Anda di halaman 1dari 39

Pengantar Neurofisiologi

dr. R.A. Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S


Electroencephalography
EEG)
Electroencephalography
Merekam perubahan potensial listrik otak
Mencatat aktivitas fungsional listrik otak
khususnya kortikal
Otak tersusun oleh sel-sel neuron dgn
dendrit & akson dan sel-sel penunjang
Sel-sel neuron otak menerima impuls dari
reseptor dan mengirimkan impuls balasan
pada efektor
Eeg bermanfaat utk menilai integritas
fungsional otak pada kondisi :
1. Gangguan kesadaran

2. Bangkitan/seizure

3. Kecurigaan tumor atau SOL bila


ditemukan perlambatan fokal
4. Ensefalopati metabolik

5. Nyeri kepala

→ gangguan fungsi otak fokal atau global


Teknik perekaman EEG
 Dasar : perbedaan potensial listrik di antara 2 titik
elektrode.
 Elektrode terbuat dari logam tertentu yg mampu
menerima impuls listrik otak.
 Penempatan elektrode 10-20 sistem
 Kode huruf melambangkan lokasi penempatan
elektrode di permukaan kepala
 Ganjil : kiri; genap : kanan
 Peletakkan elektrode yg tepat merupakan syarat
utk mendapatkan hasil rekaman EEG yg
berkualitas
Normal EEG rhytms

Rhytms Characteristics Site & comments

Alpha 8-13 Hz (normal) Posterior, especially


with eyes closed
Beta > 13 Hz (normal) Anterior, increased with
sedatives
Theta 4-7 Hz (normal) Normal in young &
when drowsy
Delta < 4 Hz (abnormal Slow rhytms generated
except in sleep) over a structural lesion
& in sleep.
Gelombang patologis
Gelombang runcing (spike) : gel yang meruncing
dan berlalu cepat (< 60 milidet)
Gelombang tajam (sharp) : gel yg runcing tapi
berlalu > 60 milidet
Gelombang runcing lambat (spike wave) :
kompleks yg terdiri dari gel runcing yg lgsg
disusul gel lambat. Muncul dg frek 3 spd.
Gelombang runcing multipel
Hipsaritmia : kompleks yg terdiri dari gel lambat
yg bervoltase tinggi & iramanya tdk teratur
3 Hz spike & waves
Some abnormal EEG activities

Activity Interpretations

Generalized slow-wave Metabolic encephalopathy,


activity drug overdose, encephalitis
Focal slow-wave activity Underlying structural lesions
Focal/generalized spikes or Epilepsy
spike & slow wave activity
Three-per-second Typical absence seizure
symmetrical spike & wave
activity
Electroneuromyography
(ENMG)
Electroneuromyography

 Kombinasi pemeriksaan elektroneurografi


& elektromiografi
 Elektroneurografi : pemeriksaan konduksi
saraf, mencakup kecepatan hantar saraf
motoris, sensoris dan respon lambat
 Elektromiografi : pemeriksaan aktivitas
listrik otot
Indikasi & kegunaan

→ Menentukan dx topik, patologis dan


prognosis
Dx topis : menentukan letak lesi : motor neuron,
radiks saraf spinalis, pleksus, saraf perifer,
neuromuscular junction, otot.
Dx patologis :
- motorik, sensoris atau campuran
- aksonal atau demielinating
Prognosis : akut/kronis dengan atau tanpa reinervasi
1. Kelainan motor neuron : Poliomielitis
2. Kelainan ganglion dorsalis : autoimun,
toksik, infeksi
3. Radiks saraf spinalis : herniasi diskus
intervertrebalis
4. Pleksus : pleksopati karena radiasi,
neoplasma
5. Saraf Perifer : neuropati
6. Neuromuscular junction : miasthenia
gravis
7. Otot : distrofia muskulorum
Fisiologi Saraf Tepi

 Jaringan saraf terdiri dari akson & mielin


yg membungkusnya
 Istirahat : muatan listrik di bagian dalam
membran akson lebih negatif
dibandingkan di luar sel
 [K+] intrasel lebih tinggi daripada ekstrasel
 [Na+] dan [Cl-] lebih tinggi ekstraseluler
 Resting membran
potential :-70 mV
 Tidak permeabel thdp
ion Na+
 Terdapat pompa Na-K
yg berfungsi
membuang Na+
keluar sel & K+
kembali ke dalam sel
 Saat terjadi rangsangan listrik ion Na+ masuk ke
dalam sel dan menimbulkan potensial aksi
(depolarisasi)
 Potensial aksi diteruskan ke sekitarnya diikuti
repolarisasi.
 Stlh itu membran sel kembali ke keadaan
istirahat.
 Potensial aksi disebarkan dgn peranan mielin
 Makin besar serabut saraf, makin tebal lapisan
mielin dan makin cepat penghantaran
potensialnya
 Potensial aksi dijalarkan secara saltatory dari
satu nodus ke nodus yg lain.
 KHS (Kecepatan Hantar Saraf) dilakukan
dgn cara meletakkan elektrode perekam
otot (utk KHS motoris) atau saraf (utk KHS
sensoris) tertentu & elektrode stimulator
di atas saraf tepi yg diperiksa
 Akibat rangsangan ini timbul potensial
sepanjang lintasan saraf tersebut
 Saraf motorik : Compound Muscle Action
Potential (CMAP)
 Saraf sensorik :Sensory Nerve Action
Potential (SNAP)
Kecepatan hantar saraf motoris
Compound Muscle ActionPotential
Amplitudo (mV)
 Diukur dari garis dasar sampai defleksi negatif
 Menunjukkan keadaan akson sepanjang motor
neuron/kornu anterior hingga saraf motorik
 Amplitudo CMAP menurun pd : lesi motor
neuron, radiks, pleksus dan saraf perifer
Durasi (mdet)
o Diukur dari defleksi pertama sampai gelombang
mencapai garsi dasar kembali
o Kemampuan serabut saraf menghantarkan
impuls dlm waktu yg relatif bersamaan
Latensi (mdet)
 Diukur dari stimulus artefak sampai defleksi
oertama dari garis dasar
 Mengukur konduksi serabut motoris tercepat
 Latensi distal : latensi yg timbul krn stimulasi pd
tempat yg paling distal dari ekstremitas
Untuk menghitung KHS motoris minimal
dibutuhkan dua titik stimulasi

Jarak antara stimulus proksimal dan distal (mm)


KHS =
Latensi proksimal (mdet) – Latensi distal (mdet)
Gambaran konduksi saraf pada
berbagai neuropati

Latensi Amplitudo KHS


distal
Lesi aksonal N ↓ N
Lesi ↑ N ↓
demielinating
Lesi campuran ↑ ↓ ↓

↑ : memanjang; ↓ : menurun
Kecepatan Hantar Saraf Sensoris
Sensory Nerve Action Potential
SNAP menggambarkan fungsi integritas
ganglion dorsalis beserta seluruh akson
sensoris
Orthodromik : bila stimulasi di distal &
elektrode pencatat di proksimal
Antidromik : stimulasi di distal & elektrode
pencatat di proksimal
SNAP akan menurun atau menghilang amplitudo-
nya pada lesi yang mengenai ganglion dorsalis
dan akson saraf sensoris (gangliopati, pleksopati
atau neuropati)
SNAP normal pada lesi sentral atau radikulopati.
Elektromiografi (EMG)
Otot normal dlm keadaan istirahat tdk
melepaskan gaya listrik atau tidak
mengeluarkan potensial aksi
Bila otot kontraksi scr voluntar, potensial
aksi satuan motorik dpt direkam
Rekaman potensial aksi → EMG
Otot yg abnormal diperiksa lebih dulu
dimulai dari otot yg paling lemah. Kmudian
otot yg normal
Pola EMG patologik

1. Insertion Potential
2. Aktivitas listrik spontan
3. Abnormalitas pada potensial satuan
motorik
Insertion Potential
 Otot yg sehat dlm keadaan istirahat bila tertusuk
oleh jarum elektrode akan timbul ledakan
potensial → insertion potential
 Insertion potential pd motor end plate → end
plate noise
 Denervasi : positive sharp waves
 Miotonia kongenital : gelombang bifasik atau
trifasik
 Distrofia muskulorum progresiva dan polimiositis
: bizzare repetitive potential atau
pseudomyotonic discharge
Aktivitas Listrik Spontan

Fibrilasi → terekam oleh EMG


Fasikulasi → terasa secara subyektif
sebagai denyutan di bawah kulit
Potensial fibrilasi merupakan ciri
degenerasi LMN
→ serabut otot yg mengalami denervasi
Abnormalitas pd potensial
satuan motorik

Potensial satuan motorik terekam bila ada


kontraksi otot scr volunter
Rekaman potensial dinilai menurut bentuk,
amplitudo & masa berlangsungnya
→ berkorelasi dgn sifat lesi yg mendasari
gangguan LMN

Anda mungkin juga menyukai