Anda di halaman 1dari 3

Aspek Hubungan Sosial pada Lansia

Menurut Lilian Troll, menemukan bahwa lansia yang berhubungan dekat dengan keluarganya
mempunyai kecenderungan lebih sedikit untuk stress dibanding lansia yang hubunganny jauh. Terdapat
tiga aspek hubungan sosial tersebut antara lain : 

a.      Friendship

Laura Carstensen menyimpulkan bahwa orang cenderung mencari teman dekat dibandingkan dengan
teman baru ketika mereka semakin tua. Penelitian ini membuktikan bahwa lansia perempuan yang tidak
memiliki teman baik kurang puas akan hidupnya dibanding yang mempunyai teman baik.

Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan akibat penurunan fungsi sistem
tubuh. Salah satu perubahan tersebut adalah perubahan kejiwaan dan fisik. Masalah kesehatan jiwa
lansia yang sering muncul adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan lupa, pikun, bingung, dan
curiga, dan gangguan perasaan ditandai dengan perasaan kelelahan, acuh tak acuh, tersinggung,
sedangkan gangguan fisik/somatik meliputi gangguan pola tidur, gangguan makan dan minum, gangguan
perilaku yang ditandai dengan enggan berhubungan dengan orang lain, dan ketidakmampuan merawat
diri sendiri(Wijayanti,2008).

Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik.
Menurut Zainudin (2002) fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi pemahaman, pengertian,
perhatian dan lain-lain yang menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat.
Fungsi psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan,
tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang cekatan.

Pada akhirnya ditemukan korelasi antara kemunduran fisik yang dialamai seorang lansia akan
berpengaruh terhadap hubungan pertemanannya. Menurunnya koordinasi tubuh, gangguan fungsi
kognitif dan psikomotorik akhirnya akan membentuk perilaku menutup diri dan enggan berhubungan
dengan orang lain terutama orang baru.

b.      Social Support
Menurut penelitian, dukungan sosial dapat membantu individu untuk mengatasi masalahnya secara
efektif. Dukungan sosial juga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada lansia. Dukungan
sosial berhubungan dengan pengurangan gejala penyakit dan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri akan perawatan kesehatan. Toni Antonucci, menyimpulkan bahwa interaksi sosial
dengan orang yang menyediakan dukungan sosial memberikan pandangan yang lebih positif mengenai
dirinya kepada orang-orang tua tersebut.

Dukungan sosial juga memengaruhi kesehatan mental dari para orang tua tersebut. para orang tua yang
mengalami depresi memiliki jaringan sosial yang kecil, mengalami masalah dalam berinteraksi dengan
anggota dalam jaringan sosial yang mereka miliki, dan sering mengalami pengalaman kehilangan dalam
hidup mereka. Pernyataan ini didukung oleh penelitian dari Mishra, Bagga, Nalini, Chadha & Kanwar
(dalam Mishra,2004), yang menemukan bahwa lansia yang tinggal di suatu institusi menderita kesepian
dan merasa tidak puas karena terpisah dari keluarga dan komunitas yang lebih luas. Mereka juga
menemukan bahwa lansia yang tinggal dalam suatu institusi merasa lebih kesepian daripada yang tidak
tinggal dalam suatu institusi yang diakibatkan juga karena kurangnya dukungan sosial yang mereka
terima.

Dukungan sosial sendiri mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang
diberikan orang lain, atau kelompok kepada individu (Sarafino,2006). Untuk memperoleh dukungan
sosial tersebut para lansia perlu berinteraksi dengan orang lain seperti kontak sosial. Dukungan sosial
mungkin saja datang dari berbagai pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya
dengan masalah kesepian adalah dukungan sosial yang  bersumber dari mereka yang memiliki
kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa,2004). Biasanya dukungan
sosial ini tidak didapatkan dari kelurga terdekat misalkan dari anak-anaknya dikarenakan kesibukan dari
anak-anaknya, maka sebagian lansia akan membentuk komunitas atau perkumpulan sebagai manifestasi
dukungan sosial yang mereka butuhkan.

c.       Integrasi Sosial

Integrasi sosial memainkan peranan yang sangat penting pada kehidupan lansia. Kondisi kesepian dan
terisolasi secara sosial akan menjadi faktor yang beresiko bagi kesehatan lansia. Sebuah studi
menemukan bahwa dengan menjadi bagian dari jaringan sosial, hal ini akan berdampak pada lamanya
masa hidup terutama pada laki-laki.
Integrasi sosial merupakan evaluasi terhadap kualitas hubungan seseorang dengan masyarakat dan
dengan komunitasnya. Integrasi merupakan suatu tingkatan ketika seseorang merasa bahwa dirinya
memiliki kesamaan dengan orang lain pada kenyataannya, dan ia memang merupakan milik komunitas
dan masyarakatnya. Diindikasikan oleh perasaan menjadi bagian dari lingkungan sekitar, serta berpikir
bahwa ia memiliki, merasa didukung dan berbagi kebersamaan dengan lingkungan sekitar
(Indriana,2011).

Pada waktu seseorang memasuki masa usia lanjut atau 60 tahun ke atas, akan mengalami berbagai
perubahan sosial. Meskipun kehidupan sosial menurun, tetapi akan mengalami pergantian. Aktivitas
yang menurun berhubungan dengan menurunnya kemampuan fisik, dapat diganti aktivitas baru yang
tidak tergantung pada energi fisik. Hilangnya peran-peran sosial dapat diganti dengan peran-peran yang
baru. Demikian juga partisipasi sosial yang menurun dapat diganti dengan meningkatnya partisipasi
dalam bidang yang berbeda, seperti peningkatan partisipasi sosial dalam bidang keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani,Merryana & Wirjatmadi,Bambang. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group

            Indriana,dkk. 2011. Religiositas, Keberadaan Pasangan dan Kesejahteraan Sosial (Social Well
Being) pada Lansia Binaan PMI Cabang Semarang. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Jurnal
Psikologi Undip Vol.10.no:2

            Marini,Liza & Hayati,Sari. 2012.Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kesepian pada Lansia di
Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Jurnal

            Wijayanti. 2008. Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia terhadap Kondisi Sosial Lansia. Jurnal Ilmiah
Perancangan Kota dan Permukiman. Vol.7.no: 1

Anda mungkin juga menyukai