ ginjal. Curah jantung yang turun menimbulkan
namun efek sampingnya dapat meningkatkan retensi natrium dan air di vaskuler.
ekresi air dan peningkatan ekresi natrium dalam vaskuler, penumpukan cairan
dalam vaskuler membuat cairan mencari tempat lai dengan proses osmotic.
edema, berat badan meningkat dalam waktu singkat, tekananan vena jugularis
dari output, ada bunyi jantung S3(Lemone, 2016; Mubarak et al., 2015; SDKI,
Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan (PPNI, 2018a; SDKI, 2017; Tim Pokja SIKI
No
Tujuan Intervensi
Dp Rasional
.
1. Setelah diberi
asuhan 1) Monitor intake dan output cairan 1) Haluaran urin
keperawatan Input Outpot cairan biasanya
selama 3 x 24 jam cairan menurun selama
diharapkan Air Urine = …… cc sehari karena
keseimbangan (makan + perpindahan
cairan meningkat minum) cairanke
dengan kriteria =….. cc jaringan, tetapi
hasil: Cairan infus Feses dapat meningkat
1) Haluaran urin = ….. cc = ……. cc pada malam hari
meningkat (kondisi normal sehigga cairan
2) Edema 1 BAB feses : berpindah
menurun 1100cc) kembali ke
3) Tekanan darah Terapi Muntah/ sirkulasi bila
membaik Injeksi pendarahan pasien tidur.
4) Denyut nadi = …….cc cairan, drainage
radial luka/ cairan,
membaik NGT terbuka
5) Tekanan arteri = …..cc
rata – rata Air IWL = …….cc
membaik metabolisme (hiting IWL :
6) Turgor kulit = …..cc 15cc/kgBB/hari)
membaik (hitung AM Jika ada
5cc/kg/ kenaikan suhu
hari) tubuh (IWL +
200 (suhu badan
sekaran)
2) Berat badan
sebagai sumber
pengukuran yang
baik pada kasus
3) Monitor tanda hemokonsentrasi (missal: hiprvolemia,
kadar natrium, BUN, hematrocrit, berat karena cairan
jenis urin) yang keluar
dapat
mengurangi BB.
3) Tanda
hemokensentrasi
5) Batasi asupan cairan dan garam dapat mengathui
fungsi ginjal
.
dalam tubuh
5) Konsumsi
natrium dan
cairan dapat
memperparah
hypervolemia.
8) Dengan dibantu
keluarga atau
psen monitor
11)Kolaborasi pemeberian kalium karena intake dan output
efek deuritik dapat
menghasilkan
hasil yang lebih
valid
9) Lingkungan yang
12)Pemebrian HE tentang diet jantung yang tenang dapat
sesuai (misalnya ; natrium, batasi menurunkan
.
11) Pemberium
kalium
digunakan untuk
mengantisipasi
penurunan kadar
kaium dalam
tubuh karena
efek deuritik.
12) Memimalkan
retensi natrium
dan air serta
penumpukan
lemak pada
miokard.
fowler, mengajakran membatasi asupan cairan dan natrium(Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018).
haluaran urin, edema, tekanan darah, denyut nadi radial, tekanan arteri, turgor