Anda di halaman 1dari 26

TEORITEORIMENGENAIKREATIVITAS

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KETERBAKATAN


TEORI-TEORI KREATIVITAS

NAMA : Anisa Nur Arifah (11514289)


Dinar Ibadi Fajri (13514149)
Teresa Mariane Sabatina (1A514716)
KELAS : 1PA15
DOSEN : Nita Sri Handayani, S.Psi

Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2014/2015

A. TEORI-TEORI MENGENAI KREATIVITAS


1. Teori Pendorong Kreativitas
Teori-teori yang melandasi dorongan kreativitas meliputi :
1.1 Motivasi Intrinsik untuk Kreativitas
Dorongan untuk mewujudkan potensinya, mewujudkan diri, berkembang dan menjadi
matang, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Merupakan motivasi
primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru dengan lingkungannya
dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan ada pada setiap orang dan bersifat internal,
tapi membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
1.2 Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif
Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit
unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan
sendiri potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam
diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya? Menurut pengalaman Rogers dalam
psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan konstan
timbulnya kreativitas yang konstruktif.
1. Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
Menerima individu sebagai adanya dengan segalah kelebihan dan keterbatasannya
Mengusahakan suasana yang di dalamnya evluasi eksternal tidak ada (atau sekurang-kurangnya
tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam)
Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati). Yaitu ikut mengenal dan
menghayati perasan anak, pemikiran dan tindakannya, dan melihat dari sudut pandangnya.
Dalam suasana ini real self dimungkinkan timbul, untuk diekspresikan dalam bentuk
hubungannya dengan lingkungannya.
2. Kebebasan Psikologis
Permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai
dengan apa yang ada dalam dirinya. Mengekspresikan dalam tindakan konkret perasaan-
perasaanya tidak selalu dimungkinkan, karena hidup dalam masyarakat selalu ada batas-
batasnya, tetapi ekspresi secara simbolis hendaknya dimungkinkan. Kadang anak kreatif tidak
kooperatif, egosentris, terlalu asertif, kurang sopan, acuh tak acuh terhadap aturan, keras kepalah
emosianal, menarik diri dan menolak dominasi atau otoritas guru. Berani dalam pendirian, ingin
tau, mandiri dalm berfikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus dengan pekerjaanya,
inisiatif, ulet, tidak bersedia menerima pendapat otoritas begitu saja. Menurut psikolog terhadap
10 peringkat ciri-ciri pribadi kreatif:

Imajinatif
Mempunyai prakarsa
Mempunyai minat luas
Mandiri dalam berfikir
Melit (ingin tahu)
Senang berpetualang
Penuh energI
Percaya diri
Bersedia mengambil resiko
Berani dalam pendirian dan keyakinan

2. Teori-teori yang Melandasi Proses Kreatif


2.1 Teori Wallas
Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang
dikemukakan dalam buku The Art of Thought yang menyatakan bahwa proses
kreatif meliputi 4 tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data
atau informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain, mencari
jawaban, dan lain-lain.
2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri
untuk sementara dalam masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar,
tetapi mengeramkannya dalam alam pra sadar.
3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya insight atau Aha Erlebnis, saat
timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhadap
realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif)
harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).
2.2 Teori tentang Belahan Otak Kiri dan Kanan
Dihipotesiskan bahwa belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi-fungsi kreatif,
sehingga terjadi dichotomania, membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan
otak kanan atau kiri.
Walaupun orang menggunakan kedua belahan otaknya, salah satu sisi pada umumnya
cenderung mendominasi tiap individu. Tentu saja idealnya adalah mengola dan mengembangkan
kemampuan sedemikian rupa agar mempunyai perlintasan yang baik antara kedua belahan
otaknya tersebut sehingga orang dapat merasakan terlebih dahulu apa yang diperlukan oleh
situasi dan kemudian menggunakan alat yang tepat untuk menanganinnya. Akan tetapi orang
cenderung untuk tetap tinggal dalam comfort zone dari belahan dominan mereka dan
memproses tiap situasi menurut preferensi otak kanan atau kirinya.
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu
karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar
kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere
Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi
dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere).
Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan
otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent thinking).
Dikotomi Fungsi Mental:
Belahan Otak Kiri Belahan Otak Kanan
Intelek Intuisi
Konvergen Divergen
Intelektual Emosional
Rasional Metaforik, intuitif
Verbal Non Verbal
Horizontal Vertikal
Konkret Abstrak
Realistis Impulsif
Diarahkan Bebas
Diferensial Eksistensial
Sekuensial Multipel
Historikal Tanpa Batas Waktu
Analitis Sintesis, Holitik
Eksplisit Implisit
Objektif Subjektif
Suksesif Simultan

3. Teori-teori yang Melandasi Produk Kreatif


Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif (Wallas) dan produk
yang dicapai. Ia menekankan bahwa perilaku kreatif memerlukan kombinasi antara ciri-ciri
psikologis yang berinteraksi sebagai berikut: Sebagai hasil berpikir konvergen atau intelegensi,
manusia memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Pemikir divergen mampu menggabungkan
unsur-unsur dengan cara-cara yang tidak lazim dan tidak diduga.
3.1 Penilaian Produk Penemuan dalam Hukum Paten
Hukum paten AS mempertimbangkan unsure-unsur berikut dalam memberikan hak paten kepada
investor, yaitu:
1. Kegiatan intelektual yang bermutu mendahului penemuan
2. Gagasannya jelas dalam mengatasi masalah
3. Jumlah eksperimental yang di lakukan sebelum mencapai produk baru dianggap penting
4. Sejauh mana telah mengalami kegagalan
5. Produk harus berguna dan merupakan kemajuan
6. Produk terutama dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut sebelumnya
menunjukkan keragu-raguan tentang kemungkinan penemuan yang baru
7. Produk harus memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi.
Patokan dari hak paten cukup membantu, tetapi tidak cukup spesifik untuk penilaian secara
ilmiah dibutuhkan perangkat kriteria yang disetujui untuk menilai produk kreatif dan
kemampuan kreatif.
3.2 Model Besemer dan Treffinger
Besemer dan Treffinger, mengembangkan teori yang saling mengaitkan dan
menyimpulkan gagasan tersebut. istilah produk dalam hal ini tidak terbatas dalam produk
komersial, tetapi meliputi eragaman benda atau gagasan. Besemer dan Treffinger menyaranan
bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty),
pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration) dan sintesis. Masing-masing dan ketiga
kategori ini meliputi sejumlah atribut. Modal ini disebut Creative Product Analysis Matrix
(CPAM).
1. Kebaruan (novelty)
Kebaruan menurut Besemer dan Treffinger adalah sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan
luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif dimasa depan. Produk itu
orisinal dalam arti sangat langka diantara produk yang dibuat orang dengan pengalaman dan pelatihan
yang sama, juga menimbulkan kejutan (suprising) dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan
produk orisinal lainnya
2. Pemecahan (resolution)
Menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah. Ada 3
kriteria dalam dimensi ini :
Produk harus bermakna (valuable)
Produk harus logis
Produk harus berguna (dapat diterapkan secara praktis)
3. Keterperincian (elaboration) dan sintesis
Dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama
atau serupa menjadi keseluruhan yang canggih dan koheren.
Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :
Produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan produk)
Elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)
Kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih
Dapat dipahami (tampil secara jelas)
Menunjukan ketrampilan atau keahlian
Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh tabel dibawah ini yaitu Penilaian
Dacey (1989) terhadap tingkat kreativitas penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.
3.3 Model Penilaian Kreatif dalam Mengarang
Skema penilaian tersebut meliputi 4 kritera dari berpikir kreatif, yaitu :
Kelancaran, didasarkan atas jumlah kata yang digunaan dalam karangan tersebut.
Kelenturan (flesibilitas), meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau
gagasan.
Keaslian (orisinalitas) sejauh mana konten atau gaya pemikiran karangan menunjukkan orisinilitas.
Kerincian, ialah kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya.

B. KETERBAKATAN DAN KREATIVITAS


1. Pengertian Keterbakatan
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang,
merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Berikut ini definisi keterbakatan menurut
para ahli:
1. Columbus Group
Bakat adalah 'asynchronous development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai
intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda
dengan orang normal.
2. Renzulli (2002)
Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum atau spesifik, tingkat tanggung jawab
terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.

3. Tedjasaputra, MS (2003)
Bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai
kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.
4. Widodo Judarwanto (2007)
Keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan
intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan
berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak
seusianya.
5. Galton (2002)
Kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang
meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.
6. Clark (1986)
Keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan
merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan
kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.
Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang
tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu. Dalam
konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara
potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya dan
atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial
dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk kerjanya itu
ditampilkan secara konsisten.
Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai anak-anak
yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti
intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang
membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan
dengan penemuan kemampuan-kemampuannya. Karakteristik anak berbakat adalah :
Memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang juga demikian tinggi.
Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa perilaku seperti
gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi,
gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku lainnya.
Rasa tidak puas yng beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja akan hal-hal
ilmiah.
Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.
Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu situasi tertentu.
Kemampuan yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide scienci,
menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.
Renzulli menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya
adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut:
Kemampuan di atas rata-rata
Kreativitas tinggi
Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)

2. Pengertian Kreativitas
Ada banyak sekali pengakuan ilmiah mengenai kreativitas tetapi belum ada penelitian yang benar
benar valid mengenainya, dikarenakan faktor bawaan kreativitas dari setiap individu dan tidak setiap
individu pula dapat mengontrolnya dengan baik. Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli,
antara lain:
1. Utami Munandar (1995:25)
Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan
untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya.
2. Imam Musbikin (2006:6)
Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya,
kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk
soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.
3. Mangunhardjana (1986:11)
Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih
praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah,
mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.
4. Sternberg (1988)
Kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya
kognitif, dan kepribadian atau motivasi.
5. Baron (1969)
Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.
6. Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005:15)
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan
bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya
eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi
antara setiap tahap perkembangan.
7. Clark Moustakis (1967)
Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk
terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
8. Rhodes
Umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling
berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan
dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.
9. Hulbeck (1945)
Creative action is an imposing of ones own whole personality on the environment in an unique and
characteristic way. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam
interaksi dengan lingkungannya.
10. Haefele (1962)
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna
social.
11. Torrance (1988)
Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang
kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan
mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
12. Freedam (1982)
Kreativitas sebagai kemampuan untuk memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan
memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli.
13. Woolfook (1984)
Memberikan batasan bahwa kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil)
yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah.
14. Guilford (1976)
Mengemukakan kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif,
berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari
kreativitas penulis mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu
yang baru, proses konstuksi ide yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah, serta suatu
kegiatan yang bermanfaat.

3. Hubungan Pengertian Keterbakatan dan Kreativitas


Konsepsi Three-Ring Conception dari Renzulli dan kawan kawan ( 1981), yang
menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan ialah
keterkaitan antara :
1. Kemampuan umum di atas rata rata
2. Kreativitas di atas rata rata
3. Pengikatan diri terhadap tugas (task commitment cukup tinggi)
Kemampuan diatas rata rata
Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya
kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan
keberbakatan dan produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman (1959) yang dalam
penelitiannya terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan
tulisannya kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan.
Wallach (1976) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes akademis belum tentu
mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.
Dalam istilah kemampuan umum tercakup barbagai bidang kemampuan yang biasanya
diukur oleh tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif.
Sebagai contoh adalah penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam
memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok
keberbakatan di samping kreativitas dan task commitment.
Kreativitas diatas rata -rata
Kelompok (cluster) kedua yang dimiliki anak atau orang berbakat ialah kreativitas sebagai
kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan
gagasan gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai
kemampuan untuk melihat hubungan hubungan baru antara unsur unsur yang sudah ada
sebelumnya.
Pengikatan diri terhadap tugas
Kelompok karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif
ialah pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong
seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam macam
rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah
mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.
Galton meskipun menganut pandangan dasar genetis untuk keberbakatan dan genius,
namun dia percaya bahwa motivasi intrinsic dan kapasitas untuk bekerja keras merupakan
kondisi yang perlu untuk mencapai prestasi unggul.
Manfaat dari definisi Renzulli ialah melihat keterkaitan antara tiga kelompok ciri sebagai
persyaratan keberbakatan: kemampuan umum, kreativitas, dan motivasi (pengikatan diri
terhadap tugas).
Jadi, menurut definisi Renzulli, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi
seseorang yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas.

DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rochmat%20Wahab,%20M.Pd.,MA.%20Dr.
%20,%20Prof.%20/Materi-1%20Nature%20of%20Giftedness.pdf.
https://moethya26.wordpress.com/2010/02/25/teori-mengenai-kreatifitas/
http://hasyahermansyah.blogspot.com/2014/05/makalah-contoh-kasus-kreativitas-dan.html
Diposkan oleh Teresa Mariane di 06.18
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

ENDAHULUAN :
A. PENGERTIAN KREATIVITAS

Walaupun ada pengakuan ilmiah terhadap pentingnya kreativitas, namun hingga kini hanya
sedikit sekali penelitian yang telah dilakukan. Hal itu disebabkan adanya kesulitan metodologi
dan karena adanya keyakinan bahwa kreativitas adalah suatu faktor bawaan individual sehingga
hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk mengendalikannya.
Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, diantaranya ;

a. Utami Munandar (1995 : 25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk
menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru
yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

b. Imam Musbikin (2006 : 6) kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan
yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar
menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan
baru yang perlu di jawab.
c. Mangunhardjana (1986 : 11) adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya
berguna (useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong,
mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan,
mendatangkan hasil lebih baik atau banyak.

d. Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut
psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
e. Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau
menciptakan sesuatu yang baru.

f. Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005 : 15) mengutarakan bahwa
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi,
diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.

g. Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah
pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu
dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

h. Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product.


Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses
(Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan
produk (Product) kreatif.

i. Hulbeck (1945), Creative action is an imposing of ones own whole personality on the
environment in an unique and characteristic way. Dimana tindakan kreatif muncul dari
keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.

j. Haefele (1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru


yang mempunyai makna social.

k. Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah,
membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis,
kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari
kreativitas penulis mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan menciptakan
sesuatu yang baru, proses konstuksi ide yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah,
serta suatu kegiatan yang bermanfaat.

Adapun Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan
kedalam empat jenis dimensi sebagai Four Ps Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan
Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person. Definisi pada dimensi person adalah upaya
mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat
disebut kreatif. Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people
(Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001). Creative action is an imposing of ones
own whole personality on the environment in an unique and characteristic way
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999). Guilford menerangkan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya
dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua
pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.

2. Kreativitas dalam dimensi Process. Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of
thinking (Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001). Utami Munandar
menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk
mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini
lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Dari pendapat diatas
kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan
mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).

3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press. Definisi dan pendekatan kreativitas yang
menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan
hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari
lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999,
merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut : The initiative that
one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought
Mengenai press dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan
menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan
yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan
baru.

4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product. Definisi pada dimensi produk merupakan
upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh
individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
Creativity is the ability to bring something new into existence (Baron, 1976 dalam Reni Akbar-
Hawadi dkk, 2001)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang
dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam
Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-
kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya
membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada
sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari
kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk
itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan
beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.

Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti
menyimpulkan bahwa : Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat,
variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik).

B. KONSEP DASAR KREATIVITAS BERDASAR 4 P

Strategi 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk yang menurut para ahli dapat
membantu mengembangkan kreatifitas anak jika diterapkan secara benar. Pada dasarnya setiap
anak memiliki kreativitas, hanya saja tidak semua anak bisa mengembangkan kreatifitasnya
dengan benar. Untuk itu diperlukan peran orang tua dalam mengembangkan kreatifitas tersebut.
Melalui strategi 4P ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam mengembangkan kreativitas
anaknya.
Pribadi

Hal pertama yang harus orang tua ketahui dalam upaya mengembangkan kreatifitas anak adalah
dengan memahami pribadi mereka, diantaranya dengan :
Memahami bahwa setiap anak memiliki pribadi berbeda, baik dari bakat, minat, maupun
keinginan.
Menghargai keunikan kreativitas yang dimiliki anak, dan bukan mengharapkan hal-hal
yang sama antara satu anak dengan anak lainnya, karena setiap anak adalah pribadi yang unik,
dan kreatifitas juga merupakan sesuatu yang unik.
Jangan membanding-bandingkan anak karena tiap anak memiliki minat, bakat, kelebihan
serta ketebatasannya masing-masing. Pahamilah kekurangan anak dan kembangkanlah bakat dan
kelebihan yang dimilikinya.
Pendorong
Dorongan dan motivasi bagi anda sangat berguna bagi anak dalam mengembangkan motivasi
instrinsik mereka, dengan begitu mereka akan sendirinya berkreasi tanpa merasa dipaksa dan
dituntut ini itu, kita dapat melakukan :
Berilah fasilitas dan sarana bagi mereka untuk berkreasi, misalnya melalui mainan-
mainan yang bisa merangsang daya kreativitas anak misalnya balok-balok susun, lego, mainan
alat dapur dan sebagainya. Hindari memberikan mainan yang tinggal pencet tombol atau mainan
langsung jadi.
Ciptakan lingkungan keluarga yang mendukung kreatifitas anak dengan memberikan
susana aman dan nyaman.
Hindari membatasai ruang gerak anak didalam rumah karena takut ada barang-barang
yang pecah atau rusak, karena cara ini justru bisa memasung kreativitas mereka, alangkah lebih
baik jika anda mau mengalah dengan menyimpan dahulu barang-barang yang mudah pecah
ketempat yang aman, atau anda bisa meyediakan tempat khusus bermain anak, dimana anak
bebas berkreasi.
Disiplin tetap diperlukan agar ide-ide kreatif mereka bisa terwujud.
Proses
Proses berkreasi merupakan bagian paling penting dalam pengembangan kreativitas dimana anak
anda akan merasa mampu dan senang bersibuk diri secara kreatif dengan aktifitas yang
dilakukannya, baik melukis, menyusun balok, merangkai bunga dan sebagainya, beberapa hal
yang dapat dilakukan:
Hargailah kreasinya tanpa perlu berlebihan, karena secara intuisif anak akan tahu mana
pujian yang tulus dan yang mana yang hanya akan basa-basi.
Hindari memberi komentar negatif saat anak berkreasi, apalagi disertai dengan perintah
ini itu terhadap karya yang sedang dibuatnya, karena hal ini justru dapat menyurutkan
semangatnya berkreasi.
Peliharalah harga diri anak dengan mengungkapkan terlebih dahulu komentar anda secara
positif, misalnya bunda senang adek bisa membuat menara seperti itu, lain kali adek buat yang
lebih tinggi dan tidak mudah ambruk ya. Dengan demikian anak akan merasa dirinya mampu
dan dihargai lingkungannya
Produk
Pada tahap ini anak sudah bisa menghasilkan produk kreatif mereka, yang bisa dilakukan:
Hargailah hasil kreatifitas mereka meski hasilnya agak kurang memuaskan.
Pajanglah karya anak anda di kamar mereka atau tempat-tempat lain yang
memungkinkan. Dengan demikian, anak akan merasa bangga karena karyanya dihargai.
TEORU MENGENAI KREATIVITAS :

C. TEORI PEMBENTUKAN PRIBADI KREATIF :

a. Teori Psikoanalisa

Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya
dimulai sejak di masa anak-anak. Priadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah
mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang
disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Adapun tokoh-tokohnya adalah:

Sigmund Freud. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan
upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau
yang tidak dapat diterima. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas
kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun
justru mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.

Ernest Kris. Ia menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku


sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak
memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.

Carl Jung. Ia juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam
kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi.
Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru
lainnya. Prose inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.
b. Teori Humanistik
Humanistik lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Dan kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada usia lima tahun pertama.
Abraham Maslow. Ia menekankan bahwa manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi
nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki
kebutuhan manusia, dari yang terendah hingga yang tertinggi.

Carl Rogers. Ia menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif, adalah keterbukaan terhadap
pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan Patokan pribadi seseorang,
kemampuan untuk bereksperiman atau untuk bermain dengan konsep-konsep.

C. Teori Cziksentmihalyi

Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic
predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah
menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.

a. Minat pada usia dini pada ranah tertentu:


Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga
mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.

b. Akses terhadap suatu bidang:


Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat
membantu pengembangan bakat.

c. Access to a field:
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam
bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja
sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan
pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.

Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan
diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau
tujuannya.

D. KESIMPULAN

Kreativitas merupakan usaha melibatkan diri pada proses kreatif yang didasari oleh intelegensi, gaya
kognitif, dan kepribadian/motivasi, juga merupakan kemampuan untuk menghasilkan atau mencipta
sesuatu yang baru.

Strategi 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk yang menurut para ahli dapat membantu
mengembangkan kreatifitas anak jika diterapkan secara benar. Pada dasarnya setiap anak memiliki
kreativitas, hanya saja tidak semua anak bisa mengembangkan kreatifitasnya dengan benar. Untuk
itu diperlukan peran orang tua dalam mengembangkan kreatifitas tersebut.
Teori pembentukan pribadi kreatif didasari oleh 3 teori yaitu psikoanalisa, humanistic
dan Cziksentmihalyi.

KELOMPOK :
- Amalia Kusuma Wardhani.
- Sharah Hanifah.
- Yanuar Dimas.

REFERENSI :

Munandar,Utami. 2004. Pengembangan Emosi dan Kreativitas. Jakarta ; Rineka Cipta


M.M Sutopo, Tjetjep.2005.Pengembangan Kreativitas Anak.Bandung:Depdiknas
Basuki, Heru. 2006. pengembangan kreativitas melalui, http://www.heru.staff.gunadarma .ac.id
Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran . Yogyakarta: Media Abadi
S.pd,Trihardiyanti.2005.Perekembangan Aktivitas Anak Melalui Pembelajaran BermasalahMelalui
(http://binatalenta.com)
Diposka

contoh angket kreatifitas

Angket Kreativitas
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

Nama : ..

Kelas : ..

Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan cermat dan isilah jawaban anda pada kolom

yang telah disediakan. Anda tidak perlu takut untuk mengisi setiap pernyataan berikut ini, karena tidak

berpengaruh terhadap nilai yang diperoleh. Jawablah seluruh pernyataan yang ada sesuai dengan

kondisi anda sesungguhnya.

Dalam mengisi setiap pernyataan, berilah tanda (V) pada kolom yang tersedia, sesuai dengan

alternatif yang anda anggap paling tepat.

Contoh pengisian angket:


No Pernyataan Alternatif Jawaban
SL SR KD JR TP
1. Setelah ujian saya kembali membahas soal ujian itu di V
rumah
Keterangan :
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
JR : Jarang

TP : Tidak Pernah

Atas kejujuran dan partisipasi yang anda berikan dalam pengisian angket ini, saya ucapkan

terima kasih.
ANGKET PENELITIAN
HUBUNGAN KREATIVITAS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR

LISTRIK OTOMOTIF SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF


SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI
No PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN
SL SR KD JR TP
A. Keterbukaan terhadap pengalaman baru
1 Saya senang memikirkan cara-cara baru untuk SL SR KD JR TP
melakukan sesuatu daripada menggunakan cara-
cara lama

2 Setiap mendapatkan pengalaman baru saya SL SR KD JR TP


memikirkan penerapannya

3 Saya tidak berminat untuk menyamai orang-orang SL SR KD JR TP


yang berprestasi

4 Berusaha memberikan tanggapan saya terhadap SL SR KD JR TP


permasalahan yang terjadi

5 Saya suka mengikuti perlombaan diskusi atau SL SR KD JR TP


kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran
karena saya berharap ada hal-hal baru yang saya
temukan
B. Fleksibel Dalam Berpikir

6 Saya senang bereksperimen dengan benda-benda SL SR KD JR TP


mekanik

7 Saya ingin meningkatkan mutu hasil karya sendiri SL SR KD JR TP

8 Saya tidak keberatan untuk menerima tugas-tugas SL SR KD JR TP


yang menantang

9 Waktu praktikum saya senang melakukan dengan SL SR KD JR TP


konsentrasi tinggi
C. Kebebasan dalam ungkapan diri
10 Merasa gugup dan cemas waktu saya menghadapi SL SR KD JR TP
ujian, karena takut tidak dapat jawaban
pertanyaan sebagaimana mestinya

11 Jawaban yang diberikan teman-teman yang lebih SL SR KD JR TP


pandai pasti lebih benar dari jawaban-jawaban
saya

12 Merasa mendapat masalah berat apabila saya SL SR KD JR TP


diminta bantuan untuk memecahkan masalah

13 Saya merasa kurang senang apabila guru SL SR KD JR TP


menyuruh saya menyelesaikan soal-soal didepan
kelas

14 Saya senang diam dalam proses belajar mengajar SL SR KD JR TP


daripada memberikan jawaban yang salah
D. Menghargai fantasi

15 Saya senang apabila guru melanjutkan topik baru, SL SR KD JR TP


karena saya ingin tahu banyak tentang pelajaran
selanjutnya

16 Menunjukan keinginan melalui kegiatan yang SL SR KD JR TP


saya usahakan sendiri

17 Saya ingin tahu banyak tentang sesuatu SL SR KD JR TP

18 Saya berusaha untuk memperbaiki dan SL SR KD JR TP


meningkatkan mutu hasil kerja sendiri

19 Walaupun saya yakin dengan kebenaran pendapat SL SR KD JR TP


saya, tetapi saya akan merobah jika mendapatkan
keritikan dari teman-teman
E. Minat terhadap kegiatan kreatif

20 Produksi terbaru dan perkembangan terakhir dari SL SR KD JR TP


teknologi yang berhubungan dengan otomotif
selalu saya ikuti

21 Saya senang melakukan hal-hal yang tidak bisa SL SR KD JR TP


dilakukan orang lain
22 Berusaha menyelesaikan tugas-tugas dengan hasil SL SR KD JR TP
yang baik meskipun saya mengorbankan waktu
dan tenaga yang banyak
23 Saya tidak merasa penasaran pada hal-hal yang SL SR KD JR TP
baru yang berhubungan dengan otomotif

24 Saya berupaya sendiri dalam menyelesaikan tugas SL SR KD JR TP


sebelum bertanya pada teman
F. Kepercayaan terhadap gagasan sendiri

25 Saya berani mengeluarkan argument dalam SL SR KD JR TP


menyelesaikan pertanyaan dari guru

26 Saya lebih suka kalau tidak ditanya oleh guru SL SR KD JR TP


pada saat belajar

27 Saya merasa malu menjawab pertanyaan dari SL SR KD JR TP


guru

28 Saya senang membaca majalah atau buku tentang SL SR KD JR TP


otomotif

29 Ingin melakukan percobaan yang terdapat di SL SR KD JR TP


majalah atau Koran otomotif agar saya merasa
puas terhadap benda tersebut

G. Kemandirian dalam memberiikan pertimbangan

30 Menurut saya jawaban yang paling benar adalah SL SR KD JR TP


jawaban yang saya berikan

31 Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pelajaran SL SR KD JR TP


praktikum

32 Menurut saya uji coba jawaban yang diberikan SL SR KD JR TP


oleh teman-teman kurang betul

33 Saya tidak yakin kalau eksperimen yang SL SR KD JR TP


dilakukan teman itu benar, kalau saya tidak
melihat dan membuktikan sendiri
Diposkan oleh Ludi Agung Wahyudi di 00.28

ANGKET KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA


KISI-KISI ANGKET KREATIVITAS
BELAJAR MATEMATIKA
Indikator-indikator kreativitas belajar Nomor
No.Urut Aspek yang diukur
matematika item
1 Fleksibilitas Menghasilkan gagasan, jawaban atau 1;2
pertanyaan yang bervariasi
Dapat melihat suatu masalah dari sudut 3;4
pandang yang berbeda-beda
Mencari banyak alternatif atau arah yang 5 ; 6 ;7 ;
berbeda-beda 8
2 Originalitas Mampu melahirkan ungkapan yang baru 9
dan unik
Memikirkan cara yang tidak lazim untuk 10 ; 11 ;
mengungkapkan diri
Mempunyai kemauan keras untuk 12 ; 13
menyelesaikan soal-soal matematika
3 Elaborasi Menanggapai pertanyaan-pertanyaan 14
secara bergairah, aktiv dan bersemangat 15 ; 16 ;
dalam menyelesaikan tugas-tugas 17 ; 18
Berani menerima atau melaksanakan tugas
berat 19 ; 20
Senang mencari cara atau metode yang
praktis dalam belajar 21 ; 22 ;
Kritis dalam memeriksa hasil pekerjaan 23 ; 24
Agresip bertanya 25

26 ; 27 ;
28
4 Fluency Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, 29
penyelesaian masalah atau pertanyaan
Mandiri dalam belajar matematika
30

ANGKET KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA

Petunjuk :
1. Skala atau angket ini berisikan pertanyaan tentang apa yang anda rasakan atau lakukan dalam
proses belajar matematika
2. Tiap item atau pertanyaan tersedia lima pilihan yaitu:
SS : Sangat Sering
S : Sering
KK : Kadang-Kadang
J : Jarang
TP : Tidak Pernah
3. Pilihlah salah satu dari lima pilihan tesebut yang sesuai dengan pengalaman anda dalam belajar
matematika untuk masing-masing item
4. Kejujuran anda dalam menjawab angket ini mempunyai arti yang tak terhingga nilainya
5. Berilah tanda untuk setiap jawaban yang anda kemukakan.
No. Pernyataan SS S KK J TP
1 Jika guru matematika memberi soal, saya tidak
dapat menduga dengan cepat kemungkinan
jawabannya.
2 Bila saya diberi soal matematika dari pokok
bahasan yang sudah saya pelajari maka saya
dapat langsung membayangkan langkah-langkah
penyelesaiannya
3 Bila guru matematika memberikan gambar, cerita
atau masalah, maka saya dapat memberikan
penafsiran yang beragam terhadap soal gambar,
cerita atau masalah tersebut.
4 Dalam membahas atau mendiskusikan suatu
masalah, saya selalu mempunyai tanggapan yang
berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh teman
saya
5 Jika diberi suatu masalah, saya tidak dapat
memikirkan macam-macam cara yang berbeda
untuk memecahkan masalah tersebut
6 Saya berusaha menyelesaikan sendiri tugas-tugas
seperti PR matematika
7 Jika ada PR matematika, saya langsung mencari
buku-buku kumpulan penyelesaian soal-soal
matematika, tanpa lebih dahulu berusaha
mengerjakannya.
8 Jika ada PR matematika dan saya sudah mencoba
menyelesaikannya tetapi tidak memperoleh
jawaban, maka saya menyalin hasil pekerjaan
teman tanpa menanyakan bagaimana cara
memperolehnya
9 Pada saat mengerjakan soal, saya mampu
memikirkan jawaban yang tidak pernah terpikirkan
oleh orang lain
10 Saya memiliki cara berfikir yang lain dari pada yang
lain
11 Saya tidak berusaha menemukan penyelesaian
yang baru setelah membaca atau mendengar
gagasan-gagasan
12 Saya tidak merasa bosan mengerjakan soal latihan
matematika, walaupun soal itu mirip dengan soal
yang pernah saya kerjakan
No. Pernyataan SS S KK J TP
13 Jika ada soal matematika yang sulit saya
selesaikan, saya tidak mau menyerah begitu saja,
melainkan saya kembali mempelajari materi
pelajaran yang sehubungan dengan soal tersebut
14 Saya tidak senang jika belum menanggapi
pertanyaan guru maupun pertanyaan teman
15 Saya tidak mau mengerjakan soal-soal latihan
matematika, jika jawabannya tidak diperiksa guru
16 Saya berusaha untuk dapat mengerjakan semua
tugas-tugas dengan sebaik-baiknya, walaupun
tugas itu merupakan tugas kelompok
17 Saya lebih banyak mengerjakan soal bila ada tugas
kelompok dibanding dengan anggota lain
18 Jika ada tugas kelompok, saya memilih soal-soal
yang mudah
19 Saya tidak menunda-nunda waktu untuk
menyelesaikan PR matematika
20 Saya tidak senang bila guru memberi soal dan
langsung membahasnya, tanpa memberi
kesempatan siswa untuk mengerjakan sendiri
21 Saya senang memikirkan dan mencoba cara-cara
baru yang saya anggap praktis untuk mempelajari
matematika
22 Untuk menghafal rumus-rumus matematika, saya
tidak pernah membuat model atau pola tertentu
yang mudah saya ingat
23 Walaupun saya sudah menjawab dengan benar
soal-soal latihan matematika, tetapi
penyelesaiannya panjang, maka saya mencari cara
menyelesaikan yang lebih praktis
24 Saya senang mengubah bentuk-bentuk rumus
matematika, tapi nilainya tidak berubah
25 Saya memeriksa hasil pekerjaan dengan kritis
26 Jika saya tidak puas dengan keterangan pada
waktu mengikuti pelajaran matematika, maka saya
berusaha mencari keterangan pada pertemuan
berikutnya
27 Jika ada penjelasan dari guru matematika yang
kurang jelas, saya langsung menanyakannya
28 Saya sering mengajukan pertanyaan kepada guru
walaupun siswa lain menganggapnya lucu atau
tidak perlu
29 Jika diberikan suatu masalah matematika, maka
saya tidak mempunyai gagasan mengenai masalah
tersebut
No. Pernyataan SS S KK J TP
30 Saya mampu belajar matematika meskipun tidak
dibimbing oleh guru
http://ria-salman.blogspot.com/2012/05/angket-kreativitas-belajar-matematika.html

ANGKET KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA

KISI-KISI ANGKET KREATIVITAS

BELAJAR MATEMATIKA

No.Uru Aspek yang Indikator-indikator kreativitas Nomor


t diukur belajar matematika item

1 Fleksibilitas Menghasilkan gagasan, jawaban 1;2


atau pertanyaan yang bervariasi

Dapat melihat suatu masalah dari


3;4
sudut pandang yang berbeda-beda

Mencari banyak alternatif atau


arah yang berbeda-beda 5 ; 6 ;7
;8

2 Originalitas Mampu melahirkan ungkapan 9


yang baru dan unik

Memikirkan cara yang tidak lazim


10 ; 11
untuk mengungkapkan diri
;
Mempunyai kemauan keras untuk
menyelesaikan soal-soal
matematika 12 ; 13

3 Elaborasi Menanggapai pertanyaan- 14


pertanyaan secara bergairah, aktiv
15 ; 16
dan bersemangat dalam
; 17 ;
menyelesaikan tugas-tugas
18
Berani menerima atau
melaksanakan tugas berat

Senang mencari cara atau 19 ; 20


metode yang praktis dalam belajar

Kritis dalam memeriksa hasil


21 ; 22
pekerjaan
; 23 ;
Agresip bertanya 24

25

26 ; 27
; 28

4 Fluency Mencetuskan banyak gagasan, 29


jawaban, penyelesaian masalah
atau pertanyaan

Mandiri dalam belajar matematika


30

ANGKET KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA

Petunjuk :

1. Skala atau angket ini berisikan pertanyaan tentang apa yang anda rasakan atau lakukan dalam
proses belajar matematika
2. Tiap item atau pertanyaan tersedia lima pilihan yaitu:
SS : Sangat Sering
S : Sering

KK : Kadang-Kadang

J : Jarang

TP : Tidak Pernah
3. Pilihlah salah satu dari lima pilihan tesebut yang sesuai dengan pengalaman anda dalam belajar
matematika untuk masing-masing item
4. Kejujuran anda dalam menjawab angket ini mempunyai arti yang tak terhingga nilainya
5. Berilah tanda untuk setiap jawaban yang anda kemukakan.
No Pernyataan SS S KK J TP
.

1 Jika guru matematika memberi soal,


saya tidak dapat menduga dengan cepat
kemungkinan jawabannya.

2 Bila saya diberi soal matematika dari


pokok bahasan yang sudah saya pelajari
maka saya dapat langsung
membayangkan langkah-langkah
penyelesaiannya

3 Bila guru matematika memberikan


gambar, cerita atau masalah, maka saya
dapat memberikan penafsiran yang
beragam terhadap soal gambar, cerita
atau masalah tersebut.

4 Dalam membahas atau mendiskusikan


suatu masalah, saya selalu mempunyai
tanggapan yang berbeda dengan apa
yang diungkapkan oleh teman saya

5 Jika diberi suatu masalah, saya tidak


dapat memikirkan macam-macam cara
yang berbeda untuk memecahkan
masalah tersebut

6 Saya berusaha menyelesaikan sendiri


tugas-tugas seperti PR matematika

7 Jika ada PR matematika, saya langsung


mencari buku-buku kumpulan
penyelesaian soal-soal matematika,
tanpa lebih dahulu berusaha
mengerjakannya.

8 Jika ada PR matematika dan saya sudah


mencoba menyelesaikannya tetapi tidak
memperoleh jawaban, maka saya
menyalin hasil pekerjaan teman tanpa
No Pernyataan SS S KK J TP
.

menanyakan bagaimana cara


memperolehnya

9 Pada saat mengerjakan soal, saya


mampu memikirkan jawaban yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain

10 Saya memiliki cara berfikir yang lain dari


pada yang lain

11 Saya tidak berusaha menemukan


penyelesaian yang baru setelah
membaca atau mendengar gagasan-
gagasan

12 Saya tidak merasa bosan mengerjakan


soal latihan matematika, walaupun soal
itu mirip dengan soal yang pernah saya
kerjakan

13 Jika ada soal matematika yang sulit saya


selesaikan, saya tidak mau menyerah
begitu saja, melainkan saya kembali
mempelajari materi pelajaran yang
sehubungan dengan soal tersebut

14 Saya tidak senang jika belum


menanggapi pertanyaan guru maupun
pertanyaan teman

15 Saya tidak mau mengerjakan soal-soal


latihan matematika, jika jawabannya
tidak diperiksa guru

16 Saya berusaha untuk dapat mengerjakan


semua tugas-tugas dengan sebaik-
baiknya, walaupun tugas itu merupakan
tugas kelompok

17 Saya lebih banyak mengerjakan soal bila


ada tugas kelompok dibanding dengan
anggota lain
No Pernyataan SS S KK J TP
.

18 Jika ada tugas kelompok, saya memilih


soal-soal yang mudah

19 Saya tidak menunda-nunda waktu untuk


menyelesaikan PR matematika

20 Saya tidak senang bila guru memberi


soal dan langsung membahasnya, tanpa
memberi kesempatan siswa untuk
mengerjakan sendiri

21 Saya senang memikirkan dan mencoba


cara-cara baru yang saya anggap praktis
untuk mempelajari matematika

22 Untuk menghafal rumus-rumus


matematika, saya tidak pernah
membuat model atau pola tertentu yang
mudah saya ingat

23 Walaupun saya sudah menjawab dengan


benar soal-soal latihan matematika,
tetapi penyelesaiannya panjang, maka
saya mencari cara menyelesaikan yang
lebih praktis

24 Saya senang mengubah bentuk-bentuk


rumus matematika, tapi nilainya tidak
berubah

25 Saya memeriksa hasil pekerjaan dengan


kritis

26 Jika saya tidak puas dengan keterangan


pada waktu mengikuti pelajaran
matematika, maka saya berusaha
mencari keterangan pada pertemuan
berikutnya

27 Jika ada penjelasan dari guru


matematika yang kurang jelas, saya
langsung menanyakannya

28 Saya sering mengajukan pertanyaan


kepada guru walaupun siswa lain
No Pernyataan SS S KK J TP
.

menganggapnya lucu atau tidak perlu

29 Jika diberikan suatu masalah


matematika, maka saya tidak
mempunyai gagasan mengenai masalah
tersebut

30 Saya mampu belajar matematika


meskipun tidak dibimbing oleh guru

Diposkan oleh Ria salman di 01.26

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

3 komentar:

Anda mungkin juga menyukai