CA Thiroid
Secara klinis, antara nodul tiroid yang ganas dengan yang jinak sering sulit di bedakan,
bahkan baru dapat dibedakan setelah didapatkan hasil sitologi preparat jarum halus atau
histopatologi dari jaringan kel. Tiroid, pada nodul tiroid ganas bias saja nodul tersebut baru
muncul beberapa bulan terakhir, tetapi dapat pula sudah mengalami pembesaran kel. Thyroid
berpuluh tahun lamanya serta memberikan gejala klinis yang ringan saja. Dengan berbagai
kemajuan tekhnologi kedokteran, seperti aplikasi biopsy aspirasi jarum halus (BAJAH) ,
USG, tiroid stimulating hormone (TSH) sensitif dan terapi supresi L-tiroksin, telah
memungkinkan untuk melakukan evaluasi nodul tiroid secara lebih cermat sehingga
sampai pada diagnosis nodul jinak atau ganas. Modalitas terapi karsinoma tiroid,
khususnya yang berdiferensiasi adalah operasi radiokatif Iodine dan terapi supresi L-
tiroksin. Agresivitas terapi didsarakan atas dasar faktor risiko prognotik pada masing-
masing pasien. Untuk evaluasi hasil pengobatan, parameter yang digunakan adalah
pencitraan dan petanda keganasan.
ETIOLOGI
Karsinoma tiroid timbul dari 2 jenis sel yang ada dalam kelenjar tiroid. Sel folikel
menimbulkan jenis papilare, folikulare, dan mungkin karsinoma anaplastik. Sel C yang
memproduksi kalsitonim menimbulkan jenis medulare.
KLASIFIKASI
Klasifikasi karisinoma tiroid dibedakan atas dasar : 1) asal sel yang berkembang menjadi
sel ganas, dan 2) tingkat keganasannya.
1. Asal sel
a. Tumor berasal dari sel folikel tiroid
Jinak : Adenoma folikulare, konvensional, varian
Ganas : Karsinoma
Karsinoma papilare
Karsinoma papilare adalah jenis keganasan tiroid berdiferensiasi baik yang paling sering
di temukan ( 60 – 80 % ). Karsinoma ini berasal dari sel folikel tiroid. Sebagian besar disertai
pembesaran kelenjar limfe di leher. Karsinoma ini merupakan karsinoma tiroid yang bersifat
kronik , tumbuh lambat dan mempunyai prognosis paling baik di antara jenis karsinoma lainya.
Walaupun telah ada metastasis limfogen di leher , dengan pengobatan yang baik dapat di capai
ketahanan hidup sampai 20 tahun atau lebih. Faktor yang mempengaruhi prognosis baik ialah
usia dibawah 40 tahun, wanita dan jenis histologik papiler jarang bermetastases secara
hematogen, tetapi pada 10% kasus terdapat metastasis jauh
Karsinoma folikulare
Karsinoma ini juga tumbuh dari sel folikel tiroid dan pertumbuhannya lambat.
Adenokarsinoma folikuler meliputi sekitar 25% keganasan tiroid dan didapat terutama pada
wanita setengah baya. Kadang ditemukan adanya tumor soliter besar di tulang seperti tengkorak
atau humerus, yang merupakan metastasis jauh dari adenokarsinoma folikuller yang tidak
ditemukan karena kecil dan tidak bergejala.
Karsinoma medulare
Karsinoma ini berasal dari sel C tiroid dan memproduksi kalsitonin dalam jumlah besar.
Berbatas tegas dan keras pada perabaan. Tumor ini terutama didapat pada usia di atas 40 tahun,
tetapi juga ditemukan pada usia yang lebih muda bahkan pada anak, dan biasanya disertai
gangguan endokrin lainnya.
Karsinoma anaplastik
Karsinoma ini berasal dari sel folikel tiroid yang pertumbuhan dan penyebarannya sangat
cepat dan sangat sulit di kontrol. Jarang ditemukan tapi sangat ganas. Sebagian tumor terjadi
pada struma nodosa lama yang kemudian membesar dengan cepat. Tumor ini sering disertai
nyeri dan nyeri alih ke daerah telinga dan suara serak karena infiltrasi ke n. rekurens. Biasanya
waktu penderita sudah datang terjadi penyusupan ke jaringan sekitarnya, seperti laring, faring
dan esophagus sehingga prognosisnya buruk
PATOGENESIS
Tumor dapat berupa nodul lunak tetapi sering pula berupa tumor keras. Karsinoma
papilare biasanya bersifat multisentrik dan 50 % penderita memperlihatkan sarang ganas di lobus
homolateral dan lobus kontralateral. Metastasis mula – mula ke kelenjar limfe regional, dan
akhirnya dapat menjadi hematogen.
Karsioma folikulare biasanya bersifat unifokal dan jarang bermetastasis ke kelenjar limfe
leher. Karsinoma folikulare ini lebih sering menyebar secara hematogen, antara lain ke tulang
dan paru – paru.3
Karsinoma medulare berasal dari sel C/sel parafolikulare sehinnga kadang mengeluarkan
kalsitonin ( sel APUD ). Kadang terdapat hubungan dengan adenoma endokrin lain dalam bentuk
sindrom MEN II ( multi endocrine neoplasma II ). Pada tahap dini juga dapat terjadi bisa terjadi
metastasis ke kelenjar limfe regional.
Karsioma anaplastik, yang jarang ditemukan, merupakan tumor yang agresif, bertumbuh
cepat dengan infiltrasi massif ke jaringan sekitrarnya. Pada tahap dini sudah terjadi penyebaran
hematogen dan penyembuhan jarang dicapai. Karsinoma anaplastik sering menyebabkan
kesulitan bernapas karena infiltrasi ke trakea sampai ke lumen yang ditandai dengan dispnea
dengan stridor inspurasi.
GAMBARAN KLINIK
Karsinoma tiroid pada awal perkembangannya biasanya tidak memiliki gejala. Namun,
bila kanker tumbuh membesar akan terdapat beberapa gejala.
1. Benjolan pada leher biasanya soliter, atau dapat multipel yang tidak nyeri.
Konsistensinya biasanya keras, dapat berbenjol – benjol dan terfiksasi.
2. Suara serak atau terjadi perubahan pada suara
3. Pembengkakan kelenjar limfe leher.
4. Kesulitan bernapas akibat penekanan pada trakea.
Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali keganasan
jenis anaplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu. Sebagian kecil
pasien, khususnya pasien dengan nodul tiroid yang besar, mengeluh adanya gejala penekanan
pada esofagus dan trakea. Biasanya nodul tiroid disertai rasa nyeri, kecuali timbul perdarahan
kedalam nodul atau bila keinginannya tirioditis akut/subakut. Keluhan lain pada keganasan yang
mungkin ada ialah suara serak.
DIAGNOSIS
Kebanyakan karsinoma tiroid bermanifestasi sebagai struma monododuler dan
multinoduler. Dari nodul tunggal, sampai dengan 25 % merupakan karsinoma tiroid. Sebagai
konsekuensinya, jika menghadapi penderita dengan nodul tiroid tunggal, perlu dipertimbangkan
faktor resiko, dan ciri keganasan lain.
Kunci pemeriksaan dari nodul tiroid soliter adalah untuk membedakan nodul ganas dari
jinak dan dengan demikian untuk menentukan pasien mana yang membutuhkan intervensi dan
yang mana yang perlu dipantau secara individual. Anamnesis, pemeriksaan fisik, evaluasi
laboratorium, pemeriksaan radiologi dan biopsi aspirasi jarum halus dilakukan dalam evakuasi
nodul tiroid. Diagnosa pasti dapat ditegakkan dengan biopsi aspirasi jarum halus ( BAJAH ),
kecuali karsinoma folikulare.
Anamnesis
Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali keganasan
jenis anaplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu. Sebagian kecil
pasien, khususnya pasien dengan nodul tiroid yang besar, mengeluh adanya gejala penekanan
pada esophagus dan trachea. Biasanya nodul tiroid tidak disertai nyeri, kecuali timbul perdarahan
ke dalam nodul atau bila kelainannya tiroiditis akut/subakut. Keluhan lain yang mungkin adalah
suara serak.
Dalam hal riwayat kesehatan, banyak faktor yang perlu ditanyakan, apakah ke arah ganas
atau tidak. Seperti usia pasien saat pertama kali nodul tiroid ditemukan, riwayat radiasi pada
anak-anak, jenis kelamin pria, meskipun prevalensi nodul tiroid lebih rendah, tetapi
kecendrungannya menjadi ganas lebih tinggi dibandingkan pada wanita.1
Riwayat karsinoma tiroid medulare dalam keluarga, penting untuk evaluasi nodul tiroid
ke arah ganas atau jinak. Sebagian pasien dengan karsinoma tiroid medulare herediter juga
memiliki penyakit lain yang tergabung dalam MEN (multiple endocrine neoplasia) 2A atau
MEN2B.
Pemeriksaan Fisis
Tumor biasanya dapat dilihat dan dapat dipalpasi dengan mudah. Yang khas untuk tumor
tiroid ialah tumor ikut dengan gerakan menelan. Akan tetapi, pada stadium yang telah lanjut
yang telah berinfiltrasi ke jaringan sekitar, tumor menjadi terfiksasi dan seringkali tidak lagi
bergerak pada waktu menelan. Hal ini sering menjadi indikator bahwa tumor sudah tidak dapat
diangkat.
Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi Aspirasi Jarum Halus ( BAJAH ) /Fine Needle Aspiration ( FNA ) biopsy ( gold
standard )
Biopsi insisi tidak dianjurkan pada karsinoma tiroid yang masih layak bedah. Biopsi
aspirasi jarum halus merupakan cara diagnosis yang sangat baik dan sederhana. Ketepatan
diagnosis sangat bergantung pada teknik pengambilan. BAJAH adalah alat diagnostik yang
paling penting dalam nodul tiroid dan merupakan intervensi pertama. Teknik ini murah dan
mudah dilakukan. Sebuah perangkat USG dapat membantu dalam penempatan jarum biopsi.2,3,7,8
Pemeriksaan sitologi dari BAJAH nodul tiroid merupakan langkah pertama yang harus
dilakukan dalam proses diagnosis. BAJAH oleh operator yang terampil, saat ini dianggap
sebagai metode yang efektif untuk membedakan jinak atau ganas pada nodul soliter atau nodul
dominan dalam saluran struma multinodular. Gharib dkk melaporkan bahwa BAJAH
mempunyai sensitifitas sebesar 83 dan spesifisitas 92%. Bila BAJAH dikerjakan dengan baik,
akan menghasilkan angak negatif palsu kurang dari 5% dan angka positif palsu hampir
mendekati 1%. Hasil BAJAH dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: jinak, mencurigakan ( adenoma )
folikulare, Hurthle dan gambaran yang sugestif tidak konklusif karsinoma papilare tiroid, ganas
dan tidak adekuat.
Jenis karsinoma yang dapat segara ditentukan ialah karsinoma papilare, medulare, atau
anaplastik. Sedangkan untuk jenis karsinoma folikulare, untuk membedakankannya dari
adenoma, harus dilakukan pemeriksaan histopatologi yang dapat memperlihatkan invasi kapsul
tumor atau invasi vaskular. Mengingat secara sitologi tidak dapat membedakan adenoma
folikulare dsari karsinoma folikulare maka keduanya dikelompokkan menjadi neoplasma
folikulare intermediate atau suspicious. Pada kelompok suspcious, angka kejadian kersinoma
fakulare berkisar 20% dengan angka tertinggi terjadi pada kelompok ukuran nodul besar, usia
bertambah dan kelamin laki - laki.
Pasien dengan neoplasma folikulare, seperti yang ditemukan dengan hasil BAJAH harus
menjalani operasi untuk lobektomi tiroid untuk diagnosa jaringan. Pasien – pasien ini
memerlukan tiroidektomi lengkap jika keganasan ditemukan pada tinjauan dari patologi.
Sekitar 15 – 20% pemeriksaan BAJAH, memberikan hasil inadekuat dalam hal materil
dan sampel. Keadaan seperti ini dianjurkan untuk mengulang BAJAH dengan bantuan USG
( guided USG ) sehingga pengambilan sampel menjadi lebih akurat.
Pemeriksaan potong beku (frozen secion ) pada saat operasi berlangsung, tidak
memberikan keterangan banyak untuk neoplasma folikulare, tetapi dapat membantu
mengkonfirmasi diagnosa papilare.
Hasil BAJAH menetukan langkah berikutnya dalam mengelola tumor tiroid. Sebuah
diagnosa yang definitif di peroleh sebanyak 50% dari biopsi ulangan. Pasien dengan tumor tiroid
dengan temuan yang masih nondiagnostik meskipun telah mengulangi biopsi dapat menjalani
operasi lobektomi untuk diagnosis jaringan,atau mereka dapat dipantau secara klinis. Dalam hal
ini, pencitraan radioiodine dapat bermanfat untuk menentukan status fungsional dari nodul,
dimana sebagian besar nodul hiperfungsional adalah jinak.
Diagnosa ganas memerlukan intervensi bedah. Karsinoma tiroid papilare dan medulare
sering positif diidentifikasi berdasarkan hasil Bajah saja. Pada pasien dengan karsinoma ,
pencernaan bedah defenitif dapat dilakukan di awal.
Komplikasi BAJAH sedikit dan umumnya kecil. Komplikasi yang paling umum adalah
hematoma kecil, ekimosis, dan ketidaknyamanan lokal. Hematoma klinis yang signifikan dan
pembengkakan sangat jarang. Tusukan yang tidak sengaja mengenai trakea, arteri karotis,
jugularis atau vena biasanya tidak menyebabkan masalah klinis signifikan dan dapat dikelola
dengan aplikasi tekanan lokal.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Keganasan tiroid bisa terjadi pada keadaan fungsi tiroid yang normal, hiper maupun
hipotiroid. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa abnormalitas fungsi tiroid tidak dapat dengan
sendirinya memnghilangkan kemungkinan keganasan. Sering pada hashimoto juga timbul
nodul baik uni/bilateral, sehingga pada tiroiditis kronik hashimoto-pun masih mungkin
terdapat keganasan.
Pemeriksaan kadar konsentrasi tiroid-stimulating hormone (TSH) adalah ukuran yang
sangat sensitif untuk hipertiroidisme. Sebuah uji TSH berguna dalam evaluasi nodul tiroid
suliter. Nilai TSH serum rendah menunjukkan suatu nodul fungsional yang biasanya jinak.
Namun, penyakit ganas tidak dapat dikesampingkan berdasarkan tingkat TSH yang rendah
atau tinggi.
Tes fungsi tiroid lain biasanya tidak diperlukan dalam pemeriksaan awal. Pengukuran
tiroglobulin serum (tumor marker) tidak membantu diagnosa karena dapat meningkat pada
seluruh kelainan tiroid jinak. Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum untuk keganasan tiroid
cukup sensitif tetapi tidak spesifik, karena peningkatan kadar tiroglobulin juga ditemukan
pada tiroditis, penyakit graves’ dan adenoma tiroid. Pemeriksaan kadar tiroglobulin sangat
baik untuk monitor kekambuhan karsinoma tiroid pasca terapi, kecuali pada karsinoma tiroid
medulare dan anaplastik, karena sel karsinoma anaplastik tidak mengsekresi tiroglobilin.1
Pada pasien denga riwayat keluarga karsinona tiroid medulare, tes genetik dan
pemeriksaan kadar kalsitonin perlu dikerjakan. Bila tidak ada kecurigaan kearah karsinoma
tiroid medulare atau MEN II, pemeriksaan kadar kalsitonin tidak dianjurkan sebagai
pemeriksaan rutin. Peningkatan kadar kalsitonin serum sangat sugestif merupakan tanda dari
karsinoma medulare. Pengukuran kalsitonin yang pernah menjadi andalan dalam diagnosis
karsinoma medulare telah digantikan oleh pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR)
untuk mutasi gen RET proto-onkogen. Mutasi ini hadir pada pasien dengan MEN II A dan II
B, dan FMTC. Namun, kadar kalsitonin dan yang lebih sensitif, kalsitonin distimulasi
pentagastrin digunakan sebagai penanda tumor (tumor marker) untuk memonitor pasien yang
telah dirawat sebagai karsinoma medulare. Karena insiden karsinoma medulare yang rendah
secara keseluruhan, penguji serum karsitonin tidak efektif sebagai skrining dalam
pemeriksaan utama dalam nodul tiroid.
Pemeriksaan imonuhistokimia biasanya juga tidak dapat membedakan lesi jinak dan lesi
ganas.
3. Pemeriksaan Radiologi
Pencitraan pada nodul tiroid tidak dapat menentukan jinak atau ganas, tetapi dapat
membantu mengarahkan dugaan nodul tiroid tersebut cenderung jinak atau ganas. Modalitas
pencitraan yang paling sering digunakan pada nodul tiroid adalah sidik (sintigrafi) tiroid dan
USG.
a. Pemeriksaan sidik radioaktif (sintigrafi tiroid)
Berdasarkan yodium yang ditangkap oleh nodul tiroid, dikenal adanya nodul dingin yaitu
nodul yang tidak menangkap atau sedikit menangkap yodium dibandingkan dengan sel
kelenjar normal. Nodul hangat menangkap yodium radioaktif sama sebanyak dengan sel
kelenjar normal, dan nodul panas menangkap yodium radioaktif lebih banyak.
Nodul panas yang hiper fungsi biasanya bukan kanker, sedangkan nodul dingin biasanya
merupakan keganasan, seperti karsinoma papilare yang biasanya kurang atau sama sekali
tidak menangkap yodium.
Sintigrafi tiroid pada keganasan hanya memberikan gambaran hipo fungsi atau nodul
dingin, sehingga dikatakan tidak spesifik dan tidak doagnostik. Sintigrafi tiroid dapat
dilakukan dengan menggunakan dua macam sotop, yaitu iodine radioaktif (I- 123) dan
technetium pertechnetate (99m-Tc). I-123 lebih banyak digunakan dalam evaluasi fungsi
tiroid, sedangkan 99m-Tc lebih digunakan untuk evaluasi anatominya. Pada sintigrafi
tiroid, kurang lebih 80 – 85% nodul tiroid memberikan hasil dingin (cold) dan 10 – 15 %
dari kelompok ini mempunyai kemungkinan ganas. Nodul panas (hot) ditemnukan sekitar
5% dengan resiko ganas paling rendah, sedangkan nodul hangat (warm) terdapat 10 – 15%
dari seluruh nodul dengan kemungkinan ganas lebih rendah dari 10%.
b. Ultrasonografi
USG pada evaluasi awal nodul tiroid dilakukan unutk menentukan ukuran nodul. Jumlah
nodul, dan bentuk nodul (apakah nodul padat atau berisi cairan/kistis). Nodul yang diisi
dengan cairan bisanya bukan kanker. Nodul yang padat mungkin kanker tetapi tidak
menutup kemungkinan merupakan nodul jinak.
USG tidak dapat menbedakan nodul jinak dari yang ganas. USG pada nodul tiroid yang
dingin sebagian besar akan menghasilkan gambaran solid, campuran solid-kistis dan
sedikit kista simpel. Dari suatau seri penilitian USG nodul tiroid, didapatka 69% solid,
12% campuran, dan 19% kista. Dari seluruh 19% kista tersebut hanya 7% yang ganas,
sedangkan kemungkinan ganas dari nodul solid atau campuran berkisar 20%. USG juga
dikerjakan untuk menentukan multinodularitas yang tidak teraba dengan palpasi,khususnya
pada individu dengan riwayat radiasi pengion pada daerah kepala dan leher.nodul soliter
atau multiple yang lebih kecil dari 1 cm yang hanya terdeteksi dengan USG umumnya
jinak dan tidak di perlukan pemeriksaan lanjutan lain kecuali evaluasi USG ulang secara
periodik.Nodul yang terdeteksi dengan USG pada pasien graves di temukan 106 nodul
ukuran 8 mm atau lebih pada evaluasi sitologi hanya di temukan 1 kasus karsinoma.
c. Rontgen
Pemeriksaan rontgen berguna untuk melihat dorongan,tekanan dan penyempitan,pada
trakea serta membantu diagnosis dalam melihat adanya klasifikasi dalam jaringan
tiroid.foto thoraks dibuat untuk melihat kemungkinan ekstensi struma ke retrosternum dan
penyebaran karsinoma tiroid ke mediastinum bagian atas atau ke paru.
d. CT-Scan
Pemeriksaan CT-scanbermanfaat terutama pada karsinoma thyroid stadium lanjut,yaitu
untuk melihat ekstensi tumor ke jaringan sekitar,adanya pembesaran,dan metastasis pada
kelenjar limfe leher,CT-scan jga berguna untuk merencanakan pembedahan,terjadi
infiltrasi ke jaringan sekitar.
e. MRI
Modalitas pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) tidak di rekomendasikan untuk
evaluasi keganasan thyroid,karena di samping tidak memberikan keterangan untuk berarti
diagnosis,juga sangat mahal.MRI baru di perlukan bila ingin mengetahui adanya perluasan
struma substernal atau terdapat kompresi trakea.
4. Terapi supresi tiroksin (untuk diagnostik)
Salah satu cara meminimalisasi hasil negatife palsu pada BAJAH ialah dengan terapi
supresi TSH dari hipofisis sampai kadar TSH berdasarkan bukti bahwa TSH merupakan
stimulator kuat untuk fungsi kelenjar thyroid dan pertumbuhannya.cara ini di harapkan
dapat memisahkan nodul yang memberikan respond dan tidak, dan kelompok terakhir ini
lebih besar kemungkina ganasnya.tetapi dengan adanya reseptor TSH di sel-sel karsinoma
thyrioid maka terapi tersebut juga akan memberikan pengecilan nodul.oleh karena itu ada
atau tidak adanya respon terhadap supresi TSH tidak dengan sendirinya secara pasti
menyingkirkan keganasan.
Berdasarkan data-data pada evaluasi klinis dan pemeriksaan penunjang maka dapat di
duga kecenderungan suatu nodul thyroid jinak atau ganas.
PENATALAKSANAAN
Pada karsinoma thyroid berdiferensisi baik yang ditemukan pada saat kehamilan
berlangsung menurut moosa m dkk, pengolahannya dapat ditunda hingga selesai
persalinannya.dalam laporannya, moosa m dkk menyebutkan bahwa prognosis karsinoma
throid berdiferensiasi baik sama baiknya antara wanita hamil dan tidak hamil untuk
kelompok usia yang sama dan bahwa sebagian besar kasus,diagnosis dan pengelolahannya
dapat di tunda hingga selesai persalinan.
Pada semua penderita pasca thyroidektomi total di berikan terapi hormone thyroid
seumur hidup,sebagai terapi subtitusi dan sebagai terapy supresi terhadap TSH.3
Sumber :
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III. 4th edition. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI;
2006.
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd edition. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2005. P. 683-8, 691-4
Mayo Clinic. Thyroid Cancer [online] 2011[cited 2011 Oktober] [6screens]. Available
from: URL : http//www.mayoclinic.com/health/thyroid-cancer/DS0