Anda di halaman 1dari 28

PERTEMUAN III

NEMATODA USUS & JARINGAN

AMBARWATI
Enterobius vermicularis

 Nama lain : c. kremi, pinworm, seatworm,


oxyuris vermicularis
Distribusi : Kosmopolitan (tropik/sub
tropik)
Habitat : sekum & sekitar apendik man
(bertelur di sekitar anus)
Morfologi

Cacing dewasa kecil, warna putih


Betina : 13 mm, jntn : 5 mm
 Di anterior sekitar leher kutikulum melebar
(sayap leher/ cervical alae)
Punya bulbus esofagus ganda
Tdk ada rongga mulut, punya 3 bibir
Ekor btna lurus & runcing, jntn : melingkar
Telur

• Seekor cacing betina memproduksi telur


sebanyak 11.000 butir setiap harinya
selama 2 sampai 3 minggu;
• Sesudah itu cacing betina akan mati.
• Telur bentuk asimetrik, tidak berwarna,
mempunyai dinding yang tembus sinar.
Ukuran telur lebih kurang 30 mikron kali
50-60 mikron.
Siklus hidup
Manusia : satu2nya hsps definitif
Telur berubah infektif dlm waktu 6 jam di
peri anal
Bisa terjadi auto infeksi & retroinfeksi
Telur mulut/jln nafas duodenum
(menetas) jejenum & ilium (c. dwsa)
lama 2-8 mgg
Penularan

 Tangan mulut (autoinfeksi)/ tangan


memegang benda tercemar
Pernafasan udara tercemar telur
infektif
Retroinfeksi : perianal kembali usus
dewasa
Patogenesis
 Cacing dewasa jarang menimbulkan kerusakan jaringan
yg berarti
 Gatal2 / digaruk : infeksi sekunder
 Gangguan tidur krn gatal
 Migrasi di vagina & tuba falopii : radang
 Dpt sembuh sendiri bl tdk ada retroinfeksi
 Dpt sembuh : stlh 2 – 3 mgg bertelur cacing btn mati

Pencegahan
 Pengobatan penderita & kel
 Menjaga kebersihan perorangan & kel
 Membersihkan t4 tidur
 Sinar matahari msk kamr (dpt membunuh telur)
NAMATODA JARINGAN

Wuchereria bancrofti
Nama penyakit : Filariasis bancrofti
 Distribusi : drh tropik & sub tropik
Habitat : C. dws di sal & kel limfe man

Morfologi
 C. dws bentuk spt rambut, filiform & warna putih susu
 Jntn = 2,5 – 4 cm, ekor melengkung & punya 2
spikulum yg tdk sm pnjng
 Btn p = 10 cm, ekor meruncing
 Mikrofilaria punya selubung hialin

Siklus Hidup
 Man adl satu2nya H. definitif
Mikrofilaria ditemukan dlm darah tepi pendrta
H. perantara : nyamuk & vektor (genus Aedes, culek,
Anopheles). Mansonia scr alami bkn vektor cacing ini.
 Mikrofilaria ada di darah tepi pd waktu ttt.
Jika dijumpai malam hari : periodisitas nokturna = sifat
umum Wb
Di drh pasifik: sub periodisitas diurna (ditemukan waktu
siang, malam hanya sedikit)
Di Thailand : sub periodisitas nokturna
Mikrofilaria darah nyamuk (di tubuh nyamuk 10-20 hari
infektif) Mf dpt dijumpai pd selubung probosis nyamuk
Nyamuk man larva scr aktif ke sal limfe lipat paha,
skrotum/sal limfe perut bersarang
Man (ganti kulit 2X) c. dws
Stlh 5-18 bln, c. btn sdh dpt melahirkan Mf
Sal limfe Mf ke sistem vena kapiler paru sistem
sirkulasi perifer
Patogenesis

C. dws hidup/mati : limfangitis krn iritasi mekanik c. dws,


sekresi toksik yg dikeluarkan c. btn & produk toksik olh c. mati
C. mati : obstruksi limfatik : varises sal limfa & elefantiasis &
hidrokel
Jika sal limfe kndng kmh/varises sal limfe/ginjal pecah : cairan
limfe msk aliran urin = urin berwarna putih susu & ada
lemaknya, albumin & fibrinogen : “kiluria” : ada mf pd kiluria
Elefantiasis pd stadium menahun : mengenai ke-2 lengan,
tungkai, payudara, skrotum (bs baik dg operasi)

Pencegahan
Pengobatan masal pd penderita & pddk drh endemik
Pemberantasan vektor
Perbaikan lingk hdp
Mencegah gigitan nyamuk
Brugia

Spesies : Brugia malayi & b. timori


Penyakit : Filariasis brugia
Distribusi : di drh pedesaan
B. malayi : Asia = india, asia tenggara- jepang
B. timori : Indonesia bag timur (NTT )
Habitat : C. dws hdp di sal & pemblh limfe, Mf di
darah tepi h. definitif
Morfologi

C. dws mirip Wb (sulit dibedakan)


Btn B.m, p = s.d 55 mm, jntn, p = sd 23 mm
Btn B. t, p = sd 39 mm, jntn p = sd 23 mm
Mf brugia pumya selubung
B.m ekor pd mf mengecil dg 22 inti terminal (dpt
dibedakan dg Bt)
Siklus hidup
Bm pd man (varian lain = man & mamalia sbg h.
definitif)
Bm pd man Anopheles (sbg vektor & h.
perantara)
Varian lain : mansonia
Bt pd man = olh Anopheles
Bm : periodik nokturnal, sub periodik
nokturnal/non periodik
Mf Bt : periodik nokturnal
Patogenitas
Gejala tdk sm dg filariasis bancrofti
Limfadenitis pd kel limfa inguinal kadang2 menjalar ke bawah
menimbulkan limfangitis retrograd yg khas
Limfa dengitis dpt menjadi ulkus yg bila sdh sembuh
meninggalkan jar parut yg khas
Keradangan sistem limfa tdk pernah terjadi pd alat kelamin
Elefantiasis mengenai tungkai bawah (di bwh lutut), kdng2 pd
lengan bawah (di bawah siku)
Tdk terjadi elefantiasis pd alat kelamin, payudara & kiluria

Pencegahan
Pengobatan masal
Pemberantasan vektor
Loa-loa

Nama lain : c. mata afrika, c. loa, filaria okuli


Nama penyk : Loaiasis, calabar swelling
Distribusi : Afrika barat & tengah

Habitat
Jar subkutan man & bgs kera
Mf beredar dlm darah pd siang hari& hdp di kapiler
drh paru pd malam hari
Morfologi

C. dws bentuk benang halus dg kepala lancip,


dilengkapi sepasang papel lateral & 2 pasang
papel submedian
Warna putih susu
Btn : p = 7 cm, Jntn : p = 4 cm
Mf punya selubung, inti mencapai ujung ekor
Mf : periodisitas diurna
Sikulus hidup
 Man : h. definitif utama, chrysops : h. perantara &
vektor : penularnya
Mf terhisap olh Chrysops 10-12 hr jd larva
infektif
Patogenesis
C. dws di jar sub kutan : pembengkakan/calabar
swelling (edema jar subkutan krn alergi)
C dpt mencapai konjungtiva mata : gangguan
mata
Pencegahan
 Pengobatan penderita scr teratur
Pemberantasan chrysops
Mencegah gigitan Chrysops
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai