Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anis Tasya Farhanah

Nim : 0308183167
Kelas : PIAUD-3 SEM VI
Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi

Resume 1

TA'LIM DALAM AL-QUR'AN

Alquran sebagai Kalamullah yang diturunkan (al-munazzal) kepada Nabi Muhammad


saw. selain sebagai wahyu terakhir yang melengkapi kitab-kitab samawi yang sebelumnya
juga melingkupi ajaran-ajaran Islam yang paripurna, walau demikian, harus pula ditandaskan
bahwa keparipurnaan ajarannya seakan tidak dapat “berbicara” dengan sendirinya melainkan
membutuhkan justifikasi penafsiran yang dalam hal ini adalah hadis Nabi yang diposisikan
sebagai sumber ajaran kedua setelah Alquran.
Kata ta’lim dalam kajian kebahasaan memiliki arti pengajaran yang bersifat pemberian
atau penyampaian pengertian dan keterampilan.8 Kata tersebut merupakan bentuk masdar dari
kata ‘allama, yang mana kata ‘allama beserta derivasinya terulang dalam Alquran tidak
kurang dari 105 kali,9 dengan rincian lima kali terulang dengan menggunakan bentuk ‘allama
dan selebihnya dengan menggunakan bentuk lain semisal ‘ilman yang terulang 14 kali dalam
Alquran, dua kali terulang dengan menggunakan kata ‘ulama tiga kali dengan menggunakan
kata ‘alimta lima kali dengan redaksi ‘alimtum terulang sebanyak 4 kali dengan menggunakan
kata ‘allamakum dan seterusnya.
Analisis Shihab menunjukkan bahwa kata ta’lim digunakan dalam rangka menunjukkan
proses transformasi keilmuan melalui penelitian dan pengkajian, namun juga bahkan yang
terpenting dari hasil sebuah analisis yang dilakukan adalah mengantar pada kepercayaan dan
keteguhan keimanan akan kebenaran Allah, atau yang lazim dinyatakan sebagai sikap takwa
kepada Allah. Sementara takwa sebagaimana ungkap Nurcholis Madjid dalam karyanya,
Islam, Doktrin dan Peradaban dalam pengertian terminologisnya sejajar dengan pengertian
rabbaniyyah yang menjadi tujuan diutusnya para Nabi dan Rasul ke muka bumi karena dalam
kata ini tersimpul sebuah pengertian yakni, sikap-sikap pribadi yang secara bersungguh-
sungguh berusaha memahami Tuhan dan mentaati-Nya, sehingga dengan sendirinya ia
mencakup pula kesadaran akhlaki manusia dalam kiprah hidupnya di dunia ini.
Tegasnya, pendidikan dalam Islam diarahkan terhadap pembentukan karakter akademik,
perilaku dan keterampilan, yang mana ketiganya dicakup dalam istilah ta’lim, karena itu pula
benarlah apa yang dinyatakan oleh Abd. Fattah Jalal, bahwa pengertian kata at-Ta’lim
sejatinya tidak hanya berhenti pada transformasi keilmuan yang bersifat akademik an sich
melainkan juga meliputi penanaman aspek afektif karena didalamnya juga menekankan pada
terwujudnya perilaku yang baik (al-akhlaq al-karimah). Ketiga domain yang dicakup dalam
konsep taksonomi Bloom ditemukan dalam penggunaan istilah ta’lim yang berakar dari kata
‘allama yang terdapat dalam redaksi Alquran maupun hadis Nabi. Dengan kata lain, istilah
ta’lim mencakup makna tarbiyah dan ta’dib.

Resume 2
TADRIS DALAM AL-QUR'AN
Tadris merupakan masdar yang asal katanya dari darasa-yadrisu yang berarti
pengajaran atau pembelajaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengajaran berarti proses,
cara, perbuatan mengajar. Dalam pengajaran adanya interaksi antara yang
mengajar(mudaris) dan yang belajar (mutadaris). At-tadris adalah upaya menyiapkan murid
(mutadarris) agar dapat membaca, mempelajari dan mengkaji sendiri, yang dilakukan
dengan cara mudarris membacakan, menyebutkan berulang-ulang dan bergiliran,
menjelaskan, mengungkap dan mendiskusikan makna yang terkandung di dalamnya
sehingga mutadarris mengetahui, mengingat, memahami, serta mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan tujuan mencari ridla Allah (definisi secara luas dan formal).
At-Tadris dalam hadis: AlJazairi memaknai tadarrusu dengan membaca dan menjamin agar
tidak lupa, berlatih dan menjamin sesuatu.
Tidak ada kitab yang diturunkan oleh Allah kepada bangsa Arab sebelum Alquran dan
tidak ada seorang Nabi pun yang diutus kepada mereka sebelum Muhammad saw. Dahulu
mereka amat menginginkan hal tersebut dan mereka berkata: “Seandainya
datang kepada kami seorang pemberi peringatan atau diturunkan satu kitab kepada kami,
niscaya kami menjadi orang yang lebih mendapatkan hidayah dibandingkan orang-orang
selain kami. Tetapi tatkala Allah swt. memberikan nikmat tersebut kepada mereka, mereka
pun mendustakan, menentang dan mengingkarinya.
Istilah ta’lim’, tadris dan tarbiyah dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi
penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat
dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni
dalam hal memelihara dan mendidik anak.
At-Tadris adalah upaya menyiapkan murid (mutadarris) agar dapat membaca,
mempelajari dan mengkaji sendiri, yang dilakukan dengan cara mudarris membacakan,
menyebutkan berulang-ulang dan bergiliran, menjelaskan, mengungkap dan mendiskusikan
makna yang terkandung di dalamnya sehingga mutadarris mengetahui, mengingat,
memahami, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan mencari ridla
Allah (definisi secara luas dan formal).
Di kalangan dunia Islam juga muncul berbagai isu tentang krisis pendidikan serta
problem lainnya yang dengan sangat mendesak menuntut suatu pemecahan berupa
terwujudnya suatu sistem pendidikan yang didasarkan atas konsep Islam. Dalam hal
ini banyak tokoh-tokoh pendidikan Muslim telah berusaha menyusun suatu konsep
pendidikan yang menurut keyakinan mereka sudah dapat dikatakan relevan dengan tuntutan
umat manusia dan perkembangan masa kini. Syed M. Naquib al-Attas seorang pemikir
pendidikan yang concern terhadap pendidikan. Konferensi Dunia Pertama dan Kedua tentang
Pendidikan Islam di Mekkah dan Islamabad, al-Attas mencetuskan dan menawarkan bahwa
konsep atau istilah yang tepat, benar, dan relevan untuk pendidikan adalah konsep ta’dib,
bukan ta’lim, tarbiyah, ataupun konsep yang lainnya. Karena menurut al-Attas, konsep
tarbiyah hanya menekankan atau menyinggung aspek fisikal dan emosional manusia (karena
proses tarbiyah ini berlaku tidak hanya untuk manusia saja, tetapi berlaku untuk hewan dan
tumbuh-tumbuhan, oleh karena itu konsep tarbiyah kurang tepat untuk istilah pendidikan bagi
manusia).

Anda mungkin juga menyukai