Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

KESEPIAN PADA LANSIA


MATA KULIAH ASESMEN & INTERVENSI PERKEMBANGAN

Dosen Pengampu :
Costrie Ganes Widayanti, S.Psi., M.Si., Med
Ika Febrian Kristiana, S.Psi., M.Psi.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Luthfita 15000118
Rizqi Alma 15000118130131
Mila Asmiya F 15000118
Sofiya Mustafida 15000118120085
Dhania Alfina fitriani 15000118140186
Nor Ollyvia Ayu Andyni 15000118110002
Nadiya Salsabila 15000118140176
Sarah Aulia Hasannah 15000118140242

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melihat perkembangan jumlah lansia, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
signifikan. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2020 penduduk lansia diperkirakan mencapai
28,8 juta jiwa. Menurut Rubaeah (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor), lansia merupakan
proses alami di dalam hidup manusia yang pasti akan terjadi. Salah satu dari lima Negara
yang memiliki jumlah lansia terbanyak adalah Indonesia. Jumlah lansia pada tahun 2010
tercatat sebanyak 18,1 juta jiwa. Sementara 18,8 juta jiwa pada tahun 2014. Angka ini
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 13 / 1993 mengenai Kesejahteraan Lanjut


Usia, lansia merupakan individu yang sudah berusia 60 tahun keatas. Sementara menurut
WHO, lansia dibagi ke dalam tiga golongan, yakni usia 60 – 74 dikategorikan sebagai lansia
awal, 75 – 90 sebagai lansia madya / menengah, dan 91 tahun keatas merupakan lansia akhir
(Papalia, 2008).

Di masa lansia terjadi banyak perubahan pada diri individu. Bukan hanya fisik, namun
juga meliputi kognitif, perasaan, sosial, serta seksual (Azizah, 2011). Pada fisik misalnya
timbulnya nyeri sendi, pendengaran kurang tajam, dan sebagainya. Sementara pada aspek
lain perubahan yang terjadi antara lain koordinasi dan kemampuan dalam melakukan
aktivitas sehari – hari mengalami penurunan, menurunnya kapasitas memory dan IQ,
kemampuan pemahaman berkurang, kurang bijak dalam memecahkan masalah serta
mengambil keputusan, dan lain sebagainya. Kemudian kondisi ini dapat mempengaruhi
kontak sosial dan pergerakan (mobilitas) pada lansia, salah satunya adalah kesepian
(loneliness).

Menurut Fieldman (dalam Basuki, 2015 : 720) mengatakan bahwa kesepian merupakan
ketidakmampuan seseorang dalam mempertahankan tingkat keinginan untuk menjalin
hubungan dengan orang lain. Sementara pendapat lain mengatakan bahwa kesepian adalah
perasaan yang muncul pada individu karena ia merasa terisolasi, tersisih dari lingkungan
sosial, serta tidak ada seseorang yang mampu dijadikan sebagai tempat berbagi rasa dan
pengalaman (Sampao, 2005). Hal ini tentu akan sangat dirasakan dampaknya bagi lansia
yang mana dulunya merupakan seseorang yang aktif.

Terdapat beberapa fenomena kesepian pada lansia, diantaranya yaitu banyaknya waktu
luang karena aktivitas menurun, ditinggalkan pasangan, ditinggalkan anak – anaknya (sudah
menikah, bekerja, atau melanjutkan pendidikan). Lansia yang mengalami kesepian tentu akan
sangat merasa bosan. Untuk itu kegiatan intervensi dapat dilakukan guna mengurangi tingkat
kesepian pada lansia. Berdasarkan pemaparan diatas, maka dilakukan penelitian mengenai
kesepian pada lansia yang bertujuan untuk menggali data dan informasi (asesmen) guna
menyusun intervensi yang efektif dan tepat sasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Beranjak dari apa yang sudah dipaparkan dalam latar belakang diatas, maka untuk lebih
detail dalam mengungkap permasalahan tersebut, kami merumuskan permasalahan tersebut
kedalam beberapa pertanyaan, yaitu:

1.Seperti apa bentuk kesepian yang dirasakan lansia di Indonesia?

2.Bagaimana upaya lansia dalam mengatasi kesepian?


3. Bagaimana cara mendorong moril agar lebih percaya diri dan lebih produktif pada
lansia ?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan proposal ini dimaksudkan untuk melakukan verifikasi, mendapatkan data


empirik dan menganalisis hubungan antara tingkat kesepian pada lansia. Adapun yang
menjadi tujuan utama dalam penulisan kali ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana tingkat kesepian yang dialami oleh para lansia.

2. Mengetahui bagaimana aspek aspek yang menimbulkan rasa kesepian pada lansia.
3. Mengetahui hubungan antara gender role dengan tingkat kesepian pada lansia,

1.4 Manfaat Penulisan

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan dalam perkembangan ilmu


pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi pada lansia.

2) Menjadikan sebuah pengalaman tentang hubungan yang dialami pada lansia.

3) Agar keluarga pada lansia lebih bisa memahami apa yang menjadi masalah pada lansia
saat ini.

4) Kepada lansia yaitu agar memiliki pandangan yang lebih positif dan lebih produktif
kedepanya.

Definisi Kesepian

Kesepian atau loneliness adalah suatu keadaan mental dan emosional yang
dicirikan dengan perasaan kehampaan, merasa sunyi, tidak memiliki teman, terisolasi dan
tidak adanya seseorang yang memahami akibat dari ketidaksesuaian hubungan sosial
yang diharapkan dengan kenyataan kehidupan interpersonal yang menyebabkan
terhambatnya atau berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.

Orang yang kesepian merasa terasing dari kelompoknya, tidak merasakan adanya
cinta di sekelilingnya, merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya dan merasakan
kesendirian, serta merasa sulit untuk mendapatkan teman. Kesepian cenderung untuk
menjadi tidak bahagia dan tidak puas dengan diri sendiri, tidak mau mendengar
keterbukaan intim dari orang lain dan cenderung tidak membuka diri, merasakan kesia-
siaan (hopelessness), dan merasa putus asa.
Definisi Lansia

Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 13 / 1993 mengenai Kesejahteraan Lanjut


Usia, lansia merupakan individu yang sudah berusia 60 tahun keatas. Sementara menurut
WHO, lansia dibagi ke dalam tiga golongan, yakni usia 60 – 74 dikategorikan sebagai lansia
awal, 75 – 90 sebagai lansia madya / menengah, dan 91 tahun keatas merupakan lansia akhir
(Papalia, 2008).

Definisi Kesepian pada Lansia

Seorang lansia dalam hidupnya akan mengalami banyak perubahan dan perkembangan.
Misalnya saja dari aspek fisik dan psikologis. Salah satu masalah psikologis yang sering di
alami lansia adalah kesepian. Pada lansia kesepian ini sering diakibatkan karena kurangnya
hubungan intim dengan orang-orang terdekat, seperti yang diberikan orang tua kepada
anaknya dansebaliknya, atau suami terhadap istri. Pada lansia janda, kesepianmerupakan
masalah psikologis yang sudah umum terjadi. Kehilangan pasangan hidup akan
mempengaruhi segala aspek dalam kehidupannya.Beberapa penelitian menyatakan, bahwa
setelah kematian pasangan hidupnya, wanita cenderung memiliki tingkat kesepian yang lebih
tinggi. Hal ini disebabkan karena sebuah pernikahan menjadi sentral dari segala aktifitas atau
hubungan sosial bagi wanita.
BAB II
DEFINISI DAN FORMULASI MASALAH

A. Deskripsi Teoritis
Penduduk lanjut usia (usia 60 tahun keatas) di
Indonesia terus menerus meningkat. Pada tahun 1970 jumlah penduduk yang
mencapai umur 60 tahun ke atas berjumlah sekitar 5,31 juta orang atau 4,48% dari
total penduduk Indonesia. Pada tahun 1990 jumlah tersebut meningkat hampir dua
kali lipat yaitu menjadi 9,9 juta jiwa. Pada tahun 2020 jumlah lanjut usia
diperkirakan meningkat sekitar tiga kali lipat dari jumlah lansia pada tahun 1990.
Seperti yang tertuang dalam UU No.13/1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia,
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke
atas. Sementara WHO membagi lanjut usia dalam 3 golongan, usia 60-74 disebut
sebagai usia lanjut awal, 75-90 tahun disebut lanjut usia menengah dan 91 tahun ke
atas disebut lanjut akhir usia (Papalia, 2008).

Kesepian adalah perasaan tersisihkan, terpencil dari orang lain karena merasa
berbeda dengan orang lain, tersisih dari kelompoknya, merasa tidak diperhatikan
oleh orang-orang disekitarnya, terisolasi dari lingkungan, serta tidak ada seseorang
tempat berbagi rasa dan pengalaman (Sampao, 2005). Kondisi ini menimbulkan
perasaan tidak berdaya, kurang percaya diri, ketergantungan, dan keterlantaran.
Seseorang yang menyatakan dirinya kesepian cenderung menilai dirinya sebagai
individu yang tidak berharga, tidak diperhatikan dan tidak dicintai. Rasa kesepian
akan semakin dirasakan oleh lanjut usia yang sebelumnya adalah seseorang yang
aktif dalam
berbagai kegiatan yang menghadirkan atau berhubungan dengan orang banyak.

B. Deskripsi Kasus
C. Formulasi Problem
BAB III
ASESMEN

A. Asesmen yang Digunakan


B. Metode Asesmen dan Teknis Pelaksanaan Asesmen
BAB IV
ANALISIS HASIL ASESMEN
BAB V
RANCANGAN INTERVENSI
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Basuki, W. (2015). Faktor – Faktor Penyebab Kesepian Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia
Penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Kota Semarang. Ejournal Psikologi, 4 (1),
713 – 730.

Papalia. (2008). Psikologi Perkembangan. Terjemahan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sampao, Pornpen. (2005). Relationship of Health Status, Family Relation and Loneliness to
Depression In Order Adult. Thesis. Psychiatric and Mental Health Nursing : Mahidol University.

YUD. (October 08 2020). 2020, Lansia Indonesia Mencapai 28,8 Juta Jiwa. BERITA SATU.
Retrieved from http://www.beritasatu.com/

Anda mungkin juga menyukai