Anda di halaman 1dari 19

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

DOSEN
Novitasari Tsamrotul Fuadah, S.Kep., NERS, M.Kep

Disusun Oleh: Kelompok 4

Kelas 3C Besar

Anggi Gumilar AK118014

Dina Nisa Nurjanah AK118048

Irva Nurfadila AK118083

Mulyani Alrum Sari AK118115

Ni Putu Wulan Meyliana AK118122

Putri Aliza Dwi Rizky Auliya AK118137

Sani Ascipa Sya’adah AK118163

Vera Viana AK118196

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala hidayah dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Pada dasarnya, tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
Biostatistik. Dengan diselesaikannya makalah yang berjudul “QUALITY
FUNCTION DEPLOYMENT ” ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan di Indonesia.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu, membimbing dan memberikan dukungan kepada penulis dalam
pelaksanaan pembuatan makalah dan dengan terselesaikannya makalah ini,
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan baik dalam pengolahan data maupun dalam sistematika penulisan
makalah. Untuk itu kami harapkan dari semua pihak guna menyempurnakan
dalam penyusunan makalah selanjutnya. Terlepas dari kekurangan yang ada, kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, Baik bagi kami sendiri
maupun pembaca pada umumnya.

Bandung, 10 Desember 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN MASALAH............................................................................3

2.1 Definisi Quality Function Deployment..........................................................3


2.2 Manfaat Quality Function Deployment..........................................................4
2.3 Tahap-Tahap Implementasi Quality Function Deployment...........................5
2.4 Perencanaan Quality Function Deployment...................................................6
2.5 Matrix House Of Quality................................................................................10
2.6 Form Quality Function Deployment..............................................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................14

3.2 Saran...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan perekonomian di era arus globalisasi serta kondisi
krisis ekonomi dewasa ini, mengakibatkan berbagai sektor usaha dituntut
untuk mampu bersaing dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,
terlebih lagi kesadaran konsumen terhadap produk yang diinginkan juga
semakin tinggi dan kompleks. Masalah persaingan bisnis tidak hanya
terjadi dalam dunia bisnis pada perusahaan yang menjual produk saja,
akan tetapi juga terjadi pada perusahaan yang menjual jasa. Pada
perusahaan yang menjual jasa hal utama yang harus diprioritaskan oleh
perusahaan adalah mengambil inisiatif, bagaimana cara meningkatkan
pelayanannya agar dapat menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan
dan harapan pelanggan. Kualitas pelayanan yang bermutu dalam era
globalisasi sekarang sangat penting karena dapat meningkatkan kualitas
produk dan loyalitas konsumen. Dengan selalu melakukan perbaikan
kualitas pelayanan, perusahaan akan dapat menghasilkan produk yang
akan memenuhi kebutuhan konsumen sehingga dapat memenangkan
persaingan melawan perusahaan lain.
Quality Function Deployment (QFD) merupakan salah satu alat
yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen. Konsep
QFD dikembangkan untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan akan
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan jalan membentuk tingkat
kualitas dan kesesuaian maksimum pada setiap tahap pengembangan
produk. Dan fokus utama QFD adalah melibatkan konsumen pada
pengembangan proses produk sedini mungkin, hal ini karena sifat
konsumen yang tidak pernah puas terhadap suatu produk meskipun suatu
produk telah dihasilkan dengan sempurna bila mereka memang tidak
menginginkan maupun membutuhkannya. Quality Function Deployment
merupakan praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan
terhadap kebutuhan konsumen .

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Quality Function Deployment ?
2. Apa manfaat Quality Function Deployment ?
3. Apa saja tahap-tahap implementasi Quality Function Deployment ?
4. Bagaimana cara perencanaan Quality Function Deployment ?
5. Apa yang dimaksud Matrix House Of Quality ?
6. Apa saja Form Quality Function Deployment ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Quality Function Deployment
2. Untuk mengetahui manfaat Quality Function Deployment
3. Untuk mengetahui tahap-tahap implementasi Quality Function
Deployment
4. Untuk mengetahui perencanaan Quality Function Deployment
5. Untuk mengetahui Matrix House Of Quality
6. Untuk mengetahui Form Quality Function Deployment

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Quality Function Deployment


Quality Function Deployment merupakan suatu metode yang
dikembangkan untuk menghubungkan perusahaan atau lembaga dengan
konsumen. Melalui QFD, setiap keputusan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan yang diekspresikan oleh pelanggan. Pendekatan ini
menggunakan sejenis diagram matriks untuk mempresentasikan data dan
informasi (Evans et al, 2007).
Quality function deployment (QFD) adalah metode perencanaan dan
pengembangan secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan
mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan
mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara sistematik untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut (Ariani, 2002). Menurut
Subagyo dalam Marimin 2004, Quality Function Deployment adalah suatu
cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami
kebutuhan konsumen, lalu menghubungkannya dengan ketentuan teknis
untuk menghasilkan barang atau jasa ditiap tahap pembuatan barang atau
jasa yang dihasilkan.
Quality Function Deployment didefinisikan sebagai suatu proses
atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan
menerjemahkann kebutuhan-kebutuhan itu ke dalam kebutuhan teknis
yang relevan, di mana masing-masing area fungsional dan tingkat
organisasi dapat mengerti dan bertindak. Ia mencakup juga pemantauan
dan pengendalian yang tepat dari proses manufacturing menuju sasaran
(Gaspersz, 1997).
Quality Function Deployment digunakan untuk memperbaiki
pemahaman tentang pelanggan dan untuk mengembangkan produk, jasa
serta proses dengan cara yang lebih berorientasi kepada pelanggan
(Rampersad, 2006).

3
2.2. Manfaat Quality Function Deployment
Ada 3 manfaat utama yang diperoleh perusahaan bila menggunakan
metode QFD,
yaitu:
1. Mengurangi Biaya: Hal ini dapat terjadi karena produk yang
dihasilkan benar – benar sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
harapan konsumen sehingga tidak ada pengulangan pekerjaan dan
pembuangan bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan oleh konsumen. Pengurangan biaya dapat dicapai
dengan pengurangan biaya pembelian bahan baku, biaya overhead
atau pengurangan upah dan penyederhanaan proses produksi.
2. Meningkatkan Pendapatan: Dengan pengurangan biaya, untuk hasil
yang kita terima akan lebih meningkat. Dengan QFD produk atau
jasa yang dihasilkan akan lebih dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan.
3. Mengurangi Waktu Produksi: QFD akan membuat tim
pengembangan produk atau jasa untuk memfokuskan pada program
pengembangan kebutuhan dan harapan konsumen (Ariani, 2002).
Manfaat lain yang diperoleh dari penerapan QFD ini juga meliputi:
1. Fokus pada pelanggan (Customer focused) yaitu mendapatkan
input dan umpan balik dari pelanggan mengenai kebutuhan dan
harapan pelanggan. Hal ini penting, karena performansi suatu
organisasi tidak bisa lepas dari pelanggan.
2. Efisien waktu (Time Efficient), dengan menerapkan QFD maka
program pengembangan akan memfokuskan pada harapan dan
kebutuhan pelanggan.
3. Orientasi kerjasama (Cooperations Oriented), QFD menggunakan
pendekatan yang berorientasi pada kelompok. Semua keputusan
didasarkan pada konsensus dan keterlibatan semua orang dalam
diskusi dan pengambilan keputusan.
4. Orientasi pada dokumentasi (Documentation Oriented), QFD
menggunakan data dan dokumentasi yang berisi proses
mendapatkan seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan. Data dan

4
dokumentasi ini digunakan sebagai informasi mengenai kebutuhan
dan harapan pelanggan yang selalu diperbaiki dari waktu ke waktu.

2.3. Tahap – Tahap Implementasi Quality Function Deployment


Menurut Subagyo dalam Marimin (2004), tahapan QFD adalah:
1. Mengidentifikasikan kemauan pelanggan. Dalam hal ini, pelanggan
atau konsumen ditanya mengenai sifat yang diinginkan dari suatu
produk.
2. Mempelajari ketentuan teknis dalam menghasilkan barang atau jasa.
Hal ini didasarkan data yang tersedia. Aktivitas dan sarana yang
digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa, dalam rangka
menentukan mutu pemenuhan kebutuhan pelanggan.
3. Hubungan antara keinginan pelanggan dengan ketentuan teknis.
Hubungan ini dapat berpengaruh kuat, sedang atau lemah. Setiap
aspek dari konsumen diberi bobot, untuk membedakan pengaruhnya
terhadap mutu produk.
4. Perbandingan kinerja pelayanan. Tahap ini membandingkan kinerja
perusahaan dengan pesaing.
5. Evaluasi pelanggan untuk membandingkan pendapat pelanggan
tentang mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan produk
pesaing. Menggunakan Skala Likert dengan pendekatan distribusi Z,
kemudian dibuat rasio antara target dengan mutu setiap kategori.
6. Trade off untuk memberikan penilaian pengaruh antar aktivitas atau
sarana yang satu dengan lainnya.

2.4. Perencanaan Quality Function Deployment


Salah satu metode untuk meningkatkan service quality adalah
metode Quality Function Deployment (QFD). Untuk mendengarkan
keinginan atau suara konsumen (voice of costumers) ini pihak hotel sering
memakai metode Quality Function Deployment (QFD). Quality Function
Deployment (QFD) adalah suatu metodologi untuk menangkap dan

5
menerjemahkan suara pelanggan menjadi karakteristik rekayasa produk
atau jasa.
Ada empat tahap ini menerjemahkan keinginan konsumen menuju
proses perancangan produk. Tahapan tersebut adalah:
1. Tahap Perencanaan Produk (House of Quality)
Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ)
merupakan tahap pertama dalam penerapan metodologi QFD. Secara
garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of
customer secara langsung terhadap persyaratan teknis atau spesifikasi
teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan.

 Bagian A:
Berisikan data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar
atas kebutuhan dan keinginan konsumen. “Suara konsumen” ini
merupakan input dalam HOQ. Metode identifikasi kebutuhan
konsumen yang biasa digunakan dalam suatu penelitian adalah
wawancara, baik secara grup atau perorangan.
 Bagian B
Berisikan tiga jenis data yaitu: Tingkat kepentingan dari tiap
kebutuhan konsumen. Data tingkat kepuasan konsumen terhadap
produk-produk yang dibandingkan. Tujuan strategis untuk produk
atau jasa baru yang akan dikembangkan.
 Bagian C
Berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk atau
jasa baru yang akan dikembangkan. Data persyaratan teknis ini
diturunkan berdasarkan “suara konsumen” yang telah diperoleh

6
pada bagian A. Untuk setiap persyaratan teknis ditentukan satuan
pengukuran, dan target yang harus dicapai. Pengukuran terdiri
dari 3, yaitu: Semakin besar semakin baik (target maksimal tidak
terbatas), Semakin kecil semakin baik (target maksimal adalah
nol) dan Target maksimalnya adalah sedekat mungkin dengan
suatu nilai nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai
tersebut.
 Bagian D
Berisikan kekuatan hubungan antara persyaratan teknis dari
produk atau jasa yang dikembangkan (bagian C) dengan “suara
konsumen” (bagian A) yang mempengaruhinya. Kekuatan
hubungan ditunjukkan dengan symbol tertentu atau angka
tertentu, antara lain:
• Strongly linked
o Moderate linked
Δ Possibly linked
- Not linked (Blank)
Berikut ini penilaian kekuatan relasi, ada empat kemungkinan
korelasi: Not linked (Blank) diberi nilai nol (perubahan pada
persyaratan teknis, tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan), Possibly linked diberi nilai 1 (perubahan yang
relative besar pada persyaratan teknis akan memberi sedikit
perubahan pada kepuasan pelanggan), Moderate linked diberi
nilai 3 (perubahan yang relative besar pada persyaratan teknis
akan memberikan pengaruh yang cukup berarti pada kepuasan
pelanggan), Strongly linked diberi nilai 9 (perubahan yang
relative kecil pada persyaratan teknis, akan memberikan pengaruh
yang cukup berarti pada kepuasan pelanggan).
 Bagian E
Berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu dengan
persyaratan teknis yang lain yang terdapat pada bagian C.

7
Korelasi antar persyaratan teknis tergantung pada pengukuran
dari setiap persyaratan teknis, ada dua kemungkinan:
o Positive Impact
(Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang akan menimbulkan
pengaruh positif terhadap pengukuran persyaratan teknis 2)
x Negative Impact
(Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang akan menimbulkan
pengaruh negatif yang sedang terhadap pengukuran persyaratan
teknis 2)
- Bagian F
Berisikan tiga macam jenis data, yaitu: Tingkat kepentingan
(ranking) persyaratan teknis, technical benchmarking dari produk
yang dibandingkan dan target kinerja persyaratan teknis dari
produk yang dikembangkan.
2. Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment)
Part Deployment merupakan tahap kedua dalam metode QFD. Berikut
ini adalah struktur matrik pada Part Deployment:

 Bagian A
Bagian ini berisi persyaratan teknis yang diperoleh dari QFD
iterasi 1.
 Bagian B
Bagian ini berisi hasil normalisasi kontribusi persyaratan teknis
yang diperoleh dari QFD iterasi 1.
 Bagian C

8
Bagian ini berisi: Persyaratan part yang berhubungan dan
bersesuaian dengan persyaratan teknis yang diperoleh pada QFD
iterasi 1 dan pengukuran dari masing-masing persyaratan part.
 Bagian D
Bagian ini menggambarkan hubungan diantara persyaratan part
dan persyaratan teknis. Sehingga hubungan ini didasarkan pada
dampak persyaratan part terhadap persyaratan teknis.
 Bagian E
Bagian ini berisi; Part specification (satuan dari persyaratan part),
Column weight (kontribusi dari persyaratan part) dan Target
Spesifikasi yang ingin dicapai oleh masing-masing persyaratan
part dalam rangka pengembangan.
3. Tahap Perencanaan Proses (Proses Deployment)
Operasi proses kunci ditentukan oleh karakter kualitas bagian dari
matriks sebelumnya.
4. Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)
Persyaratan produksi ditentukan dari operasi proses kunci. Pada fase
ini dihasilkan prototype dari peluncuran produk Proses QFD dimulai
dari riset segmentasi pasar untuk mengetahui siapa pelanggan produk
perusahaan dan karakteristik serta kebutuhan pelanggan, kemudian
mengevaluasi tingkat persaingan pasar. Hasil dari riset pasar
diterjemahkan kedalam desain produk secara teknis yang sesuai atau
cocok dengan apa yang dibutuhkan pelanggan. Setelah desain produk
dilanjutkan dengan desain proses, yaitu merancang bagaimana proses
pembuatan produk sehingga diketahui karakteristik dari setiap bagian
atau tahapan proses produksi. Kemudian ditentukan proses operasi
atau produksi dan arus proses produksi. Akhirnya disusun rencana
produksi dan pelaksanaan produksi yang menghasilkan produk sesuai
dengan kebutuhan pelanggan (Nasution, 2005).

9
2.5. Matrix House Of Quality
Matrix House of Quality (HoQ) atau rumah mutu adalah bentuk yang
paling dikenal dari representasi QFD. Matriks ini terdiri dari dua bagian
utama, yaitu bagian horizontal dari matriks berisi informasi yang
berhubungan dengan konsumen dan disebut dengan customer table, bagian
vertikal dan matriks berisi informasi teknis sebagai respon bagi input
konsumen dan disebut dengan technical table. Dua aspek utama matriks
rumh kualitas dapat dilihat pada gambar 2.1. (Gaspersz dalam Marimin,
2004).

HoQ digunakan oleh tim di berbagai bidang untuk menerjemahkan


persyaratan konsumen (customer requirement), hasil riset pasar dan
benchmarking data kedalam sejumlah target teknis prioritas. Jenis matriks
HoQ bentuknya bermacam-macam.
Bentuk umum dan matriks ini terdiri dari enam komponen utama, yaitu:
1. Voice of Customer “WHATs”, daftar persyaratan terstruktur yang berasal
dari persyaratan konsumen.
2. Voice of Organization “HOWs”, daftar karakteristik produk terstruktur
yang relevan dengan persyaratan konsumen dan terukur.
3. Relationship Matrix, matriks ini menggambarkan persepsi tim QFD
mengenal keterkaitan antara technical dan customer requirement. Skala
yang cocok diterapkan dan digambarkan dengan menggunakan simbol
berikut:
● = melambangkan hubungan kuat

10
⃝ = melambangkan hubungan sedang
∆ = melambangkan hubungan lemah
4. Planning Matrix “WHYs”, menggambarkan persepsi konsumen yang
diamati dalam survei pasar, termasuk di dalamnya kepentingan relatif dari
persyaratan konsumen, perusahaan, kinerja perusahaan dan pesaing dalam
memenuhi persyaratan tersebut.
5. Technical Corelation “ROOF matrix”, digunakan untuk
mengidentifikasikan, dimana technical requirement saling mendukung
atau saling mengganggu satu dengan lainnya di dalam desain produk.
Matriks ini dapat mengetengahkan kesempatan untuk inovasi.
6. Competitive Analysis “Technical priorities, benchmarks and targets”,
digunakan untuk mencatat prioritas yang ada pada matriks technical
requirement, mengukur kinerja teknik yang diperoleh oleh produk pesaing
dan tingkat kesulitan yang timbul dalam mengembangkan requirement.
Output akhir dan matriks adalah nilai target untuk setiap technical
requirement.
Adapun langkah yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan QFD adalah:
1. Mendengarkan suara konsumen (atribut) untuk menentukan harapan
pelanggan. Caranya:
a. Penentuan konsumen ahli dengan judgment sampling
b. Wawancara dengan konsumen ahli
Hasil wawancara adalah atribut kualitas.
2. Membuat karakteristik proses yang ada dalam perusahaan.
3. Menentukan hubungan karakteristik antara atribut dengan karakteristik
proses dengan nilai yang sudah ditetapkan.
4. Menentukan kepuasan konsumen dan juga perbandingan kinerja
perusahaan. Untuk mengetahui kepuasan konsumen dilakukan dengan cara
penyebaran kuesioner, dimana untuk setiap pertanyaan diberikan pilihan
jawaban dalam bentuk skala likert yang bersifat ordinal. Skor butir
pernyataan pada skala ordinal tidaklah tepat dilakukan penjumlahan dari
sejumlah skor, tetapi penjumlahan skor dapat dilakukan bila skor
pernyataan merupakan skala interval atau skala rasio. Untuk memperoleh

11
skor butir pernyataan yang sifatnya interval diperlukan transformasi data
dengan pendekatan distribusi Z.
5. Menentukan trade off atau keterkaitan antara karakteristik proses yang satu
dengan yang lainnya. Hubungan ini dapat dinyatakan dengan hubungan
kuat positif (++) apabila salah satu karakteristik proses naik maka akan
berdampak kuat pada kenaikan proses yang berkaitan tersebut. Hubungan
kuat (+) pengaruhnya akan sama dengan hubungan kuat positif hanya saja
dampak yang dihasilkan tidak sekuat hubungan kuat positif. Hubungan
negatif (-) apabila hubungan berjalan tidak searah, hal ini terjadi bila suatu
karakteristik mengalami penurunan tetapi karakteristik yang lainnya akan
mengalami kenaikan. Hubungan kuat negatif (--) apabila dampak yang
dihasilkan lebih kuat dari hubungan negatif.
6. Menentukan tingkat kepentingan kebutuhan teknis

2.6. Form Quality Function Deployment


Berikut adalah contoh dari penggunaan metodologi QFD (Quality
Function Deployment dengan penerapan rumah kualitas atau biasa disebut
juga House Of Quality (HOQ). Penggunaan metodologi pada produk barang.
Keterangan :
Strong Relationship

Moderate Relationship

Weak Relationship
Strong Positive Relationship
Positive Relationship
Negative Relationship
Strong Negative Relationship
Objective is To Minimize
Objective is To Maximize
Objective is To Hit Target

12
Colomn 1 2 3 4 5 6
Direction of Improvement: Competitive Analysis
Minimize, maximize, or target ×

Competitor 2
Realtive Weight

Weight / Importance

Comptetitor 1
Jahitan dan pengeleman rapih

Bentuk kotak dan ringan


Bahan berkualitas baik
Max Relationship valuein row

Our company
Row

Multifungsi
Estetika
Quality Characteristics
(a.k.a “functional Requirements” or “How”)

Demanded Quality
(a.k.a “customer Requirements” or “whats”)

1 2 3 4 5
1 9 4,0 3,0 Mudah dibawa 3 1 2
2 9 12,5 4,0 Aman dan nyaman saat digunakan 4 3 5
3 9 8,0 1,0 Menarik dan unik 1 2 3
4 9 11,3 2,0 Mudah digunakan 5 4 4
5 9 15,0 5,0 Tahan lama 2 5 3

Target of Limit Value


Difficulty 8 6 5 9 3
(0=Easy to Accomplish, 10=Extremely Difficulty)
Max Relationship Value in Column 9 9 9 9 9
Weight / Importance 320 240 50 180 150
4,0 12,5 8,0 11,3 15,0
Relative Weight

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Quality Function Deployment merupakan suatu metode yang
dikembangkan untuk menghubungkan perusahaan atau lembaga dengan
konsumen. Melalui QFD, setiap keputusan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan yang diekspresikan oleh pelanggan. Pendekatan ini
menggunakan sejenis diagram matriks untuk mempresentasikan data dan
informasi. Quality function deployment adalah metode perencanaan dan
pengembangan secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan
mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan
mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara sistematik untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut.
Manfaat lain yang diperoleh dari penerapan QFD ini juga meliputi
pada pelanggan yaitu mendapatkan input dan umpan balik dari pelanggan
mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal ini penting, karena
performansi suatu organisasi tidak bisa lepas dari pelanggan. waktu ,
dengan menerapkan QFD maka program pengembangan akan
memfokuskan pada harapan dan kebutuhan pelanggan. kerjasama , QFD
menggunakan pendekatan yang berorientasi pada kelompok. Semua
keputusan didasarkan pada konsensus dan keterlibatan semua orang dalam
diskusi dan pengambilan keputusan. pada dokumentasi , QFD
menggunakan data dan dokumentasi yang berisi proses mendapatkan
seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan. Data dan dokumentasi ini
digunakan sebagai informasi mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan
yang selalu diperbaiki dari waktu ke waktu.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini penyusun berharap agar mahasiswa
dapat memilih produk menggunakan Quality Function Deployment.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, C. 2005. Total quality management. Jakarta: Salemba Teknika.


Lupiyo, A. 2006. Quality Function Deployment, How to Make QFD Work for
You. Surabaya: PT. Indeks Gramedia.
Sari, M. 2008. The quality function deployment handbook. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai