Anda di halaman 1dari 6

ESSAY

“BIOELEKTROMAGNETIK (BIOLISTRIK)”
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu : Dr.H.Yusnan Yusuf SKM,Msi.,M.Kes

Disusun Oleh:
Wilda Maulida ( 1222B0060 )
S1 Keperawatan 22C

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 22C


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA
(STKINDO) WIRAUTAMA
2022/2023
BIOLISTRIK

 Definisi Biolistrik
Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel
mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang
batas/membran.

 Sub pokok bahasan Biolistrik


1. Listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia
2. Penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia

 Penemuan Biolistrik
1. Caldani (1856)
Kelistrikan pada otot katak yang telah mati.
2. Luigi Galvani (1780)
Mulai mempelajari kelistrikan pada tubuh hewan,
3. Luigi Galvani (1786)
Kedua kaki katak terangkat ketika diberikan aliran listrik melalui konduktor.
4. Arons (1892)
Merasa ada aliran frekuensi tinggi melalui tubuhnya sendiri
5. Van Seynek (1899)
Mengamati terjadinya panas pada jaringan yang disebabkan aliran frekuensi tinggi.
6. Schlephake (1982)
Pengobatan dengan menggunakan Short Wave

 Rumus/Hukum dalam Biolistrik


1. Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang
melewati, berbanding terbalik dengan hambatan dari konduktor.
R = Hambatan ( Ω/ohm)
V = Tegangan (volt) R=V/I
I = Arus (ampere)

2. Hukum Joule
Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan dalam waktu tertentu akan
menimbulkan panas.

V = tegangan (Volt)
I = arus (Ampere) H ( Kalori ) = Vit / J
T = Waktu (detik)
J = Joule = 0,239 kal

 Kelistrikan Dan Kemagnetan yang Timbul dalam Tubuh


1. Sistem Saraf & Neuron
- SS Pusat
- SS Tepi
- SS Otonom
- Neuron/ sel saraf
f(x): menerima, interprestasi & menghantarkan aliran listrik.

2. Konsentrasi Ion didalam dan diluar Sel


Pada akson : Konsentrasi ion di dalam sel lebih negatif daripada di luar sel
Ini merupakan suatu model potensial istirahat pada waktu = 0 dimana ion K akan melakukan
difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga pada saat tertentu akan terjadi
membran dipole atau membran dua kutub di mana larutan dengan konsentrasi yang tadinya
rendah akan kelebihan ion positif, kebalikan dengan larutan yang konsenrasi tinggi akan
mengalam kekurangan ion sehingga menjadi lebih negatif.

3. Kelistrikan Saraf
Kecepatan impuls saraf
~ Φ serat saraf
~ ada/ tidaknya mielin
Mielin = isolator yang baik; kemampuan mengaliri listrik rendah
Akson tanpa mielin kec = 20-50 m/detik ( Φ = 1 mm)
Akson dengan mielin kec = 100 m/detik ( Φ = 10 µm)

4. Perambatan Potensial Aksi


Membran saraf otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang →timbul potensial aksi

Merangsang daerah sekitarnya untuk mencapai nilai ambang

Perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi

Sel membran mengalami repolarisasi (tingkat refrakter)

a. Refrakter Absolut: tidak ada rangsangan & unsur kekuatan untuk menghasilkan
potensial aksi lain
b. Refrakter Relatif: bila ada rangsangan yang kuat akan menghasilkan potensial aksi
baru → setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya

5. Kelistrikan pada sinaps & neuromyial junction


Hubungan antara 2 saraf = sinapsis Berakhirnya saraf pada otot = Neuromyal junction
Sinaps & neuromyal junction mampu meneruskan gel. Depdarisasi dengan cara lompat dari
satu sel ke sel berikutnya depolarisasi → zat kimia pada otot bergetar menyebabkan kontraksi
otot → repolarisasi sel otot → relaksasi.

6. Kelistrikan Otot Jantung


a. Pada saraf & otot bergaris: rangsangan → ion Na + masuk ke dalam sel → mencapai
nilai ambang → depolarisasi
b. Pada otot jantung : rangsangan → ion Na + masuk ke dalam sel (mudah besar)
→repolarisasi komplit → Na + masuk kembali ke dalam sel → depolarisasi spantan
mencapai nilai ambang tanpa perlu rangsang dari luar (kec. Teratur).
Kecepatan dasar jantung = waktu antara mulai depolarisasi spontan sampai mencapai nilai
ambang setelah terjadi repolarisasi.
Dipengaruhi oleh perubahan : 1. Potensial membran istirahat
2. Tingkat dari nilai ambang
3. Slop (kelengkungan) dari depolarisasi spontan terhadap nilai ambang
⇒ Mempengaruhi mekanisme fisiologis pembentukan frekuensi denyut jantung Sekumpulan
sel utama yang secara spontan menghasilkan potensial aksi disebut pace maker/ perintis
jantung.

7. Elektroda
Elektroda : untuk mengukur potensial aksi; dengan memindahkan transmisi ion ke penyalur
elektron Elektroda : Perak (Ag) & tembaga (Cu).

8. Isyarat Listrik Tubuh


Hasil perlakuan kimia dari tipe sel-sel +++ untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi
tubuh EMG (Elektromiogram)
ENG (Elektroneurogram) → miastenia gravis
ERG (Elektroretinogram) → perubahan pigmen retina
EOG (Elektroakulogram)
EGG (Elektrogastrogram) → gerakan peristaltik
EEG (Elektroensefalogram) → epilepsi
EKG (Elektrokardiogram) jantung
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan, Biolistrik adalah litrik yang terdapat pada
makhluk hidup,tegangan listrik pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti
listrik dirumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat
dalam tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada system
saraf, Sistem sarafdidalam tubuh mempunyai listrik. Pada system saraf pusat dan system saraf
otonom. Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan
aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh.

SUMBER
https://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4442/1/Ilmu%20Dasar%20Keperawatan%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai