Anda di halaman 1dari 15

RESUME KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN

NY. L DENGAN DIAGNOSA FRAKTUR FEMUR SINISTRA


DENGAN TINDAKAN ORIF DI INSTALASI BEDAH
SENTRAL RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun oleh:

NAHMADDINA SALAMAH
1820206006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. L
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Diagnosis Medis : Fraktur femur (sinistra)
No. Rekam Medik : xxxxxx
Ruang Rawat : Marwah
Tanggal/Jam Operasi : 12 November 2019 pukul 14.00

Jenis Anastesi : Spinal Anastesi

B. Asuhan Keperwatan Pre Operatif


1. Pengkajian
Keadaan umum pasien sadar, terpasang oksigen 4lt/menit. Pasien tampak pucat, gelisah
o
dan meringis kesakitan. TD: 130/80 mmHg, N: 100x/mnt, RR: 20x/mnt dan S: 36 C.
2. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Hasil Rontgen : Fraktur femur sinistra
3. Analisa Data
Data Etiologi Masalah

DS: - Krisis Situasional Ansietas


DO: (pembedahan yang akan
dilakukan)
- Pasien tampak
gelisah, pucat dan
meringis kesakitan
- TD :130/80 mmHg
N : 100x/menit S :
o
36 C
RR : 20x/menit

Diagnose Keperawatan:
Cemas berhubungan dengan krisis situasional (pembedahan yang akan dilakukan) yang
ditandai dengan keadaan umum pasien sadar, terpasang oksigen 4lt/menit. Pasien tampak
pucat, gelisah dan meringis kesakitan. TD: 130/80 mmHg, N: 100x/mnt, RR: 20x/mnt
o
dan S: 36 C.
4. Rencana Keperawatan
Diagnose Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi

Ansietas berhubungan dengan NOC: Kontrol Kecemasan Diri NIC: Pengurangan Kecemasan - Untuk mengetahui tingkat
krisis situasional (pembedahan Setelah dilakukan asuhan - Kaji tingkat kecemasan kecemasan yang pasien
yang akan dilakukan) rasakan
keperawatan selama 10 menit - Orientasikan dengan tim - Agar kecemasan yang
kecemasan pasien berkurang operasi dan kamar operasi pasien rasakan dapat
dengan kriteria hasil: - Jelaskan jenis prosedur berkurang
tindakan pembedahan dan - Agar pasien tidak
- Mampu mengendalikan cemas, pembiusan yang akan merasakan kecemasan
tubuh tenang skala 2 ke skala 3 dilakukan yang berlebih dengan
- Pasien mengatakan siap akan - Beri dorongan pasien untuk tindakan operasi yang
dioperasi dan kooperatif skala 2 menggunakan perasaan akan dilakukan
ke skala 3 - Jelaskan kondisi pasien intra - Untuk membantu pasien
- Pasien menyatakan tahu tentang dan pasca operasi mengurangi rasa cemas
proses kerja obat - Agar pasien mengetahui
anestesi/pembiusan skala 2 ke keadaan pasien yang
skala 3 sebenarnya sehingga tidak
- Pasien menyatakan siap dilakukan cemas akan dirinya
pembiusan skala 2 ke skala 3
- Pasien mengkomunikasikan
perasaan negative secara tepat
skala 2 ke skala 3
- Tanda-tanda vital dalam batas
normal
5. Implementasi dan Evaluasi
Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi

Cemas berhubungan dengan krisis Selasa, 12 November 2019 Selasa, 12 November 2019
situasional (pembedahan yang Jam 14.30 Jam 14.30
akan dilakukan) ditandai dengan - Mengkaji tingkat kecemasan S:-
keadaan umum pasien sadar, - Mengorientasikan dengan tim operasi dan kamar O:
operasi
terpasang oksigen 4lt/menit. Pasien - Menjelaskan jenis prosedur tindakan - Pasien tampak tenang dan kooperatif
tampak pucat, gelisah dan meringis pembedahan dan pembiusan yang akan dilakukan
- Memberi dorongan pasien untuk menggunakan - TD: 130/70 mmHg
kesakitan. TD: 130/80 mmHg, N: perasaan - N : 110 x/mnt
100x/mnt, RR: 20x/mnt dan S: - Menjelaskan kondisi pasien intra dan pasca - RR : 20 x/mnt
o operasi - S : 36,5oC
36 C.
A:
- Ansietas teratasi sebagian

P:
- Antar pasien ke ruang operasi

( Nahmaddina Salamah)
C. Asuhan Keperwatan Intra Operatif
1. Pengkajian
Pasien tampak kedinginan, kulit pasien teraba dingin, TD:128/80 mmHg, N: 114x/menit,
o
S: 36,5 C dan RR: 20x/menit.
a. Persiapan pasien
1) Puasa
2) Melepaskan semua perhiasan dan gigi palsu
3) Personal hygiene
4) Cek inform consent pembedahan dan dan anastesi
5) Persiapan psikologi
b. Persiapan perawat
1) Menyiapkan ruangan operasi
2) Menyiapkan alat-alat operasi (instrumen, BAHP)
3) Memastikan alat-alat sudah siap dan lengkap
4) Memasukan pasien ke kamar operasi dan memindahkan ke meja operasi
5) Mencuci tangan dengan steril
6) Memakai baju operasi dan handscoon steril
7) Menyiapkan alat steril, disusun sesuai kebutuhan.
c. Persiapan Instrument
1) Set instrumen tidak steril
a) Alas meja dan meja d) Lampu operasi
operasi e) Standart infus
b) Mesin suction f) Tempat sampah

c) Mesin diathermi
2) Set instrument Steril
a) Duk klem 5 buah
b) Desinfeksi Klem 1 buah
c) Pinset cirurgis 2 buah
d) Pinset anatomis 2 buah
e) Scalpel handle 1 buah
f) Mosquito klem 1 buah
g) Pean bengkok 2 buah
h) Gunting metzenboum 1 buah
i) Gunting kasar/mayo 1 buah
j) Needle holder 2 buah
k) Haak tajam 2 buah
l) Langen beck 2 buah
m) Haak femur 2 buah
n) Raspatorium 1 buah
o) Elevator 1 buah
p) Hofmann 2 buah
q) Bone tang 2 buah
r) Knable tang 1 buah
s) Bone curret 1 buah
t) Verbugge 1 buah
u) Bor listrik 1 buah
v) Cortical 12 buah
w) Calcelous 70 ½

lajur d. Prosedur operasi

1) Tim bedah cuci tangan


2) Tim memakai jas operasi, sarung tangan steril
3) Persiapan pasien untuk regional anestesi, memposisikan pasien duduk di atas
tempat operasi
4) Dilakukan anestesi regional yaitu spinal anestesi
5) Posisikan klien supinasi
6) Pasang manset dan spirometer
7) Pastikan anestesi sudah bekerja
8) Pasang kateter yang telah terpasang dengan urine bag
9) Pasang underpad on di paha pasien
10) Lakukan desinfeksi dengan alkohol dan povidone iodine di daerah femur sinistra
11) Persempit lapangan operasi dengan memasang doek besar dan kecil
12) Pasang opsite pada area yang akan dilakukan insisi
13) Pasang kabel counter dan conection suction yang disatukan dengan kasa steril
dan dan difiksasi ke duk menggunakan towel klem
14) Lakukan time out sebelum dilakukan insisi
15) Marking daerah insisi dengan pinset cirugis
16) Insisi dengan memberikan pinset cirugis dan mess 1 pada operator
17) Berikan pean dan kassa serta cutter untuk merawat perdarahan dan hak gigi
tajam untuk membuka area insisi
18) Setelah fasia terlihat berikan mess 2 dan pinset cirurgis untuk membuka fasia
dan otot, kemudian berikan gunting metzenboum untuk insisi lebih dalam ,
berikan hak femur dan langenback pada asisten
19) Reposisi fraktur femur yang terjadi dengan bantuan trochanter plate locking 12
hole yang di jepit dengan bone reduction kemudian fiksasi dengan verburgge
20) Pemasangan screw
21) Lakukan cuci dengan NaCl 0,9% 500cc sebanyak 2 plabot
22) Pasang drain ukuran 14 di bawah fasia dan fiksasi drain
23) Jahit fasia dengan benang vicril ukuran 1
24) Jahit lemak dan subkutis dengna benang vicril ukuran 2
25) Jahit kulit dengan benang permiline dengan ukuran 3
26) Lepas opsite dan bersihkan bekas providone iodine
27) Tutup luka dengan sufratul lalu tutup dengan kassa kering
28) Tutp dengan hepafix
29) Bersihkan pasien dengan tissue towel, balut dengan softband 30cm
30) Rapikan alat dan rapikan pasien
2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah

Tindakan infasif Resiko infeksi


DS:-
DO :
-Pasien dilakukan tindakan
Orif fraktur femur sinistra
-Ada perdarahan didalam
femur
-Terpasang cortical 12 buah
dan calcelous 70 ½ lajur

Diagnose Keperawatan:
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif ditandai Pasien dilakukan tindakan
orif fraktur femur sinistra, ada perdarahan di dalam femur, terpasang cortical 12 buah dan
calcelous 70 ½ lajur.
3. Rencana Keperawatan
Diagnose Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi

Resiko infeksi NOC: Kontrol Infeksi NIC: Kontrol Infeksi


berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor suhu dan 1. Untuk meminimalkan
keperawatan selama 15 menit, kelembaban pertumbuhan bakteri
tindakan invasif ditandai pasien terbebas dari infeksi 2. Lakukan SOP sebelum 2. Untuk mencegah terjadinya
Pasien dilakukan tindakan dengan kriteria hasil: tindakan operasi (scrubbing, infeksi
- Suhu dan kelembaban ruangan gowning, gloving, draping, dan 3. Untuk menjaga kesterilan
orif fraktur femur sinistra, dalam batas normal skin preparation ) ruangan
ada perdarahan di dalam - Perawat dan dokter melakukan 3. Batasi personal diruang 4. Agar kesterilan instrumen
tindakan sesuai dengan SOP operasi selama tindakan operasi tetap terjaga
femur, terpasang cortical sebelum tindakan operasi 4. Jaga kesterilan instrumen 5. Untuk menjaga kesterilan
12 buah dan calcelous 70 - Instrumen tetap steril medan operasi selama durasi ruangan
- Melakukan prinsip septik dan operasi 6. Untuk menghindari infeksi
½ lajur. aseptik sesuai prosedur 5. Batasi lalu lintas personal
selama durasi operasi
6. Lakukan prinsip septik dan
anti septik.

4. Implementasi dan Evaluasi


Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi

Resiko infeksi berhubungan Selasa, 12 November 2019 Selasa, 12 November 2019


dengan tindakan invasif Jam 14.30 Jam 14.30
ditandai Pasien dilakukan 1.Memonitor suhu dan kelembaban ruangan S:-
tindakan orif fraktur femur 2. Perawat melakukan scrubbing, gowning,
gloving, draping, dan skin preparation
sinistra, ada perdarahan di 3. Membatasi personal diruang operasi O:
4. Menjaga instrument tetap steril dengan
dalam femur, terpasang - Suhu ruangan 24 derajat
menjauhkan alat-alat yang tidak steril
cortical 12 buah dan calcelous 5. Membatasi lalu lintas personal selama durasi - Kelembaban 60%
operasi dengan cara mendekatkan alat yang - Perawat melakukan scrubbing, gowning,
70 ½ lajur. gloving, draping, dan skin preparation
dibutuhkan selama operasi
6. Perawat membersihkan luka dan instrumen sesuai dengan SOP
dengan menggunakan nacl dan betadine selama - Terdapat 8 orang yang ada diruangan
operasi operasi
- Luka tampak bersih
A:

- Resiko infeksi teratasi


P:

- Hentikan intervensi

Nahmaddina Salamah
D. Asuhan Keperawatan Post Operatif
1. Pengkajian
Pasien tampak lemah pasien mengatakan bagian perut ke bawah masih terasa berat TD:
o
130/80 mmHg, N: 98x/menit, S: 36,5 C dan RR: 18x/menit

2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah

DS: Akibat kondisi perioperative Risiko Jatuh


- Pasien mengatakan berhubungan dengan
gangguan sensorik/persepsi
bagian perut ke bawah akibat anestesi
masih terasa berat
DO:

- Pasien tampak lemah


- TD: 130/80 mmHg
N: 98x/menit
o
S: 36,5 C
RR: 18x/menit

Diagnose Keperawatan:
Risiko Jatuh akibat kondisi perioperative berhubungan dengan gangguan sensorik/persepsi
akibat anestesi yang ditandai dengan pasien mengatakan bagian perut ke bawah masih
o
terasa berat, tampak lemah, TD: 130/80 mmHg, N: 98x/menit, S: 36,5 C dan RR:
18x/menit
3. Rencana Keperawatan
Diagnose Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi

Risiko Cedera akibat kondisi NOC: Kontrol Resiko NIC: Manajemen Lingkungan - Agar pasien terhindar dari
perioperative berhubungan Setelah dilakukan asuhan - Tempatkan pasien pada risiko cedera dan jatuh
dengan gangguan - Agar pasien tetap aman
brankart yang aman dan
sensorik/persepsi akibat anestesi keperawatan selama 10 menit, - Untuk membantu pasien
resiko cedera tidak terjadi dengan nyaman dalam pemulihan pasca
kriteria hasil: - Jaga posisi immobil operasi
- Ubah tempat atau atur posisi - Untuk melindungi pasien
- Pasien aman tidak jatuh skala 2 ke pasien untuk meningkatkan - Agar pasien tetap aman
skala 3 fungsi fisiologis dan psikologis - Untuk mengetahui
- Pasien kooperatif skala 2 ke skala - Cegah risiko injuri/jatuh perkembangan pasien
3 - Pasang pengaman tempat tidur pasca operasi
- Pasien mampu melakukan gerakan - Pantau penggunaan obat - Agar pasien tetap aman
yang bertujuan skala 2 ke skala 3 anestesi dan efeknya dan mengetahui
- Pasien mampu bergerak dan - Dampingi pasien perkembangan pasien
berkomunikasi skala 2 ke skala 3
- Tanda-tanda vital dalam rentang
normal skala 2 ke skala 3
4. Implementasi dan Evaluasi
Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi

Risiko Cedera akibat kondisi Selasa, 12 November 2019 Selasa, 12 November 2019
perioperative berhubungan dengan Jam 14.30 Jam 14.30
gangguan sensorik/persepsi akibat Mengatur posisi pasien S: -
anestesi
- Memasang pengaman tempat tidur O:
- Mencegah resiko jatuh
- Memantau tanda-tanda vital - Selama operasi pasien tenang
- Memberikan oksigen kanul nasal 3 rpm
- Mendamping pasien - Pasien kooperatif
- Pasien mampu bergerak dan
berkomunikasi
- Pasien aman tidak jatuh
- TD: 130/80 mmHg
- N: 98 x/mnt
- RR: 18 x/mnt
- S: 36oC
A:
- Risiko Jatuh teratasi

P:
- Hentikan intervensi

Nahmaddina Salamah

Anda mungkin juga menyukai