Disusun oleh :
1. Gerry Clarisya
2. Jovani Agustina
3. Ulfa Sari Nastiti
4. Dwi Dewi Masitoh
5. Ayu Cintia
JURUSAN KEPERAWATAN
Tahun 2019/2020
BAB I
Waktu : 45 menit
Tempat : Kelas F
Sasaran : Ny. K
I. Latar Belakang
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang besar. Toilet training ini dapat
berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan- 2 tahun. Dalam
melakukan latihan buang air kecil dan besar pada anak membutuhkan persiapan baik
secara fisik, psikologis maupun secara intelektual, melalui persiapan tersebut
diharapkan anak mampu mengontrol buang air besar atau kecil secara mandiri.
Pada toilet training selain melatih anak dalam mengontrol buang air besar atau kecil
juga dapat bermanfaat dalam pendidikan seks sebab saat anak melakukan kegiatan
tersebut disitu anak akan mempelajari anatomi tubuhnya sendiri serta fungsinya. Dalam
proses toilet training diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan dan
instink anak dalam melakukan buang air besar dan buang air kecil dan perlu diketahui
bahwa buang air besar suatu alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan dengan
latihan ini anak diharapkan dapat melukan usaha penundaan kepuasan.
Toilet training secara umum dapat dilaksanakan pada setiap anak yang sudah mulai
memasuki fase kemandirian pada anak. Suksesnya toilet training tergantung pada
kesiapan yang ada pada diri anak dan keluarga, seperti kesipan fisik dimana kemampuan
2
anak secara fisik sudah kuat dan mampu. Hal ini dapat ditunjukan anak mampu duduk
atau berdiri sehingga memudahkan anak untuk dilatih buang air besar dan kecil,
demikian juga kasiapan psikologis di mana anak membutuhkan suasana yang nyaman
agar mampu mengontrol dan konsentrasi dalam meragsang untuk buang air besar atau
kecil. Persaipan intelektual pada anak juga dapat membantu dalam proses buang air
besar dan kecil. Hal ini data ditunjukkan apabila anak memahami arti buang air besar
atau kecil sangat memudahkan proses dalam pengontrolan, anak dapat mengetahui
kapan saatnya buang air kecil dan kapan saatnya buang air besar, kesiapan tersebut
akan menjadikan diri anak selalu mempunyai kamandirian dalam mengontrol
khususnya buang air kecil dan buang air besar (toilet training). Pelaksaan toilet training
dapat dimulai sejak dini untuk melatih respons terhadap kemampuan untuk buang air
kecil dan buang air besar.
II. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
3
3. Kesiapan anak untuk toilet training.
1. Persiapan :
2. Pelaksanaan :
4
3 Kegiatan Inti 3.1 Menjelaskan : Mendengar dan
(35 menit ) 1. Pengertian toilet training. memperhatikan.
2. Cara melatih toilet training.
4. Kesiapan anak untuk toilet training.
5. Program Simulasi dalam toilet training
6. Dampak Toilet Training
Bertanya, mendengar
3.7 Memberikan kesempatan bertanya.
dan memperhatikan
5
V. Metode
a). Ceramah
c). Demonstrasi.
VI. Media
VII. Evaluasi
1. Struktur
d. SDM memadai.
2. Proses
3. Hasil
6
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
b. Bila audiens dapat menjawab 60% dari pertanyaan yang diajukan, maka
Kaplan H.I, Sadock. B.J Grebb J.A. 2000. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku,
Psikiatri. Klinis, Alih Bahasa : Kusuma W, edisi Wiguna
Veltman M,W Browne K.D. 2000. An Evaluation of Favorite Kind of Day Drawing from
Psychially Maltreated Children. Child Abuse and Neglect
7
BAB II
MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Toilet training merupakan kemampuan serta ketrampilan fisik dan motorik yang
harus diajarkan pada anak yang berusia 3 tahun (Santrock, 1987) Menurut Wong
(1999), toilet training merupakan tugas utama pada usia toodler, yaitu berupa
kemampuan dalam mengontrol spincter anal maupun uretra dan biasanya dapat
dikerjakan setelah anak bisa berjalan dan mungkin pada usia 18 24 bulan. Toilet
Training merupakan latihan moral pertama yang bisa diterima oleh anak, dan hal
ini mungkin akan tetap berlangsung sampai akhir usia toodler (Rifai, 1993)
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam melatih anak untuk
buang air besar dan kecil, diantaranya :
1. Teknik lisan
Usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan instruksi pada anak dengan
kata-kata sebelum atau sesudah buang air kecil dan besar.cara ini kadang-kadang
merupakan hal biasa yang dilakukan pada orang tua akan tetapi apabila kita
perhatikan bahwa teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam
memberikan rangsangan untuk buang air besar dimana dengan lisan ini persiapan
psikologis pada anak akan semakin matang dan akhirnya anak mampu dengan
baik dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar.Teknik modeling
Usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air besar dengan cara meniru
untuk buang air besar atau memberikan contoh. Cara ini juga dapat dilakukan
dengan memberikan contoh-contoh buang air kecil dan besar benar. Dampak yang
jelek pada cara ini adalah apabila contoh yang diberikan salah sehingga akan
dapat diperlihatkan pada anak akhirnya anak juga mempunyai kebiasaan yang
salah.
8
C. KESIAPAN ANAK DALAM TOILET TRAINING
2. Kesiapan Fisik
a. Mampu mengontrol reflek spincter anal dan uretra, biasanya pada usia 18-24
bulan
d. Gerakan motorik halus: mampu untuk duduk dan berjalan, mampu melepas baju
sendiri.
3. Kesiapan Mental
a. Mengenali keinginan untuk berkemih dan buang air besar
b. Mampu berkomunikasi verbal maupun nonverbal dalam mengungkapkan
keinginan untuk berkemih dan buang air besar
c. Perkembangan kognitif ; mampu meniru dan mengikuti perintah.
4. Kesiapan Orang Tua
a. Mampu mengenali kebiasaan anak
b. Menyediakan waktu untuk mengajarkan Toilet Training
c. Tidak sedang menghadapi stress perubahan seperti ; perceraian, pindah rumah
dan adanya sibling baru.
9
e. Mampu menyatakan keinginan untuk berkemih
Kegiatan Orang Tua :
a. Kaji perilaku dan aspek psikologis yang menunjukkan kesiapan anak dalam
Toilet Training.
b. Ajarkan pada anak untuk b.a.k pada waktu yang rutin (pada saat bangun, setelah
makan, sebelum tidur)
c. Dampingi anak pada saat di toilet
d. Mulai belajarkan anak untuk memakai celana, jangan lagi menggunakan pampers
e. Pergunakan kata-kata konsisten yang menandakan keinginan untuk berkemih
f. Berikan pujian bila anak berhasil dalam Toilet Training
g. Hindari pemberian hukuman atau pemaksa
Perilaku anak :
a. Mampu berkemih sambil berdiri (pada laki-laki)
b. Mampu mencuci tangan sendiri
10
Perilaku anak :
a. Berusaha untuk cebok sendiri walaupun gagal
b. Mampu utuk memakai atau melepas baju sendiri
c. Mampu mengguyur toilet setelah digunakan
11