Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS THT

OMSK TIPE MALIGNA

Oleh:
Ni Kadek Widya Anggarini (H1A012037)

Dosen Pembimbing : dr. I Gusti Ayu Trisna Sp.THT-KL

PENDAHULUAN

Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah radang kronis


telinga tengah dengan perforasi pada membran timpani dan
riwayat keluar sekret dari telinga (otorea) yang terus menerus
atau hilang timbul dan biasanya diikuti dengan gangguan
pendengaran.
Jika OMSK disertai dengan kolesteatoma = tipe bahaya
OMSK tipe bahaya dapat menginvasi tulang dan
mengakibatkan osteomielitis atau destruksi tulang oleh
kolesteatoma.
Cont

Gangguan pendengaran sering terjadi pada pasien dengan


OMSK.
Penurunan pendengaran kerusakan membran timpani
dan tulang pendengaran dan infeksi yang menyebarke
telinga dalam
OMSK tipe bahaya menyebabkan terjadinya gangguan di
telinga serta gangguan berupa subperiosteal abses,
ektradural abses, mastoiditis, abses serebral, dan facial
nerve palsy
ANATOMI TELINGA
TELINGA TENGAH
MEMBRAN TIMPANI
TELINGA DALAM
OMSK

OMSK inflamasi kronis pada daerah telinga tengah


dan rongga mastoid, dengan perforasi membran
timpani disertai pengeluaran discharge atau ortorhea
dalam kurun waktu lebih dari 2 bulan.
OMSK tipe bahaya (unsafe) adalah OMSK dengan
perforasi pada marginal atau atik yang disertai dengan
terbentuknya kolesteatoma.
ETIOLOGI

OMSK dapat disebabkan bakteri aerob (Pseudomonas


aeruginosa, Escherichia coli, S. aureus, Streptococcus
pyogenes, Proteus mirabilis, Klebsiella species) atau
bakteri anaerob (Bacteroides, Peptostreptococcus
dan Proprionibacterium).
Kuman yang paling banyak menimbulkan kejadian
OMSK tipe bahaya P. aeruginosa yang memiliki
enzim dan toksin yang berbahaya.
FAKTOR RISIKO OMSK

Riwayat sering terjadinya OMA yang berulang,

Tinggal di tempat dengan kondisi kumuh, padat penduduk, dan kurang


sumber air bersih,

Riwayat sering infeksi saluran nafas bagian atas berulang,

Kurang menjaga kebersihan diri,

Perokok Pasif, dan

Adanya kelainan anatomi atau cacat lahir seperti bibir sumbing, sindrom
down, sindrom cri du chat, atresia coanal, mikrosefali.
Patofisiologi
MANIFESTASI KLINIS dan
DIAGNOSIS

Tanda Klinik OMSK Tipe Maligna


Perforasi membran timpani atik atau
marginal
Abses atau fistel retroaurikuler
Polip atau jaringan granulasi
Bau khas kolesteatoma
Kolesteatoma di telinga tengah
Bayangan kolesteatoma pada foto rongten
mastoid
Penatalaksanaan

Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah


operasi.
Mastoidektomi radikal: Dilakukan pada OMSK maligna
dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas.
Tujuanoperasi untuk membuang semua jaringan
patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial.
Tidak memperbaiki pendengaran.
Cont

Timpanoplastidengan pendekatan ganda (Combined


Approach Tympanoplasty):Dikerjakan pada kasus OMSK tipe
maligna atau OMSK tipe benigna dengan jaringan granulasi
yang luas.
Tujuan menyembuhkan penyakit serta memperbaiki
pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal
(tanpa meruntuhkan dinding posterior liang telinga).
OMSK tipe maligna belum disepakati oleh para ahli karena
sering timbul kembali kolesteatoma.
Komplikasi di telinga tengah

Komplikasi
PROGNOSIS

OMSK tipe bahaya dapat menyebabkan kematian,


diperkirakan kematian yang terjadi akibat penyakit ini
sekitar 3,599 orang, 90 % kejadian tersebut di negara
berkembang.
Prognosis untuk OMSK tipe bahaya adalah dubia ad malam
Sehingga dibutuhkan penangan yang baik untuk OMSK tipe
bahaya.
Selain itu OMSK juga merupakan salah satu penyebab
seseorang kehilangan pendengaran terbanyak di dunia.
IDENTITAS

Nama pasien :SY


Umur : 15 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Lombok Barat
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Pemeriksaan : 17 Mei 2017
Anamnesis

KU : Keluar cairan dari telinga kiri


RPS : Pasien datang ke poliklinik THT RSUP NTB dengan
keluhan keluar cairan pada telinga kiri sejak 2 bulan yang lalu.
Cairan yang keluar berwarna kekuningan, kental, berbau, dan
tidak disertai keluarnya darah. Keluhan tersebut disertai
dengan telinga kiri terasa penuh, nyeri, gatal, berdengung, dan
pendengaran telinga kiri dirasakan menurun.
Anamnesis (2)

Pasien mengeluhkan adanya demam, dan sakit kepala sebelum


cairan pada telinga kiri nya keluar. Pasien mengaku bahwa
telinga kiri nya tersebut tidak pernah terasa kering sejak 1
bulan terakhir. Keluhan ini disertai dengan keluhan nyeri kepala
dan pasien juga mengatakan sulit untuk menoleh ke kiri
maupun ke kanan. Riwayat batuk dan pilek sering dikeluhkan
oleh pasien.
Anamnesis (4)

RPD :
Pasien mengaku sering mengalami keluhan serupa sejak
pasien berusia 2 tahun. Pasien juga mengatakan pernah
terdapat adanya benjolan pada belakang telinga sekitar 6
bulan yang lalu dan telah dilakukan drainase untuk
mengeluarkan nanah pada benjolan tersebut. Riwayat asma
(-), alergi (-).
Anamnesis (5)

RPK :
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita
penyakit yang serupa dengan pasien.
Anamnesis (6)

Riwayat Alergi :
Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal oleh pasien.
Riwayat Pengobatan:
Untuk megatasi keluhan sering keluar cairan dari telinganya, pasien
memberikan obat tetes yang dibeli di apotek. namun keluhan pasien
dirasakan tidak kunjung membaik sehingga pasien memutuskan
untuk pergi berobat ke RSUP NTB.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos
mentis
Tanda vital
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 16 x/menit
Suhu : 36,3C
Pemeriksaan Hidung Hidung kanan Hidung kiri
Hidung luar Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri Bentuk (normal), hiperemi (-),
tekan (-), deformitas (-) nyeri tekan (-), deformitas (-)

Rinoskopi anterior
Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)
Cavum nasi Bentuk (normal), mukosa pucat (-), Bentuk (normal), mukosa pucat
hiperemia (-) (-), hiperemia (-)

Meatus nasi media Mukosa normal, sekret (-), massa Mukosa normal, sekret (-), massa
berwara putih mengkilat (-). berwara putih mengkilat (-).

Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemi (-) Edema (-), mukosa hiperemi (-)

Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-) Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter 18/05/2017 Nilai Normal
HB 12,8 11,5 16,5g/dl
RBC 5,09 4,5-5,5 x 106 /L
HCT 38,3 40 - 50 %
MCV 75,2 82-92 fl
MCH 25,1 27-31 pg
MCHC 33,4 32-37 g/dl
WBC 14,23 4-11 x 103/L
PLT 541 150-400 103/L
Kesan:
Mastoiditis bilateral
Tak tampak tanda
ensefalitis
DIAGNOSIS KERJA

Otitis Media Supuratif Kronis Tipe


Maligna Fase Aktif Aurikula Sinistra et
Dextra
PENUNJANG

Laboratorium APTT, PT, SGOT SGPT, DL


Audiometri
Foto rontgen toraks
Kulturdan uji resistensi kuman dari sekret
telinga
TATALAKSANA

Medikamentosa Pre Operasi


Obat pencuci telinga dengan larutan H2O2 3% selama 3-5 hari
untuk telinga kanan dan kiri
Antibiotik sistemik:Amoxicillin 3 x 500
Analgetik :Asam Mefenamat 3 x 500 mg

Pembedahan
Radikal Mastoidektomi Sinistra
KIE

Pasien dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan telinga dan tidak


mengorek-ngorek liang telinga.
Liang teling dijaga agar tetap kering. Jika pasien ingin mandi sebaiknya kedua
telinga ditutup dengan kapas.
Kembali kontrol setelah operasi, memberikan penjelasan juga kepada pasien
agar tidak menggunakan obat tetes telinga secara terus menerus karena
dapat bersifat ototoksik (merusak telinga), sehingga tidak boleh membeli
sendiri di apotek.
Kontrol kembali setelah selesai pengobatan untuk melihat respon terapi,
karena apabila perforasi (lubang di gendang telinga) masih ada setelah
observasi selama 2 bulan, akan dilakukan pembedahan (timpanoplasti).
Cont

Tidak boleh berenang seumur hidup


Pendengaran telinga kiri akan berkurang, sehingga dibiasakan
memaksimalkan fungsi telinga kanan ataupun dengan alat bantu
dengar.
Segera kontrol bila ada keluhan yang memberat misalnya masih
keluar cairan dari telinga, telinga terasa sakit, pendengaran semakin
menurun, merasa sakit kepala dan pusing yang berat.

PROGNOSIS:
Dubia ad bonam
Pembahasan
Cont
PENUTUP

Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah adang kronis telinga tengah
dengan perforasi pada membran timpani dan riwayat keluar sekret dari telinga
(otorea) yang terus menerus atau hilang timbul dan biasanya diikuti dengan
gangguan pendengaran. OMSK tipe bahaya (unsafe) adalah OMSK yang
disertai dengan terbentuknya kolesteatoma.
Penegakan dari OMSK tipe bahaya bedasarkan anamnesis dan pemerikasaan
fisik, kadang juga diperlukan pemeriksaan penunjang.
Prinsip terapi OMSK tipe bahaya adalah pembedahan yaitu mastoidektomi
Tujuan dari pembedahan selain untuk eradikasi jaringan patologi dan
modifikasi anatomi timpanomastoid untuk mencegah infeksi berulang juga
dipergunakan sebagai sarana untuk memulihkan fungsi pendengaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asroel AH, Siregar DR, & Aboet A. Profil Penderita Otitis Media Supuratif Kronis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,2013:7(12);567-
571.
WHO. Chronic Supurative Otitis Media Burden Illness and Management Option. Geneva: 2004.
Chalise SR, & Bhandary S. Chronic Suppurative Otitis Media Unsafe Type: an Experience at a Tertiary Care Hospital. Nepalese Journal of
ENT Head & Neck Surgery, 2013:4(1);23-25
Zainul, A, Djaafar, Z.A, Helmi dan Restuti, R.D. Kelainan Telinga Tengah. Dalam Soepardi, Efiaty Arsyad, et al., Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Sixth ed. Jakarta. FKUI, 2007: p. 65-72
Soetirto, Indro. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga
hidung tenggorok kepala leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI, 2007. p. 10-16.
Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Dalam Adams GL, Boies LR, Higler PA. Boies Buku Ajar
Penyakit THT. Sixth Ed. Jakarta. EGC Jakarta: p. 88-113
Benson J & Mwanri L. Chronic Suppurative Otitis Media and Cholesteatoma in Australias Refugee Population. Australian Family Physician,
2012: 41(12); 978-980.
Asroel AH, Siregar DR, & Aboet A. Profil Penderita Otitis Media Supuratif Kronis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,2013:7(12);567-
571.
Borton C, & Knott L. Chronic Suppurative Otitis Media. Patient, 2013:1960(25);1-6. Available from: patient.info/doctor/chronic-
suppurative-otitis-media.
Ramakrishnan, K. Diagnosis and Treatment of Otitis Media. American Family Physician, 2007:76(11); 1650-1658.
Maniu a, et al. Molecular Biology of Cholesteatoma. Rom J Morphol Embryol 2014, 55(1):713.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai