Anda di halaman 1dari 49

PARADIGMA

PROFETIK ISLAM
- SEBUAH KONSEPSI -

HEDDY SHRI AHIMSA-PUTRA


ANTROPOLOGI BUDAYA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNVERSITAS GADJAH MADA
2018
PROFETIK - 1

ASUMSI-ASUMSI DASAR :
UNIVERSITAS MERUPAKAN TEMPAT UNTUK
MENGEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN

REVOLUSI ILMU PENGETAHUAN ADALAH


PERGANTIAN PARADIGMA (KUHN, 1970)

PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN =


PENGEMBANGAN PARADIGMA

PENGEMBANGAN PARADIGMA =
MEMBANGUN PARADIGMA BARU
PROFETIK - 1

MAKNA “PROFETIK” (PROPHETIC) :

berasal dari bahasa Inggris ‘prophet’ = nabi

‘prophetic’ adalah (1) “Of, pertaining or proper


to a prophet or prophecy”; “having the
character or function of a prophet”; (2)
“Characterized by, containing, or of the nature
of prophecy; predictive”

profetik : mempunyai sifat atau ciri seperti nabi,


bersifat prediktif, memrakirakan; ‘kenabian’

Adakah ilmu kenabian atau paradigma


kenabian? Ilmu atau paradigma seperti apa itu?
PROFETIK - 2

gagasan ilmu profetik di Indonesia -seingat


saya- berasal dari Prof. Dr. Kuntowijoyo, guru
besar sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, UGM

dituangkan dalam : Islam sebagai Ilmu:


Epistemologi, Metodologi dan Etika (2004)

pemikiran-pemikiran tentang ilmu profetik


sudah ditebar lebih awal dalam Paradigma
Islam: Interpretasi untuk Aksi (Mizan, 1991)

gagasan mas Kunto bukanlah hal yang sama


sekali baru dalam jagad pemikiran Islam
PROFETIK - 3

Asal-usul pemikiran tentang Ilmu Sosial Profetik


ada dalam tulisan-tulisan Muhammad Iqbal dan
Roger Garaudy

Muhammad Iqbal adalah tokoh pemikir Islam,


sedang Roger Garaudy adalah ahli filsafat
Prancis yang masuk Islam

Gagasan mengenai ilmu sosial profetik dipicu


antara lain oleh : (1) perdebatan di kalangan
cendekiawan Islam mengenai teologi, dalam
sebuah seminar di Kaliurang, Yogyakarta
PROFETIK - 4

dua kubu berbeda pendapat:


(1) kubu teologi konvensional - teologi sebagai
ilmu kalam, “yaitu suatu disiplin yang mem-
pelajari ilmu ketuhanan, bersifat abstrak
normatif, dan skolastik”;

(2) kubu teologi transformatif - teologi sebagai


“penafsiran terhadap realitas dalam pers-
pektif ketuhanan. Jadi lebih merupakan
refleksi-refleksi empiris” (p. 83)

pemaknaan yang berbeda mengenai konsep


pokok, yaitu : teologi
PROFETIK - 5

Kuntowijoyo mengusulkan : istilah teologi 


menjadi ilmu sosial - istilah Teologi
Transformatif  Ilmu Sosial Transformatif

(2) Kongres Psikologi Islam I di Solo, 10 Okto-


ber 2003

istilah “Islamisasi pengetahuan” - makna isti-


lah “diplesetkan” ke arah “Islamisasi non-pri”,
yang dihubungkan dengan “sunat secara
Islam”, atau tetakan (bhs.Jawa)
PROFETIK - 6

”....saya tidak lagi memakai istilah “Islamisasi


pengetahuan”, dan ingin mendorong supaya
gerakan intelektual umat sekarang ini melang-
kah lebih jauh, dan mengganti “Islamisasi
pengetahuan” menjadi “Pengilmuan Islam”.
Dari reaktif menjadi proaktif” (2006: vii-viii)

Kata Kunci: Pengilmuan Islam

Ini adalah langkah awal untuk mewujudkan


sebuah Paradigma Islam dalam jagad ilmu
pengetahuan
PROFETIK - 7

dalam Islam sebagai Ilmu: Epistemologi,


Metodologi dan Etika, mas Kunto mengatakan:

“Pengembangan Paradigma Islam itu merupa-


kan langkah pertama dan strategis ke arah
pembangunan Islam sebagai sistem, gerakan
sosial-budaya ke arah sistem Islam yang kaffah,
modern dan berkeadaban. Dengan demikian
Islam akan lebih credible bagi pemeluknya dan
bagi non-Muslim…” (2006: ix)
PROFETIK - 8

Menurut mas Kunto, “kita perlu memahami Al


Qur’an sebagai paradigma”

“paradigma Al Qur’an” berarti “suatu konstruk-


si pengetahuan yang memungkinkan kita me-
mahami realitas sebagaimana Al Qur’an mema-
haminya”.

“Konstruksi pengetahuan itu dibangun oleh Al


Qur’an….dengan tujuan agar kita memiliki
“hikmah” yang atas dasar itu dapat dibentuk
perilaku yang sejalan dengan nilai-nilai normatif
Al Qur’an, baik pada level moral maupun pada
level sosial….”
PROFETIK - 9

“..Di samping memberikan gambaran aksiologis,


paradigma Al Qur’an juga dapat berfungsi untuk
memberikan wawasan epistemologis…” (p11)

mas Kunto sangat setuju dengan pandangan


Roger Garaudy yang menyarankan “supaya
umat manusia memakai filsafat kenabian dari
Islam (Garaudy, 1982: 139-168) dengan menga-
kui wahyu” (2006: 98)
PROFETIK - 10

“Wahyu” itu sangat penting”, tulisnya.

Unsur wahyu inilah yang membedakan episte-


mologi Islam dengan “cabang-cabang episte-
mologi Barat yang besar seperti Rasionalisme
atau Empirisme, yang mengakui sumber pe-
ngetahuan sebagai hanya berasal dari akal
atau observasi saja”

Al Qur’an harus menjadi bagian yang sangat


penting dalam Paradigma Profetik Islam
PROFETIK - 11

Dalam epistemologi Islam “...wahyu juga


menjadi sumber pengetahuan yang penting.
Pengetahuan wahyu.... menjadi pengetahuan
apriori”.

“Wahyu” menempati posisi sebagai salah satu


pembentuk konstruk mengenai realitas, sebab
wahyu diakui sebagai “ayat-ayat Tuhan” yang
memberikan pedoman dalam pikiran dan tin-
dakan seorang Muslim.

Dalam konteks ini, wahyu lalu menjadi unsur


konstitutif di dalam paradigma Islam.” (p.17)
PROFETIK - 12

Ilmu Sosial Profetik, Ilmu Sosial Transformatif :

adalah ilmu yang didasarkan pada hasil “elabo-


rasi ajaran-ajaran agama ke dalam bentuk suatu
teori sosial”. Sasaran utamanya adalah “rekaya-
sa untuk transformasi sosial. Oleh karena itu
ruang lingkupnya bukan pada aspek-aspek
normatif yang permanen seperti pada teologi,
tetapi pada aspek-aspek yang bersifat empiris,
historis, dan temporal..” (p.85)
PROFETIK - 13

implikasi lebih jauh : pengakuan adanya struk-


tur transendental yang dapat menjadi referensi
untuk menafsirkan realitas; “Pengakuan menge-
nai adanya ide yang murni, yang sumbernya
berada di luar diri manusia; suatu konstruk ten-
tang struktur nilai-nilai yang berdiri-sendiri dan
bersifat transendental”

berarti “mengakui bahwa Al Qur’an harus dipa-


hami sebagai memiliki bangunan ide yang tran-
sendental, suatu orde, suatu sistem gagasan
yang otonom dan sempurna”

Pendekatan : Strukturalisme Transendental


PROFETIK - 15

mas Kunto memilih strukturalisme untuk mende-


kati Al Qur’an karena menurutnya “tujuan kita
bukanlah memahami Islam, tetapi bagaimana
menerapkan ajaran-ajaran sosial yang terkan-
dung dalam teks lama pada konteks sosial masa
kini tanpa mengubah strukturnya” (p.28)
PROFETIK - 14

mas Kunto banyak mendapat inspirasi dari


strukturalisme yang dikembangkan oleh ahli
antropologi Prancis, Claude Lévi-Strauss

Oleh mas Kunto konsep-konsep innate struc-


turing capacity, deep structure dan surface
structure dalam strukturalisme ditransformasi-
kan ke dalam sistem Islam, sehingga muncul
model sebagai berikut (yang merupakan trans-
formasi dari model yang ada dalam buku Lane
(1970)
PROFETIK - 16

Skema 1. Struktur dalam Islam

Tauhid <------- innate structuring


| capacity
---------------------------------------------------------
| | | | |
Akidah Ibadah Akhlak Syariat Muamalah <------- deep structure
| | | | |
Keyakinan Sholat/ Moral/ Perilaku Perilaku <------ surface structure
Puasa/ Etika Normatif Sehari-
Zakat/ hari
Haji
PROFETIK - 17

Implikasi Analisis / Tafsir : Sintetik - Analitik

pendekatan sintetik-analitik terhadap Al Qur’an -


memandang kandungan Al Qur’an terbagi men-
jadi dua, yakni (a) konsep-konsep dan (b) kisah-
kisah sejarah dan amtsal (p.12)

Kandungan ini merupakan “sumber pengetahu-


an karena konsep-konsep, sejarah dan amtsal
tersebut memang menunjuk pada realitas-reali-
tas tertentu dalam kehidupan manusia”.
PROFETIK - 18

Implikasi Etis : Humanisme-Teosentris

Menurut mas Kunto, ”...Sumber pengetahuan


Ilmu Barat adalah “Akal”, sedang sumber penge-
tahuan Ilmu Islam adalah “Wahyu dan Akal”. Eti-
ka Ilmu Barat adalah Humanisme, sedang etika
Ilmu Islam adalah Humanisme-Theosentris..

Proses sejarah dalam Ilmu Barat adalah differen-


siasi, sedang dalam Ilmu Islam dedifferensiasi.
Ilmu Barat bersifat sekular dan otonom, sedang
Ilmu Islam bersifat integralistik
PROFETIK - 19

Ilmu Sosial Profetik / Transformatif

ilmu sosial profetik “secara sengaja memuat


kandungan nilai-nilai dari cita-cita perubahan
yang diidamkan masyarakatnya”

hal itu berarti bahwa perubahan tersebut dida-


sarkan pada cita-cita: (1) humanisasi /emansipa-
si (humanization/emancipation), (2) liberasi/
pembebasan (liberation) dan (3) transendensi
(transcendence)
PROFETIK - 4

Ini merupakan cita-cita profetik yang diturunkan


dari misi historis Islam sebagaimana yang diang-
gap terdapat pada ayat 110 dari surat Ali Imran
(3), yang berbunyi, “Engkau adalah umat terbaik
yang diturunkan di tengah manusia untuk
menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran
(kejahatan) dan beriman kepada Allah”.
PROFETIK - 4

beberapa kelemahan :
- tidak ada konsepsi yang jelas tentang paradigma
- belum ada pandangan tentang unsur paradigma
- belum ada pembahasan basis epistemologis
- belum semua implikasi keilmuan dibahas
- belum semua implikasi praktis dibahas
- belum semua hal dijelaskan

diperlukan :
- konsepsi paradigma yang jelas
- pembahasan basis filosofis
BUDAYA - 1

APA ITU “PARADIGMA” ?

THOMAS KUHN MENULIS BUKU THE


STRUCTURE OF SCIENTIFIC REVOLUTIONS
(1970)

DALAM BUKU TERSEBUT KUHN


MENGEMUKAKAN GAGASANNYA MENGENAI
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN


TERJADI MELALUI “REVOLUSI” ILMU
PENGETAHUAN – REVOLUSI ILMU
PENGETAHUAN ADALAH PERGANTIAN
PARADIGMA
BUDAYA - 1

KUHN MENGGUNAKAN SEJUMLAH DEFINISI


“PARADIGMA”
- MENURUT M. MASTERMAN (1972) ADA 21
MAKNA PARADIGMA
- MENURUT AHIMSA-PUTRA (2009) ADA 17
MAKNA PARADIGMA

KRITIK TERHADAP THOMAS KUHN :


- TIDAK KONSISTEN MENGGUNAKAN KON-
SEP PARADIGMA
- CONTOH-CONTOH DIAMBIL DARI ILMU-
ILMU
PASTI DAN ALAM (FISIKA DAN KIMIA)
BUDAYA - 2

PERBAIKAN DARI KUHN – DALAM “POST-


SCRIPT – 1969” :

KUHN MENGAJUKAN PANDANGAN BARU :


- KONSEP “DISCIPLINE MATRIXES” (=
PARADIGMA)
- ADA UNSUR-UNSUR DALAM “MATRIX”
1. SYMBOLIC GENERALIZATIONS
2. METAPHYSICAL PARTS OF THE PARA-
DIGMS
3. VALUES
4. EXEMPLARS
5. TACIT KNOWLEDGE
BUDAYA - 2

KRITIK TERHADAP KONSEPSI “PARADIGMA” :


1. UNSUR-UNSUR PARADIGMA KURANG
LENGKAP UNTUK ILMU SOSIAL/BUDAYA

2. TIDAK JELAS KETERKAITAN UNSUR SATU


DENGAN YANG LAIN

3. PENJELASAN MENGENAI MASING-MASING


UNSUR MASIH KURANG DALAM

4. TIDAK JELAS BAGAIMANA “MATRIX” ITU


DAPAT DITERAPKAN UNTUK ANALISIS
BUDAYA - 3

UNSUR-UNSUR PARADIGMA (KERANGKA PEMIKIRAN)

(1) ASUMSI DASAR (BASIC ASSUMPTIONS)


(2) NILAI-NILAI (VALUES)
(3) MODEL (ANALOGY; PERUMPAMAAN; GAMBARAN)
(4) MASALAH YANG DITELITI (PROBLEMS)
(5) KONSEP-KONSEP (CONCEPTS; KEY WORDS)
(6) METODE PENELITIAN (METHODS OF RESEARCH)
(7) METODE ANALISIS (METHODS OF ANALYSIS)
(8) TEORI (THEORY)
(9) REPRESENTASI (REPRESENTATION)

(Ahimsa-Putra, 2009)
BUDAYA - 3

UNSUR-UNSUR : IMPLISIT DAN EKSPLISIT

UNSUR-UNSUR IMPLISIT = TIDAK DINYATAKAN /


DIKETAHUI UMUMNYA PADA TATARAN
UNCONSCIOUS (NIRSADAR)

(1) ASUMSI DASAR (BASIC ASSUMPTIONS)


(2) NILAI-NILAI (VALUES)
(3) MODEL (ANALOGY; PERUMPAMAAN; GAMBARAN)

(Ahimsa-Putra, 2009)
BUDAYA - 5

SKEMA 1. UNSUR-UNSUR PARADIGMA ILMU SOSIAL-BUDAYA

representasi (etnografi

hasil analisis (teori)

metode analisis
selalu
eksplisit
metode penelitian

konsep-konsep

masalah yang diteliti


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

model
tidak selalu
eksplisit
asumsi dasar nilai-nilai

Sumber : Ahimsa-Putra, 2009


BUDAYA - 6

UNSUR-UNSUR PARADIGMA (KERANGKA PEMIKIRAN)

(1) ASUMSI DASAR (BASIC ASSUMPTIONS)


(BASIS EPISTEMOLOGIS)

- PANDANGAN-PANDANGAN YANG DIANGGAP BENAR


- PANDANGAN-PANDANGAN INI BERASAL :
- TEORI-TEORI YANG SUDAH MAPAN (JELAS
KEBENARANNYA)
- RENUNGAN FILOSOFIS YANG DIANGGAP BENAR
- PANDANGAN INI MENJADI DASAR UNTUK MENGKAJI
BUDAYA - 6

(2) NILAI-NILAI (VALUES)


(BASIS AXIOLOGIS)

- PATOKAN / KRITERIA UNTUK MENENTUKAN :


- YANG BAIK DAN YANG BURUK
- YANG BOLEH DAN YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN

- NILAI-NILAI INI BERKENAAN DENGAN A.L. :


- PEMILIHAN MASALAH
- KEGIATAN KEILMUAN
BUDAYA - 7

(3) MODEL (ANALOGY; PERUMPAMAAN; GAMBARAN)


(BASIS ONTOLOGIS)

- PERUMPAMAAN MENGENAI GEJALA YANG DITELITI


- MODEL INI BERSIFAT MENYEDERHANAKAN
- MODEL UNTUK MEMUDAHKAN MEMAHAMI GEJALA)
- TIDAK ADA MODEL YANG SALAH

- MODEL :
- SESUAI / KURANG SESUAI DENGAN KENYATAAN
- PRODUKTIF / KURANG PRODUKTIF
BUDAYA - 7

(4) MASALAH YANG DITELITI (PROBLEMS)

- MASALAH NI BISA BERUPA :


- PERTANYAAN (UNTUK DIJAWAB)
- HIPOTESA (UNTUK DIBUKTIKAN)

- PERUMUSAN MASALAH / HIPOTESA SANGAT PENTING


- MENENTUKAN KONSEP-KONSEP YANG AKAN DIPAKAI
- MENENTUKAN METODE (PENELITIAN DAN ANALISIS)
- MENENTUKAN HASIL ANALISIS
BUDAYA - 8

(5) KONSEP-KONSEP (CONCEPTS; KEY WORDS)

- ISTILAH DENGAN MAKNA TERTENTU


- “MAKNA“ INI ADALAH DEFINISI (BATASAN) KONSEP
- MAKNA KONSEP HARUS JELAS DAN OPERASIONAL

(6) METODE PENELITIAN (METHODS OF RESEARCH)

- PENELITIAN : PENGUMPULAN DATA


- DATA : KUALITATIF DAN KUANTITATIF
- METODE PENGUMPULAN DATA BERBEDA
BUDAYA - 8

(7) METODE ANALISIS (METHODS OF ANALYSIS)

- ANALISIS : MENGKLASIFIKASI DAN MENENTUKAN


RELASI
- MENGKLASIFIKASI DATA : MENGELOMPOKKAN DATA
- MENENTUKAN RELASI : KAUSAL, KORELASIONAL,
FUNGSIONAL, DSB.
BUDAYA - 9

(8) HASIL ANALISIS / TEORI (THEORY)

PERNYATAAN MENGENAI SESUATU YANG TERBUKTI


KEBENARANNYA

“SESUATU“ TERSEBUT ADALAH :


- TAFSIR MENGENAI “HAKEKAT“ GEJALA YANG
DITELITI
- RELASI-RELASI GEJALA YANG DITELITI

KEBENARAN : LOGIS DAN EMPIRIS


BUDAYA - 9

(9) REPRESENTASI (REPRESENTATION)

PENYAJIAN TEORI DALAM BENTUK PAPARAN, YANG


MEMPERLIHATKAN KONTEKS DARI TEORI, DAN
MENENTUKAN DITERIMA TIDAKNYA KEBENARAN
TEORI YANG DIKEMUKAKAN

REPRESENTASI BERUPA : LAPORAN PENELITIAN,


DISERTASI, TESIS, SKRIPSI, ARTIKEL ILMIAH, BUKU
BUDAYA - 15

SKEMA 2. BASIS UTAMA FILOSOFIS PARADIGMA PROFETIK


“KEUTAMAAN PENGETAHUAN”

|-- Human ’s Position in the Universe


| (Allah, Prophet, Human and the Universe)
| (Allah, Nabi, Manusia dan Alam Semesta)
|
|-- Virtues of Knowledge
The Main Philosophical -----| (Keutamaan Pengetahuan)
Bases |
|-- Virtues of Seeking Knowledge
| (Keutamaan Mencari Pengetahuan)
|
|-- Virtues of Having and Using Knowledge
(Keutamaan Memiliki dan Menggunakan
Pengetahuan)
BUDAYA - 15

SKEMA 3. HUBUNGAN ANTARA ALLAH, NABI,


MANUSIA DAN ALAM

Allah s.w.t. (The Creator of the Universe)


| ^
Knowledge | | Servanthood
v |
Prophet
| ^
Knowledge | | Loyalty / Obedience
v |
Human Being
| ^
Implementation | | Benefits
v |
Management of Nature
BUDAYA - 15

SKEMA 4 : BASIS PENGETAHUAN (“KEMAMPUAN MENGETAHUI”)


PARADIGMA PROFETIK

|- senses (indera)
|--- Basic Means of Knowing ----|
| the Empirical World |- brain (otak)
|
|
| |- heart (hati)
| |
| |- bashirah
| |
|--- Basic Means of Knowing --|- eyes of Sirr
The Basis of Knowledge --| the Non-Empirical World |
in Prophetic Paradigm | |- Ruh al Quds
| |
| |- language (bhs)
|
|--- The Capacity to Know
|
|
|--- Sources of Knowledge
BUDAYA - 15
SKEMA 5. SARANA DASAR UNTUK TAHU

Knowledge / Prophetic Science


|
Harmonization
---------------|--------------
| |
Zahir Knowledge Inner Knowledge
| |
Language Language
(Collective Knowledge) (Collective Knowledge)
| |
|--------------------------------------------------|
| | Eyes of Sirr
| | |
Brain l Eyes of Heart
| | |
| | Ruh al Quds
| | |
Senses Capacity for Heart
Signification
-------------------------------------------------------------------------
| | |
Means Capacity Means
BUDAYA - 15

SKEMA 6. ASUMSI-ASUMSI FILOSOFIS PARADIGMA PROFETIK

|- indera
|- Asumsi dasar tentang -----------|- kemampuan strukturasi
| Basis Pengetahuan | dan simbolisasi
| |- bahasa
|
| |- hakekat
|- Asumsi dasar tentang -----------|- asal-mula
| Objek Material |- makna
|-- Rukun --|
| Iman | |- hakekat
| |- Asumsi dasar tentang ----------|- asal-mula
| | Gejala Yang Diteliti |- makna
Basis --- Al Qur’an dan --------| -- Rukun -|
Epist Sunnah Rasul | Islam | |- hakekat
| |- Asumsi dasar tentang ----------- |- macam
| | Ilmu Pengetahuan |- tujuan
|-- Rukun --|
Ihsan | |- hakekat
|- Asumsi dasar tentang ----------|- macam
| Ilmu Sosial / Budaya Alam/ |- tujuan
| Profetik
| |- hakekat
|- Asumsi dasar tentang -----------|- macam
Disiplin Profetik |- tujuan
BUDAYA - 15

SKEMA 7. ”JAGAD” OBJEK PENGETAHUAN PROFETIK

Prophetic Knowledge
-------------------------------------------------------------
||
1. Knowledge of the Non-Existence World
||
2. Knowledge of the Experienced World
(Alam Kalimat Allah)
||
3. Knowledge of the Cognized World
(Alam Ruhani/Makna/Alam Terpikir)
||
4. Knowledge of the Sensed World
(Alam Zahir /Alam Terindera)
BUDAYA - 15

SKEMA 9. ETOS PARADIGMA PROFETIK (BASIS AKSIOLOGIS)

|- untuk Allah s.w.t.


|- untuk Ilmu
|-- Etos -------------------|- untuk diri-sendiri
| Kerja Keabdian |- untuk sesama
| |- untuk alam semesta
|
| |- pengembangan unsur
|-- Etos --------------------|- pengembangan paradigma
| Kerja Keilmuan |- pengembangan sist.
| pengetahuan
Basis Etos ---Penghayatan ---|
Ilmu Profetik | |- kejujuran
|-- Etos --------------------|- ketelitian / keseksamaan
| Kerja Kemanusiaan |- kekritisan
| |- ketawadhu’an (penghargaan)
|
| |- perlindungan
|-- Etos -------------------- |- pemeliharaan
Kerja Kesemestaan |- pemanfaatan
|- pengembangan
BUDAYA - 15

SKEMA 10. IMPLIKASI BASIS FILOSOFIS PARADIGMA PROFETIK

|- Implikasi Permasalahan
|
|- Implikasi Konseptual
|
|- Implikasi Metodologis Penelitian
Implikasi -----------------|
Basis Filosofis |- Implikasi Metodologis Analisis
|
|- Implikasi Teoritis
|
|- Implikasi Representasional
(Etnografis/Historiografis)
BUDAYA - 15

Model 1. Rukun Iman dan Transformasinya

INSAN PROFETIK = MANUSIA YANG ILMUWAN

1. Manusia -------- pengabdian -------- Allah s.w.t.


Ilmuwan -------- pengabdian --------- Ilmu pengetahuan

2. Manusia -------- persahabatan --------- Malaikat


Ilmuwan -------- persahabatan --------- Kolega

3. Manusia -------- pembacaan -------- Kitab


Ilmuwan -------- pembacaan -------- Kitab Ilmiah

4. Manusia -------- perguruan + persahabatan -------- Nabi


Ilmuwan -------- perguruan + persahabatan -------- Tokoh

5. Manusia -------- penundaan -------- Hari Kiamat


Ilmuwan -------- penundaan -------- Akhir

6. Manusia -------- penerimaan -------- Takdir


Ilmuwan -------- penerimaan -------- Ilmu terbatas
BUDAYA - 15

Model 2. Rukun Islam dan Transformasinya

INSAN PROFETIK = MANUSIA YANG TAAT BERIBADAH

Syahadat : Sholat : Puasa : Zakat : Haji


|| || || || ||
Syahadat Perenungan Penelitian Pengajaran Pertemuan
Keilmuan
| | | | |
Wahyuisme Inspirasi Temuan Penyebaran Pertemuan
(Revelationism)
Rasionalisme
Empirisisme
SASTRA - 25

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai