1. Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati,
berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor.
Hukum ini dapat dinyatakan dalam rumus:
R
2. Hukum Joule
Arus listrik melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam waktutertentu
akan menimbulkan panas. Hukum ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H(joule)
1. Arus bolak-balik/sinusoidal
2. Arus setengah gelombang (telah diserahkan)
3. Arus searah penuh tapi masih mengandung ripple/desir
4. Arus searah murni
5. Faradik
6. Surged faradic/sentakan sinusoidal
7. Surged Sinusoidal/sentakan sinusoidal
8. Galvanik yang interuptus
9. Arus gigi gergaji
Kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh
1. System saraf neuron
system saraf neuron dibagi dalam 2 bagian:
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat
saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut
saraf affren, sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau
medulla sppinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf efferent.
•B. Sistem saraf otonom
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung usus, dan kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini
dilakukan secara tidak sadar.
c. Kelistrikan saraf
Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi dalam 3 bagian yaitu
serat saraf tipe A, B, dan C. dengan mempergunakan mikroskop electron, serat saraf dibagi dalam 2
tipe: yakni serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa myelin. Saraf bermielin banyak terdapat pada
manusia. Myelin merupakan suatu insulator (isolasi) makin menurun apabila melewati serat saraf
yang bermielin.
D. Perambatan Potensial Aksi
Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai
ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membrane untuk
mencapai aksi kesegala jurusan sel membrane, keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau gelombang
depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membrane akan mengalami repolarisasi sel membrane disebut suatu tingkat
refrakter. Tingkat refrakter dibagi dalam 2 fase:
1. Periode Refrakter Absolut
2. Periode Refrakter Relatif
e. Kelistrikan pada sinapsis dan neuron
✖ Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada sel otot/hubungan saraf
otot disebut Neuromyal junction. Baik sinapsis maupun neuromyal junction mempunyai
kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang
berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membrane otot, oleh karena pada
waktu terjadi depolarisasi. Zat kimia yang terdapat pada otot akan tringger/bergetar/berdenyut
menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan
mengalami reaksi.
f. Isyarat Magnet Jantung dan Otak
Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet sekitar jantung
disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan
magnet disebut magnetoksdiogram.
Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu ruang yang terlindung
dan sangat peka terhadap detector medan magnet (magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu
SQUID ( Superconding Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat
mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik.
g. Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh.
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekuensi rendah untuk
menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula menggunakan listrik dengan frekwensi 30 MHz untuk
memanaskan yang disebut “Short Wave Diaththermy”. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan
gelombang mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakain radar.
h. Harga efektif arus dan potensial listrik
Arus listrik mengalir diantara dua titik pada penghantar jika beda potensial antara dua titik. Oleh karena
itu pada tahun 1826 Georg Simon Ohm menyelidiki hubungan arus dan potensial listrik, beda potensial
sebanding dengan kuat arus dan berbanding balik dengan hambatan penghantar .
Hukum Ohm :
V=RxI
V = beda potensial = Volt (v)
R = hambatan = Ohm (Ω)
I = kuat arus = ampere (A)
Hambatan listrik hasil bagi antara beda potensial antara ujung – ujung penghantar dan kuat arus yang
melaluinya hambatan listrik diberi satuan Ohm (Ω)
Hambatan = beda potensial : R = V/I V = I x R
Kuat arus
I. Sistem saraf
Saraf perifer ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke Medulla
spinalis disebut Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau medulla
spinalis ke otot atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf Efferen
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan kelenjar-kelenjar.
Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.
j.isarat jantung ke otak
mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. medan magnet sekitar
antung disebabkan adanya aliran listrik antung yang mengalami depolarisasi dan
repolarisasi. pencatatan medan magnet disebut magnetoksdiogram.
ada dua alat ukur untuk mencatat medan magnet ini antara antara lain
✖ magnetokardiograi (MKG)
✖ magnetoenssefalogram (MEG)
Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt dari pada tegangan 80 Volt. Oleh
karena, kuat arus pada tegangan 220 Volt lebih besar dari pada tegangan 80 Volt (R) sama.
b. Basah atau tidaknya kulit penderita
c. Basah tidaknya lantai
Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan
kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam tubuh
mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom
terima kasih