OLEH:
TINGKAT III.2/SEMESTER V
PRODI D-III KEPERAWATAN
1
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS
2. Etiologi
Menurut (Purwanto, 2016), beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah
sebagai berikut:
a) Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur
dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk
pigmen yang berwarna kuning.
b) Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi
melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang
harus dikandungnya.
c) Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
2
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoarthritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
d) Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoarthritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
e) Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoarthritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoarthritis, sedangkan
wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
f) Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran
sinovial dan selsel radang.
g) Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan
membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga
mempercepat proses degenerasi.
h) Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan
sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan
menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
i) Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.
3
3. Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang,
dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada
bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit
yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh
stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya
polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga
mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi
yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis.
Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoarthritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.
Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan
ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan
degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera
sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan
menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga
menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang
pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki
kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. (Purwanto, 2016).
4
4. Pohon Masalah
5
5. Klasifikasi
Klasifikasi osteoarthritis menurut (Purwanto, 2016), adalah sebagai berikut:
a) Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoarthritis.
b) Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur
6. Gejala Klinis
Beberapa gejala klinis pada pasien osteoarthritis adalah sebagai berikut,
(Purwanto, 2016):
a) Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoarthritis, nyeri akan bertambah apabila
sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
b) Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat
memulai kegiatan fisik.
c) Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini
akan menimbulkan rasa nyeri.
d) Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan
penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya
berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoarthritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan
tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat
diketahui penyebabnya.
e) Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
f) Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
g) Gangguan Fungsi
6
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien osteoarthritis di antaranya sebagai berikut:
a) Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi.
b) Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal.
8. Pentalaksanaan
Penatalaksanaan pasien meningitis menurut (Purwanto, 2016), adalah:
a) Tindakan preventif
1) Penurunan berat badan
2) Pencegahan cedera
3) Screening sendi paha
4) Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
b) Farmakologi (obat NSAID bila nyeri muncul)
c) Terapi konservatif (kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat
ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi)
d) Irigasi tidal (pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik
e) Pembedahan (artroplasti)
9. Komplikasi
Menurut (Suriani & Lesmana, 2013) komplikasi yang ditimbulkan oleh
osteoarthritis knee antara lain:
Gangguan pada waktu berjalan karena adanya pembengkakan akibat peradangan.
a) Terjadi kekauan pada sendi lutut karena peradangan yang berlangsung lama
sehingga struktur sendi akan mengalami pelengketan.
b) Terjadi atrofi otot karena adanya nyeri
c) Menurunnya fungsi otot akan mengurangi stabilitas sendi terutama sendi penumpu
berat badan, sehingga dapat memperburuk keadaan penyakit dan menimbulkan
deformitas.
7
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
Identitas klien yang terdiri dari nama, no. rm, tanggal lahir, jenis kelamin,
kewarganegaraan, pendidikan, agama, status, tgl masuk rumah sakit, tgl pengkajian,
diagnosis medis serta identitas penanggung jawab pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk rumah sakit.
Biasanya keluhan utama pada penderita osteoarthritis adalah nyeri sendi.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Menggambarkan keluhan utama klien, kaji tentang proses perjalanan penyakit
sampai timbulnya keluhan, faktor apa saja yang memperberat dan meringankan
keluhan.
c. Riwayat penyakit terdahulu
Menanyakan masalah kesehatan yang lalu, baik yang berkaitan langsung dengan
penyakit sekarang maupun yang tidak ada kaitannya seperti riwayat MRS,
riwayat dioperasi, riwayat kelainan bawaan, dan riwayat alergi.
d. Riwayat penyakit keluarga
Merupakan gambaran kesehatan keluarga, apakah ada kaitannya dengan
penyakit yang dideritanya. Pada riwayat kesehatan keluarga, biasanya apakah
ada di dalam keluarga ada keturunan seperti hipertensi, DM, dan penyakit
jantung.
8
e. Kategori psikologis subategori nyeri dan kenyamanan: nyeri akut
Nyeri Akut
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengeluh nyeri Tekanan dara meningkat
Tampak meringis Pola napas berubah
Bersikap protektif (misalnya Nafsu makan berubah
waspada, posisi menghindari
nyeri)
Gelisah Proses berpikir terganggu
Frekuensi nadi meningkat Menarik diri
Sulit tidur Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis
9
III. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan &
Intervensi Keperawatan
Tgl. Keperawatan Kriteria Hasil TTD
(SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Nyeri Akut (Label Setelah dilakukan Intervensi Utama :
D.0077) berhubungan intervensi Manajemen Nyeri (Label
dengan agen keperawatan I.08238)
pencedera biologis selama 3x2 jam Observasi
(inflamasi) dibuktikan maka, Tingkat 1. Identifikasi lokasi,
dengan mengeluh Nyeri (Label karakteristik, durasi,
nyeri, tampak L.08066) frekuensi, kualitas,
meringis, bersikap Menurun dengan intensitas nyeri
protektif (misalnya kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
waspada, posisi a) Keluhan nyeri 3. Identifikasi respon nyeri
menghindari nyeri), menurun (5) non verbal
gelisah, frekuensi b) Meringis
nadi meningkat, sulit menurun (5) Terapeutik
tidur, tekanan darah c) Gelisah 1. Berikan teknik non
meningkat, pola menurun (5) farmakologis untuk
napas berubah, nafsu d) Frekuensi nadi mengurangi rasa nyeri
makan berubah, membaik (5) (kompres hangat)
proses berpikir e) Tekanan darah 2. Kontrol lingkungan yang
terganggu, menarik membaik (5) memperberat rasa nyeri
diri, berfokus pada 3. Fasilitasi istirahat dan
diri sendiri, tidur
diaphoresis.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
10
3. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Politeknik Kesehatan Denpasar Form.JKP.09.0.2019
Jurusan Keperawatan
Nama : Tn. S
Tanggal Lahir : 31/12/1959 L/P
No RM :
2 7 7 1 9 0
Pasien/Keluarga Perawat
13
Form.JKP.01.21.2019
PENGKAJIAN
A. DATA BIOGRAFI
Nama pasien : Tn.S
Golongan darah :B
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Hindu
Penangung jawab
Nama : Ny. S
14
B. Riwayat Keluarga
Genogram :
15
Keterangan :
= meninggal
= hubungan perkawinan
= pasien
C. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja (Pensiunan)
Alamat pekerjaan :-
Alat transportasi :-
Kamar : 3 kamar
E. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat : Menyanyi/ Mekidung
Liburan/perjalanan :-
16
F. Sistem Pendukung
Perawat/bidan/dokter/fisiotherapi : Dokter
Klinik :- jaraknya - km
Lain-lain :-
G. Status Kesehatan
Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu: Pasien mengatakan tidak pernah
mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
17
Obat-obatan
Status imunisasi :-
Alergi :-
* Obat-obatan :
* Makanan :
* Faktor lingkungan :
Penyakit yang diderita : Osteoarthritis
H. Aktivitas
Hidup Sehari-
hari Indeks
Katz :
BB : 65 kg
TL/TB : 168 cm
IMT : BBTB
a. Oksigenasi
- Bentuk dada normal
- Pegerakan dada simetris
- Pasien mengatakan tidak ada keluhan
18
b. Cairan dan eklektrolit
Pasien mengatakan mampu menghabiskan 1000 cc air/hari
c. Nutrisi
Pasien mengatakan makan normal 3 x 1 hari
d. Eliminasi
Pasien mengatakan BAB dan BAK terganggu karena nyeri pada lutut kanan
e. Aktivitas
Pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
selama nyeri tidak timbul
f. Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan pola tidur terganggu saat nyeri timbul pada malam hari
(tidur malam ± 7 jam)
g. Personal hygiene
Pasien mengatakan mampu melakukan personal hygiene secara mandiri
h. Seksual
Pasien mengatakan kebutuhan seksual normal
i. Rekreasi
Pasien mengatakan rekreasi yang sering dilakukan hanya menonton tv di
rumah
j. Psikologis
Persepsi klien : Pasien mengatakan tidak merasa malu dengan
penyakitnya
Konsep diri :
a) Gambar diri : Bagian tubuh pasien tidak terdapat
kecacatan
b) Harga diri : Hubungan pasien dengan
keluarga dan masyarakat baik
c) Ideal diri : Pasien berharap sembuh dan dapat
beraktivitas seperti dahulu
d) Identitas diri : Pasien mengatakan harus dapat
bekerja untuk membantu keluarga
19
K. Tinjauan Sistem
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Composmentis
GCS : 15
Tanda-tanda Vital : TD = 130/80 mmHg, S = 36°C, N = 84 x/menit, RR =
20x/menit
1. Kepala : Simetris, warna rambut hitam, tidak terdapat nyeri tekan
2. Mata-Telinga-Hidung
3. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limpa dan tidak ada tiroid
M. Data Penunjang
20
1. Laboratorim : -
2. Radiologi :-
3. EKG :-
4. USG :-
5. CT- Scan :-
6. Obat - obatan :
- Santagesic : 62,5 mg (1x1 ampul IV)
- Methylprednisolone : 62,5 mg (1x1 ampul IV)
21
Masalah Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)
1. Nyeri Akut
Perawat Pengkaji
(Sriana Okpiyanti)
22
Pengkajian dilakukan saat:
Initial assessment dilakukan pertama kali di ruang rawat inap
Pengkajian ulang dilakukan setiap minggu
Derajat risiko:
Risiko rendah : 15-18
Risiko sedang : 13-14
Risiko tinggi : 10-12
Risiko sangat tinggi :≤9
23
Form.JKP.07.01.2019
Nama : Tn. S
Tanggal Lahir/Umur : 31-12-1959/ 60 tahun RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No RM : 277190
Jenis Kelamin : Laki-laki
24
nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
8. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
9. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
25
Form.JKP.06.01.2019
Nama : Tn. S
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Lahir/Umur : 31-12-1959/60 tahun
No RM : 277190
Jenis Kelamin : Laki-laki
26
kooperatif
11.20 Mengajarkan teknik non farmakologis DS: Pasien mengatakan mengerti Sriana
untuk mengurangi rasa nyeri apa yang diajarkan perawat
DO: Pasien tampak kooperatif
11.30 Menganjurkan memonitor nyeri secara DS: Pasien mengatakan mengerti Sriana
mandiri cara memonitor nyeri secara mandiri
DO: Pasien tampak kooperatif
11.40 Mengontrol lingkungan yang DS: Pasien mengatakan merasa Sriana
memperberat rasa nyeri nyaman apabila lingkungan tidak
bising
DO: Kondisi ingkungan diatur
sesuai kenyamanan pasien
13.00 Mengkolaborasi pemberian analgetik DS: Pasien mengatakan bersedia Sriana
diberikan obat anti nyeri
DO: Obat: Santagesic 62,5 mg (1x1
ampul IV)
13.20 Memfasilitasi istirahat dan tidur DS: Pasien mengatakn nyeri Sriana
berkurang saat beristirahat
DO: Pasien tampak merasa nyaman
14.30 Memberikan teknik non farmakologis DS: Pasien mengatakan bersedia Sriana
untuk mengurangi rasa nyeri (kompres diberikan kompres hangat pada
hangat) nyeri lutut kanan
DO: Kompres yang diberikan
kompres hangat, pasien tampak
kooperatif
15.00 Mengidentifikasi skala nyeri DS: Pasien mengatakan nyeri Sriana
berkurang setelah diberikan
kompres hangat
DO: Pasien tampak nyaman, skala
nyeri 2
7/10/ 08.00 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, DS: Pasien mengatakan nyeri Sriana
2020 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas berkurang pada lutut kanan
nyeri DO: Pasien tampak sedikit gelisah,
27
skala nyeri 2
08.20 Mengidentifikasi respon nyeri non verbal DS: Pasien mengatakan nyeri pada Sriana
lutut kanan berkurang
DO: Meringis menurun
09.00 Memberikan teknik non farmakologis DS: Pasien mengatakan bersedia Sriana
untuk mengurangi rasa nyeri (kompres diberikan kompres hangat pada
hangat) nyeri lutut kanan
DO: Kompres yang diberikan
kompres hangat, pasien tampak
kooperatif
09.50 Memfasilitasi istirahat dan tidur DS: Pasien mengatakan nyeri Sriana
berkurang saat beristirahat
DO: Pasien tampak merasa nyaman
13.00 Mengkolaborasikan pemberian analgetik DS: Pasien mengatakan bersedia Sriana
diberikan obat anti nyeri
DO: Obat: Santagesic 62,5 mg (1x1
ampul IV)
14.30 Memberikan teknik non farmakologis DS: Pasien mengatakan bersedia Sriana
untuk mengurangi rasa nyeri (kompres diberikan kompres hangat pada
hangat) nyeri lutut kanan
DO: Kompres yang diberikan
kompres hangat, pasien tampak
kooperatif
15.00 Mengidentifikasi skala nyeri DS: Pasien mengatakan nyeri Sriana
berkurang setelah diberikan
kompres hangat
DO: Pasien tamoak nyaman, skala
nyeri 2
7/10/ 08.00 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, DS: Pasien mengatakan nyeri Sriana
2020
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas berkurang
nyeri DO: Pasien tampak nyaman, skala
nyeri 2, TD: 12/80 mmHg, N:
80x/menit
28
08.30 Mengidentifikasi respon nyeri non verbal DS: Pasien mengatakan nyeri pada Sriana
lutut kanan berkurang
DO: Meringis menurun, gelisah
menurun
09.00 Memberikan teknik non farmakologis DS: Pasien mengatakan bersedia Sriana
untuk mengurangi rasa nyeri (kompres diberikan kompres hangat pada
hangat) nyeri lutut kanan
DO: Kompres yang diberikan
kompres hangat, pasien tampak
kooperatif
10.00 Memfasilitasi istirahat dan tidur DS: Pasien mengatakan nyeri Sriana
berkurang saat beristirahat
DO: Pasien tampak merasa nyaman
13.00 Mengkolaborasi pemberian analgetik DS: Pasien mengatakan bersedia Sriana
diberikan obat anti nyeri
DO: Obat: Santagesic 62,5 mg (1x1
ampul IV)
13.40 Memberikan teknik non farmakologis DS: Pasien mengatakan bersedia Sriana
untuk mengurangi rasa nyeri (kompres diberikan kompres hangat pada
hangat) nyeri lutut kanan
DO: Kompres yang diberikan
kompres hangat, pasien tampak
kooperatif
14.30 Mengidentifikasi skala nyeri DS: Pasien mengatakan nyeri Sriana
berkurang setelah diberikan
kompres hangat
DO: Pasien tampak nyaman, skala
nyeri 1
15.00 Memfasilitasi istirahat dan tidur DS: Pasien mengatakan nyeri Sriana
berkurang saat beristirahat
DO: Pasien tampak merasa nyaman
29
Politeknik Kesehatan Denpasar Form.JKP.04.01.2019
Jurusan Keperawatan
Nama : Tn. S
Tanggal Lahir : 31/12/1959 L/P
No RM :
2 7 7 1 9 0
Nama dan
Tanggal Jam Profesi Catatan Perkembangan (SOAP)
TTD
8/10/2020 08.00 Perawat S = Pasien mengatakan nyeri pada lutut Sriana
kanan sudah berkurang
O=
- Keluhan nyeri menurun (skala 1)
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
- Frekuensi nadi membaik (80x/menit)
- Tekanan darah membaik (120/80
mmhg)
30
Lembar Pengesahan
Mengetahui pembimbing,
Mahasiswa,
31