DOSEN
Novitasari Tsamrotul Fuadah, S.Kep., NERS, M.Kep
Kelas 3C Besar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala hidayah dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Pada dasarnya, tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
Biostatistik. Dengan diselesaikannya makalah yang berjudul “QUALITY
FUNCTION DEPLOYMENT ” ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan di Indonesia.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Quality Function Deployment ?
2. Apa manfaat Quality Function Deployment ?
3. Apa saja tahap-tahap implementasi Quality Function Deployment ?
4. Bagaimana cara perencanaan Quality Function Deployment ?
5. Apa yang dimaksud Matrix House Of Quality ?
6. Apa saja Form Quality Function Deployment ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Quality Function Deployment
2. Untuk mengetahui manfaat Quality Function Deployment
3. Untuk mengetahui tahap-tahap implementasi Quality Function
Deployment
4. Untuk mengetahui perencanaan Quality Function Deployment
5. Untuk mengetahui Matrix House Of Quality
6. Untuk mengetahui Form Quality Function Deployment
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2. Manfaat Quality Function Deployment
Ada 3 manfaat utama yang diperoleh perusahaan bila menggunakan
metode QFD,
yaitu:
1. Mengurangi Biaya: Hal ini dapat terjadi karena produk yang
dihasilkan benar – benar sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
harapan konsumen sehingga tidak ada pengulangan pekerjaan dan
pembuangan bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan oleh konsumen. Pengurangan biaya dapat dicapai
dengan pengurangan biaya pembelian bahan baku, biaya overhead
atau pengurangan upah dan penyederhanaan proses produksi.
2. Meningkatkan Pendapatan: Dengan pengurangan biaya, untuk hasil
yang kita terima akan lebih meningkat. Dengan QFD produk atau
jasa yang dihasilkan akan lebih dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan.
3. Mengurangi Waktu Produksi: QFD akan membuat tim
pengembangan produk atau jasa untuk memfokuskan pada program
pengembangan kebutuhan dan harapan konsumen (Ariani, 2002).
Manfaat lain yang diperoleh dari penerapan QFD ini juga meliputi:
1. Fokus pada pelanggan (Customer focused) yaitu mendapatkan
input dan umpan balik dari pelanggan mengenai kebutuhan dan
harapan pelanggan. Hal ini penting, karena performansi suatu
organisasi tidak bisa lepas dari pelanggan.
2. Efisien waktu (Time Efficient), dengan menerapkan QFD maka
program pengembangan akan memfokuskan pada harapan dan
kebutuhan pelanggan.
3. Orientasi kerjasama (Cooperations Oriented), QFD menggunakan
pendekatan yang berorientasi pada kelompok. Semua keputusan
didasarkan pada konsensus dan keterlibatan semua orang dalam
diskusi dan pengambilan keputusan.
4. Orientasi pada dokumentasi (Documentation Oriented), QFD
menggunakan data dan dokumentasi yang berisi proses
mendapatkan seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan. Data dan
4
dokumentasi ini digunakan sebagai informasi mengenai kebutuhan
dan harapan pelanggan yang selalu diperbaiki dari waktu ke waktu.
5
menerjemahkan suara pelanggan menjadi karakteristik rekayasa produk
atau jasa.
Ada empat tahap ini menerjemahkan keinginan konsumen menuju
proses perancangan produk. Tahapan tersebut adalah:
1. Tahap Perencanaan Produk (House of Quality)
Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ)
merupakan tahap pertama dalam penerapan metodologi QFD. Secara
garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of
customer secara langsung terhadap persyaratan teknis atau spesifikasi
teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan.
Bagian A:
Berisikan data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar
atas kebutuhan dan keinginan konsumen. “Suara konsumen” ini
merupakan input dalam HOQ. Metode identifikasi kebutuhan
konsumen yang biasa digunakan dalam suatu penelitian adalah
wawancara, baik secara grup atau perorangan.
Bagian B
Berisikan tiga jenis data yaitu: Tingkat kepentingan dari tiap
kebutuhan konsumen. Data tingkat kepuasan konsumen terhadap
produk-produk yang dibandingkan. Tujuan strategis untuk produk
atau jasa baru yang akan dikembangkan.
Bagian C
Berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk atau
jasa baru yang akan dikembangkan. Data persyaratan teknis ini
diturunkan berdasarkan “suara konsumen” yang telah diperoleh
6
pada bagian A. Untuk setiap persyaratan teknis ditentukan satuan
pengukuran, dan target yang harus dicapai. Pengukuran terdiri
dari 3, yaitu: Semakin besar semakin baik (target maksimal tidak
terbatas), Semakin kecil semakin baik (target maksimal adalah
nol) dan Target maksimalnya adalah sedekat mungkin dengan
suatu nilai nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai
tersebut.
Bagian D
Berisikan kekuatan hubungan antara persyaratan teknis dari
produk atau jasa yang dikembangkan (bagian C) dengan “suara
konsumen” (bagian A) yang mempengaruhinya. Kekuatan
hubungan ditunjukkan dengan symbol tertentu atau angka
tertentu, antara lain:
• Strongly linked
o Moderate linked
Δ Possibly linked
- Not linked (Blank)
Berikut ini penilaian kekuatan relasi, ada empat kemungkinan
korelasi: Not linked (Blank) diberi nilai nol (perubahan pada
persyaratan teknis, tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan), Possibly linked diberi nilai 1 (perubahan yang
relative besar pada persyaratan teknis akan memberi sedikit
perubahan pada kepuasan pelanggan), Moderate linked diberi
nilai 3 (perubahan yang relative besar pada persyaratan teknis
akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan
pelanggan), Strongly linked diberi nilai 9 (perubahan yang
relative kecil pada persyaratan teknis, akan memberikan pengaruh
yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan).
Bagian E
Berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu dengan
persyaratan teknis yang lain yang terdapat pada bagian C.
7
Korelasi antar persyaratan teknis tergantung pada pengukuran
dari setiap persyaratan teknis, ada dua kemungkinan:
o Positive Impact
(Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang akan menimbulkan
pengaruh positif terhadap pengukuran persyaratan teknis 2)
x Negative Impact
(Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang akan menimbulkan
pengaruh negatif yang sedang terhadap pengukuran persyaratan
teknis 2)
- Bagian F
Berisikan tiga macam jenis data, yaitu: Tingkat kepentingan
(ranking) persyaratan teknis, technical benchmarking dari produk
yang dibandingkan dan target kinerja persyaratan teknis dari
produk yang dikembangkan.
2. Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment)
Part Deployment merupakan tahap kedua dalam metode QFD. Berikut
ini adalah struktur matrik pada Part Deployment:
Bagian A
Bagian ini berisi persyaratan teknis yang diperoleh dari QFD
iterasi 1.
Bagian B
Bagian ini berisi hasil normalisasi kontribusi persyaratan teknis
yang diperoleh dari QFD iterasi 1.
Bagian C
8
Bagian ini berisi: Persyaratan part yang berhubungan dan
bersesuaian dengan persyaratan teknis yang diperoleh pada QFD
iterasi 1 dan pengukuran dari masing-masing persyaratan part.
Bagian D
Bagian ini menggambarkan hubungan diantara persyaratan part
dan persyaratan teknis. Sehingga hubungan ini didasarkan pada
dampak persyaratan part terhadap persyaratan teknis.
Bagian E
Bagian ini berisi; Part specification (satuan dari persyaratan part),
Column weight (kontribusi dari persyaratan part) dan Target
Spesifikasi yang ingin dicapai oleh masing-masing persyaratan
part dalam rangka pengembangan.
3. Tahap Perencanaan Proses (Proses Deployment)
Operasi proses kunci ditentukan oleh karakter kualitas bagian dari
matriks sebelumnya.
4. Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)
Persyaratan produksi ditentukan dari operasi proses kunci. Pada fase
ini dihasilkan prototype dari peluncuran produk Proses QFD dimulai
dari riset segmentasi pasar untuk mengetahui siapa pelanggan produk
perusahaan dan karakteristik serta kebutuhan pelanggan, kemudian
mengevaluasi tingkat persaingan pasar. Hasil dari riset pasar
diterjemahkan kedalam desain produk secara teknis yang sesuai atau
cocok dengan apa yang dibutuhkan pelanggan. Setelah desain produk
dilanjutkan dengan desain proses, yaitu merancang bagaimana proses
pembuatan produk sehingga diketahui karakteristik dari setiap bagian
atau tahapan proses produksi. Kemudian ditentukan proses operasi
atau produksi dan arus proses produksi. Akhirnya disusun rencana
produksi dan pelaksanaan produksi yang menghasilkan produk sesuai
dengan kebutuhan pelanggan (Nasution, 2005).
9
2.5. Matrix House Of Quality
Matrix House of Quality (HoQ) atau rumah mutu adalah bentuk yang
paling dikenal dari representasi QFD. Matriks ini terdiri dari dua bagian
utama, yaitu bagian horizontal dari matriks berisi informasi yang
berhubungan dengan konsumen dan disebut dengan customer table, bagian
vertikal dan matriks berisi informasi teknis sebagai respon bagi input
konsumen dan disebut dengan technical table. Dua aspek utama matriks
rumh kualitas dapat dilihat pada gambar 2.1. (Gaspersz dalam Marimin,
2004).
10
⃝ = melambangkan hubungan sedang
∆ = melambangkan hubungan lemah
4. Planning Matrix “WHYs”, menggambarkan persepsi konsumen yang
diamati dalam survei pasar, termasuk di dalamnya kepentingan relatif dari
persyaratan konsumen, perusahaan, kinerja perusahaan dan pesaing dalam
memenuhi persyaratan tersebut.
5. Technical Corelation “ROOF matrix”, digunakan untuk
mengidentifikasikan, dimana technical requirement saling mendukung
atau saling mengganggu satu dengan lainnya di dalam desain produk.
Matriks ini dapat mengetengahkan kesempatan untuk inovasi.
6. Competitive Analysis “Technical priorities, benchmarks and targets”,
digunakan untuk mencatat prioritas yang ada pada matriks technical
requirement, mengukur kinerja teknik yang diperoleh oleh produk pesaing
dan tingkat kesulitan yang timbul dalam mengembangkan requirement.
Output akhir dan matriks adalah nilai target untuk setiap technical
requirement.
Adapun langkah yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan QFD adalah:
1. Mendengarkan suara konsumen (atribut) untuk menentukan harapan
pelanggan. Caranya:
a. Penentuan konsumen ahli dengan judgment sampling
b. Wawancara dengan konsumen ahli
Hasil wawancara adalah atribut kualitas.
2. Membuat karakteristik proses yang ada dalam perusahaan.
3. Menentukan hubungan karakteristik antara atribut dengan karakteristik
proses dengan nilai yang sudah ditetapkan.
4. Menentukan kepuasan konsumen dan juga perbandingan kinerja
perusahaan. Untuk mengetahui kepuasan konsumen dilakukan dengan cara
penyebaran kuesioner, dimana untuk setiap pertanyaan diberikan pilihan
jawaban dalam bentuk skala likert yang bersifat ordinal. Skor butir
pernyataan pada skala ordinal tidaklah tepat dilakukan penjumlahan dari
sejumlah skor, tetapi penjumlahan skor dapat dilakukan bila skor
pernyataan merupakan skala interval atau skala rasio. Untuk memperoleh
11
skor butir pernyataan yang sifatnya interval diperlukan transformasi data
dengan pendekatan distribusi Z.
5. Menentukan trade off atau keterkaitan antara karakteristik proses yang satu
dengan yang lainnya. Hubungan ini dapat dinyatakan dengan hubungan
kuat positif (++) apabila salah satu karakteristik proses naik maka akan
berdampak kuat pada kenaikan proses yang berkaitan tersebut. Hubungan
kuat (+) pengaruhnya akan sama dengan hubungan kuat positif hanya saja
dampak yang dihasilkan tidak sekuat hubungan kuat positif. Hubungan
negatif (-) apabila hubungan berjalan tidak searah, hal ini terjadi bila suatu
karakteristik mengalami penurunan tetapi karakteristik yang lainnya akan
mengalami kenaikan. Hubungan kuat negatif (--) apabila dampak yang
dihasilkan lebih kuat dari hubungan negatif.
6. Menentukan tingkat kepentingan kebutuhan teknis
Moderate Relationship
Weak Relationship
Strong Positive Relationship
Positive Relationship
Negative Relationship
Strong Negative Relationship
Objective is To Minimize
Objective is To Maximize
Objective is To Hit Target
12
Colomn 1 2 3 4 5 6
Direction of Improvement: Competitive Analysis
Minimize, maximize, or target ×
Competitor 2
Realtive Weight
Weight / Importance
Comptetitor 1
Jahitan dan pengeleman rapih
Our company
Row
Multifungsi
Estetika
Quality Characteristics
(a.k.a “functional Requirements” or “How”)
Demanded Quality
(a.k.a “customer Requirements” or “whats”)
1 2 3 4 5
1 9 4,0 3,0 Mudah dibawa 3 1 2
2 9 12,5 4,0 Aman dan nyaman saat digunakan 4 3 5
3 9 8,0 1,0 Menarik dan unik 1 2 3
4 9 11,3 2,0 Mudah digunakan 5 4 4
5 9 15,0 5,0 Tahan lama 2 5 3
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Quality Function Deployment merupakan suatu metode yang
dikembangkan untuk menghubungkan perusahaan atau lembaga dengan
konsumen. Melalui QFD, setiap keputusan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan yang diekspresikan oleh pelanggan. Pendekatan ini
menggunakan sejenis diagram matriks untuk mempresentasikan data dan
informasi. Quality function deployment adalah metode perencanaan dan
pengembangan secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan
mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan
mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara sistematik untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut.
Manfaat lain yang diperoleh dari penerapan QFD ini juga meliputi
pada pelanggan yaitu mendapatkan input dan umpan balik dari pelanggan
mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal ini penting, karena
performansi suatu organisasi tidak bisa lepas dari pelanggan. waktu ,
dengan menerapkan QFD maka program pengembangan akan
memfokuskan pada harapan dan kebutuhan pelanggan. kerjasama , QFD
menggunakan pendekatan yang berorientasi pada kelompok. Semua
keputusan didasarkan pada konsensus dan keterlibatan semua orang dalam
diskusi dan pengambilan keputusan. pada dokumentasi , QFD
menggunakan data dan dokumentasi yang berisi proses mendapatkan
seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan. Data dan dokumentasi ini
digunakan sebagai informasi mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan
yang selalu diperbaiki dari waktu ke waktu.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini penyusun berharap agar mahasiswa
dapat memilih produk menggunakan Quality Function Deployment.
14
DAFTAR PUSTAKA
15