QFD
(Quality Function Deployment)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perencanaan & Pengembangan Produk
DISUSUN OLEH:
No.
Nama
1 Putri Nurjayanti
2 Ahyar
3 Sofyan Sauri
NIM
130130013
130130016
130130018
DOSEN PENGAMPU:
IR. AMRI, M.T.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nyalah karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam juga tak lupa pula kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, sehingga kita bisa sampai seperti saat ini. Adapun tujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan & Pengembangan
Produk di semester V di tahun ajaran 2015/2016 ini dengan pembahasan mengenai QFD
(Quality Function Deployment).
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan
cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Ir. Amri, M.T. yang tidak pernah lelah dan bosan untuk selalu memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis setiap saat.
2.
Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan
dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar
penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1. Pengertian QFD ......................................................................................... 3
2.2. Hierarkhi Matrik Quality Function Deployment (QFD) ........................... 4
2.3. Perencanaan dan Pelaksanaan Quality Function Deployment (QFD)..... 11
2.4. Manfaat Penggunaan Quality Function Deployment (QFD) .................. 13
BAB III
PENUTUP ........................................................................................................ 15
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 15
3.2. Saran ........................................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
QFD
digunakan
untuk
memperbaiki
proses,
perencanaan,
mengatasi
permasalahan dalam suatu tim, serta membantu mengadakan perbaikan terhadap budaya
perusahaan atau organisasi.
Kebijakan pemasaran yang efektif juga harus mendasarkan pada prinsip Total
Quality Management (TQM) dan berfokus pada pelanggan, sehingga secara terus-menerus
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Quality Function Deployment (QFD)
merupakan alat atau kendaraan bagi penerapan TQM dan program perbaikan mutu (quality
improvement).
2.
3.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian QFD
Quality Function Deployment (QFD) diperkenalkan oleh Yoji Akao, Professor of
Management Engineering dari Tamagawa University yang dikembangkan dari praktek dan
pengalaman industri-industri di Jepang. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1972 oleh
perusahaan Mitsubishi di Kobe Shipyard, dan diadopsi oleh Toyota pada tahun 1978, dan
tahun-tahun selanjutnya dikembangkan oleh perusahaan lainnya.
Fokus utama dari QFD ini yaitu melibatkan pelanggan pada proses pengembangan
produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan
puas dengan suatu produk meskipun suatu produk yang dihasilkan sempurna, seperti yang
kemarin dikatakan sebelumnya mengenai kualitas bahwa produk yang superior atau
sempurna belum tentu dibutuhkan oleh konsumen. QFD merupakan suatu metodologi yang
digunakan perusahaan untuk mengantisipasi dan menentukan prioritas kebutuhan dan
keinginan konsumen, serta menggabungkan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut
dalam produk dan jasa yang disediakan bagi konsumen.
Quality Function Deployment (QFD) telah diakui sejak tahun 1960-an di dunia
sebagai salah satu alat perencanaan yang sesuai untuk menerjemahkan kebutuhan
konsumen ke dalam spesifikasi produk. Beberapa definisi dari QFD, yaitu :
1.
2.
3.
2.2
empat jenis tahapan yang disebut oleh Cohen (1995) sebagai empat fase model QFD, yaitu:
1.
2.
Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment). Tahap ini merupakan faktorfaktor teknis yang critical terhadap pengembangan produk.
3.
4.
1.
House of Quality
House of Quality (HOQ) merupakan tahap pertama QFD. Secara garis besar, matriks
ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung terhadap
persyaratan spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan
berusaha mencapai persyaratan teknis yang sesuai dengan target yang telah
ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan benchmarking terhadap produk pesaing.
Benchmarking dilakukan untuk mengetahui posisi-posisi relatif produk kompetitor
yang ada di pasaran. Matriks dari HOQ dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.
a. Bagian A
Berisikan data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar atas kebutuhan
dan keinginan konsumen. Suara konsumen ini merupakan input dalam HOQ.
Metode identifikasi kebutuhan konsumen yang biasa digunakan dalam suatu
penelitian adalah wawancara, baik secara grup atau perorangan. Melalui
wawancara, perancang dapat dengan bebas mengetahui lebih jauh kebutuhan
konsumen. Wawancara secara perorangan dapat dianggap mencukupi, dalam arti
cukup menggambarkan kebutuhan konsumen sampai sekitar 90% adalah sebanyak
30 wawancara. Ini berdasarkan pada penelitian untuk suatu produk picnic coolers
oleh Griffin dan Houser (Ulrich & Eppinger, 1995 yang dikutip dalam Maulana,
2008).
b. Bagian B
Berisikan tiga jenis data yaitu:
1) Tingkat kepentingan dari tiap kebutuhan konsumen.
2) Data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk-produk yang dibandingkan.
3) Tujuan strategis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan.
c. Bagian C
Berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk atau jasa baru yang
akan kembangkan. Data persyaratan teknis ini diturunkan berdasarkan suara
konsumen yang telah diperoleh pada bagian A. Untuk setiap persyaratan teknis
ditentukan satuan pengukuran, Direction of Goodness dan target yang harus
dicapai. Direction of Goodness terdiri dari 3, yaitu:
1) The More the Better, target maksimal tidak terbatas.
2) The Less the Better, target maksimal adalah nol.
3) Target is Best atau target maksimalnya adalah sedekat mungkin dengan suatu
nilai nominal dimana tidak terdapat variasi disekitar nilai tersebut
d. Bagian D
Berisikan kekuatan hubungan antara persyaratan teknis dari produk atau jasa yang
dikembangkan (bagian C) dengan suara konsumen (bagian A) yang
mempengaruhinya. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan symbol tertentu atau
angka tertentu. Berikut ini hubungan antara kepuasan pelanggan dengan
persyaratan teknis, ada empat kemungkinan korelasi yaitu:
1) Not linked (Blank) diberi nilai nol. Perubahan pada persyaratan teknis,
menurut direction of goodness-nya, tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan.2.
2) Possibly linked, diberi nilai 1. Perubahan yang relatif besar pada persyaratan
teknis, menurut direction of goodness-nya akan memberi sedikit perubahan
pada kepuasan pelanggan.
3) Moderate linked, diberi nilai 3. Perubahan yang relatif besar pada persyaratan
teknis, menurut direction of goodness-nya, akan memberikan pengaruh yang
cukup berarti pada kepuasan pelanggan.
4) Strongly linked, diberi nilai 9. Perubahan yang relatif kecil pada persyaratan
teknis, menurut direction of goodness-nya, akan memberikan pengaruh yang
cukup berarti pada kepuasan pelanggan.
e. Bagian E
Berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan teknis
yang lain yang terdapat pada bagian C. Korelasi antar persyaratan teknis
tergantung pada direction of goodness dari setiap persyaratan teknis, ada lima
kemungkinan:
1) Strong Possitive Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah
direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh positif kuat terhadap
direction of goodness persyaratan teknis 2.
2) Moderate Possitive Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah
direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh positif yang sedang
terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.
3) No Impact : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah direction of
goodness-nya, tidak akan menimbulkan pengaruh terhadap direction of
goodness persyaratan teknis 2.
4) Moderate Negative Impact (x) : perubahan pada persyaratan teknis 1 kearah
direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh negatif yang sedang
terhadap direction of goodness persyaratan teknis 2.
5) Strong Negative Impact (xx) : perubahan pada persyaratan teknis 1 ke arah
direction of goodness-nya, akan menimbulkan pengaruh negatif kuat terhadap
direction of goodness persyaratan teknis 2.
f. Bagian F
Beriskan tiga macam jenis data, yaitu:
1) Tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis.
2) Technical benchmarking dari produk yang dibandingkan.
3) Target kinerja persyaratan teknis dari produk yang dikembangkan.
Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan pelaksanaan HOQ, antara lain:
a. Menentuan karakteristik produk atau jasa
Karakteristik produk atau jasa yang dimaksud adalah karakteristik yang sesuai
dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, yang meliputi antara lain desain,
komposisi, proses pemberian produk atau jasa, mutu, dan sebagainya.
b. Mengadakan penilaian atas karakteristik produk yang telah ditetapkan pada
langkah pertama
Penilaian ini digunakan untuk dapat menterjemahkan apa yang diinginkan
pelanggan menjadi suatu rangkaian pemrosesan terhadap produk atau jasa yang
dimaksud.
c. Menentukan variabel performansi para pemasok
Pemasok yang dimaksud adalah para pemasok bahan baku bagi perusahaan untuk
perusahaan manufaktur dan pemberi jasa bagi perusahaan jasa. Selain variabel
performansi pemasok, variabel performansi perusahaan atau organisasi juga harus
ditentukan, misalnya ketepatan penyerahan produk atau jasa, pembuatan desain
produk atau proses pemberian jasa, dan sebagainya.
d. Mengadakan penilaian terhadap performansi pemasok maupun perusahaan atau
organisasi kita, apa saja yang merupakan kekuatan maupun kelemahan perusahaan
atau organisasi kita dan apa yang dapat kita andalkan dari pemasok perusahaan
atau organisasi kita.
e. Menentukan hubungan antar variabel-variabel performansi tersebut.
f. Menyusun target performansi yang akan dicapai.
2.
Part Deployment
Part Deployment merupakan tahapan kedua dalam metode QFD. Gambar 2.3
menunjukkan struktur matrik pada Part Deployment:
3.
Process Deployment
Bentuk dari matrik ini tidak berbeda jauh dengan matrik part deployment. Namun,
lebih ringkas dan mendalam karena menjelaskan proses-proses yang kritis untuk
membuat karakteristik produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Terdapat 4
bagian utama di dalam matriks ini, yaitu :
a. The whats (Critical part requirement and target spesification)
Bagian ini terletak pada sisi kiri matriks kedua dan akan diisi oleh technical
descriptor yang ada pada matriks pertama. Setiap elemen technical descriptor ini
akan didata beserta dengan target pencapaian dan derajat kepentingan.
b. The hows (Critical process requirement)
c. Relationship
Merupakan matriks hubungan antara process requirement dan critical part
requirement yang sesuai dengan matriks kedua. Simbol-simbol yang digunakan
dalam matriks hubungan ini sama dengan yang ada dalam matriks hubungan
House of Quality dan Part Deployment.
d. How much
Bagian ini menjelaskan mengenai spesifikasi dari setiap critical process
requirement. Pengisian bagian ini sangat bergantung pada pengetahuan dan
pengalaman teknis yang dimiliki oleh perusahaan.
2.
10
d. Kuantifikasi data
3.
4.
2.
11
3.
5.
6.
7.
memperhatikan beberapa hal, yaitu orientasi pada kerja tim, sistematik, adanya semangat
keterbukaan, kesabaran, dan dapat berkomunikasi.
Inti pelaksanaan QFD yang paling penting adalah mengadaptasikannya sebagai
budaya organisasi. Dalam pelaksanaan QFD diperlukan teknik-teknik lain sebagai alat
bantu, yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Benchmarking. AHP digunakan
12
Mengurangi biaya
Hal ini dapat terjadi karena produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan
kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga tidak ada pengurangan pekerjaan atau
pembuangan bahan baku, pengurangan biaya yang overhead atau pengurangan upah,
penyederhaan proses produksi, dan pengurangi pemborosan (waste).
2.
Meningkatkan pendapatan
Dengan pengurangan biaya, maka hasil yang kita terima akan lebih meningkat.
Dengan QFD produk dan jasa yang dihasilkan akan lebih dapat memenuhi kebutuhan
dan harapan pelanggan.
3.
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.
Konsep dasar Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu cara pendekatan
untuk mendesain produk agar dapat memenuhi keinginan konsumen. Tujuan dari
prinsip QFD adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan dan keinginan pelanggan
dapat terpenuhi dalam proses penurunan suatu produk atau jasa. Penerapan utama
QFD adalah pada perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan produk.
2.
Dengan
menggunakan
metodologi
QFD
dalam
proses
perancangan
dan
pengembangan produk, maka terdapat empat jenis tahapan yang disebut oleh Cohen
(1995) sebagai empat fase model QFD. Keempat tahapan tersebut
yaitu tahap
Perencanaan yang baik dalam proyek QFD merupakan kunci kesuksesan dalam
pengembangan The House of Quality yang memerlukan informasi dari para
pelanggan. Perencanaan proyek QFD melibatkan antara 8-15 orang anggota tim
pelaksana QFD.
3.2. Saran
Perencanaan QFD dilakukan sebaik mungkin karena seperti yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa perencanaan merupakan kunci kesuksesan proyek QFD. Selain itu,
Fokus kepada pelanggan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena
pelanggan yang puas terhadap produk dapat menjadi salah satu produk tersebut berkualitas.
15
DAFTAR PUSTAKA
16