Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

HOME VISIT

Oleh:
Brian Umbu Rezi Depamede
H1A212013
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. Marah
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Sasak
Pendidikan : SMP Sanawiyah
Pekerjaan : -
Status : Janda
Alamat : Dusun Jeluju 1, Desa Kelebuh, Kecamatan Praya
Tengah
Tgl. Kunjungan: 13 Agustus 2016
PKM Terdekat : Puskesmas Kelebuh
RIWAYAT PSIKIATRIK
(Alloanamnesis dari ayah pasien)

Keluhan utama pasien :


Berbicara sendiri dan mengamuk
Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien dikeluhkan keluarga sering berbicara sendiri


dan bila diajak komunikasi terkadang tidak nyambung.
Pasien juga pernah memukul anaknya dan sering
mengamuk tanpa alasan yang jelas sehingga
mengganggu orang lain disekitar lingkungannya sejak
2 tahun yang lalu. Keluhan ini awalnya muncul karena
pasien memiliki konflik rumah tangga dan tertekan
karena jauh dari orangtua pasien.
Riwayat Gangguan Sekarang

Keluhan pasien mulai timbul yaitu sering bengong,


berbicara sendiri, dan mengamuk sehingga pasien
bercerai dengan suaminya dan diantar kembali
kerumah orangtuanya. Semenjak saat itu, pasien
sering berkeliaran pada malam hari, berbicara sendiri
dan bila diajak bicara orang lain disekitarnya tidak
nyambung, kemauan untuk mandi dan makan
menurun, serta pernah mengamuk sampai memukul
anaknya sehingga pernah dipasung 1 tahun yang lalu.
Riwayat Gangguan Sekarang

Karena kondisi pasien, keluarga memasung pasien dengan


menggunakan kayu dengan cara kaki dijepit dan
ditempatkan di halaman rumah. Setelah sekitar 1 bulan,
pasien dilepaskan karena keluhan pasien berkurang.
Melihat kondisi pasien, keluarga pasien sempat mencari
pengobatan alternatif dengan memanggil dukun di
lingkungannya dan menggunakan obat-obat tradisional,
namun tidak ada perubahan yang terlihat pada pasien.
Keluarga pasien tidak pernah membawa pasien ke rumah
sakit jiwa, karena kendala alat transportasi dan jarak yang
jauh. Untuk makan dan minum pasien masih dapat
melakukan sendiri. Untuk BAB dan BAK keluarga mengakui
pasien bisa melakukan sendiri di kamar mandi.
Riwayat Gangguan Sekarang

(Autoanamnesis)
Saat dilakukan wawancara, pasien berada di ruang
teras. Pasien cukup kooperatif, saat diajak
berkomunikasi pasien bersedia menjawab beberapa
pertanyaan namun terkadang tidak sesuai dalam
menjawab pertanyaan. Pasien mengatakan bahwa
dirinya tidak sakit. Pasien menyangkal mempunyai
ide-ide atau pernah mencoba untuk bunuh diri.
Pasien juga menyangkal mendengar bisikan atau
melihat sesuatu yang orang lain tidak dapat melihat,
dan menyangkal memiliki ilmu gaib. Pasien
menganggap dirinya lebih baik dan lebih pintar dari
orang lain.
Riwayat Gangguan Sebelumnya

Riwayat trauma pada kepala hingga membuat pasien


pingsan atau kejang disangkal
Riwayat sesak disangkal
Riwayat hipertensi, DM, disangkal
Riwayat konsumsi alkohol dan NAPZA disangkal.
Riwayat Kehidupan Pribadi

Riwayat prenatal dan perinatal


Pasien merupakan anak ketiga dari enam bersaudara.
Bapak pasien mengaku tidak ada masalah pada
riwayat prenatal dan perinatal pasien. Pasien lahir
dengan normal dibantu bidan. Pasien menerima ASI
eksklusif.
Riwayat Kehidupan Pribadi

Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)


Pasien tampak tumbuh dan berkembang sesuai usia
dan seperti anak lainnya. Pasien tidak pernah
mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Riwayat sakit yang berat
disangkal. Keluarga tetap membawa pasien ke
Posyandu dan mendapat iminisasi yang lengkap
sampai usia 2 tahun.
Riwayat Kehidupan Pribadi

Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)


Pasien mudah bergaul dengan teman-teman
seusianya. Pasien dikatakan merupakan anak yang
penurut namun pasien terkadang kurang terbuka bila
mempunyai masalah. Pasien diasuh oleh orangtua.
Pasien selalu sekolah dan tidak pernah menunjukan
perilaku kekerasan.
Riwayat Kehidupan Pribadi

Masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun)


Tidak ada perubahan perilaku dari pasien. Pasien
menyelesaikan pendidikannya di SMP Sanawiyah.
Dewasa
Pasien sudah menikah, namun pasien telah bercerai
sekitar 2 tahun yang lalu dan sekarang tinggal
bersama orangtuanya.
Genogram keluarga
Situasi Sosial Sekarang

Pasien dengan keluarganya di sebuah bangunan


berukuran 8m x 5m. Bangunan tersebut berbentuk
persegi panjang, dimana terdapat tikar dan selimut
tempat pasien tidur. Dinding rumah disusun dari bata
dan semen, beratap genteng, dan lantai semen.
Rumah tersebut terdiri atas kamar tidur, dapur dan
kamar mandi. Tempat tinggal pasien berada di
pertengahan pemukiman warga.
STATUS MENTAL
Berdasarkan pemeriksaan tanggal 14 Agustus 2016.
Deskripsi Umum :
Penampilan
Pasien seorang perempuan, tampak sesuai usia, penampilan cukup
bersih, memakai baju, perawatan baik, perawakan sedang.
Kesadaran
Compos mentis atau jernih
Aktivitas Psikomotor
Saat wawancara, pasien tampak hiperaktif.
Sikap terhadap Pemeriksa
Cukup kooperatif
Pembicaraan
Pembicaraan spontan, logore, volume sedang, pasien sesekali
menjawab tidak sesuai dengan yang ditanyakan.
STATUS MENTAL
Alam Perasaan dan Emosi
Mood : Elasi
Afek : menyempit
Keserasian : tidak serasi

Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik (-), visual (-), perilaku halusinatorik (+).

Fungsi Intelektual
Taraf Pendidikan Pengetahuan dan Kecerdasan
Pasien tamat SMP, menurut orangtua pasien, pasien bisa menulis,
membaca, berhitung, dan mengaji.
Daya Konsentrasi dan Perhatian
Kurang
Daya Ingat
Jangka panjang baik, pasien tau dimana dia
bersekolah.
Jangka pendek (recent memory) baik pasien dapat
mengingat makanan yang dimakan hari ini.
Segera kurang, tidak dapat mengulang penyebutan
angka.
Kemampuan Membaca dan Menulis
Pasien dapat membaca dan menulis dengan baik.
Kemampuan Visuospasial
Kurang
Pikiran Abstrak
kurang baik
Intelegensi dan Kemampuan Informasi
kurang baik
Pikiran
Bentuk Pikiran : non-realistik
Arus Pikiran : Flight of idea
Isi Pikiran : Waham kebesaran
Daya Nilai
Daya Nilai Sosial :Kurang Baik
Uji Daya Nilai :Kurang Baik
Penilaian Daya Realita (RTA) : RTA terganggu.
Tilikan :Derajat 1
PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus:
Keadaan : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 oC
Kepala/Leher : dalam batas normal
Thorax : cor/pulmo dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Extremitas : atas dan bawah dalam batas normal
Status Neurologis :
GCS : E4 V5 M6
Tanda Rangsang Meningeal: negatif
Tanda Efek Ekstrapiramidal
Tremor tangan : negatif
Akatisia : negatif
Bradikinesia : negatif
Cara berjalan : normal
Keseimbangan : baik
Rigiditas : negatif
Motorik : baik
Sensorik : baik
EVALUASI
MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizoafektif tipe manik
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah keluarga
Aksis V : GAF 70-61
IDENTIFIKASI KELUARGA PASIEN
Pasien merupakan anak ketiga dari
enam bersaudara. Pasien tinggal
bersama orangtua dan saudara pasien
di dalam sebuah rumah berbentuk
persegi panjang. Keluarga pasien
merupakan keluarga sederhana yang
hidup sesuai masyarakat Sasak pada
umumnya.
SOSIAL EKONOMI
Saat ini, pasien tidak bekerja, untuk kebutuhan
sehari-harinya didapatkan dari keluarganya.
Keluarga tersebut termasuk sosial-ekonomi rendah
dan berpendidikan rendah.
DESKRIPSI PASIEN GANGGUAN JIWA YANG BERADA DALAM
RADIUS 1 KM DARI DAERAH PASIEN

Di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien terdapat


beberapa warga yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
Sehingga gangguan jiwa merupakan hal yang tidak
asing bagi warga sekitar. Orang-orang di sekitar tempat
tinggal pasien belum dapat mengerti dan memaklumi
kondisi pasien yang mengalami gangguan jiwa,
sehingga warga sekitar cenderung menjauhi bahkan
melakukan pasung pada pasien gangguan jiwa yang
mengamuk dan berniat melukai penduduk sekitar.
Menurut anggota keluarga dan tetangga pasien,
orang-orang yang dianggap memiliki gangguan jiwa,
yaitu :
Sering keluyuran sendirian tanpa tujuan bahkan tanpa
busana
Suka marah-marah dan mengamuk tanpa sebab serta
mengganggu dan menyebabkan keresahan orang lain
dan lingkungan.
Orang yang teriak sendiri, berbicara sendiri,
bernyanyi-nyanyi, dan tertawa sendiri.
Pendiam, suka menyendiri, dan berkhayal yang tidak
sesuai dengan kenyataan.
SIKAP KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGANYA YANG
DIPERSEPSIKAN MENDERITA GANGGUAN JIWA

Keluarga cukup memahami bahwa pasien menderita


gangguan jiwa, namun keluarganya hanya meyakini
bahwa pasien hanya mengalami stress biasa. Keluarga
juga menduga apa yang terjadi pada pasien berasal dari
pikiran pasien sendiri. Keluarga pasien tidak merasa
bahwa pasien perlu dibawa ke rumah sakit jiwa, karena
keluarga juga menganggap bahwa selain karena stress,
pasien tersebut cukup diobati oleh dukun.
Keluarga menerima keadaan anggota keluarganya
yang menderita gangguan seperti itu. Sebenarnya
keluarga merasa tidak tega dan sedih sekali ketika
harus memasung anaknya, namun keluarga tidak bisa
berbuat-apa-apa.
TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PASIEN YANG
MENGALAMI GANGGUAN JIWA DAN USAHA PENGOBATAN

Menurut keluarga, penderita yang mengalami gangguan


jiwa perlu mendapatkan pengobatan. Pengobatan dapat
diberikan secara nonmedis, misalnya berupa pengobatan
alternatif seperti dukun atau oleh ustadz, dan juga secara
medis dengan pergi ke dokter dan minum obat.
Pasien belum pernah dibawa berobat ke RSJ, karena
jaraknya yang jauh dan sulitnya alat transportasi. Keluarga
pasien sangat sedih melihat kondisi pasien, tapi keluarga
tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga usaha yang dilakukan
keluarga hanya dengan memanggil dukun ataupun orang
pintar yang mampu menyembuhkan pasien.
KENDALA DAN HAMBATAN
Keluarga masih belum memahami benar bahwa
pengobatan bagi penderita gangguan jiwa seperti yang
dialami pasien saat ini membutuhkan proses dalam
penyembuhannya sehingga pengobatannya bukan dalam
hitungan minggu saja. Namun pasien harus tetap kontrol
untuk melihat respon terhadap pengobatan yang
diberikan dan perkembangan pasien.
Keluarga pasien merasa bila ada dari pusat layanan
kesehatan yang dapat berkunjung ke rumah mereka, itu
jauh lebih baik dibandingkan mereka yang harus
mengantar pasien berobat.
EDUKASI KEPADA KELUARGA
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai gangguan
yang terjadi pada pasien yang dikenal sebagai gangguan
skizofrenia yang memerlukan pengobatan secara rutin
dan teratur, sehingga membutuhkan dukungan dari
keluarga
Pasien memiliki gangguan jiwa Keluarga diharapkan
bersedia menjadi pengawas pasien dalam minum obat
dan mengantarkan pasien rutin kontrol ke RS atau
Puskesmas
Keluarga disarankan mengurus jaminan kesehatan Badan
Penyelenggara Jaminan sosisal (BPJS) dengan mengurus ke
ketua RT atau ke petugas Kecamatan agar pasien dapat
dibawa ke RSJ Mutiara Sukma dan mendapatkan terapi
secara gratis.
Keluarga diharapkan bersedia untuk mencoba
membawa pasien ke pelayanan kesehatan sehingga
mendapatkan perawatan dan pengobatan yang
sesuai.
Pasien memiliki gangguan jiwa yang membutuhkan
proses yang lama dalam penyembuhannya sehingga
pengobatannya bukan dalam hitungan hari atau
minggu, sehingga penting rutin kontrol untuk melihat
respon terhadap pengobatan yang diberikan dan
perkembangan pasien.
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai