Keterangan :
P = ½ т E²
E : Intensitas arus listrik (medan listrik)
T : Jenis konduksi jaringan
P : kerapatan masa energi elektromagnetik
UNTUK PEMAKAIAN TIPE KONDENSATOR DAN KUMPARAN
INDUKSI, MAKA KECEPATAN ABSORBSI (KEKUATAN RATA-
RATA DAYA DISSIPASI) DIBERIKAN DENGAN SATUAN
W/Kg, SEBANDING DENGAN INTENSITAS ARUS LISTRIK
(MEDAN LISTRIK) PANGKAT DUA DAN BERBANDING
TERBALIK DENGAN KECEPATAN RATA-RATA ENERGI
ELEKTROMAGNETIK DENGAN FORMULA :
__E²__
H= Keterangan :
P H : kecepatan absorbsi (kekuatan rata-rata
daya dissipasi )
E : Intensitas arus listrik (medan listrik )
P : Kerapatan massa energi elektromagnetik
Tiap-tiap jaringan mempunyai daya dissipasi yang berbeda,
maka akan menghasilkan absorbtion rate spesifik yang
berbeda pada gtiap-tiap jaringan, maka dapat dirumuskan:
1 T E²
SAR =____ ______ W / Kg
2 P
KETERANGAN :
SAR : Specific Absorbtion Rate
E : Intensitas Arus Listrik (medan listrik )
P : Kerapatan massa energi elektomagnetik
T : Jenis konduksi jaringan
SWD ( Short Wave Diathermy )
Adalah Arus Frekuensi tinggi bolak-balik 27,12 MHz,
tidak merangsang sensorik maupun motorik, frekuensi
oscilasi 500.000 cycle/dtk. Mempunyai panjang
gelombang 22,11 dan 7,5 m
KONTRUKSI MESIN SWD
1. Coil primer yang dihubungkan dengan sumber rumah
2. Step down trasformator berupa coil sekunder yang
dihubungkan dgn filament
3. Step up berupa coil sekunder yg dihubungkan dgn
anode dari plat anode.
4. Arus bolak balik dgn tegangan 300 V diinduksikan ke
sirkuit pasien dgn tegangan 60 V. Sirkuit pasien
mempunyai tahanan (resistance) yg bervariasi, maka
digunakan variabel kondensator.
5. Fungsi kondensator untuk mempertahankan
kestabilan arus induksi yang melalu sirkuit pasien.
6. Arus induksi pada sirkuit pasien sifatnya harus
konstan dan melewati tahanan yang selalu
berubah-ubah, tahanan kondensator sifatnya
harus konstan dan dapat berubah sesuai
kebutuhan
MWD ( Micro Wave Diathermy )
adalah arus frekuensi tinggi bolak-balik
2450 MHz dengan panjang gelombang
12,25 cm dan 69 cm
Prinsip produksi gelombang mikro pada
dasarnya sama dgn arus listrik bolak-
balik frekuensi tinggi lainnya. Hanya,
untuk memperoleh frekuensi yang lebih
tinggi diperlukan sebuah tabung khusus /
valve yang disebut MAGNETRON.
PRINSIP KERJA MESIN MWD
1. Dari sumber arus listrik akan diinduksi oleh coil
sekunder I, II, III dan IV
2. Arus dari S1 memasuki rectifying sirkuit yang akan
menghidupkan thermal delay switch
3. Hidupnya Thermal delay switch maka relay switch
bekerja yang akan ditandai dgn nyalanya lampu
indikator
4. Relay switch kerja maka magnetron bekerja menerima
arus listrik.
5. Induksi pd S IV akan memanaskan filament dan
terjadi termionic emission yaitu peristiwa elektron
akan melintas dari tabung ke anode.
6. Elektron akan ditangkap Coaxial Cable dan timbullah
oscilasi pada coaxial cable.
7. Fungsi fan adalah mendinginkan magnetron
PENERAPAN PADA JARINGAN
Tergantung dari emiter / elektroda / magnetode yang
digunakan.
Emiter bermacam-macam bentuk, ukuran serta sifat
elektromagnetik yang dipancarkan.
1. Emiter bentuk bulat, medan elektromagnetik yang
dipancarkan berbentk sirkuler dan paling padat di
daerah tepi.
2. Emiter bentuk segiempat, medan elektromagnetik
yang dipancarkan berbentuk oval dan paling padat di
daerah tengah.
3. Energi elektromagnetik yang dipancarkan bersifat
menyebar, maka kepadatan akan semakin berkurang
jika jarak semakin jauh dari daerah yang di terapi.
4. Berkurangnya intensitas energi elektromagnetik
disebabkan pula oleh penyerapan jaringan.
EFEK FISIOLOGIS SWD DAN MWD
A. TERHADAP PERUBAHAN PANAS
1. Reaksi lokal jaringan
PADA SWD :
Meningkatkan metabolisme sel-sel lokal ± 13 % tiap
kenaikan temperatur 1°C.
Meningkatkan vasomotion spihincter sehingga timbul
homeostatic lokal dan akhirnya terjadi vasodilatasi
lokal.
PADA MWD :
idem
2. Reaksi General
PADA SWD :
Aktifnya sistem thermoreguler di hipotalamus yang
mengakibatkan kenaikan temperatur darah untuk
mempertahankan temperatur tubuh secara general
PADA MWD :
Mungkin dapat terjadi kenaikan temperatur,
tetapiperlu diingat EEM 2450 MHz penetrasinya
lebih dangkal dibanding SWD dan diterapkan
hanya untuk daerah lokal
3. Consensual efek
PADA SWD :
Timbulnya respon panas pada sisi kontralateral
dari segment yang sama
PADA MWD :
Idem SWD
4. Penetrasi
Penetrasi dan perubahan temperatur lebih dalam
dan lebih luas pada SWD
b. Terhadap jaringan ikat
PADA SWD
Meningkatkan elastisitas jaringan ikat 5-10 kali lebih
baik seprti collagen kulit, otot, tendon, ligament dan
capsul sendi akibat menurunnya vbiscositas matrik
jaringan.
PADA MWD
Idem SWD, tapi terbatas pada jaringan kat yang
kedalamannya ± 3 cm
c. Terhadap Jaringan Otot
PADA SWD
meningkatkan elastisitas otot, juga menurunkan
tonus otot lewat normalisasi nosisensorik.
PADA MWD
Idem seperti SWD
d. Terhadap Jaringan Saraf
PADA SWD
Meningkatka elastisitas pembungkus jaringan saraf
Meningkatkan nerve conduction ( konduktivitas saraf )
dan meningkatkan ambang rangsang / treshold
PADA MWD
Idem dengan SWD
B. TERHADAP PASIEN
1. Selama terapai terapis harus mengontrol arus yang
masuk ke pasien, dengan selalu menanyakan rasa yang
dirasakan pasien
2. Jika selama terapi muncul rasa panas, nyeri dan
ketegagan tinggi,segera turunkan intensitas, pulsasi,
atau mematikan mesin jika bahaya mengancam
4. EVALUASI TERAPI
A. TERHADAP ALAT
sesudah selesai, semua tombol dikembalikan ke posisi
nol, kabel dan elektroda dijauhkan dari pasien mesin
dimatikan
B. TERHADAP PASIEN
1. Periksa reaksi umum pasien dan efek terapeutik yang
dikehendaki.
2. Lihat gejala – gejala umum yang mungkin
membahayakan pasien maka pasien harus
diistirahatkan terlebih dahulu
METODE
a. Kondensor
b. Kumparan
c. Posisi elektroda (koplanar / seri / sejajar, kontraplanar/
paralel
d. Teknik lain (lokal, regional dan segmental)
PEMBERIAN DOSIS
Yang terpenting dalam pemberian intensitas harus
sesuai dengan dosis yang benar.
1. Lama pulsasi - lama pulsasi setiap alat mempunyai
variasi yang brbeda-beda
2. Frekuensi stiap alat juga mempunyai nilai yang
bervarias, tetapi dosis submitis sudah mempu
menaikkan temperatur dan panas
3. Intensitas
intensitas tgt dg kondisi pasien. Pada aplikasi intermitten
dapat memberikan pulsasi intensitas yang tinggi
4. Lama pengobatan
pada umumnya 10-30 menit. Jika aplikasi dgn kumparan
membutuhkan waktu 10 menit untuk meningkatka
sirkulasi darah
5. Frekuensi pengobatan
pada dosis yang sangat rendah dapat diberikan stiap
hari,yang penting tidak memberikan beban terhadap
sirkulasi darah, terutama untuk aktualitas tinggi. Pada
dosis yang tinggi pengobatan bisa diberikan 2-3 kali
perminggu
INDIKASI
Indikasi dari arus frekuensi tinggi perlu dipertimbangkan 3
hal yaitu :
1. Stadium dari proses penyembuhan luka
2. Sifat dari jarigan atau organ yang mengalami kerusakan
seperti otot, ligamen, tendo,tulang dll.
3. Lokalisasi dari jaringan atau organ yang mengalami
kerusakan
Contoh:
4. Kelainan –kelainan pada tulang, sendi, otot misal RA,
OA, post traumatik
5. Kelainan-kelainan pada saraf perifer seperti neuropati
dan neuralgia
KONTRA INDIKASI
Harus memperhatikan hal-hal sbb :
1. Penggunaannya tdk blh menimbulkan nyeri bahkan tdk
blh sampi mnimbulkan panas yang berlebihan
2. Penggunaannya tdk blh sampai timbul panas terdapat
kemungkinan dapat memperberat peradangan. Atau
adanya panas dapat diartikan adanya gangguan
sirkulasi darah sehingga tdk dpt mendistribusikan panas
Contoh :
3. Logam dalam tubuh
4. Alat-alat elktronik
5. Gangguan peredaran darah /pembuluuh drah
(tromboplebitis)
4. Nilon dan bahan lain yang tidak menyerap panas
5. Jaringan dan organ yang mempunyai banyak cairan
6. Gangguan sensibilitas
7. Neuropati yang diikuti gangguan tropis pada saraf
perifer, akibatnya akan ada gangguan reaksi sirkulasi
darah yang sangt perlu untuk memperbaiki metabolisme
8. Transqualiser akibatnya pasien akan tdk sadar
9. Infeksi akut dn oedema
10. Setelah terapi rontgent
11. Jaringan yg mitosisnya cepat (Cancer)
12. Menstruasi
13. Kehamilan
14. Faktor kolagenase (Enzim Proteocolagenase & Enzim
Proteomielisin)
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
1. Testing alat
2. Kalibrasi
3. Perawatan ruin peralatan
4. Testing keluaran arus mesin
5. Keamanan bagi terapis
6. Keamanan bagi pasien lbh gunakan dosisi menimal
tetapi memberi manfaat optimal
7. Update terapis
METODOLOGI FT DENGAN ULTRA SOUND
FISIKA DASAR US
4. SIFAT-SIFAT DARI BUNDEL US
Bundel / berkas gelombang US dibedakan atas 2 bagian:
a. Area konvergen (Fresnel Zone)
b. Area divergen (Fraunhofer Zone)
TANDA-TANDA AREA KOVERGEN
a. Tjd gejala interferensi pd berkas tsb, shg timbul variasi
intensitas
b. Bentuk berkasnya tidak divergen,melainkan sedikit
kovergen
B. PANJANG GELOMBANG US
Krn kecepatan penyebaran gel US berdasarkan medium,
mk panjang gel US jg tergantung dgn medium.
1. Pada λ 1 MHz
a. jar lunak : ± 1,5 mm
b. jar tulang : ± 3 mm
2. Pada λ 3 MHz
a. jar lunak : ± 0,5 mm
b. jar tulang : ± 1mm
C. KERAPATAN MASSA DARI SEBUAH MEDIUM
Adh sebuah besaran materi yg dinyatakan dlm
kg/m3.kerapatan massa menentukan kecepatan
penyebaran gelombang US. Semakin rapat suatu
medium maka semakin cepat penyebarannya. Nilai
kerapatan massa jg menentukan impedan akustik dan
milai refleksi /pemantulan.
Tabel. 1
Kecepatan penyebaran (C), kerapatan massa (Q), panjang
gelombang (λ)pd mesin 1 MHz dan 3 MHz
H. INTERFERENSI GELOMBANG US
Interferensi gelombang US oleh karena :
3. Adanya interferensi dalam berkas / bundel di area
konvergen
4. Interferensi oleh karena refleksi. Berkas yg masuk ke
dalam mesin US dan yg terrefleksi akan saling tumpang
tindih (overlaping), shg dpt saling memperkuat dan
memperlemah. Hy penguatan oleh interferensi yg akan
mengakibatkan perubahan intensitas dari berkas US
I. PENYERAPAN DAN PENETRASI US
Gelombang US masuk ke dalam jaringan tubuh dalam
berbagai mcm ukuran. Sebagai ukuran digunakan
koefisien penyerapan (a), dan koefisien akan
menentukan penyebarluasan US di dlm jarngan tubuh.
Penyerapan sangat tergantung dari frekuensi.pd
frekuensi rendah penyerapan lbh sedikit dari pd frek
tinggi.
ada keterkaitan antara frekunsi,koefisien penyerapan dan
kedalaman efek.
Tabel 4. koefisien penyerapan pd frekuensi 1 MHz dan 3 MHz
2. EFEK PANAS
Micromassage yg ditimbulkan dari US akan menimbulkan
efek panas dlm jaringan efek panas yg diproduksi tdk
sm utk stp jaringan tgt beberapa faktor yg ditentukan.
Antara lain :
a. Bentuk aplikasi US (kontinyu / terputus-putus)
b. Intensitas
c. Lamanya terapi
d. Koefisien absorbsi
“Lehman” mengemukakan bahwa stp pemberian terapi US
dgn dosis 1 watt/cm2 secara kontinyu dlm jaringan otot
akan menaikkan temperatur sebesar 0,07 derajad celcius
per detik. (pengukuran tanpa adanya reaksi regulasi dari
sistem pembuluh darah).
Pengaruh panas akan meningkatkan ekstensibiltas jaringan
penyambung.
Contoh penelitian yang dilakukan oleh para ahli :
Energi US
Micromassage Panas
(efek mekanik)
PROSEDUR APLIKASI
1. SEBELUM TERAPI
a. Terapis melakukan pemeriksaan yg dimulai dari
anamnesis sampai dgn kontra indikasi US
b. Penjelasan thd pasien tentang terapi US dan tujuannya
c. Menentukan daerah yg akan dierapi dgn tepat
d. Tes sensibilitas
e. Bersihkan dgn alkohol atau sabun
f. Terapis memustuskan metode yg akan digunakan(kontak
langsung / tidak langsung, phonoporesis ), tentukan
frekuensinya, jenis arus,tranduser, intensitas, lama
terapi.
g. Pasien diposisikan comfortable /nyaman
h. Rambut yg terlalu lebat sebaiknya dicukur
i. Persiapan pasien
2.SELAMA TERAPI
a. Terapis menyetel paramater pd mesin US
b. Treatmen head /tranduser diletakkan di daerah yg
akan diterapi
c. Tentukan lama terapi, frekuensi, intensitas
d. Treatment harus selalu dinamis da ritmis, jangan terlalu
ditekan
e. Terapis harus menanyakan ke pasien
3. SESUDAH TERAPI
a. Terhadap alat: meisn dimatikan dan semua tombol
dalam posisi nol, bersihkan tranduser dgn alkohol 70%
dan dilap sampai kering. Rapikan tempat tidur
b. Terhadap pasien : pemeriksaan baik subyektif maupun
obyektif.
INDIKASI US
1. kelainan-kelainan / penyakit pd tulang, sendi dan otot
2. Rheumatic arthritis pd stadium remisi (tak aktif)
3. Kelainan /penyakit pd kalaianan syaraf perifer
4. Kelainan /penyakit pd sirkulasi pembuluh darah
5. Penyakit-penyakit ogan alam segmental
6. Kelainan –kelainan pd kulit
7. Depuytren contrktur
8. Luka terbuka
KONTRA INDIKASI US
A.ABSOLUT
1. Mata
2. Jantung
3. Uterus wanita sedang hamil
4. Epihesal plates
5. Testis
B.REALATIF
6. Pasca laminectom
7. Hilangnya sensibilitas
8. Endoprothese
9. tumor
5. Post tramatuik
6. Tromboplebitis dan varises
7. Septis – inflamasi
8. DM