Anda di halaman 1dari 19

OSTEOARTHRITIS

~FARMAKO TERAPI 2~
Nama Kelompok :
1. Narulita Rizky Faradilla (10115163)
2. Novia Putri Irianti Zain (10115164)
3. Ni Putu Ayu Batari Legina (10115165)
4. Titin Hidayana (10115167)
5. Anggi Retno Wardani (10115168)
6. Viona Riska Mining Unggiarti (10115169)
7. Febby Anggie Novriyanti (10115170)
8. Assholychatu Zahro (10115171)
9. Selly Agustin Widya Prasdianti (10115181)
10. Shendyani Rafika Sari (10115183)
Definisi Osteoarthritis
Osteoartritis berasal dari bahasa Osteoarthritis ialah suatu penyakit
Yunani yaitu osteo yang berarti sendi menahun yang ditandai oleh
tulang, arthro yang berarti adanya kelainan pada tulang rawan
sendi, dan itis yang berarti (kartilago) sendi dan tulang di
inflamasi meskipun sebenarnya dekatnya sehingga timbul gejala
penderita osteoartritis tidak kekakuan, nyeri dan pembatasan
mengalami inflamasi atau hanya gerakan pada sendi (Nur, 2009).
mengalami inflamasi ringan
(Koentioro, 2010).
Klasifikasi Osteoarthritis
a. penyempitan rongga sendi,
b. pengerasan tulang bawah rawan sendi,
c. pembentukan kista di bawah rawan sendi dan
pembentukan osteofit
Pembagian Osteoarthritis
◉ Berdasarkan patogenesisnya
a. Osteoarthritis Primer adalah yang kausanya tidak diketahui
dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik
maupun proses perubahan lokal pada sendi.
b. Osteoarthritis sekunder adalah osteoarthritis yang didasari
oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan
dan imobilisasi yang lama. (Arissa, 2012).
Faktor Resiko
Faktor yang telah diteliti sebagai faktor risiko osteoarthritis
lutut antara lain :
a. usia lebih dari 50 tahun,
b. jenis kelamin perempuan,
c. genetik, kebiasaan merokok,
d. diabetes melitus, hipertensi, hiperurisemi,
histerektomi, menisektomi, riwayat trauma lutut,
kelainan anatomis, kebiasaan bekerja dengan beban
berat, aktivitas fisik berat dan kebiasaan olahraga
(Wahyuningsih, 2009)
Patofisiologi Osteoarthritis
Perkembangan perjalanan penyakit osteoarthritis dibagi menjadi 3
fase, yaitu sebagai berikut :
a. Fase 1
Terjadinya penguraian proteolitik pada matriks kartilago. Metabolisme kondrosit menjadi
terpengaruh dan meningkatkan produksi enzim seperti metalloproteinases yang kemudian hancur
dalam matriks kartilago.

b. Fase 2
Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago, disertai
adanya pelepasan proteoglikan dan fragmen kolagen ke dalam cairan synovia.

c. Proses penguraian
Dari produk kartilago yang menginduksi respons inflamasi pada sinovia. Produksi
magrofag sinovia seperti interleukin 1 (IL-1), tumor necrosis factor alpha (TNF-α), dan
metalloproteinase menjadi meningkat.
Menurut Australian Physiotherapy Association (APA) (2003)
dalam Nur (2009):

1). Nyeri sendi (recurring pain or tenderness in joint)


2). Kekakuan (stiffness)
3). Hambatan gerakan sendi (nability to move a joint)
4). Bunyi gemeretak (krepitasi)
5.) Pembengkakan sendi (welling in a joint)
Diagnostik OA
Penatalaksanaan Terapi OA
1) Terapi non 2)Terapi 3)Terapi bedah :
farmakologis: farmakologis :
a.Malaligment, de
a.Edukasi a.Analgesik oral non- formitas lutut Valgus
b.Terapi fisik dan opiat Varus dsb
rehabilitasi b.Analgesik topikal b.Arthroscopic
c.Penurunan berat c.NSAID debridement dan joint
badan d.Chondroprotective lavage
e.Steroid intra-artikuler c.Osteotomi
d. Artroplasti sendi
total
Studi Kasus
Pasien Tn.B, 60 tahun, BB 89kg, Scr 1,9mg/dL, datang ke
klinik mengeluhkan lutut kanannya yang nyeri. Nyeri
biasanya sembuh setelah pasien beristirahat.Pasien
tersebut juga menderita DM tipe II dan mengkonsumsi
OAD metformin 3x500mg dan dikombinasi dengan insulin.
Pasien didiagnosis mengalami OA. Jelaskan tata laksana
terapi berdasarkan kondisi pasien berdasarkan guideline
dan textbook.
Manifestasi Klinis
Tn. B
a. Lutut kanan nyeri
b. Nyeri hilang setelah beristirahat


Faktor Resiko Pasien
OBESITAS

Membawa beban lebih berat akan membuat sendi


sambungan tulang bekerja dengan lebih berat, diduga memberi andil
pada terjadinya osteoarthritis.
Setiap kilogram penambahan berat badan atau masa tubuh
dapat meningkatkan beban tekan lutut sekitar 4 kilogram. Dan
terbukti bahwa penurunan BB dapat mengurangi risiko terjadinya
osteoathritis atau memperparah keadaan steoarthritis lutut .
(Meisser, 2005)
Faktor Resiko Pasien
GANGGUAN METABOLIK

Gangguan metabolik menyebabkan kegemukan.


Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan
mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering
menyebabkan osteoartritis lutut.
Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan
osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan
osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang
berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung
koroner, diabetes melitus dan hipertensi (Wahyuningsih, 2009)
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai