Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KASUS PERKEMBANGAN MANUSIA

(Lansia yang mengalami Loneliness / Kesepian)

Dosen pengampu:

Dra. Tatik Meiyuntariningsih, M . Kes., Psikolog

Disusun oleh :

Muhamad Rafli Al Rosyid - 1512100250


kasus 46 :

Lansia yang mengalami Loneliness / Kesepian.

Penduduk usia lanjut yang ada di negara Indonesia terus meningkat. Seiring dengan
menambahnya usia, orang yang telah memasuki masa lansia atau lanjut usia ini akan
mengalami penurunan baik dari segi fisik maupun segi mental. Dengan adanya penurunan ini,
secara kesehatan dan kemampuan fisik menimbulkan orang yang telah lanjut usia ini secara
perlahan menarik diri dari dunia luar atau hubungan dengan masyarakat sekitar, hal tersebut
dapat mengakibatkan menurunnya interaksi sosial pada lansia tersebut.

Adanya perubahan perubahan yang tidak menyenangkan bagi orang yang mengalami masa
lansia ini dapat mengakibatkan perasaan yang tertekan, kecemasan, dan kesepian. Hal
tersebut mengakibatkan reaksi reaksi emosional yang merupakan situasi awal munculnya
perasaan tidak aman.

Ada beberapa masalah yang terjadi pada lansia diantaranya adalah ditinggalkan oleh keluarga
karena tidak mampu mengurus anggota keluarganya yang sudah lansia. Hal ini berakibat
lansia tersebut merasa kesepian, merasa sendiri karena tidak adanya interaksi sosial dengan
orang lain maupun keluarganya sendiri untuk diajak mengobrol. Lansia sering kali beresiko
mengalami kesepian karena dari gangguan serta hubungan sosial dari waktu ke waktu.

Kondisi lansia yang mengalami berbagai macam penurunan baik dari segi fungsi biologis dan
juga psikis sangat mempengaruhi mobilitas serta kontak sosial, salah satunya adalah rasa
kesepian (loneliness).

Kesepian sendiri memiliki arti yaitu perasaan tersingkirkan, atau merasa terpencil dari orang
lain, merasa tidak diperhatikan oleh orang orang yang ada disekitarnya, terisolasi dari dunia
atau dari lingkungan luar, serta tidak ada seseorang yang menjadi tempat berbagi rasa, cerita,
dan juga pengalaman yang pernah ia lalui.

Kondisi ini dapat menimbulkan perasaan tidak berdaya, kurangnya percaya diri, sering
ketergantungan, dan juga keterlantaran. Seseorang yang menyatakan bahwa dirinya kesepian
cenderung menilai dirinya sebagai individu yang tidak berguna dan tidak berharga, tidak
diperhatikan dan juga tidak dicintai. Rasa kesepian yang dirasakan oleh orang yang sudah
lansia biasanya mereka dimasa muda adalah orang yang aktif dalam berbagai kegiatan yang
menghadirkan banyak orang.

Pada kasus kali ini yaitu membahas tentang analisis kasus Lansia yang mengalami Loneliness
/ kesepian ini diakibatkan oleh penurunan atau kemunduruan dari fungsi biologis dan
psikisnya yang mengakibatkan mobilitas dan juga kontak sosialnya menjadi semakin
berkurang Adapun selain itu beberapa masalah seperti kurang nya perhatian dari orang orang
terdekatnya, dan ditinggalkan oleh keluarga karena tidak mampu mengurus anggota
keluarganya yang sudah lansia, hal ini mengakibatkan mereka para lansia merasa kesepian
karena tidak adanya interaksi sosial dan teman mengobrol bagi mereka.

Apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus maka mereka akan merasa jenuh dan bosan
sehingga mereka cenderung ingin berharap kalau kematian segera datang menjemputnya. Hal
itu terjadi karena lansia tersebut tidak ingin menyusahkan keluarga dan orang orang yang ada
disekitarnya.

Kesepian yang terjadi pada lanjut usia ini yang merupakan sebuah masalah psikologis dapat
dilihat dari berkurangnya teman dan relasi akibat kurangnya aktifitas diluar rumah,
kurangnya aktifitas sehingga waktu luang menjadi semakin banyak, anak anak yang telah
dewasa dan sudah membentuk keluarga sendiri, dan yang terakhir adalah meninggalnya
pasangan hidup.

Lansia yang mengalami kesepian yang merupakan masalah psikologis tersebut, biasanya
akan melakukan kegiatan kegiatan baik yang melibatkan fisik, psikis, maupun hubungan
sosial sehingga dapat bertujuan untuk menghilangkan rasa kesepiannya dan paling tidak
dapat mengurangi rasa kesepian yang dialaminya.

Penelitian menunjukan bahwa kesepian dapat dirasakan oleh lansia baik laki laki maupun
perempuan. Kesepian yang paling banyak dialami oleh para lansia yakni kesepian emosional
dan kesepian situasional. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Pearlman dan Peplau
(Santrock, 2006) yang mengatakan bahwa loneliness / kesepian itu berkaitan dengan gender,
sejarah, attachment, keterampilan sosial, dan kurangnya komunikasi dengan anggota
keluarga.

Penelitian juga menunjukan bahwa penyebab dari kesepian sosial adalah ditunjukkannya
dengan menarik diri ( tidak berhubungan sosial dengan dunia luar ). Hal itu menunjukan
rendahnya kualitas diri pada individu tersebut bahwa individu yang kesepian sering
diakibatkan oleh penilaian negative oleh dirinya sendiri.

Temuan penelitian lain menunjukan bahwa orang lansia laki laki lebih tidak merasa kesepian
dibandingkan dengan para lansia perempuan hal ini diakibatkan karena laki laki cenderung
untuk mengikuti stigma yang ada di masyarakat sekitar bahwa seharusnya mereka para laki
laki tidak merasa kesepian dibanding dengan perempuan. Adanya temuan, laki laki dan
perempuan usia lanjut sama sama merasa kesepian diperkuat oleh hasil penelitian dari Burns
(1988), yang mengatakan bahwa individu yang menikah tidak menjamin individu tersebut
tidak merasa kesepian. Banyak orang yang mengira bahwa kesepian hanya akan menimpa
pada orang yang hidupnya membujang, atau berpisah dari suami maupun istri atau
sebagainya padahal nyatanya tidak selalu begitu.

Untuk mengatasi kesepian yang dialami oleh para lansia baik laki laki maupun perempuan
adalah dengan mendekatkan diri kepada tuhan ( untuk yang beragama islam dapat
mendekatkan diri kepada Allah SWT), misalnya dengan mengikuti kegiatan kegiatan yang
berhubungan dengan sosial keagamaan contohnya adalah dengan mengikuti pengajian diluar,
belajar mengaji dirumah atau di masjid terdekat, sembayang dan beribadah di masjid dengan
bersama sama ( berjamaah ).

Hal ini sama seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Koenig (1998) yaitu orang yang
berusia lanjut lebih tertarik dengan kegiatan yang berhubungan dengan sosial keagamaan.
Agama dapat memenuhi beberapa aspek kebutuhan psikologis yang penting pada lanjut usia
dalam hal menghadapi kematian dimasa mendatang, dan dapat menemukan kekurangan di
masa tua. Dengan mendekatkan diri kepada tuhan, hati menjadi damai dan tentram yang
menyebabkan para lansia menjadi merasa lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai