Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KEMAMPUAN PENGUCAPAN KOSA KATA BAHASA ARAB SISWA KELAS I

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PENAWAR


PROPOSAL KUALITATIF
OLEH :
HUSDIANA
NIM. 07.065.07
MAHASISWA JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN KERINCI )
2011 M / 1432 H
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah alat komunikasi diantara manusia dalam menyampaikan maksudnya (Ima
m Asy Syibahaweih, hal: 8). suatu kaum akan menyampaikan maksud atau tujuan mere
ka kepada kaum yang lain dengan melalui bahasa. Maka dilihat dari kedudukannya,
bahasa adalah sesuatu yang harus dipelajari dan dipraktekan dalam berinteraksi d
engan orang lain.
Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu p
rinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajar
an), materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada pe
nguasaan Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (listening competence/ mahaarah
Istima ), kemampuan berbicara (speaking competence/ mahaarah al-takallum), kem
al
ampuan membaca (reading competence/ mahaarah al-qira ah), dan kemampuan menulis (w
riting competence/ mahaarah al Kitaabah).
Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mengua
sai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun dianta
ra perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicap
ai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat ser
ta ketekunannya mempelajari bahasa asing akan lebih sulit difahami daripada baha
sa Ibu (Bahasa Sendiri) karena selain kosa kata yang jarang digunakan, struktur
kata dan kalimatpun memerlukan waktu khusus untuk dipelajari. Oleh sebab itu, pe
ngajaran Bahasa Asing dalam lembaga formal dan informal memerlukan metode pengaj
aran yang tepat sesuai dengan tujuan umum pengajaran bahasa itu sendiri.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Asing (Luar bahasa pribumi) yang penyeba
rannya sudah banyak ditemukan di beberapa daerah dan negara. Proses penyebaran b
ahasa Arab diberbagai Negara adalah pengaruh dari perkembangan Agama Islam yang
mana sumber ajaran Agama Islam (al Quran dan As Sunah) menggunakan bahasa Arab.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa bahasa Arab mutlak diperlukan dalam mempelajari
dan mendalami ilmu pengetahuan Islam. Hal ini disebabkan buku-buku yang menjadi
sumber agama Islam terutama yang lebih luas dan lengkap pada umumnya masih ditu
lis dalam bahasa Arab. Kitab suci umat Islam Al-Qur an Al-Karim dan Hadis Nabawi k
eduanya ditulis dalam bahasa Arab. Begitu juga dengan kitab-kitab yang ditulis o
leh para ulama Islam tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan agama Islam masih
banyak yang ditulis dalam bahasa Arab.[1]
Untuk itu, tidak mengherankan apabila umat Islam di Indonesia mencurahkan perhat
ian yang besar pada bahasa Arab. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa ba
hasa Arab adalah bahasa agama dan bahasa persatuan umat Islam penjuru dunia.
Di Indonesia bahasa Arab dipelajari di sekolah-sekolah agama Islam sejak di ting
kat dasar atau Ibtidaiyah sampai ke Perguruan Tinggi, Pada Madrasah Tsanawiyah N
egeri Pendung Tengah Penawar khususnya. Tujuan khususnya pengajaran bahasa Arab
di MTS N Pendung Tengah Penawar adalah agar para siswa mampu memahami bahasa, ba
ik melalui pendengaran maupun tulisan (resptif) dan mampu mengutarakan pikiran d
an perasaannya, baik secara lisan maupun secara tulisan.[2] Dan tujuan umumnya a
dalah untuk memahami bahasa Al-Quran sebagai bahasa wahyu ilahi dan memahami bah
asa komunikasi kedua di dunia setelah bahasa inggris.
Penguasaan bahasa dalam pengucapan kosakata atau muhadatsah di MTS N Pendung Ten
gah Penawar khususnya bahasa Arab, merupakan masalah pokok atau sentral yang ha
rus ditangani secara intensif agar siswa mampu mempelajari literatur-literatur y
ang diwajibkan serta buku-buku ilmu pengetahuan lainnya. Bahasa Arab yang seharu

snya telah dapat digunakan oleh siswa ternyata masih merupakan kesulitan utama y
ang harus mereka atasi.
Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari bahasa Arab dipengaruhi ole
h minimnya pengetahuan bahasa Arab di kalangan siswa itu sendiri, hal ini diseba
bkan oleh karena kebanyakan dari mereka berasal dari SD yang belum mengenal baha
sa Arab sama sekali dan belum pernah mempelajarinya. Di samping itu, ada juga ya
ng berasal Madrasah Ibtidaiyyah, namun tidak semua dari mereka mampu mengucapkan
kosakata (mufradath) bahasa Arab secara baik dan benar.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penelitian ini dapat dirumuskan sebag
ai berikut :
1. Bagaimanakah kemampuan pengucapan kosakata bahasa Arab pada siswa
kelas I
MTsN Pendung Tengah Penawar
2. Bagaimanakah prinsip-prinsip pengajaran Bahasa Arab
3. Permasalahan apa yang dihadapi pengajar dalam penggunaan sarana untuk pembel
ajaran kosakata pada kelas I MTsN Pendung Tengah Penawar
C.
Batasan Masalah
D.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan pengucapan kosakat
a bahasa Arab pada sisiwa kelas I MTsN Pendung Tengah Penawar serta apa saja yan
g menjadi kendala yang dihadapi siswa dalam pengucapan kosakata bahasa Arab.
E.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1.
Mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam Neger
i (STAIN) Kerinci
2.
Mengetahui prinsip-prinsip pengajaran bahasa Arab
3.
Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam pembelajran bahasa
Arab
4.
Mengetahui bagaimana kemampuan pengucapan kosakata bahasa Arab pada sisw
a kelas I MTsN Pendung Tengah Penawar
5.
Menambah wawasan penulis tentang pengaruh belajar Bahasa Arab terhadap s
eseorang, baik yang berasal dari SD, MI. maupun pesantren
6.
Menambah bahan masukan terhadap siswa MTsN Pendung Tengah Penawar khusus
nya siswa kelas I dalam meningkatkan kemampuan belajar Bahasa Arab.
7.
Sebagai bahan perbandingan dan rujukan bagi penelitian lanjutan.
E.
KERANGKA TEORI
A.
Kemampuan Berbahasa Arab
Salah satu aspek penting dalam perilaku adalah kemampuan berkomunikasi dengan or
ang lain. Apabila seseorang berpikir tentang komunikasi secara umum, maka aspek
komunikasi yang pertama kali muncul adalah bahasa. Lebih lanjut, Mustaqim menyat
akan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang akurat bagi kehidupan manusia,
sebagai alat komunikasi bahasa digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai hal ba
ik yang dirasakan, dipikirkan, di alami maupun yang di angankan oleh individu. A
gar berbagai hal yang dikomunikasikan itu dapat diterima secara tepat oleh orang
lain, maka bahasa yang digunakan haruslah tepat, jelas dan tidak menimbulkan ma
kna ganda, untuk itu pemakai bahasa selalu dituntut menguasai kaidah-kaidah pema
kaian bahasa yang harus mampu menggunakan bahasa itu dalam praktek pemakaian.
Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu p
rinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajar
an), materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada pe
nguasaan Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (listening competence/ mahaarah
Istima ), kemampuan berbicara (speaking competence/ mahaarah al-takallum), kem
al
ampuan membaca (reading competence/ mahaarah al-qira ah), dan kemampuan menulis (w
riting competence/ mahaarah al Kitaabah).
Menurut Solso (1998 : 330), studi mengenai bahasa manusia penting artinya bagi p
sikologi kognitif, karena :
1.
Perkembangan manusia dalam berbahasa menggambarkan abstraksi yang unik d
alam kaitannya dengan proses kognisi. Manusia memiliki tingkat abstraksi bahasa
yang paling tinggi dibanding binatang.

2.
Proses berbahasa adalah kemampuan penting bagi proses dan penyimpanan in
formasi.
3.
Proses berpikir manusia dan pemecahan masalah merupakan suatu proses yan
g melibatkan bahasa.
4.
Berbahasa memegang peranan penting dalam komunikasi antar manusia, sebag
ai suatu jalan terjadinya pertukaran informasi.
5.
Bahasa mempengaruhi persepsi, sebagai suatu aspek yang fundamental dalam
proses kognisi.
6.
Pemrosesan kata, berbicara dan semantik menggunakan area Cerebral (otak)
tertentu, sehingga membuktikan hubungan yang berarti antara anatomi neuron deng
an bahasa, seperti pada kasus aphasis (gangguan otak yang mempengaruhi kemampuan
berbahasa).
Menurut Bloom Lahey (dalam small, 1990 : 26), menyatakan bahwa kemampuan berbaha
sa dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu dimensi semantik, dimensi sintaksis da
n dimensi pragmatika. Dimensi semantik menggambarkan pengetahuan tentang objek a
tau peristiwa serta hubungan antara objek dan peristiwa tersebut. Dimensi sintak
sis berkaitan tentang penyusunan unit-unit bahasa untuk mencari kesesuaian suara
dan maknanya. Dimensi pragmatika menunjuk pada kemampuan menggunakan bahasa.[3]
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa Semit, yaitu bahasa yang dipakai oleh berba
gai bangsa keturunan Sam putra Nabi Nuh, kemudian bahasa ini dipakai oleh bangsa
Arab kuno yang menempati kepulauan dan sebelah Barat Daya Asia. Bahasa Arab ini
kemudian berkembang pesat pada masa awal Islam ketika Al-Qur an dan Hadis Nabi di
turunkan dalam Bahasa Arab yang fasih.[4]
Kajian mengenai Bahasa Arab pasti akan selalu dihubungkan dengan kajian agama da
n Al-Qur an. Ini karena dalam kenyataannya Al-Qur an diturunkan oleh Allah dalam Bah
asa Arab. Istilah bahasa Arab seringkali dipergunakan sebagai bahasa Al-Qur an, in
i memberikan dasar penilaian bahwa Bahasa Arab adalah bahasa agama, orang yang b
erbicara tentang Islam tentu berbicara tentang Al-Qur an dan Al-Qur an itu berbahasa
Arab.
Akan tetapi ada beberapa hal yang menunjukkan pentingnya Bahasa Arab di luar mot
if agama,[5] yaitu :
1.
Bahasa Arab kaya akan kosakata dan struktur bahasa, sehingga cocok untuk
mengekspresikan pikiran dan emosi serta sebagai alat untuk mengajarkan bermacam
-macam ilmu pengetahuan.
2.
Bahasa Arab mempunyai kepustakaan besar di semua bidang ilmu pengetahuan
, orang sangat mengatakan bahwa filsafat dan matematika Yunani sampai ke Barat m
elalui terjemahan dan tafsiran orang-orang Arab.
3.
Bahasa Arab adalah bahasa di mana semua ilmu pengetahuan modern dan kesu
straan modern dapat dikemukakan baik dalam bahasa asli maupun dalam bahasa terje
mahan.
4.
Bahasa Arab adalah bahasa dari kelompok terbesar dunia ketiga, untuk mem
persatukan dunia ketiga, bahasa ini patut diperhatikan di Indonesia.
5.
Bahasa Indonesia mempunyai banyak kata yang diserap dari Bahasa Arab, ja
di Bahasa Arab juga diperlukan dalam studi Bahasa Indonesia.
Seiring dengan semakin meluasnya pengaruh Bahasa Arab sampai diakui sebagai baha
sa internasional. Pada madrasah-madrasah, baik madrasah Ibtidaiyyah, Madrasah Ts
anawiyah, Madrasah Aliyah maupun di Perguruan Tinggi. Pada Program Studi Bahasa
Arab angkatan 2007 di STAIN Kerinci, kemampuan berbahasa Arab antara mahasiswa b
erbeda-beda. Berdasarkan penelitian penulis ada beberapa hal yang menyebabkan re
ndahnya kemampuan mahasiswa PBA angkatan 2007 :
1.
Kurangnya dukungan dan motivasi untuk mernagsang mahasiswa dalam meningk
atkan kemampuannya dalam Bahasa Arab.
2.
Antara mahasiswa kurang berminat untuk melakukan diskusi bersama tentang
mata kuliah Bahasa Arab.
3.
Antara mahasiswa tidak saling mau membantu dan mengingatkan.
4.
Kurangnya kesadaran mahasiswa itu, bahwa mereka jurusan Bahasa Arab.
5.
Kurangnya melakukan komunikasi dengan menggunakan Bahasa Arab, meski tel
ah ditentukan hari-hari khusus berbahasa Arab.
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitan

Lokasi penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pendung Tengah Penawar


.
B.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, namun untuk mendapatkan data yang maksim
al dan optimal atau tercakupnya data, penulis juga melakukan penelitian perpusta
kaan (Library research) untuk melengkapi data-data yang didapatkan di lapangan.
C.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTsN Pendung Tengah Penawar. berdasar
kan data yang diperoleh dari laporan rekapitulasi registrasi dan heregistrasi si
swa semester ganjil tahun akademik 2010/2011, jumlah siswa MTsN Pendung Tengah P
enawar adalah 300 Orang.
2.
Sampel
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode Random Sampling, yaitu mem
ilih-milih individu dari kelompok tersebut (Kerlinger, 1995 : 192). Dari jumlah
subjek tersebut tidak semuanya dijadikan sebagai subjek penelitian, tetapi penul
is menetapkan 30% dari jumlah subjek. Sehingga subjek penelitian berjumlah 8 ora
ng.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang otentik, penulis menggunakan bentuk dan metode yang s
esuai dengan bentuk dan jenis data yang diperlukan. Adapun metode pengumpulan da
ta yang penulis lakukan dalam penelitian ini, yaitu :
1.
Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung yang dilakukan dengan sistematika fenomenal
yang diselediki dengan cara mengamati objek yang diteliti.
2. Wawancara
Berhubungan dengan data yang dikumpulkan menyangkut sikap dan keinginan manusia,
maka teknik ini cocok sekali untuk memperoleh data yang akurat.
2.
Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah untuk melihat seberapa jauh kemampuan
pengucapan kosakata bahasa Arab pada siswa MTsN Pendung Tengah Penawar dalam men
jawab pertanyaan yang diberikan secara lisan dan sekaligus untuk memperoleh data
tentang kemampuan pengucapan kosakata bahasa Arab.
3.
Dokumentasi
Metode ini adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama b
erupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori dan lain-l
ain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.[6]
Metode dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan berbagai pelengkap dari meto
de sebelumnya yaitu metode observasi, wawancara dan tes.
F.
Analisa Data
Model analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model analisa
analisa data mengalir, yang berarti bahwa penulis harus melakukan analisa sepanj
ang penelitian dilakukan, selama penulis melakukan penelitian terhadap masalah y
ang diteliti, selama itulah penulis tetap melakukan analisa data.
Pada tahap pertama, data yang diperoleh dari observasi, wawancara, tes dan dokum
entasi serta literatur diedit dengan tujuan untuk meneliti ketepatan, kelengkapa
n dan kebenaran data. Kemudian, data tersebut disusun berdasarkan kategorisasi y
ang sesuai dengan masalah dan kebutuhan penelitian. Selanjutnya dibuat kesimpula
n sementara. Pada tahap berikutnya dilakukan analisa data dengan tujuan memperol
eh berbagai kesimpulan.
Pada tahap kesimpulan awal dan kesimpulan akhir analisa data disesuaikan dengan
jenis data yang diperoleh dan jenis masalah yang akan dikaji. Kesimpulan-kesimpu
lan yang ada perlu diverivikasi lebih lanjut, dari analisa data terakhir inilah
ditarik kesimpulan atas hasil penelitian yang dilakukan dilapangan.
Sedangkan dalam penyajian digunakan metode analisa data berupa metode induksi. M
etode induksi yaitu suatu bentuk analisa data dengan mengungkapkan masalah yang
diawali dengan hal-hal khusus, kemudian dengan sedemikian rupa mendapatkan kesim
pulan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pusta

ka
Anggota IKAPI. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/ Dis
alin dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebu
dayaan Republik Indonesia. Bandung : CV Pustaka Setia
Gorys Keraf. 1994. Komposisi. Jakarta : Ikrar Mandiriabadi
Hadari Nawawi. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada U
niversity Press
Muhammad Rajab. 2008. Pentingnya Pembelajaran Bahasa Arab . Malang
Nailul Falah. 2002. Kemampuan Berbahasa Arab Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Jogjak
arta Ditinjau dari Sikap terhadap bahasa Arab dan Motivasi Belajar Mahasiswa . Tes
is Pascasarjana Universitas Gajah Mada.
Pei, Mario. 1971. Kisah dati Pada Bahasa. Terjemahan oleh Nugroho Notosusanto. J
akarta : Bhara bata
Proyek Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN Jakrta. 199
0. Evaluasi Hasil Penelitian IAIN . Jakarta
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta : Rajawali Pers
Susanto. 2001. Program SPSS Versi 10,10. Jakarta : Gramedia
________________________________________
[1] Muhammad Rajab, Pentingnya Pembelajaran Bahasa Arab ( Malang: 2008)

Anda mungkin juga menyukai