Anda di halaman 1dari 70

ARUS FREKUENSI TINGGI

1. Aplikasi Arus Frekuensi tinggi ke dalam tubuh agar


memberikan pengaruh ke dalam tubuh, harus muncul
sistem oscilasi
2. Sistem oscilasi adalah peristiwa selalu berulang atau
gerakan dari dan ke.
3. Untuk memulai suatu geakan oscilasi harus ada suatu
energi / energi potensial ( AFT berasal dari arus listrik
melepaskan muatan listrik ke kondensator )
4. Arus oscilasi pada AFT dihasilkan oleh terlepasnya muatan
kondensator melalui suatu induktance yg rendah
tahanannya, shg kondensator memiliki energi potensial.
5. Kondensator akan melepaskan muatan melalui induktance
(coil), terjadilah arus pada sirkuit tsb. Pada coil tsb akan
timbul arus induksi
6. Arus induksi mrpkan arus yg memperpanjang gerakan
oscilasi sampai muatan habis.
7. Suatu gerakan ayunan adalah gerak dari satu posisi
kembali ke posisi ang sama. Satu gerakan ayunan
disebut satu cycle.
8. Frekuensi oscilasi adalah jumlah cycle dalam satu satuan
waktu. Satuannya cycle / detik
9. Frekuensi oscilasi tergantung dari kapasitas kondensator
dan nilai induktance dari coilnya. Apabila kondensator
memiliki kapasitas kecil, akan akan menampung muatan
yang sedikit dan jika muatan itu dilepaskan di sirkuitnya
maka muatan itu akan cepat habis dalam waktu yang
singkat. Begitu sebaliknya.
10.Apabila induktance kecil, maka arus induksi akan kecil
shg berpengaruh kecil thd lamanya arus mengalir. Shg
aliran arus akan pendek waktunya.
11. Pada waktu terjadi oscilasi, energi akan hilang pada
sekeliling, shg oscilasi berikutnya akan lemah. Hal ini
dikenal sebagai Dumping Oscilasi.
12. Dumping oscilasi terjadi oleh krn tahanan pada sirkuit.
Semakin kecil tahanan, hanya sedikit energi yg hilang
pada suatu fase, sehingga akan memperlama dumping
oscilasi
13. Arus Diathermy (SWD) memencarkan energi
elektromagnetik yg terdiri dr medan listrik dan medan
magnet, yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi
tinggi (27,12 MHz). Arus tsb tdk menimbulkan aksi
potensial thd serabut saraf motorik maupun sensorik.
Dengan kata lain tidak merangsang saraf motorik
untuk berkontraksi.
14. Arus frekuensi tinggi merupakan arus frekuensi tinggi
lebih dari 500.000 cycle/detik akan memberikan
1.000.000 impuls sehingga durasinya 0,001 ms tiap
detik.
15. Kekuatan medan dhasilkan oleh sebuah generator yang
berfrekuensi 27 MHz yang dihubungkan dengan sumber
arus listrik. Kekuatan medan elektromagnetiknya
tergantung dari sumber medan elektromagnetik, shg
dgn adanya perubahan waktu medan elektromagnetik
juga berubah.
16. Pada medan elektromagnetik yang terputus-putus
(interuppted / intermitten ) akan terjadi pemutusan
medan pada momen tertentu.
DISTRIBUSI MEDAN ELEKTROMAGNETIK
Distribusi tergantung dari:
1. cara pemakaian
Kondensor field. Mengunakan elektroda ( Coplanar
atau Contraplanar)
Kumparan field
2. sifat jaringan
Molekul polair
Molekul non polair
Ion-ion bebas
3. daya konduksi ( resistensi timbal balik )
atau out put mesin
DISTRIBUSI TEMPERATUR
Perubahan panas dalam jaringan ditentukan oleh
kerapatan masa energi elektromagnetik (daya kondensi
listrik dlm jaringan. Dapat dirumuskan sbb :

Keterangan :
P = ½ т E²
E : Intensitas arus listrik (medan listrik)
T : Jenis konduksi jaringan
P : kerapatan masa energi elektromagnetik
UNTUK PEMAKAIAN TIPE KONDENSATOR DAN KUMPARAN
INDUKSI, MAKA KECEPATAN ABSORBSI (KEKUATAN RATA-
RATA DAYA DISSIPASI) DIBERIKAN DENGAN SATUAN
W/Kg, SEBANDING DENGAN INTENSITAS ARUS LISTRIK
(MEDAN LISTRIK) PANGKAT DUA DAN BERBANDING
TERBALIK DENGAN KECEPATAN RATA-RATA ENERGI
ELEKTROMAGNETIK DENGAN FORMULA :
__E²__
H= Keterangan :
P H : kecepatan absorbsi (kekuatan rata-rata
daya dissipasi )
E : Intensitas arus listrik (medan listrik )
P : Kerapatan massa energi elektromagnetik
Tiap-tiap jaringan mempunyai daya dissipasi yang berbeda,
maka akan menghasilkan absorbtion rate spesifik yang
berbeda pada gtiap-tiap jaringan, maka dapat dirumuskan:

1 T E²
SAR =____ ______ W / Kg
2 P

KETERANGAN :
SAR : Specific Absorbtion Rate
E : Intensitas Arus Listrik (medan listrik )
P : Kerapatan massa energi elektomagnetik
T : Jenis konduksi jaringan
SWD ( Short Wave Diathermy )
Adalah Arus Frekuensi tinggi bolak-balik 27,12 MHz,
tidak merangsang sensorik maupun motorik, frekuensi
oscilasi 500.000 cycle/dtk. Mempunyai panjang
gelombang 22,11 dan 7,5 m
KONTRUKSI MESIN SWD
1. Coil primer yang dihubungkan dengan sumber rumah
2. Step down trasformator berupa coil sekunder yang
dihubungkan dgn filament
3. Step up berupa coil sekunder yg dihubungkan dgn
anode dari plat anode.
4. Arus bolak balik dgn tegangan 300 V diinduksikan ke
sirkuit pasien dgn tegangan 60 V. Sirkuit pasien
mempunyai tahanan (resistance) yg bervariasi, maka
digunakan variabel kondensator.
5. Fungsi kondensator untuk mempertahankan
kestabilan arus induksi yang melalu sirkuit pasien.
6. Arus induksi pada sirkuit pasien sifatnya harus
konstan dan melewati tahanan yang selalu
berubah-ubah, tahanan kondensator sifatnya
harus konstan dan dapat berubah sesuai
kebutuhan
MWD ( Micro Wave Diathermy )
adalah arus frekuensi tinggi bolak-balik
2450 MHz dengan panjang gelombang
12,25 cm dan 69 cm
Prinsip produksi gelombang mikro pada
dasarnya sama dgn arus listrik bolak-
balik frekuensi tinggi lainnya. Hanya,
untuk memperoleh frekuensi yang lebih
tinggi diperlukan sebuah tabung khusus /
valve yang disebut MAGNETRON.
PRINSIP KERJA MESIN MWD
1. Dari sumber arus listrik akan diinduksi oleh coil
sekunder I, II, III dan IV
2. Arus dari S1 memasuki rectifying sirkuit yang akan
menghidupkan thermal delay switch
3. Hidupnya Thermal delay switch maka relay switch
bekerja yang akan ditandai dgn nyalanya lampu
indikator
4. Relay switch kerja maka magnetron bekerja menerima
arus listrik.
5. Induksi pd S IV akan memanaskan filament dan
terjadi termionic emission yaitu peristiwa elektron
akan melintas dari tabung ke anode.
6. Elektron akan ditangkap Coaxial Cable dan timbullah
oscilasi pada coaxial cable.
7. Fungsi fan adalah mendinginkan magnetron
PENERAPAN PADA JARINGAN
Tergantung dari emiter / elektroda / magnetode yang
digunakan.
Emiter bermacam-macam bentuk, ukuran serta sifat
elektromagnetik yang dipancarkan.
1. Emiter bentuk bulat, medan elektromagnetik yang
dipancarkan berbentk sirkuler dan paling padat di
daerah tepi.
2. Emiter bentuk segiempat, medan elektromagnetik
yang dipancarkan berbentuk oval dan paling padat di
daerah tengah.
3. Energi elektromagnetik yang dipancarkan bersifat
menyebar, maka kepadatan akan semakin berkurang
jika jarak semakin jauh dari daerah yang di terapi.
4. Berkurangnya intensitas energi elektromagnetik
disebabkan pula oleh penyerapan jaringan.
EFEK FISIOLOGIS SWD DAN MWD
A. TERHADAP PERUBAHAN PANAS
1. Reaksi lokal jaringan
PADA SWD :
Meningkatkan metabolisme sel-sel lokal ± 13 % tiap
kenaikan temperatur 1°C.
Meningkatkan vasomotion spihincter sehingga timbul
homeostatic lokal dan akhirnya terjadi vasodilatasi
lokal.
PADA MWD :
idem
2. Reaksi General
PADA SWD :
Aktifnya sistem thermoreguler di hipotalamus yang
mengakibatkan kenaikan temperatur darah untuk
mempertahankan temperatur tubuh secara general
PADA MWD :
Mungkin dapat terjadi kenaikan temperatur,
tetapiperlu diingat EEM 2450 MHz penetrasinya
lebih dangkal dibanding SWD dan diterapkan
hanya untuk daerah lokal
3. Consensual efek
PADA SWD :
Timbulnya respon panas pada sisi kontralateral
dari segment yang sama
PADA MWD :
Idem SWD
4. Penetrasi
Penetrasi dan perubahan temperatur lebih dalam
dan lebih luas pada SWD
b. Terhadap jaringan ikat
PADA SWD
Meningkatkan elastisitas jaringan ikat 5-10 kali lebih
baik seprti collagen kulit, otot, tendon, ligament dan
capsul sendi akibat menurunnya vbiscositas matrik
jaringan.
PADA MWD
Idem SWD, tapi terbatas pada jaringan kat yang
kedalamannya ± 3 cm
c. Terhadap Jaringan Otot
PADA SWD
meningkatkan elastisitas otot, juga menurunkan
tonus otot lewat normalisasi nosisensorik.
PADA MWD
Idem seperti SWD
d. Terhadap Jaringan Saraf
PADA SWD
Meningkatka elastisitas pembungkus jaringan saraf
Meningkatkan nerve conduction ( konduktivitas saraf )
dan meningkatkan ambang rangsang / treshold
PADA MWD
Idem dengan SWD

EFEK TERAPEUTIK SWD DAN MWD


a. Penyembuhan Luka/Trauma pada jaringan lunak
PADA SWD
Meningkatan proses reparasi jaringan secara fisiologis
PADA MWD
Sama dengan SWD
b. Terhadap Nyeri, Hipertoni, Gangguan Vascularisasi
Pada SWD dan MWD
Menurunkan nyeri, normalisasi tonus otot lewat efek
sedatif, perbaikan metabolisme
c. Terhadap Kontraktur Jaringan Lemak
Pada SWD dan MWD
Meningkatkan elastisitas jaringan lemak, maka dapat
mengurangi proses kontraktur jaringan. Hal ini
dimaksudkan sebagai persiapan terapi latihan
d.Terhadap Gangguan Konduktivitas dan Treshold Jaringan
Saraf
Pada SWD dan MWD
Apabila elastisitas dan treshold jaringan saraf
semakin membaik maka konduktivitas jaringan saraf
juga semakin membaik. Proses dengan fisiologis
Efek SWD dalam poses penyembuhan Injury
a. Fase Pendarahan ( 2- 30 menit sth trauma)
merupakan kontra indikasi diberikan SWD
b. Fase peradangan ( 24 – 36 jam sth trauma)
diberikan dengan intermitten arus rendah dan
intensitas mitis, fungsi sebagai pain dumping /
mengurangi nyeri memperbaiki metabolisme lokal yaitu
dengan memacu homeostatik lokal yakni aktifnya
normalnya beda tekanan hidrostatik dan osmotik secara
seimbang
c. Fase regenerasi, dibagi menjadi beberapa fase :
1. fase prolifersi (2- 4hari sth trauma)
dosis : mitis – sub mitis
tujuan : pembentukan capiler, produksi fibroblast
(collagen muda) sbg bahan baku utama penyembuhan
luka
2. Fase produksi ( 4 hari – 3 minggu )
Dosis : submitis – fortis
tujuan : 1. memacu sirkulasi darah dalam rangka
mengoptimalkan metabolik lokal, agar stock material /
bahan-bahan baku untuk regenarasi post injury lbh
optimal, 2.pain dumping
3. Fase remodelling (finishing) , 3 minggu – 3 bulan
dosis : fortis
tujuan : 1. peningkatkan temperatur lokal untuk
mengoptimalkan sirkulasi darah, 2. memfasilitasi fasilitas
mengatasi cross link dri matrix jaringan collagen, 3.pain
dumping saat melakukan exercise
PENATALAKSANAAN SWD DAN MWD
1. PERSIAPAN ALAT
a. semua saklar dalam posisi nol
b. Kabel tidak boleh kontak dgn pasien atau bersilangan
satu sama lain
c. Kabel juga tidak boleh tergantung diatas pasien harus
diletakkan di tempat kabel
2. PERSIAPAN PASIEN
d. Pastikan pasin bukan merupakan kontra indikasi
e. Dijelaskan tujuan terapi
f. Dijelaskan apayang akan dirasakan oleh pasien
g. Benda /barang metal besi dijauhkan dari pasien
h. Pakaian yang menyrap keringat
i. Posisi pasien nyaman
3. PELAKSANAAN TERAPI
A. TERHADAP ALAT
1) Tentukan waktu,intensitas, durasi sesuai dengan
kondisi pasien
2) Pastikan tunning mesin sudah menyala
3) Pastikan cek sudah terjadi oscilasi

B. TERHADAP PASIEN
1. Selama terapai terapis harus mengontrol arus yang
masuk ke pasien, dengan selalu menanyakan rasa yang
dirasakan pasien
2. Jika selama terapi muncul rasa panas, nyeri dan
ketegagan tinggi,segera turunkan intensitas, pulsasi,
atau mematikan mesin jika bahaya mengancam
4. EVALUASI TERAPI
A. TERHADAP ALAT
sesudah selesai, semua tombol dikembalikan ke posisi
nol, kabel dan elektroda dijauhkan dari pasien mesin
dimatikan
B. TERHADAP PASIEN
1. Periksa reaksi umum pasien dan efek terapeutik yang
dikehendaki.
2. Lihat gejala – gejala umum yang mungkin
membahayakan pasien maka pasien harus
diistirahatkan terlebih dahulu
METODE
a. Kondensor
b. Kumparan
c. Posisi elektroda (koplanar / seri / sejajar, kontraplanar/
paralel
d. Teknik lain (lokal, regional dan segmental)

PEMBERIAN DOSIS
Yang terpenting dalam pemberian intensitas harus
sesuai dengan dosis yang benar.
1. Lama pulsasi - lama pulsasi setiap alat mempunyai
variasi yang brbeda-beda
2. Frekuensi  stiap alat juga mempunyai nilai yang
bervarias, tetapi dosis submitis sudah mempu
menaikkan temperatur dan panas
3. Intensitas
intensitas tgt dg kondisi pasien. Pada aplikasi intermitten
dapat memberikan pulsasi intensitas yang tinggi
4. Lama pengobatan
pada umumnya 10-30 menit. Jika aplikasi dgn kumparan
membutuhkan waktu 10 menit untuk meningkatka
sirkulasi darah
5. Frekuensi pengobatan
pada dosis yang sangat rendah dapat diberikan stiap
hari,yang penting tidak memberikan beban terhadap
sirkulasi darah, terutama untuk aktualitas tinggi. Pada
dosis yang tinggi pengobatan bisa diberikan 2-3 kali
perminggu
INDIKASI
Indikasi dari arus frekuensi tinggi perlu dipertimbangkan 3
hal yaitu :
1. Stadium dari proses penyembuhan luka
2. Sifat dari jarigan atau organ yang mengalami kerusakan
seperti otot, ligamen, tendo,tulang dll.
3. Lokalisasi dari jaringan atau organ yang mengalami
kerusakan
Contoh:
4. Kelainan –kelainan pada tulang, sendi, otot misal RA,
OA, post traumatik
5. Kelainan-kelainan pada saraf perifer seperti neuropati
dan neuralgia
KONTRA INDIKASI
Harus memperhatikan hal-hal sbb :
1. Penggunaannya tdk blh menimbulkan nyeri bahkan tdk
blh sampi mnimbulkan panas yang berlebihan
2. Penggunaannya tdk blh sampai timbul panas terdapat
kemungkinan dapat memperberat peradangan. Atau
adanya panas dapat diartikan adanya gangguan
sirkulasi darah sehingga tdk dpt mendistribusikan panas

Contoh :
3. Logam dalam tubuh
4. Alat-alat elktronik
5. Gangguan peredaran darah /pembuluuh drah
(tromboplebitis)
4. Nilon dan bahan lain yang tidak menyerap panas
5. Jaringan dan organ yang mempunyai banyak cairan
6. Gangguan sensibilitas
7. Neuropati  yang diikuti gangguan tropis pada saraf
perifer, akibatnya akan ada gangguan reaksi sirkulasi
darah yang sangt perlu untuk memperbaiki metabolisme
8. Transqualiser  akibatnya pasien akan tdk sadar
9. Infeksi akut dn oedema
10. Setelah terapi rontgent
11. Jaringan yg mitosisnya cepat (Cancer)
12. Menstruasi
13. Kehamilan
14. Faktor kolagenase (Enzim Proteocolagenase & Enzim
Proteomielisin)
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
1. Testing alat
2. Kalibrasi
3. Perawatan ruin peralatan
4. Testing keluaran arus mesin
5. Keamanan bagi terapis
6. Keamanan bagi pasien  lbh gunakan dosisi menimal
tetapi memberi manfaat optimal
7. Update terapis
METODOLOGI FT DENGAN ULTRA SOUND

A. BUNYI DAN FREKUENSI


BUNYI /SUARA adalah peristiwa getaran mekanik dgn
bentuk gelombang longitudinal yg berjalan medium
tertentu dgn frekuensi variabel. Gelombang longitudinal
adh gel yg terdiri dr rapatan / kompresi dan regangan /
ekspansi
Berrdasarkan frek-nya bunyi dibedakan mjd:
1. Infra sonik : frek : < 20 Hz
2. Audio sonk : frek : 20 – 20000 Hz
3. Ultra sonik : frek : >20000 Hz
Dalam dunia medis gelombang US digunakan utk berbagai
tujuan antara lain:
1. diagnosis, misalnya “Doppler Blood Flow” frek 5-10 MHz,
intensitas 203 mW/cm2
2. Pembedahan, misalnya penghancuran batu kendung
kencing, frek 0,10 MHz, intensitas 20-100 W/cm2
3. Terapeutik, disebut jg Ultrasound Therapy, frek 0,7- 3
MHz. digunakan dibidang FT.

FISIKA DASAR US
4. SIFAT-SIFAT DARI BUNDEL US
Bundel / berkas gelombang US dibedakan atas 2 bagian:
a. Area konvergen (Fresnel Zone)
b. Area divergen (Fraunhofer Zone)
TANDA-TANDA AREA KOVERGEN
a. Tjd gejala interferensi pd berkas tsb, shg timbul variasi
intensitas
b. Bentuk berkasnya tidak divergen,melainkan sedikit
kovergen

TANDA-TANDA AREA DIVERGEN


c. Tdk tjd gejala interferensi pd berkas tsb, shg
gelombang sama dan intensitas berkurang jk jarak
treatment head dijauhkan dr ubuh yg diobati
d. Berkasnya beriameter lbh besar
e. Penyebarab energinya lbh bsr
Akibat dr fenomena interferensi yg terdapat di area
konvergen, maka dpt menimbulkan terjadinya lipatan
intensitas yg besarnya 5-10kali lipat, bahkan bs
mencapai 30kali lipat lebih tinggi dari nilai intensitas yg
ditentukan.
Gejala yg tdk homogen tsb disebut sbg BNR (Beam Non
Univormity Ratio).

PROSES FISIKA US YG TERJADI DI MEDIUM


A. SIFAT-SIFAT DR GELOMBANG SUARA
Gelombang suara terbentuk dr gel longitudinal,dimana
arah penyebarannya searah dgn arah getaran. Utk dpt
menyebarkan gellongitudinal ini bth medium ELASTIS
Dalam treatment US medium yg dimaksud adh coupling
medium dan jaringan tubuh dimana energi US tsb
menyebar.

B. PANJANG GELOMBANG US
Krn kecepatan penyebaran gel US berdasarkan medium,
mk panjang gel US jg tergantung dgn medium.
1. Pada λ 1 MHz
a. jar lunak : ± 1,5 mm
b. jar tulang : ± 3 mm

2. Pada λ 3 MHz
a. jar lunak : ± 0,5 mm
b. jar tulang : ± 1mm
C. KERAPATAN MASSA DARI SEBUAH MEDIUM
Adh sebuah besaran materi yg dinyatakan dlm
kg/m3.kerapatan massa menentukan kecepatan
penyebaran gelombang US. Semakin rapat suatu
medium maka semakin cepat penyebarannya. Nilai
kerapatan massa jg menentukan impedan akustik dan
milai refleksi /pemantulan.
Tabel. 1
Kecepatan penyebaran (C), kerapatan massa (Q), panjang
gelombang (λ)pd mesin 1 MHz dan 3 MHz

medium C (m/s) Q (kg/m3) 1 MHz 3 MHz


Alumunium 5100 2,7.10 5,1 1,7
Darah 1566 1,0.10 1,57 0,52
medium C(m/s) Q 1 MHz 3 MHz
(kg/m3)
Pembuluh drh 1530 1,1.10 1,53 0,51
Tulang 3445 1,8.10 3,44 1,14
Kulit 1519 - 1,51 0,5
Tulang rawan 1662 - 1,75 0,58
Udara 343 0,0012.10 0,34 0,11
Tendo 1750 - 1,75 0,58
Otot 1552 1,0.10 1,55 0,52
Lemak 1478 0,9.10 1,48 0,49
air 1492 1,0.10 1,49 0,5
D. IMPEDAN AKUSTIK (Zs)
Merupakan besaran materi yg tergantung pd kerapatan
massa dan kecepatan penyebaran.
Tabel2.
Specific Acoustic Impedance

Medium Zs (kg /m2)


Alumunium 13,8.10
Darah 1,6.10
Tulang 6,3.10
Pembuluh darah 1,7.10
Gel 1,8.10
Kulit 1,6.10
Udara 0,0004.10
Otot 1,6.10
Lemak 1,4
Air 1,5
E. KOMPRESI DAN EKSPANSI DARI SUATU BENDA
Frek pd US sama kira 1.000.000 kali tiap menit pd medium.
Jarak antara peregangan / ekspansi dan pemampatan /
kompresi adh ½ panjang gelombang. Untuk itu dapat
timbul variasi tekanan d dalam medium.

F. PEMAMTULAN DAN PEMATAHAN


Refleksi / pemantulan pd gel US tjd di perbatasan antara 2
jaringan. Berapa besar energi US yg dipantulkan
tergantung dr nilai impedan akustik (Zs) dari berbagai
media. Refleks semakin berarti hy tjd pd transisi antara
jaringan lemak dan jaringan tulang yaitu kira-kira 30 %.
Jika pd tranduser tdk tjd refleksi, kecuali alumunium
akan tjd refleksi kira-kira 60%.
Tabel 3.
Refleksi dari tiap-tiap transisi antara 2 medium

Alumunium – udara 100 %


Alumunium – kontak medium 60%
Treatment head – kulit Nihil
Kontak medium – kulit 0,1 %
Kulit – jaringan lemak 0,9 %
Air – jaringan lemak 0,2 %
G. PENYEBARAN GELOMBANG US
Penyebaran gelombang US di dalam tubuh timbul oleh karena
adanya 2 hal yaitu :
1. Adanya divergensi di area divergen
2. Refleksi

H. INTERFERENSI GELOMBANG US
Interferensi gelombang US oleh karena :
3. Adanya interferensi dalam berkas / bundel di area
konvergen
4. Interferensi oleh karena refleksi. Berkas yg masuk ke
dalam mesin US dan yg terrefleksi akan saling tumpang
tindih (overlaping), shg dpt saling memperkuat dan
memperlemah. Hy penguatan oleh interferensi yg akan
mengakibatkan perubahan intensitas dari berkas US
I. PENYERAPAN DAN PENETRASI US
Gelombang US masuk ke dalam jaringan tubuh dalam
berbagai mcm ukuran. Sebagai ukuran digunakan
koefisien penyerapan (a), dan koefisien akan
menentukan penyebarluasan US di dlm jarngan tubuh.
Penyerapan sangat tergantung dari frekuensi.pd
frekuensi rendah penyerapan lbh sedikit dari pd frek
tinggi.
ada keterkaitan antara frekunsi,koefisien penyerapan dan
kedalaman efek.
Tabel 4. koefisien penyerapan pd frekuensi 1 MHz dan 3 MHz

Medium 1 MHz 3MHz


Darah 0,028 0,084
Pembuluh darah 0,4 1,2
Tulang 3,22 -
Kulit 0,62 1,86
Tulang rawan 1,16 3,48
Udara 2,76 8,28
Tendo 1,12 3,38
Otot 0,76 2,28 *
0,28 0,84 **
Lemak 0,14 0,42
Air 0,0006 0,0018
Serabut saraf 0,2 0,6
Dari tabel 4 terdapat 2 nilai untuk koefisien penyerapan pd
otot. Unuk yg pertama tjd jk berkas US jatuh tegak lurus
thd jaringan otot, sedangkan yg ke2 tjdjk berkas US
berjalan sejajar thd jaringan otot. Pd keadaan yg keduan
nilai absorbsinya hampir 3x lebih kecil dr keadaan
pertama. Hal inni disebut sebagai “halfvalue Depth”
/jarak nilai setengah (HVD / JNS). HVD adalah jarak
dimana intensitas dari US dalam suatu medium tertentu
tinggal separo.
Tabel 5. jarak nilai setengah

Medium 1 MHz 3 MHz


Tulang 2, mm -
Kulit 11,1 mm 4 mm
Tulang rawan 6 mm 2 mm
Udara 2,5 mm 0,8 mm
Tendo 2,5 mm 0,8mm
Otot 9 mm 3 mm
24,6 mm 16,5 mm
Lemak 50 mm 16,5 mm
Air 11500 mm 3833,3 mm
PENETRATION DEPTH adalah suatu titik, dimana intensitas
US yg diberikan msh tersisa 10%. Intensitas US pd
penetrasi terdalam ditentukan untuk mengetahui apakah
msh terdapat efek-efek terapeutik pd kedalaman tsb.
Tabel 6. Penetrasi terdalam pd tiap-tiapmedium

Medium 1 MHz 2 MHz


Tulang 7 mm -
Kulit 37 mm 12 mm
Tulang rawan 20 mm 7 mm
Udara 20 mm 3 mm
Tendo 21 mm 7 mm
Otot 30 mm 10mm
82 mm 27 mm
Lemak 156 mm 55 mm
Air 38330 mm 12770 mm
J. MEDIA PENGHANTAR (COUPLING MEDIA)
Udara mrpkan kontak medium yang tidak baik, krn hampir
semua enrgi US dipantulkan. Kebalikannya air mrpkan
media penghantar yg baik dan murah. Jika air digunakan
sbg media penghantar sebaiknya tidak mengandung gas
di dalamnya. Dengan tdk adanya gas di dalamnya
berarti mencegah adanya penutupan gelembung-
gelembung udara pd tranduser dan bag tubuh yg
diobati. Kecuali itu dpt jg digunakan pasta /gel / olie
/salep.
Media penghantar yg digunakan harus memenuhi
persyaratan di bawah ini :
1. Dalam keadaan tertentu hrs steril tetapi scr umum yg
bersih
2. Tdk terlalu cair (kecuali metode sub-aqual)
3. Tidak terlalu cepat di serap oleh kulit
4. Tidak menyebabkan flek-flek
5. Tidak menimbulkan iritasi pd kulit
6. Murah
7. Mudah menghantarkan gelombang US
8. transparan
PRODUKSI US
Bahan Piezo elektris (kristal kuarts, polycrystalline spt lead
zirconate titanate dan barium titanate) jika diberikan
tekanan berupa pukulan akan menyebabkan terjadinya
aliran muatan listrik pd sisi luar dari bahan2 piezo
elektrik. Peristiwa ini dikatakan efek piezo elektrik.
Pada tubuh manusia spt jaringan tulang, kolagen, dan
protein tubuh adh bahan2 piezo elektrik.
Pada produksi US, efek tb dibalik, dgn kata lain : jk bahan2
tsb dihubungkan arus listrik akan mangalami perubahan
bentuk. Shg bahan2 tsb akan menjadi sumber suara.
Peristiwa ini dikatakan sbg kebalikan efek piezo elektik
(the reverse piezo-elektric effect)
MESIN ULTRA SOUND
Cara kerja dari mesin US hampir sama dgn mesin SWD yg
terdiri dari sirkuit primer dan sirkuit sekunder.yang
dimksud sirkuit primer adh generator frekuensi tinggi
dan membangkitkan aruslistrik yang juga berfrekuensi
tinggi. Sirkuit primer dihubungkan ke treatment head
yang disebut sirkuit sekunder.

Frrekuensi antara sirkuit primer dan sekunder harus sama.


Jd ketebalan dari piezo elektrik harus sesuai dgn
frekuensi sirkuit primer.
EFEK-EFEK BIOFISIKA US
1. EFEK MEKANIK
Jk gel US masuk ke tubuh efek pertama yg muncul adh
efek mekanik. Adanya gel longitudinal  pemampatan
(compression) dan peregangan (expansion) dgn
frekuensi yg sama  variasi tekanan di dlm jaringan.
variasi tekanan  efek mekanik yg disebut efek
micromassage.
Adanya variasi tekanan tsb akan menghasilkan
a. perubahan volume dari sel-sel tubuh sebesar 0,02%
b. Perubahan permiabilitas dari membran sel dan
membran jaringan.
c. Mempermudah proses metabolisme
Micro massage adh efek terapeutik yg penting, krn sma
efek yg timbul oleh terapi US diakibatkan oleh micro
massage ini. Efek ini akn timbul baik aplikasi continyu
mapun terputus-putus.

2. EFEK PANAS
Micromassage yg ditimbulkan dari US akan menimbulkan
efek panas dlm jaringan efek panas yg diproduksi tdk
sm utk stp jaringan tgt beberapa faktor yg ditentukan.
Antara lain :
a. Bentuk aplikasi US (kontinyu / terputus-putus)
b. Intensitas
c. Lamanya terapi
d. Koefisien absorbsi
“Lehman” mengemukakan bahwa stp pemberian terapi US
dgn dosis 1 watt/cm2 secara kontinyu dlm jaringan otot
akan menaikkan temperatur sebesar 0,07 derajad celcius
per detik. (pengukuran tanpa adanya reaksi regulasi dari
sistem pembuluh darah).
Pengaruh panas akan meningkatkan ekstensibiltas jaringan
penyambung.
Contoh penelitian yang dilakukan oleh para ahli :

Jenis arus Jenis jar luak Kenaikan


temperatur
I : 0,5 W/cm2 Kapsul sendi 6,3 derajad Celcius
W : 5 menit Jaringan lunak 3,3 derajad celcius
Luas tranduse : 12,5 Meniscus medialis 8,2 derajad celcius
cm
Tulang 9,3 derajad celcius
Perhatian : efek panas dapat terjadi oleh karena kenaikan
intensitas sehingga dapat menyebabkan kenaikan
intensitas di jaringan lunak, terutama jika aplikasi di
tulang akan terjadi kenaikan intensitas dan rasa nyeri di
periosteum. Sehingga jika muncul problem tsb dapat
gunakan aplikasi intermitten.
3. Efek biologi
Didapat dr respon fisiologis yg merupakan gabungan dari
pengaruh mekanik dan panas

Energi US

Micromassage Panas
(efek mekanik)

- Meningkatkan sirkulasi darah


- Relaksasi otot
- Meningkatkan permiabilitas membran
- meningkatkan kemampua regenerasi jar
- pengaruh terhadap syaraf perifer
- mengurangi nyeri
a. Meningkatkan sirkulasi darah
Reaksi tubuh akibat efek panas adalah terjadi
vasodiltasi. Efek panas tdk tjd pd pemberian continues
saja tetapi jg intermitten tetapi lebih kecil. Terjadinya
vasodilatasi ini akan muncul :
1) oleh adanya pembebasan zat-zat pengiritasi
jaringan (tissue stimulants), ini sbg konsekuensi dari
sel-sel tubuh yg rusak akibat dari mekanisme vibrasi.
2) Oleh adanya iritasi yg langsung pd serabut saraf
afferen (bermielin tebal). Iritasi ini mengakibatan
“postexitatory depression” dari aktivitas
orthosympatis
3) Akibat selanjutnya dri proses yg terjadi pd peristiwa
kedua adalah relaksasi otot
Jika terjadi tonus otot yang tinggi akan dapat menghambat
sirkulasi darah. Hipertonus akan menaikkan konsentasi
zat-zat pengiritasi nyeri secara cepat dan jg akan
meinggikan aktivitas nociceptive. Hal ini akan
menimbukan bertambahnya ketegangan otot (tonus
otot),dan terhambatnya sirkulasi darah. Untuk dapat
mematahkan lingkaran setan ini sangatlah jelas
pentingnya peningkatan sirkulasi darah.

b. Peningkatkan Permiabilitas Jaringan


efek ini jd baik aplikasi continues maupun intermitten.
Terjadi akibat efek vibrasi  cairan jaringan mampu
menembus membran sel  mampu merubah
konsentrasi ion dan perubahan nilai ambang rangsang
sel  mempermudah rangsangan sel.
di dalam sel terjadi peningkatan protoplasma 
peningkatan metabolisme, derajad keasamaan menjadi
berkurang karena ada aliran dari cairan tubuh. Hal ini
disebut kerja “antiacidotik” dari mesin US

c. Peningkatan kemampuan regenerasi jaringan


penelitian dengan mikroskop elektron menunjukkan
bahwa kekuatan mekanik dari US dapat meyebabkan
gerakan-gerakan bebas molekul-molekul dalam jaringan
tubuh.

d. Pengaruh terhadap syaraf perifer


getaran US dgn intensitas 0,5 – 3 w/cm2 dengan
gelombang continue dapat mempengaruhi exitasi saraf
perifer
e. Relaksasi otot
diperoleh dari sensitifitas muscle spindle thd strech
refleks oleh pengaruh thermal

f. Pengurangan rasa nyeri


nyeri  jaringan tdk normal  memberikan iritasi ke
reseptor nyeri. Efek mekanik  efek thermal efek
sedatif karena kenaikan nlai ambang rangsang
LEHMAN : pengurangan nyeri jg dapat tjd karena :
 perbaikan sirkulasi darah dlam jaringan
 Normalisasi dari tonus otot
 Berkurangnya tekanan dalam jaringan
 Berkurangnya derajad keasaman
 Stimulasi pada syaraf afferen
Pengaruh lain US
Kerusakan jaringan
hal ini terjadi aplikasi scr continue dgn intensitas 2 – 3
W/cm2 akan merusak jaringan karena merangsang
afferen berpenampang kecil (IV)  nyeri.

APLIKASI ULTRA SOUND


1. METODE APLIKASI
A. KONTAK LANGSUNG
merupakan metode yg sering digunakan. Yaitu metode
dimana terdapat kontak antara tranuser dgn kulit.
Untuk mendpatkan kontak yg sempurna memerlukan
kontak media ( oils/ minyak, water oil emulsions,
aquas-gels, ointment /pasta ). Pd umumnya
menggunakan gel
2. KONTAK TIDAK LANGSUNG
a). Sub-aqual (dalam air)
Bagain tubuh yg diterapi dan trnduser dmasukkan di
dalam bak askon/ember berisi air.dengan menempatkan
tranduser dgn jarak tertentu.
b). Water pillow
metode menggunakan kantong plastik atau karet yg
berisi air kira-kira ¾ dari isi kantong tsb. Kantong plastik
atau karet merupakan media yg dapat menempel di
kulit. Metode ini energi US banyak yg hilang.
3. APLIKASI KHUSUS (PHONOPORESIS )
suatu teknik dgn memasukkan obat ke dalam jaringan
dengan menggunakan US. Prinsip aplikasi harus
menggunakan intensitas dan frekuensi rendah.

4.KOMBINASI DENGAN ARUS LAIN


US dapat dilakukan kombinasi dgn arus lain misalnya IF,
Tens diadinamis dll. Dalam prinsipnya sasaran tujuan
terapi dapat saling memperkuat.
PENENTUAN DOSIS
Dalam menentukan dosis terapi harus diperhatikan
faktor-faktor di bawah ini :
a. Kemungkinan memilih frekuensi yg berbed
b. Kemungkinan memeilih gelombang kontinyu atau
terputus-putus. Gelombang terputus-putus akan
memberikan dosis yg rendah
c. Bla efek panas yg kita inginkan untuk tujuan
terapi,lebih baik dipilih gelombang kontinyu
d. Jaringan mana yg akan diiterapi serta bagaimana
aktualitas kondisinya.
e. Prinsip menggunakan terapi US tidak boleh tjd rasa
sakit di jaringan.
f. Jika setelah pemberian terapi tmbul sakit kepala,
pusing, mupun reaksi vegetati yg lain, maka terapi
berikutnya hrus diberikan intensitas yg lebih rendah.
g. Lamanya terapi , banyak pendapat yg mengemukakan
tentang hal ini. Menurut klinis lama terapi tergantung
dari pembagian luas daerah yg diterapi dgn luas
tranduser. Menurut “LEHMAN” waktu maksimal terapi
adh 15 menit pd daerah seluas 75 – 100 cm2 dgn
menggunakan treatment head / tranduser yg besar.
Ada jg pendapat bahwa permukaan 1 cm2
membutuhkan waku terapi minmal 1 menit. Terbaru
menurut Michele and Verma, 2009 , waktu minimal
10menit untuk mendapatkan hasilmaksimal efek panas
dari US
h. Waktu terapi, sangat tergantung dari kondisi penyakit.
Pd penyakit-penyakit aktualitas tinggi (akut) sebaiknya
diterapi minimal setiap hari. Kondisi aktualitas rendh
(kronis) diterapi 2 sampai 3 kali perminggu.

PROSEDUR APLIKASI
1. SEBELUM TERAPI
a. Terapis melakukan pemeriksaan yg dimulai dari
anamnesis sampai dgn kontra indikasi US
b. Penjelasan thd pasien tentang terapi US dan tujuannya
c. Menentukan daerah yg akan dierapi dgn tepat
d. Tes sensibilitas
e. Bersihkan dgn alkohol atau sabun
f. Terapis memustuskan metode yg akan digunakan(kontak
langsung / tidak langsung, phonoporesis ), tentukan
frekuensinya, jenis arus,tranduser, intensitas, lama
terapi.
g. Pasien diposisikan comfortable /nyaman
h. Rambut yg terlalu lebat sebaiknya dicukur
i. Persiapan pasien

2.SELAMA TERAPI
a. Terapis menyetel paramater pd mesin US
b. Treatmen head /tranduser diletakkan di daerah yg
akan diterapi
c. Tentukan lama terapi, frekuensi, intensitas
d. Treatment harus selalu dinamis da ritmis, jangan terlalu
ditekan
e. Terapis harus menanyakan ke pasien

3. SESUDAH TERAPI
a. Terhadap alat: meisn dimatikan dan semua tombol
dalam posisi nol, bersihkan tranduser dgn alkohol 70%
dan dilap sampai kering. Rapikan tempat tidur
b. Terhadap pasien : pemeriksaan baik subyektif maupun
obyektif.
INDIKASI US
1. kelainan-kelainan / penyakit pd tulang, sendi dan otot
2. Rheumatic arthritis pd stadium remisi (tak aktif)
3. Kelainan /penyakit pd kalaianan syaraf perifer
4. Kelainan /penyakit pd sirkulasi pembuluh darah
5. Penyakit-penyakit ogan alam  segmental
6. Kelainan –kelainan pd kulit
7. Depuytren contrktur
8. Luka terbuka
KONTRA INDIKASI US
A.ABSOLUT
1. Mata
2. Jantung
3. Uterus wanita sedang hamil
4. Epihesal plates
5. Testis
B.REALATIF
6. Pasca laminectom
7. Hilangnya sensibilitas
8. Endoprothese
9. tumor
5. Post tramatuik
6. Tromboplebitis dan varises
7. Septis – inflamasi
8. DM

Anda mungkin juga menyukai