PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur untuk dapat mempertahankan
status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat
memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat
sembuh dan memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan
status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan
istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Oleh karena itu, penulis membuat
makalah dengan judul “KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian istirahat dan tidur?
2. Bagaimana fisiologi tidur?
3. Apa saja jenis tidur?
4. Apa fungsi dan tujuan tidur?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur?
6. Apa saja gangguan atau masalah tidur?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian istirahat dan tidur.
2. Untuk mengetahui fisiologi tidur.
3. Untuk mengetahui jenis tidur.
4. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan tidur.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur.
6. Untuk mengetahui gangguan atau masalah tidur.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya
hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan
dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Dalam keadaan sadar,
neuron dalam Recticular activating system (RAS) akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. RAS memberikan rangsangan visual,
pendengaran, nyeri dan perabaan. Juga dapat menerima stimulasi dari
korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat tidur,
terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan
batang otak tengah yaitu Bulbar syncronizing regional (BSR). Sedangkan
saat bangunnya seseorang tergantung dari keseimbangan implus yang
diterima di pusat otak dan sistem limbiks.
B. Jenis Tidur
Terdapat dua jenis tidur yaitu :
1. Tidur Gelombang Lambat/ Nonrapid Eye Movement (NREM)
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur dalam, istirahat penuh, dengan
gelombang otak yang lebih lambat. Ciri-cirinya adalah mimpi berkurang,
keadaan istirahat, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun,
metabolisme turun dan gerakan bola mata lambat.
a. Tahap I
Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri: rileks, masih
sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari
samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat
bangun segera selama tahap ini berlangsung selama lima menit.
b. Tahap II
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri :
Mata umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun,
temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek
dan berakhir 5-10 menit.
c. Tahap III
Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses
tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi sistem saraf parasimpatis
dan sulit banngun.
d. Tahap IV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun,
jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi
lambunng turun, tonus otot turun.
6. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan
gangguan proses tidur.
7. Aktivitas
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru
akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
B. Analisis Kasus
Pada kasus di atas jika kita cermati merupakan kasus insomnia.
Karena pada kasus di atas menunjukkan gejala-gejala insomnia, seperti
kesulitan memulai tidur, selalu terbangun setiap satu jam sekali, waktu tidur
kurang lebih hanya tiga jam dalam satu malam, selalu merasa tubuhnya
tidak fresh, dan mengalami kesulitan tidur lebih dari enam bulan. Jika kita
analisis, penyebab insomnia pada kasus di atas adalah karena mengalami
KDRT dari suaminya yang mengakibatkan si istri tertekan dan selalu
memikirkan masalahnya sehingga terjadilah insomnia. Dampak insomnia
yang dialami si istri pada kasus di atas adalah selalu merasa tubuh
tidak fresh dan mengalami penurunan berat badan dari 52 kg menjadi 47 kg.
Insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk
memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya. Insomnia yang terjadi
karena faktor psikologis sebaiknya diobati dengan psikoterapi karena
penyebabnya adalah faktor-faktor psikologis. Penting bagi penderita
insomnia untuk secara terbuka mengatakan pada psikolog,terapis atau
konselor tentang awal mula penyebab insomnia sehingga dapat ditentukan
terapi apa yang sebaiknya diberikan. Selain itu, keluarga si penderita
insomnia juga harus memberi dukungan pada penderita agar insomnia yang
dialaminya perlahan-lahan dapat sembuh. Insomnia karena faktor psikologis
dapat dicegah dengan cara memanage stres secara positif dan jika ada
masalah sebaiknya sharing pada seseorang yang dapat dipercaya.
Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi
insomnia, yaitu:
1. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam
memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk
meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya
atau merasa bahwa dirinya masih berharga.
2. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si
penderita insomnia.
3. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun
pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam
dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
4. Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat
dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
5. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan
si penderita yang salah mengenai tidur.
6. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita
yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat dalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan. Sedangkan tidur adalah kondisi tidak sadar
dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai
(Guyton, 1986).
Insomnia adalah suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai
atau mempertahankan keadaan tidurnya. Penyebab Insomnia yaitu efek
samping dari obat-obatan, makan terlalu banyak sebelum tidur, depresi,
menderita gangguan kecemasan, mengkonsumsi kafein terlalu banyak,
minum alkohol terlalu banyak, perubahan dalam lingkungan, perubahan
waktu kerja, dan stres.
B. Saran
Untuk menjaga keadaan kita tetap sehat dan fit, kita harus menjaga
kebutuhan istirahat dan tidur kita sesuai kebutuhan agar kita dapat
melakukan berbagai kegiatan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Asmadi . 2008. Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KD. Jakarta:
Salemba Medika.
Doengos.E.Maryln,dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Uliyah, Musrifatul dan A. Azis Alimul Hidayat. Keterampilan Dasar Praktik
Klinik untuk Kebidanan.Surabaya: Salemba Medika.
Wartonah, Tartowo. 2006. KDM dan Proses keperawatan Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika