Anda di halaman 1dari 21

BAB I

FLEXIBILITY / FORCE METHOD


( METODE FLEKSIBILITAS / GAYA )

Analisis struktur dengan menggunakan metode gaya sebetulnya sudah dikenal dan
digunakan sebelumnya. Metode – metode klasik yang dikenal sebelum munculnya
analisis struktur dengan menggunakan metode matriks antara lain ; metode deformasi,
teori castigliano, metode defleksi lereng, dsb. Namun dengan dikembangkannya
perangkat alat/komputer, metode – metode tersebut yang sebelumnya hanya dapat
dilakukan secara manual dan digunakan untuk menyelesaikan persoalan – persoalan yang
tidak begitu kompleks, akhirnya dapat dipakai untuk analisis struktur yang lebih
kompleks. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan alat bantu komputer dapat
dipakai untuk menyelesaikan persamaan – persamaan linier simultan dengan bilangan
anu yang lebih banyak dalam waktu yang jauh lebih singkat dibanding penyelesaian
manual.
Konsep dasar analisis struktur dengan menggunakan metode fleksibilitas adalah
bahwa pada struktur yang dianalisa, gaya merupakan bilangan anu yang akan dihitung
pertama kali. Setelah gaya diketahui, displacement titik – titik nodal dapat dihitung,
demikian pula dengan gaya – gaya pada ujung batang/elemen.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu struktur yang berprilaku linier adalah ;
1. keseimbangan gaya
2. kompatibilitas displacement
3. hubungan antara gaya dengan displacement, di mana hal ini dipengaruhi oleh sifat
geometri dan elastisitas unsur strukturnya.

Notasi yang dipakai


Notasi yang dipakai untuk menyimbulkan gaya-gaya ujung batang, displacement ujung-
ujung elemen, gaya-gaya pada titik nodal/tumpuan dan displacement titik nodal dapat
dipakai notasi pada metode kekakuan langsung yaitu :

1
f ix F ix u ix U ix
f iy F iy u iy U iy
f iz F iz u iz U iz
m ix M ix Ө ix Θ ix
m iy M iy Ө iy Θ iy
m iz ; M iz ; Ө iz ; Θ iz untuk struktur 3 dimensi
f jx F jx u jx U jx
f jy F jy u jy U jy
f jz F jz u jz U jz
m jx M jx Ө jx Θ jx
m jy M jy Ө jy Θ jy
m jz M jz Ө jz Θ jz

Untuk struktur dua dimensi notasinya sama dengan struktur 3 dimensi, hanya baris ke 3,
4, 5, 9, 10 dan 11 dapat dihilangkan, sehingga menjadi ;
f ix F ix u ix U ix
f iy F iy u iy U iy
m iz ; M iz ; Ө iz ; Θ iz
f jx F jx u jx U jx
f jy F jy u jy U jy
m jz M jz Ө jz Θ jz

Keseimbangan dan matrik transformasi gaya


Pada struktur statis tertentu, gaya – gaya batang dapat dinyatakan ke dalam gaya – gaya
yang bekerja pada titik nodal dengan menggunakan syarat – syarat keseimbangan
sistemnya, yaitu ;
f 1x = b11 F 1x + b12 F 1y + b13 M 1z + .......................... + b1n M mz
f 1x = b21 F 1x + b22 F 1y + b23 M 1z + .......................... + b2n M mz
m1x = b31 F 1x + b32 F 1y + b33 M 1z + .......................... + b3n M mz
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
x x y z
fm = bm1 F 1 + bm2 F 1 + bm3 M 1 + .......................... + bmn M mz

2
Di mana ruas kiri merupakan gaya – gaya ujung batang, sedangkan ruas kanan
menunjukkan gaya – gaya pada titik buhul.
Matrik transformasi gaya pada persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut :
b11 b12 ……………… b1n
b21 b22 ……………… b2n
[B] =

Bm1 bm2 ……………… bmn


Hubungan antara gaya – gaya batang dengan gaya – gaya titik nodal dapat dinyatakan
dengan ;
{f} = [B] {F}
Bila gaya – gaya titik nodal dipisahkan menjadi dua yakni beban luar yang bekerja (FR)
dan reaksi tumpuan (FX), maka persamaan menjadi :
FR
{ f } = [ bR bX ]
FX

Kompatibilitas
Kompatibilitas merupakan syarat kontinyuitas terhadap displacement struktur
setelah beban – beban luar diberikan kepada struktur. Kompatibilitas ini harus
dimasukkan ke dalam analisis struktur statis tidak tertentu untuk dapat dipenuhinya
persyaratan keseimbangan.

Hubungan antara gaya dengan displacement


Koefisien fleksibilitas sij merupakan displacement pada titik i yang diakibatkan
oleh gaya sebesar satu satuan gaya di titik j, sedangkan semua titik lainnya tidak
dibebani. Koefisien fleksibilitas ini menunjukkan hubungan antara deformasi dengan
gaya. Dengan menggunakan prinsip superposisi, maka deformasi pada suatu titik
merupakan penjumlahan dari displacement yang terjadi yang diakibatkan oleh beban –
beban yang bekerja.

3
Referensi sistem dan referensi elemen
Selagi memungkinkan, akan lebih mudah bila semua gaya dan displacement yang
berhubungan dengan koordinat sistem dan elemen ditentukan terlebih dahulu, ini akan
lebih memudahkan dalam menetukan referensi sistem dan elemennya. Antara sistem dan
struktur dapat digunakan saling bergantian, demikian pula dengan member dan elemen.
Untuk memilih referensi dapat dilakukan dengan cara :
1. Dibuat dua skets struktur, satu untuk member dan satunya lagi untuk referensi sistem.
2. Gaya – gaya batang dan struktur yang menarik/penting diidentifikasi dan diskkets
dengan menggunakan arah gaya dan vektor translasi serta anak panah dua arah atau
lengkung untuk vektor rotasi dan momen. Arah anak panah ini sebagai referensi
sehingga nantinya juga digunakan sesuai dengan persetujuan tanda yang dipakai.
3. Jumlah tertentu sesuai dengan referensi masing – masing ; referensi sistem dibedakan
dengan referensi elemen dengan pemberian kode nomor yang berbeda. Sedang
referensi member/batang digunakan untuk menentukan gaya geser ujung struktur
yang sama.

Model matematik dasar


1. Ditentukan tingkat/derajat ketidak-tentuan statisnya.
2. Struktur dibuat menjadi struktur statis tertentu dengan mengganti redundant dengan
gaya/momen, struktur harus tetap stabil. Tahap ini biasa dinamakan released
structure.
3. Struktur statis tertentu dibebani dengan beban yang ada dan dianalisa untuk mencari
deformasi yang berhubungan dengan redundant.
4. Sistem bebas dibebani hanya dengan satu satuan gaya yang sama dengan arah
redundant. Deformasi yang terjadi yang berhubungan dengan semua redundant
dihitung. Displacement ini menghasilkan satu kolom dari matrik fleksibilitas.
Prosedur ini diulang untuk semua redundant.
5. Persamaan kompatibilitas deformasi ditulis dan diselesaikan untuk semua redundant.
Himpunan redundant yang diketahui disebut sebagai penyelesaian dasar (basic
solution).

4
Contoh :
Perhatikan struktur di bawah ini, untuk penyelesaiannya dapat dilakukan dengan 2 cara,
yakni :
1. Struktur dasar dianggap sebagai struktur cantilever.
Dengan struktur dasar merupakan kantilever, berarti sebagai redundant adalah RBV.
Untuk pertama kali dihitung displacement di B karena beban luar yakni
D = qL4 8 EI , berikutnya kantilever dibebani dengan gaya sebesar satu satuan di B
searah dengan pemisalan RBV, sehingga diperoleh displacement di B sebesar
F = L3 3EI . Persamaan kompatibilitas diperoleh dengan persamaan :

D + R BV . F = 0

qL4  L3 
+ RBV  −  = 0
8 EI  3EI 
3qL
R BV =
8

2. Struktur dasar dianggap sebagai struktur simple beam


Dengan struktur dasar merupakan simple beam, berarti sebagai redundant adalah MA.
Untuk pertama kali dihitung rotasi di A karena beban luar yakni sebesar
Θ ' = qL3 24 EI , berikutnya simple beam tanpa beban luar dibebani dengan momen
sebesar satu satuan momen di A dengan arah sesuai dengan arah pemisalan reaksi MA
dan diperoleh rotasi di A sebesar Θ = L 3EI . Persamaan kompatibilitas diperoleh
dengan persamaan :

Θ ' + M A .Θ = 0

qL3 L
+ MA. = 0
24 EI 3EI
qL2
MA =
8 EI

5
A. Metode Fleksibilitas Untuk Struktur Rangka Batang
Untuk keperluan analisis dengan metode ini perlu diingat kembali bahwa secara
umum struktur dapat dikelompokkan menjadi :
1. struktur statis tertentu
2. struktur statis tidak tertentu
untuk struktur rangka batang, klasifikasi tersebut dapat diketahui dari hubungan antara
jumlah batang, jumlah joint dan jumlah reaksi tumpuan.
Hubungan tersebut dinyatakan dengan rumus :
NP + NR = 2 J
Dengan : NP = Jumlah Batang
NR = Jumlah reaksi tumpuan
J = Jumlah titik buhul/joint.
Derajat ketidak tentuan statis dinyatakan dengan :
i = (NP + NR) – 2 J
Contoh :
Perhatikan struktur diabawah ini :
NP = 15
NR = 4
J = 8
i = (15 + 4) – 2.8 = 3

Urutan-urutan analisis dengan metoda fleksibilitas :


1. Tentukan tingkat/derajat ketidaktentuan strukturnya.
2. Ubah strukturnya menjadi struktur statis tertentu dengan
menghilangkan/memindahkan redundantnya dengan syarat struktur harus tetap stabil.
3. Dengan struktur seperti no. 2, berilah beban aslinya dan hitunglah eformasinya.
4. Dengan struktur seperti no. 2, berilah beban berupa redundantnya dan hitung
deformasinya.
5. Susun matriks fleksibilitasnya.
6. Dengan menyusun hubungan antara gaya dengan deformasi dan matriks
fleksibilitasnya, dapat dihitung gaya redundantnya.

6
Gaya-gaya dan deformasi pada struktur rangka batang/truss
Gaya luar pada titik nodal
{ F } = [ F1x F1y F2x ……….. Fny ] T
Displacement yang berhubungan dengan gaya luar pada titik nodal.
{ U } = [ U1x U1y U2x ……….. Uny ] T
Redundant (gaya-gaya yang belum diketahui)
{ R } = [ R1 R1 R2 ……….. Rm ] T
Gaya-gaya batang.
{f} = [f1 f1 f 2 ……….. f j ] T
Hubungan antara [f ] dengan [F ] dan redundant [R ] dinyatakan dengan :
{ f } = [ Bo ] { F } + [ B1 ] { R }
Atau
F
{ f } = [ Bo B1 ]
R

Dimana [ Bo ] dan [ B1 ] adalah matriks persegi panjang dimana koefisien-koefisiennya


diperoleh dari keadaan/syarat keseimbangan pada strukturnya. Persamaan tersebut juga
disebut senagai persamaan keseimbangan.
Untuk mewujudkan keadaan kompatibilitasnya dapat digunakan energi regangan
komplementernya, yang dapat ditulis dengan :
[S1] f1
[S2] f2
1
W = [f 1 f2 f 3 ….. f j ] = . f3
2
.
[Sj] fj
Atau
1
W = { f }T [ S ] { f }
2
Dengan [ f ] dan [ S ] masing-masing sebagai vektor kolom gaya dalam elemen dan
matriks fleksibilitas.

7
[S ] = AL E
j
j
dimana j menunjukkan nomor batang.
j

[ Bo ]
T T T
{f} = [ F] [ F]
[ B1 ]
Sehingga :
[ Bo ] F
W = 1 [ F] T
[ R] T
[ S ] [ Bo B1 ]
2
[ B1 ] R

Atau

F
T T
W = 1 [ F] [ R] [ D]
2
R
Dengan

[ Bo ]
[ D] = [ S ] [ Bo B1 ]
[ B1 ]

Matriks [ D ] dapat dijadikan matriks partisi :


DFF DFR
[D ] =
DRF DRR
Sehingga

DFF DFR F
T T
W = 1 [ F] [ R]
2
DRF DRR R

W= 1 [ F ]T [ DFF ] [F] + [ F ]T [ DFR ] [R] + [ R ]T [ DRF ] [F] + [ R ]T [ DRR ] [R]


2

Karena matriks D adalah matriks simetri maka

W =1 [ F ]T [ DFF ] [ F ] + 2 [ R ]T [ DRF ] [ F ] + [ R ]T [ DRR ] [ R ]


2
Dengan menggunakan teorema Castigliano II dan dideferensialkan terhadap [ R ]
persamaan di atas menjadi :

8
[ DRF ] [ F ] + [ DRR ] [ R ] = 0
Atau
[ R ] = - [ DRR ] -1 [ DRF ] [ F ]
Setelah [R] diperoleh, dapat dihitung [f ] dengan menggunakan persamaan keseimbangan
F
{ f } = [ Bo B1 ]
R

Untuk menghitung displacement [ U ], dilakukan sebagai berikut :


δW
karena [U ] = dan [ F ]T [ DFR ] [ R ] = [ R]T {DRF ] [ F ] maka :
δU

W =1 [ F ]T [ DFF ] [ F ] - [ F ]T [ DFR ] [ DRR ]-1 [ DRR ] [ F ]


2
sehingga
∂W
[ U] =
∂U
[ U ] = [ DFF ] [ F ] - [ DFR ] [ DRR ]-1 [ DRF ] [ F ]

[ U ] = [ DFF ] - [ DFR ] [ DRR ]-1 [ DRF ] [ F ]

Atau : [ U ] = [ α ] [ F ]

Di mana

[ α ] = [ DFF ] - [ DFR ] [ DRR ]-1 [ DRF ]

Matriks α sebagai ”influence matrix” dan merupakan matriks simetri. Koefisien matriks
αij adalah displacement dititik nodal i yang diakibatkan oleh beban/gaya satuan dititik
nodal j.

Ringkasan
Analisis struktur truss dengan metoda fleksibilitas dikerjakan dengan urutan-urutan :
1. Tentukan matriks [Bo] yaitu matriks gaya batang akibat beban luar sebesar satu
satuan. Asumsi beban satu satuan yang arahnya sesuai dengan displacement yang
diinginkan.
2. Tentukan matriks [ B1 ] yaitu matriks akibat gaya redundant satu satuan

9
3. Tentukan matriks [ F ] berisi besaran gaya luar. Dengan arah/tandanya merujuk pada
arah beban satu satuan yang diberikan. Jika searah gaya maka tandanya ( + ), namun
jika berlawanan arah ( - ).
4. Tentukan matriks fleksibilitas semua batang [ S ].
Matriks yang hanya diagonalnya saja yang berisi (L / AE) yang lainnya nol.
5. Hitung [ D ] dengan rumus :
[ Bo ]
[ D] = [ S ] [ Bo B1 ]
[ B1 ]
Adalah matriks simetris yang ukurannya sesuai dengan jumlah gaya satu satuan yang
diberikan + redundantnya.
6. Hitung [ R ] dengan rumus : [ R ] = - [ DRR ] -1 [ DRF ] [ F ]
7. Hitung [ f ] dengan rumus :
F
{ f } = [ Bo B1 ]
R
8. Hitung [α ] dengan rumus : [ α ] = [ DFF ] - [ DFR ] [ DRR ]-1 [ DRF ]
matrik ini ukurannya sesuai dengan jumlah gaya satu satuan yang diberikan.
9. Hitung [ U ] dengan rumus : [ U ] = [ α ] [ F ]

Catatan :
[ DFF ] = matriks yang ordonya F x F
[ DFR ] = matriks yang ordonya F x R
[ DRF ] = matriks yang ordonya R x F
[ DRR ] = matriks yang ordonya R x R
Dimana :
F : jumlah beban luar
R : jumlah redundantnya.
***Contoh soal pada file excel………………….!!!!!!!!!

10
B. Metode Fleksibilitas Pada Struktur Frame
Penurunan rumus untuk struktur frame hamper sama dengan pada struktur truss,
perbedaannya terletak pada rumus matriks fleksibilitas yang dipakai. Untuk itu berikut ini
akan dijelaskan penurunan matriks fleksibilitas struktur frame. Perhatikan gambar
dibawah ini.

Pada penurunan rumus ini dianggap pengaruh geser diabaikan, sehingga hanya
ada momen dititik nodal i dan j serta gaya aksial pada batang ij. Notasi gaya dan
displacement adalah :
 Fij  U ij 
   
Gaya dinyatakan dengan  M i  ; displacement dinyatakan Θ i 
M j  Θ j 
   
Dengan menggunakan beban satu satuan sesuai dengan arah gaya-gaya tersebut dapat
dapat diperoleh displacement pada arah gaya yang bersangkutan, dan dapat dinyatakan
enggan :
U ij S11 S12 S13 F ij
Өi = S21 S22 S23 X Mi
Өj S31 S32 S33 Mj
Unsur pembentuk matriks fleksibilitas tersebut berturut-turut F i j = 1, M i = 0, M j = 0
untuk kolom 1
L
Dengan F i j = 1 maka S11 = ; S21 = 0 ; S31 = 0
AE
F i j = 0, M i = 1, M j = 0 untuk kolom 2
L L
Dengan M i = 1, maka S12 = 0; S22 = ; S32 = −
3EI z 6 EI z
F i j = 0, M i = 0, M j = 1 untuk kolom 3
L L
Dengan M i = 1, maka S13 = 0 ; S23 = − ; S33 =
6 EI z 3EI z

11
L
0 0
AE
L L
[ S1 ] = 0 −
3EI Z 6 EI Z
L L
0 −
6 EI Z 3EI Z
Untuk matriks fleksibilitas keseluruhan strukturnya dapat dituliskan dengan :
[ S1 ]
[ S2 ]
[ S] = ..
..
..

Hubungan antara gaya pada ujung batang dengan redundant atau dengan gaya luar dapat
dinyatakan dengan :
[ f] = [ B] [ F ]
Bila gaya-gaya pada titik nodal dipisahkan menjadi 2 yakni beban luar yang bekerja ( FR )
dan reaksi tumpuan/redundant ( FX ), maka persamaan menjadi :
FR
{ f } = [ bR bX ]
RX

Penyelesaian berikutnya sama seperti pada uraian struktur frame.

***Contoh soal pada file excel………………….!!!!!!!!!

12
BAB II
STIFFNESS / DISPLACEMENT METHOD
( METODE KEKAKUAN )

Metode ini merupakan salah satu metode matrik kekakuan yang sesuai untuk
program computer, karena manipulasi matematiknya sangat sistematis.
Prosedur analitisnya adalah sebagai berikut :
1. Semua kekakuan elemen dievaluasi sesuai dengan hubungan antara “action” dan
“deformation” (pada system koordinat local).
2. Matrik kekakuan elemen ditransformasikan ke system koordinat global.
3. Matrik kekakuan elemen dalam system koordinat global digabung (dengan
mempertimbangkan kompatibilitas) menjadi matrik kekakuan seluruh struktur
4. Berdasarkan pembebanan yang ada, disusun vector gaya.
5. Kondisi batas pada dukungan-dukungan (tumpuan) diperhitungkan, dan dilakukan
“static condensation” untuk memperoleh stiffness matrik struktur tereduksi.
6. Matrik kekakuan struktur yang tereduksi tersebut memberikan persamaan
keseimbangan struktur, yang solusinya akan menghasilkan “displacement” setiap
titik nodal, kemudian gaya – gaya (reaksi) dapat diperoleh.
7. Gaya – gaya dalam dan tegangan dapat dihitung untuk setiap elemen.
Metode ini dapat diaplikasikan pada :
a. Plane Truss System
b. Space Truss System
c. Plane Frame System
d. Space Frame System
e. Grid System
Anggapan Dasar :
a. bahan struktur berprilaku “linear elastic”
b. displacement cukup kecil sehingga persamaan keseimbangan dapat ditulis
berdasarkan geometri struktur sebelum berdeformasi.
c. Interaksi antara pengaruh gaya aksial dan lentur diabaikan.
d. Batang – batang struktur bersifat prismatic dan homogin.

13
A. Plane Truss System

Y
ui, gi vj, gj
AE
X

ui,fi L uj,fj

i, j : titik nodal L : panjang batang


A : luas tampang u,v : displacement arah x dan y
E : modulus elastis f,g : gaya arah x dan y

ui=1
f j = - AE
L
f i = AE i j
L

g i= 0
vi=1 g j= 0
i j

f i = - AE u j= 1 f j = - AE
L L

i j

g i= 0
g j= 0
i j vj=0

Hubungan antara aksi dan deformasi :


AE AE
fi = u i + 0 vi - u j + 0 vj
L L
g i = 0 u i + 0 vi + 0 u j + 0 vj
AE AE
fj =- u i + 0 vi + u j + 0 vj
L L
g j = 0 u i + 0 vi + 0 u j + 0 vj

14
Dalam bentuk matriks :
fi 1 0 -1 0 ui
gi AE 0 0 0 0 vI …………….………(2-1a)
=
fj L -1 0 1 0 uj
gj 0 0 0 0 vj

{ f (e) } = [ KL(e) ] { u (e) } .............................................................................(2-1b)


{ f (e) } = Vektor gaya pada koordinat local
[ KL(e) ] = matrik kekakuan elemen truss pada koordinat local
{ u (e) } = vector displacement pada koordinat local
e = elemen
1 0 -1 0
AE 0 0 0 0
[ KL(e) ] =
L -1 0 1 0
0 0 0 0

Transformasi Koordinat
Y

y u i = U i Cos α + V i Sin α

Vi v i = -U i Sin α + V i Cos α
a
x u j = U j Cos α + V j Sin α
vi j
ui v j = -U j Sin α + Vj Cos α
a
i
X
Ui

ui Cos α Sin α 0 0 Ui
vi - Sin α Cos α 0 0 VI …..(2-2a)
=
uj 0 0 Cos α Sin α Uj
vj 0 0 - Sin α Cos α Vj

{ u } = [ T ] { U } ..................................................................................(2-2b)

15
Analog untuk vector gaya :
fi Cos α Sin α 0 0 Fi
gi - Sin α Cos α 0 0 G I …..(2-3a)
=
fj 0 0 Cos α Sin α Fj
gj 0 0 - Sin α Cos α Gj

{ f } = [ T ] { F }....................................................................................(2-3b)

Matrik Kekakuan Elemen Dalam System Koordinat Global


Substitusikan persamaan (2-2) dan (2-3) ke persamaan (2-1) diperoleh :
{f } = [ KL(e) ] { u (e) }
[ T ] { F } = [ KL(e) ] [ T ] { U }
Kalikan dengan [ T ]-1
[ T ]-1 [ T ] { F } = [ T ]-1 [ KL(e) ] [ T ] { U }......................................(2-4)
Karena [ T ]-1 = [ T ]T, maka
{f } = ( [ T ]T [ KL(e) ] [ T ] ){ U } Atau
{ F } = [ KG(e) ] { U } ...............................................................................(2-5)
Di mana :
[ KG(e) ] = [ T ]T [ KL(e) ] [ T ] ...................................................................(2-6)
[ KG(e) ] adalah matrik kekakuan elemen pada system koordinat global
Cos2α Sin α Cos α - Cos2α - Sin α Cos α
2
AE - Sin α Sin α - Sin α Cos α - Sin2α
[ KG(e) ] =
L - Sin2α - Sin α Cos α Cos2α Sin α Cos α
- Sin α Cos α - Cos α 2
Sin α Cos α Sin2α

Overall Stiffness Matriks


Persamaan (2-5) dapat ditulis dalam bentuk :
Fi k11 k12 k13 k14 Ui
Gi k21 k22 k23 k24 Vi ……………..(2-7)
=
Fj k31 k32 k33 k34 Uj
Gj k41 k42 k43 k44 Vj

16
Dalam “overall formulation” menjadi :

2i– 1 2I 2j– 1 2j
2i– 1 Fi k11 k12 …………. k13 k14 Ui
2i Gi k21 k22 …………. k23 k24 Vi
….....(2-8)
=

2j– 1 Fj k31 k32 …………. k33 k34 Uj


2j Gj k41 k42 …………. k43 k44 Vj

Setelah kontribusi semua elemen diperhitungkan, persamaan keseimbangan struktur


dalam koordinat global menjadi :

{ Ft } = [ Kt ] { Ut }
{ Ft } = “overall force vector” dalam system koordinat global, orde (2n x 1)
[ Kt ] = “overall stiffness matrik” dalam system koordinat global, orde (2n x 2n)
{ Ut } = “overall displacement vector” dalam system koordiant global, orde (2n x 1)
n = jumlah titik nodal dalam struktur

Boundary Conditions
Persamaan (2-9) dapat diatur kembali sesuai dengan kondisi syarat batas :
Fe K11 K12 Uu ………………………..(2-10)
=
Fr K21 K22 Uu

Dimana :
[ Fe ] = “prescribed external force vector”
[ Fr ] = “unknown reactions vector”
[ Uu ] = “unknown displacement vector”
[ Uk ] = “known displacement vector” given by boundary conditions
[ Kij ] = “submatrik of overall stiffness matrik”

17
Unknown Displacement & Reactions
Persamaan (2-10) dapat ditulis sebagai berikut :
[ Fe ] = [ K11 ] { Uu } + [ K12 ] { Uk } ..........................................................(2-11)
[ Fr ] = [ K21 ] { Uu } + [ K22 ] { Uk }...........................................................(2-12)
Dari persamaan (2-10) dapat diperoleh “the unknown displacement” :
[ Uu ] = [ K11 ] -1 ({ Fe } - [ K12 ] { Uk }) ........................................ (2-13)
Persamaan (2-13) merupakan persamaan keseimbangan yang telah tereduksi.
Dengan menggunakan harga [ Uu ] ke persamaan (2-12) dapat diperoleh [ Fr ] atau “the
unknown reaction”
Umumnya (bila semua dukungan tidak mengalami settlement, { Uk } = [ 0 ], sehingga
persoalannya menjadi lebih sederhana.

Member forces
Gaya – gaya yang terjadi dalam setiap elemen dapat diperoleh dengan memasukkan
persamaan (2-5) ke dalam persamaan (2-3b) sehingga :
{ f } = [ T ] { F }....................................................................................(2-3b)
{ f } = [ T ] [ KG(e) ] { U }.......................................................................(2-14)
Dimana ;

fi Ui
gi dan Vi
{f} = {f} =
fj Uj
gj Vj

Catatan :
karena { f } yang diperoleh dari persamaan (2-14) tersebut adalah vector gaya dari suatu
elemen pada system koordinat local, maka hasilnya pun harus ditafsirkan berdasarkan
system koordinat local dari elemen tersebut.

18
B. Plane Frame System

Dengan superposisi diperoleh :

 AE   − AE 
fi =   u i + 0 . vi + 0 . Θ i +   u j + 0 . v j + 0 . Θi
 L   L 
 12 EI   6 EI   − 12 EI   6 EI 
g i = 0 . ui +  3  . vi +  2  . Θ i + 0 . u j +   . v j +  2  . Θi
 L   L   L   L 
3

 6 EI   4 EI   − 6 EI   2 EI 
m i = 0 . u i +  2  . vi +   . Θi + 0 . u j +  2  . v j +   . Θi
 L   L   L   L 
 − AE   AE 
fi =   u i + 0 . vi + 0 . Θ i +   u j + 0 . v j + 0 . Θi
 L   L 
 − 12 EI   − 6 EI   12 EI   − 6 EI 
g j = 0 . ui +   . vi +  2  . Θ i + 0 . u j +  3  . v j +  2  . Θ i
 L   L   L   L 
3

 6 EI   2 EI   − 6 EI   4 EI 
m i = 0 . u i +  2  . vi +   . Θi + 0 . u j +  2  . v j +   . Θi
 L   L   L   L 

19
Bila ditulis dalam bentuk matriks menjadi ;

 AE − AE 
 L 0 0 0 0 
L
 12 EI 6 EI − 12 EI 6 EI 
 fi   0 0  u i 
g   L3 L2 L3 L2  v 
 i  0 6 EI 4 EI − 6 EI 2 EI   i
 mi  θ i 
 0 
L2 L L2 L
  =  − AE AE   
 fj  0 0 0 0  u j 
g j   L L  v j 
   0 − 12 EI − 6 EI 12 EI − 6 EI   
m j  
0
 θ j 
L3 L2 L3 L2
 6 EI 2 EI − 6 EI 4 EI 
 0 0 
 L2 L L2 L 

Atau dapat ditulis :


{ f (e) } = [ KL(e) ] { u (e) }
Dimana :

{ f (e) } = Vektor gaya pada koordinat local


[ KL(e) ] = Matrik kekakuan elemen frame pada sistem koordinat local
{ u (e) } = Vector displacement pada sistem koordinat local
e = Elemen

Transformasi koordinat

Y
u i = U i Cos α + V i Sin α
v i = -U i Sin α + V i Cos α
y
Өi = Өi
Vi
a u j = U j Cos α + V j Sin α
x
vi j v j = -U j Sin α + Vj Cos α
ui
a Өj = Өj
i
X
Ui

20
Bila ditulis secara matriks :

u i   Cos α Sin α 0 0 0 0  U i 
v  − Sin α  V 
 i  Cos α 0 0 0 0   i
θ i   0 0 1 0 0 0   Θ i 
  =    
u j   0 0 0 Cos α Sin α 0  U j 
v j   0 0 0 − Sin α Cos α 0  V j 
     
θ j   0 0 0 0 0 1  Θ j 

Atau
{ u } = [ T] { U }
Dengan cara yang sama dapat diperoleh :
{ f } = [ T] { F }
Matriks kekakuan elemen pada sistem koordinat global dapat diperoleh:
[ Kg(e) ] = [ T ]T [ KL(e) ] [ T ]
Dan persamaan keseimbangan elemen pada sisitem koordinat global adalah:
{ F } = [ KG(e) ] { U }
Langkah berikutnya identik dengan prosedur pada ”truss system”

***Contoh soal pada file excel………………….!!!!!!!!!

21

Anda mungkin juga menyukai