Anda di halaman 1dari 21

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Klien Ny. M. usia 45 tahun, pendidikan terakhir SMP beragama islam datang dengan keluhan
perut membesar sejak ±4 tahun yang lalu, awalnya terasa terdapat benjolan kecil dalam perut
dan semakin membesar disertai nyeri perut yang hilang timbul seperti ditusuk tusuk. 5 bulan
terakhir keluarnya darah menstruasi lebih banyak dan disertai rasa nyeri. Perut terasa penuh,
mual (+), muntah (-). Klien juga mengeluh nyeri pinggang, keluar darah lewat jalan lahir
sudah sejak 9 hari yang lalu, klien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah, badan terasa
lemah, membran mukosa pucat dan tak berdaya, makan dan minum serta BAB dan BAK
klien dibantu. Tanda-tanda vital saat pengkajian TD: 90/60 mmHg, respirasi 18x/menit, N:
82x/menit, suhu 36,5˚C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Palpasi pembesaran organ (+),
nyeri tekan (+), teraba massa abnormal (+), Perkusi : pekak didaerah yang terdapat massa.
Pemeriksaan obstetric luar : TFU setinggi pusat, teraba keras, besar massa nampak seperti
usia kehamilan 18-20 minggu.
1.1 FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tgl. Pengkajian : 14 Oktober 2017 No. Regitrasi : RM 1324

Jam Pengkajian : 07.00 WIB Tgl. Masuk : 14 Oktober 2017

Ruang/Kelas : Dahlia

I. IDENTITAS

Identitas pasien

1. Nama : Ny. M

2. Umur : 45 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SMP

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

7. Gol. Darah :O

8. Alamat : Jl. Godean KM 07

Identitas penanggung jawab

1. Nama : Tn. Susilo 5. Alamat : Jl. Godean

2. Umur/jenis kelamin : 50 th/ Laki-laki 6. Hub. dengan klien : Suami

3. Agama : Islam

4. Pekerjaan : Guru
II. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh terdapat benjolan kecil dalam perut yang semakin membesar
disertai nyeri perut yang hilang timbul seperti ditusuk tusuk dan keluar darah
lewat jalan lahir sudah sejak 9 hari yang lalu
2. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Terdapat pembesaran organ, nyeri tekan dan nyeri pinggang, keluar darah
lewat jalan lahir sudah sejak 9 hari yang lalu, klien juga mengeluh nyeri perut
bagian bawah, badan terasa lemah dan tak berdaya.

III. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Penyakit Sekarang : -
2. Riwayat Penyakit Keluarga : Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada
penyakit turunan seperti hipertensi, DM, asam urat dan lain-lain. Klien
mengatakan tidak ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti
yang ia derita saat ini.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : Klien tampak lemah
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda-tanda Vital
 Tekanan Darah : 90/60 mmHg
 Nadi : 82 x/menit
 Suhu : 36,5 °C
 Respirasi : 18 x/menit

4. Pemeriksaan abdomen
 Palpasi : terasa pembesaran organ, nyeri tekan abdomen bagian
bawah, teraba massa abnormal.
 Perkusi : pekak didaerah yang terdapat massa
5. Pemeriksaan Genetalia
 Inspeksi : Tampak keluar darah lewat vagina

Format Asuhan Keperawatan

1. Identitas Pasien

1. Nama : Ny. M
2. Umur : 45 tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SMP

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

7. Gol. Darah :O

8. Alamat : Jl. Godean KM 07

2. Pengkajian Fokus
DO :
- Pemeriksaan tanda-tanda vital didapat
 TD = 90/60 mmHg
 N = 82 x/menit
 RR = 18 x/menit
 Suhu = 36,5˚C

- Pasien terlihat pucat


- Terdapat pembesaran organ
- Nyeri tekan dan nyeri pinggang
- Membran mukosa terlihat pucat
- Keluar darah lewat jalan lahir sudah sejak 9 hari yang lalu
DS :
- Pasien mengeluh terdapat benjolan kecil dalam perut yang semakin
membesar disertai nyeri perut yang hilang timbul seperti ditusuk tusuk
sejak 5 bulan lalu
- Pasien mengatakan badan terasa lemah dan tak berdaya
- Pasien mengatakan makan dan minum serta BAB dan BAK klien
dibantu

Format Analisa Data

NO Hari/Tanggal Sign and Sympton/Data Problem/Masalah Etiology/Penyebab


1 14 Oktober 2017 DO : Keluar darah lewat Kekurangan Kehilangan cairan
jalan lahir sudah sejak 9 volume cairan aktif
hari yang lalu membran
mukosa terlihat pucat

DS : Pasien mengatakan
badan terasa lemah, pucat
dan tak berdaya

2 14 Oktober 2017 DO :
Hasil tanda-tanda vital: Nyeri kronis
TD = 90/60 mmHg Infiltrasi tumor
N = 82 x/menit
RR = 18 x/menit
Suhu = 36,5˚C

Nyeri tekan dan nyeri


pinggang sejak 5 bulan
lalu

DS : Pasien mengeluh
terdapat benjolan kecil
dalam perut yang
semakin membesar
disertai nyeri perut yang
hilang timbul seperti
ditusuk tusuk
3. 14 Oktober 2017 DO : Keletihan Kelesuan
fisiologis (anemia)
TD: 90/60 mmHg
Pasien terlihat pucat,
membran mukosa pucat

DS :
Pasien mengatakan badan
terasa lemah dan tak
berdaya
Pasien mengatakan
makan dan minum serta
BAB dan BAK klien
dibantu
1.4. Prioritas Diagnosa Keperawatan :

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

2. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor (mioma uteri)

3. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia)


1.5. Format Perencanaan Keperawatan

N Hari/Tan Diagnosa Perencanaan


O ggal Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. 14 Kekuurangan Setelah dilakukan


Oktober volume tindakan keperawatan Manajemen cairan
1. Agar asupan
2017 cairan selama 2x24 jam, 1. Jaga intake atau
gizi pasien tetap
berhubungan pasien dapat asupan yang akurat
terjaga dan
dengan menunjukkan dan catat output
mengetahui
kehilangan keseimbangan cairan, pasien
input dan output
cairan aktif dengan indikator: 2. Monitor status hidrasi
cairan pada
(mis., membran
a. Tekanan darah pasien
mukosa lembab)
(skala 5) 2. Agar perawat
3. Monitor tanda-tanda
b. Keseimbangan dapat
vital pasien
intake dan output memberikan
4. Berikan terapi IV
dalam 24 jam tindakan yang
seperti yang
(skala 4) tepat sehingga
ditentukan
c. Kelembaban membran
5. Berikan cairan dengan
membran mukosa mukosa dapat
tepat ( oral, IV)
(skala 4) kembali normal
1.
3. Untuk
mengetahui
kondisi pasien
saat ini
4. Untuk
memenuhi
kebutuhan
cairan pasien
5. Untuk
memenuhi
kebutuhan
cairan pasien
2. 14 Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajemen nyeri
Oktober berhubungan tindakan keperawatan
2017 dengan selama 2x24 jam,
1. Lakukan pengkajian 1. Untuk
infiltrasi pasien dapat mengetahui
nyeri komprehensif
tumor menunjukkan kontrol lokasi,
yang meliputi lokasi,
(mioma uteri) nyeri, dengan karakteristik,
karakteristik,
indikator: onset/durasi,
onset/durasi,
frekuensi, kualitas, frekuensi,
1. Menggambarkan
intensitas, atau kualitas,
faktor penyebab
beratnya nyeri dan intensitas, atau
(skala 4)
faktor pencetus beratnya nyeri
2. Menggunakan dan faktor
tindakan 2. Pastikan perawatan
pencetus
pengurangan analgesik bagi pasien

(nyeri) tanpa dilakukan dengan 2. Agar nyeri


pemantauan yang pasien
analgesik
ketat berkurang
3. Menggunakan
informasi 3. Untuk
analgesik yang 3. Berikan
mengenai nyeri, mengetahui
direkomendasikan
seperti penyebab faktor yang
(skala 4)
nyeri, berapa lama dapat
4. Melaporkan nyeri nyeri akan dirasakan, menurunkan
yang terkontrol dan antisipasi dari dan
( skala 4) ketidaknyamanan memperberat
akibat prosedur nyeri

4. Pilih dan 4. Untuk memilih


implementasikan tindakan yang
tindakan yang sesuai dengan
beragam (misalnya pasien
farmakologi, non
5. Agar pasien
farmakologi,
mengerti dan
interpersonal) untuk
dapat
memfasilitasi
meminimalisir
penurunan nyeri, nyeri dengan
sesuai kebutuhan metode non
farmakologi
5. Ajarkan penggunaan
teknik 6. Agar pasien
nonfarmakologi (mis., mengerti dan
relaksasi) dapat
meminimalisir
6. Ajarkan metode
nyeri dengan
farmakologi untuk
metode
menurunkan nyeri
farmakologi
7. Kolaborasi dengan
pasien, orang terdekat 7. Agar tindakan

dan tim kesehatan yang akan

lainnya untuk dilakukan benar

memilih dan dan sesuai

mengimplementasika sehingga tidak

n tindakan penurun menimbulkan

nyeri nonfarmakologi, efek yang buruk

sesuai dengan 8. Agar perawat


kebutuhan dapat
8. Dorong pasien untuk melakukan
mendiskusikan tindakan yang
pengalaman nyerinya, tepat sesuai
sesuai dengan dengan apa
kebutuhan yang dikeluhkan
pasien
3 14 Keletihan Setelah dilakukan Manajemen energi
Oktober berhubungan tindakan keperawatan
2017 dengan selama 2x24 jam, 1. Anjurkan pasien 1. Agar perawat
kelesuan tingkat kelelahan pada mengungkapkan dapat
fisiologis pasien menurun perasaan ecara verbal melakukan
(anemia) dengan indikator: mengenai tindakan yang
keterbatasan yang tepat sesuai
1. malaise (skala 5)
dialami dengan apa
2. Pilih intervensi unuk yang dikeluhkan
2. Penurunan energi
mengurangi kelelahan pasien
(skala 4)
baik secara 2. Agar kelelahan
farmakologis maupun pasien dapat
3. Gangguan dengan
nonfarmakologis berkurang
aktivitas sehari-hari
dengan tepat dengan
(skala 4)
3. Monitor intake atau dilakukan
asupan nustrisi untuk tindakan yang
4. Gangguan aktivitas
mengetahui sumber tepat
fisik (skala 4)
energi yang adekuat 3. Agar perawat
4. Konsulkan dengan mengetahui
ahli gizi cara pemasukan
meningkatkan asupan cairan dan
energi dengan pengeluaran
makanan cairan pasien
5. Ajarkan pasien 4. Agar
mengenai pengelolaan mengetahui
kegiatan dan teknik makanan yang
manajemen waktu tepat untuk
untuk mencegah pasien supaya
kelelahan asupan energi
6. Bantu pasien dalam pasien
aktivitas sehari-hari meningkat
yang teratur sesuai 5. Agar pasien bisa
kebutuhan (ambulasi, mengatur waktu
berpindah, bergerak untuk
dan perawatan diri) kegiatannya
7. Anjurkan aktivitas supaya
fisik (mis., ambulasi, menghindari
ADL) sesuai dengan kelelahan
kemampuan energi 6. Agar pasien
pasien terhindar dari
kelelahan yang
berlebih
7. Agar pasien
tetap
menjalankan
aktivitas
fisiknya tetapi
jangan sampai
terjadi kelelahan
berlebih
5.2 Format Implementasi dan Evaluasi

NO Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1 Kekurangan volume 14 oktober
cairan berhubungan 2017
Manajemen cairan S : pasien mengatakan
dengan kehilangan
masih lemas
cairan aktif Jam 8.30
WIB 1. Menjaga intake atau
asupan yang akurat dan O : KU lemah
catat output pasien
- Tanda-tanda vital
2. Memonitor status hidrasi
 TD : 90/60mmHg
10.15 WIB (mis., membran mukosa
lembab)  Nadi : 82 x/menit

3. Memonitor tanda-tanda  S : 36 derajat celcius


12.00 WIB vital pasien  RR : 20x/menit

4. Memberikan terapi IV - Pasien tampak lemah,


13.30 WIB seperti yang ditentukan membran mukosa pucat

5. Memberikan cairan - Terpasang infus RL


14.45 WIB dengan tepat ( oral, IV) 20x/tpm
- Masukan cairan oral
pasien kurang

A : masalah kekurangan
cairan teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi:

-Menjaga intake dan catat


output pasien

-Memberikan terapi IV
seperti yang ditentukan
-Anjurkan pasien untuk
minum air putih minimal 8
gelas sehari

2. Kekurangan volume 15 Oktober


cairan berhubungan 2017
Manajemen cairan S : pasien mengatakan
dengan kehilangan
lemas sudah berkurang
cairan aktif
Jam 8.30 WIB 1. Menjaga intake atau
asupan yang akurat dan O : Kesadaran Umum
catat output pasien komposmentis

2. Memonitor status hidrasi - TTV


10.15 WIB (mis., membran mukosa  TD : 110/80 mmHg
lembab)  Nadi : 82 x/menit
 S : 36,5 derajat
3. Memonitor tanda-tanda
12.00 WIB celcius
vital pasien
 RR : 18x/menit
4. Memberikan terapi IV - membran mukosa
13.30 WIB seperti yang ditentukan normal
- Terpasang infus RL
5. Memberikan cairan
14.45 WIB 20x/tpm
dengan tepat ( oral, IV)
- Masukan cairan oral
pasien 8 gelas air
putih/hari

A : Masalah kekurangan
cairan teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi:
-Monitor tanda-tanda vital
pasien

-Berikan terapi IV seperti


yang ditentukan

-Anjurkan pasien untuk


minum air putih minimal 8
gelas/hari

3. Nyeri kronis 14 Oktober


berhubungan dengan 2017
Manajemen nyeri S: Pasien mengatakan
infiltrasi tumor
nyeri di abdomen bagian
(mioma uteri) Jam 8.30 1. Melakukan pengkajian
bawah
WIB nyeri komprehensif yang
meliputi lokasi, -pasien mengatakan nyeri
karakteristik, hilang timbul.
onset/durasi, frekuensi,
-Pasien mengatakan belum
kualitas, intensitas, atau
mengerti dan memahami
beratnya nyeri dan faktor
penyebab nyeri
pencetus

10.15 WIB 2. Memastikan perawatan


O:KU lemah
analgesik bagi pasien
- TTV
dilakukan dengan
 TD : 90/60mmHg
pemantauan yang ketat
 Nadi : 82 x/menit

11.20 WIB 3. Memberikan informasi  S : 36 derajat celcius


mengenai nyeri, seperti  RR : 18x/menit
penyebab nyeri, berapa - Skala nyeri: 7 dari 10
lama nyeri akan - Terpasang infus RL
dirasakan, dan antisipasi 20x/tpm
dari ketidaknyamanan - Pasien tampak
menahan nyeri
akibat prosedur
- Diberikan terapi

12.00 WIB 4. Memilih dan analgesik ibuprofen


implementasikan
tindakan yang beragam A: Masalah nyeri kronis
(misalnya farmakologi, teratasi sebagian
non farmakologi,
interpersonal) untuk P: Lanjutkan intervensi:
memfasilitasi penurunan -Ajarkan tehnik relaksasi
nyeri, sesuai kebutuhan -Berikan infus RL 20 tpm
-Berikan analgesik
5. Mengajarkan
ibuprofen pada jam 19.30
13.30 WIB penggunaan teknik
nonfarmakologi (mis.,
relaksasi)

6. Mendorong pasien untuk


menggunakan obat-
14.00 WIB
obatan penurun nyeri
yang adekuat

7. Mengkolaborasikan

14.45 WIB dengan pasien, orang


terdekat dan tim
kesehatan lainnya untuk
memilih dan
mengimplementasikan
tindakan penurun nyeri
nonfarmakologi, sesuai
dengan kebutuhan

8. Mendorong pasien untuk


15.00 WIB mendiskusikan
pengalaman nyerinya,
sesuai dengan kebutuhan
4. Nyeri kronis 15 Oktober
berhubungan dengan 2017
infiltrasi tumor 1. Melakukan pengkajian S: pasien mengatakan
Jam 8.30
(mioma uteri) WIB nyeri komprehensif yang nyerinya sudah berkurang
meliputi lokasi, setelah diberikan obat
karakteristik, analgesik
onset/durasi, frekuensi,
-pasien sudah mengerti
kualitas, intensitas, atau
penyebab nyeri dan
beratnya nyeri dan faktor
penanganan
pencetus
-Pasien mengatakan nyeri
10.15 WIB 2. Memastikan perawatan masih hilang timbul
analgesik bagi pasien -Pasien mengatakan sudah
dilakukan dengan mengerti, paham dan
pemantauan yang ketat sudah mempraktikan
tekhnik relaksasi yang
11.20 WIB 3. Memberikan informasi
diajarkan perawat
mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa
O: KU komposmentis
lama nyeri akan
- TTV
dirasakan, dan antisipasi
 TD : 110/80 mmHg
dari ketidaknyamanan
 Nadi : 82 x/menit
akibat prosedur
 S : 36,5 ˚C
12.00 WIB 4. Memilih dan  RR : 20x/menit
implementasikan - Skala nyeri berkurang:
tindakan yang beragam 5 dari 10
(misalnya farmakologi, - Terapi obat analgesik
non farmakologi, ibuprofen
interpersonal) untuk - Pasien sudah
memfasilitasi penurunan mempraktikan tekhnik
nyeri, sesuai kebutuhan relaksasi : tekhnik
13.30 WIB 5. Mengajarkan napas dalam

penggunaan teknik A : masalah nyeri kronis

nonfarmakologi (mis., teratasi sebagian

relaksasi)

14.00 WIB 6. Mendorong pasien untuk P: lanjutkan intervensi


menggunakan obat- -Anjurkan pasien
obatan penurun nyeri menggunakan tehnik
yang adekuat relaksasi apabila nyeri

7. Mengkolaborasikan timbul
14.45 WIB
dengan pasien, orang -Berikan infus RL 20 tpm

terdekat dan tim -Berikan analgesik

kesehatan lainnya untuk ibuprofen pada jam 10.30

memilih dan WIB


mengimplementasikan
tindakan penurun nyeri
nonfarmakologi, sesuai
dengan kebutuhan

8. Mendorong pasien untuk


15.00 WIB mendiskusikan
pengalaman nyerinya,
sesuai dengan kebutuhan
3 Keletihan 14 Oktober Manajemen energi
berhubungan dengan 2017
S : pasien mengatakan
kelesuan fisiologis
Jam 8.30 masih lemas dan tidak bisa
1. Menganjurkan pasien
(anemia) WIB
melakukan ADLnya
mengungkapkan perasaan
sendiri
secara verbal mengenai
keterbatasan yang dialami
O : KU lemah
10.15 WIB 2. Memilih intervensi unuk
- ADL masih dibantu
mengurangi kelelahan baik
keluarga
secara farmakologis maupun
nonfarmakologis dengan - TTV

tepat  TD : 90/60mmHg
 Nadi : 82 x/menit
12.00 WIB 3. Memonitor intake atau  S : 36 ˚C
asupan nustrisi untuk - Pasien tampak lemas,
mengetahui sumber energi membran mukosa pucat
yang adekuat - Terpasang infus RL
20x/tpm
13.30 WIB 4.Mengonsulkan dengan ahli - Masukan cairan oral
gizi cara meningkatkan pasien kurang
asupan energi dengan - Diberikan tablet
makanan penambah darah

5Mengajarkan pasien A: Masalah keletihan


14.45 WIB mengenai pengelolaan teratasi sebagian
kegiatan dan teknik
manajemen waktu untuk P: Lanjutkan intervensi:
mencegah kelelahan -Monitor intake dan output
pasien
6.Membantu pasien dalam -Konsultasikan pada ahli
aktivitas sehari-hari yang gizi untuk meningkatkan
15.00 WIB teratur sesuai kebutuhan asupan energi
(ambulasi, berpindah, -Anjurkan pasien minum
bergerak dan perawatan diri) air mineral minimal 8
gelas sehari
7.Menganjurkan aktivitas
fisik (mis., ambulasi, ADL)
15.10 WIB sesuai dengan kemampuan
energi pasien
15 Oktober Manajemen energi S : pasien mengatakan
2017 lemas berkurang dan ADL
1. Menganjurkan pasien
masih dibantu keluarga
Jam 8.30 mengungkapkan perasaan
WIB
secara verbal mengenai
keterbatasan yang dialami O : KU Komposmentis

ADL masih dibantu


2. Memilih intervensi unuk
10.15 WIB keluarga
mengurangi kelelahan baik
-TTV
secara farmakologis maupun
TD : 110/80 mmHg
nonfarmakologis dengan
Nadi : 82 x/menit
tepat
S : 36,5 derajat celcius
Lemas sudah berkurang,
3. Memonitor intake atau
12.00 WIB membran mukosa normal
asupan nustrisi untuk
Terpasang infus RL
mengetahui sumber energi
20x/tpm
yang adekuat
Masukan cairan oral

13.30 WIB pasien 8 gelas air


4.Mengonsulkan dengan ahli
putih/hari
gizi cara meningkatkan
Diberikan tablet penambah
asupan energi dengan darah
makanan
A: Masalah keletihan
14.45 WIB
5Mengajarkan pasien teratasi sebagian
mengenai pengelolaan
kegiatan dan teknik P: Lanjutkan intervensi:
manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan -Monitor intake dan output
pasien
15.00 WIB 6.Membantu pasien dalam -Konsultasikan pada ahli
aktivitas sehari-hari yang gizi untuk meningkatkan
teratur sesuai kebutuhan asupan energi
(ambulasi, berpindah, -Anjurkan pasien minum
bergerak dan perawatan diri) air mineral minimal 8
gelas sehari
15.10 WIB 7.Menganjurkan aktivitas
fisik (mis., ambulasi, ADL)
sesuai dengan kemampuan
energi pasien
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling umum pada daerah rahim
atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat disekitarnya. mioma uteri juga sering
disebut dengan Leiomioma, Fibromioma atau Fibroid, hal ini mungkin karena
memang otot uterus atau rahimlah yang memegang peranan dalam terbentuknya
tumor ini. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri.
Mioma dapat tumbuh di dalam rongga rahim, diantara lapisan dinding rahim,
atau terpisah di luar rahim dengan tangkai yang melekat pada dinding rahim.
Pembesaran mioma berkaitan dengan hormon esterogen dan kebanyakan terjadi pada
masa reproduksi. Pada tumor ini berbeda dengan kanker. Mioma tidak menyebar dan
bersifat jinak, sedangkan kanker bisa menyebar ke seluruh organ tubuh dan bersifat
ganas.
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi yaitu berkurangnya pemberian darah
pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa
nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal
pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan
kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat
terpenuhi.

2. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang mioma uteri dan asuhan
keperawatannya, disarankan agar pembaca bisa mencari referensi lainnya yang
berkaitan dengan meteri mioma uteri sehingga pembaca bisa mendapatkan informasi
maupun materi yang lebih lengkap dan paham mengenai mioma uteri dengan
sempurna. Selain itu, diharapkan pembaca setelah membaca makalah ini mampu
menyerap berbagai informasi dan sadar mengenahi asuhan keperawatan untuk selalu
diterapkan dalam dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi Dan
KB, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000
Joedosapoetro, Mas Soetomo, Mioma Uteri, Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka, 1985.
Maryunani, Anik, Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan, Jakarta: Trans Info Medika,
2009
Supriyanto, Wawan, Ancaman Penyakit Kanker Deteksi Dini & Pengobatannya, Yogyakarta:
Cahaya Ilmu, 2010.

Anda mungkin juga menyukai