MODUL 07
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pengendalian Pengawasan Pada Persiapan
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sebagai Materi Substansi dalam Pelatihan
Pengendalian Pengawasan Pekerjaan Konstruksi. Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang
PUPR.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi Sistem Diklat, sehingga modul ini dapat disajikan dengan
baik. Perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan
mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus
terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi
ASN di bidang PUPR.
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL.......................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Deskripsi Singkat..................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembelajaran............................................................................................1
1.3.1 Hasil Belajar.............................................................................................1
1.3.2 Indikator Hasil Belajar..............................................................................1
1.4 Materi Pokok dan Sub Materi pokok.....................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................111
GLOSARIUM.............................................................................................................113
KUNCI JAWABAN....................................................................................................127
DAFTAR TABEL
Deskripsi
Persyaratan
Metode
BAB I
PENDAHULUAN
Modul ini terdiri dari beberapa bab yang diuraikan sebagai berikut:
Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mewujudkan salah satu dari tiga
sasaran utama manajemen proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat
waktu. Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan
tindak turun tangan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar
memenuhi persyaratan teknis yang telah ditetapkan di dalam Dokumen
kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan mencakup 2 (dua)
hal yaitu:
a) Dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, lengkung dsb)
b) Kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, kekerasan dsb)
Uji mutu kualitas hasil pekerjaan sesuai spesifikasi teknis dalam Dokumen
Kontrak, pengertian pengendalian hasil pekerjaan adalah mutu jenis pekerjaan
menurut pay item dalam dokumen kontrak yang dilaksanakan oleh kontraktor.
Pengendalian mutu harus dilakukan terhadap pelaksanaan dari seluruh pay item,
secara bertahap dilakukan mulai dari komponen bahan baku, bahan olahan dan hasil
pekerjaan, Kualitas harus sesuai sebagaimana dipersyaratkan dalam spesifikasi
teknis.
Pemilihan Jenis-Jenis Bahan Baku sesuai dg item pekerjaan.
Lingkup Pengendalian:
Lingkup
Dimensi
Lingkup Kualitas
Jenis Pemeriksaan
Metoda
YA Pemeriksaan
TAHAP-I
Frekuensi
Jenis Pemeriksaan
YA Metoda
TAHAP-II
Pemeriksaan
Komponen Bahan Frekuensi
untuk pekerjaan jadi telah siap.
Spesifikasi Mutu
Toleransi
TIDAK Lingkup Pengendalian:
Lingkup Dimensi
Lingkup Kualitas
Pengendalian Mutu
pekerjaan jadi Struktur Pengendalian:
Jenis Pemeriksaan
TAHAP-III YA
Metoda
Pemeriksaan
Frekuensi
Spesifikasi Mutu
Pekerjaan Jadi
(pelaksanaan pay Toleransi
item sesuai kontrak)
a) Standar kualitas
SNI 03-6817:2002
SNI ASTM - Standar pengujian beton
2 Pekerjaan Beton C136:2012 - Standar mutu beton
SNI 1972:2008 - Syarat-syarat bahan
SNI 7656:2012
c) Standar Pelaksanaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup
beberapa aspek seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan,
tata cara pelaksanaan (mengolah/ meramu, mengangkut dan
merekayasa). Untuk berbagai jenis pekerjaan standar pelaksanaannya
berbeda-beda, seperti terlihat pada standar pelaksanaan berikut ini:
Pemeriksaan
bahan Percobaan Metode Pemeriksaan
timbunan Penimbunan/
pemadatan penimbunan/ hasil
Percobaan Pemadatan.
timbunan. pemadatan. pekerjaan.
pemadatan
laboratorium.
d) Standar Pengawasan
Standar pengawsan yaitu pengawasan yang harus dilakukan untuk
mencapai kualitas yang dikehendaki. Bagan alur pengawasan kualitas
seperti terlihat pada bagan berikut ini:
Gambar 2. 5 - Bagan Alir Pengawasan Kualitas
2.7 Pemeriksaan
2.7.1 Batasan
Sifat bahan dapat dipengaruhi oleh cuaca, terutama kadar air tanah dan
kadar air permukaan agregat. Sedangkan kualitas pekerjaan dipengaruhi oleh
sifat-sifat bahan. Pengawasan dilapangan dilakukan terhadap faktor-faktor
seperti dalam tabel 2.2.
Adalah sangat penting bagi Pengendali Mutu untuk tidak mengawasi tugas
tersebut pada waktu yang bersamaan dalam 1 hari atau pada lokasi yang
sama. Kadang-kadang pekerja-pekerja di lokasi produksi bisa sangat hati-hati
apabila mereka pikir pemeriksaan akan dilakukan sebentar lagi dan kemudian
relax setelah Petugas Pengendali Mutu pergi. Apabila ini terjadi, maka
pemeriksaan akan menjadi sia-sia.
II PENGENDALIAN MUTU
1 Pengujian Awal 3 contoh
Pengujian ulang/ rutin setiap 1.000
2
m3
3 Indeks plastisitas 5 test
4 Gradasi 5 test
5 Kepadatan kering max. laboratorium. 1 test
6 CBR 1 test
7 Test Kepadatan sand core 100%
8 Jumlah test Kepadatan Sand core Setiap Jarak ≤ 200m
III PERALATAN
1 Jenis dan Jumlah sesuai atau tidak
IV TATA CARA PELAKSANAAN
1 Cuaca
Kondisi Stock Material (kering atau
2
basah)
3 Pemeriksaan Tebal hamparan
4 Kadar Air Pemadatan
5 Pemadatan
V TOLERANSI DIMENSI
1 Permukaaan dan Ketinggian Akhir ± 1 cm
2 Kerataan Memanjang ≤ 2cm
3 Kerataan Melintang ≤ 1,25 cm
Ketebalan Minimum ≥ T – 1 cm
PERSYARATAN LAIN YANG TIDAK
Keterangan:
TERCANTUM DALAMCHECK LIST INI,
V: Dilaksanakan, approved. DIBERLAKUKAN SECARA TERSENDIRI
X:Tidak dilaksanakan,
disapproved.
Catatan:
1) Perlu Clearance dari Bakin, untuk Expatriate yang berasal dari
negara Sosialis/ Komunis dan Taiwan.
2) Perlu ijin Dep. HANKAM, untuk Expatriate yang berasal dari negara
Timor Timur/ Leste) dan Daerah Perbatasan yang dianggap rawan
(KalimantanBarat, Irian Jaya)
3) Bila Expatriate bekerja di daerah, maka Kasatker/ PPK wajib
melaporkan ke Kantor Depnaker & Kepolisian Setempat.
2.14 Latihan
2.15 Rangkuman
2.16 Evaluasi
BAB III
MOBILISASI & SOSIALISASI
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mempalajari bab ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan kegiatan
mobilisasi dan sosialisasi yang menjadi bagian dari kegiatan pelaksanaan konstruksi.
Di sisi lain yang tidak kalah pentingnya adalah prosedur pengoperasian yang
sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan serta kemampuanoperator
dalam menggunakan peralatannya. Dalam pengoperasian peralatan perlu
disediakan alat komunikasi antara operator dengan pengendali di lapangan.
PPK harus memeriksa bahwa Peralatan yang akan digunakan harus sudah
dikalibrasi terlebih dulu oleh instansi yang berwenang dan dalam kondisi
terpelihara baik. Peralatan laboratorium diperlukan dalam rangka melakukan
pengawasan dan pengendalian mutu atas hasil pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor.
Penimbunan pasir dan split tidak boleh terlalu dekat yang kemungkinan
dapat tercampur. Kanan Kiri tempat penimbunanpasir dan split dibuat
saluran drainase kecil supaya air tidak dapat masuk ke daerah penimbunan
tersebut. Penumpukan PC tingginya tidak boleh lebih besar dari 1,50 m (+/ -
13 zak) dalam tempat terlindung dari hujan dan matahari.
a) Kantor Lapangan dibuat Penyedia Jasa dengan bentuk, ukuran dan lokasi
yang ditetapkan oleh Direksi sesuai spesifikasi dalam kontrak.
b) Pembangunan kantor lapangan harus dapat diselesaikan paling lambat 3
minggu untuk kontrak yang berjangka waktu 6 bulan.
3.3 Sosialisasi
3.4 Latihan
3.5 Rangkuman
4.3 Latihan
4.4 Rangkuman
4.5 Evaluasi
BAB V
TINJAUAN DESAIN, PENGENDALIAN VOLUME & BIAYA
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan kegiatan
desain, gambar kerja, pengendalian volume pekerjaan, dan pengendalian biaya pelaksanaan.
Perubahan yang sering terjadi adalah pada kondisi topografi yang mengalami
perubahan drastis, sehingga pada proses selanjutnya perlu pengkajian ulang
atas data-data seperti:data pengukuran, data geoteknik, data trase saluran
dan elevasi saluran dll.
Pada umumnya sesuai dengan dokumen kontrak maka proses review desain
harus dimulai sejak tanda tangan kontrak atau berlakunya kontrak efektif
Data kontrak awal seperti nama kontrak, lokasi proyek, volume efektif, panjang
fungsional, peta lokasi proyek, waktu pelaksanaan, rencana kerja, perbedaan
kondisi desain awal dan desain usulan baru, nama kontraktor dan konsultan
serta waktu mobilisasi kontraktor dan konsultan menjadi bagian penting dalam
proses review desain.
Revisi perkiraan kuantitas ini harus diantisipasi sedini mungkin agar tidak
mengubah jumlah harga kontrak secara significant. Untuk itu perlu diantisipasi
item pekerjaan yang pada awal kecil volumenya, namun pada saat
pelaksanaan volumenya melonjak tajam. Apalagi jika volume yang kecil
tersebut pada awal tender harga satuannya cukup besar sehingga kenaikan
volume akan mengakibatkan perubahan harga yang cukup besar.
Gambar kerja ini harus dapat memperlihatkan cara dan urutan kerja, baik
untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaansementara dan apabila
dimungkinkan harus detail menunjukkan bagian pembetonan, daftar potong/
bengkok dan perletakan pembesian, jenis material yang digunakan, tingkat
mutu, stasiun/ patok, dimensi pasti dan rincian lain yang dibutuhkan. Dalam
prosedur pembuatan gambar pelaksanaan (gambar kerja & gambar
tambahan), pada dasarnya dilaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai
berikut:
a) Pemeriksaan lapangan dengan melakukan pengukuran ulang.
b) Review desain dan gambar ulang
c) Evaluasi volume dan harga
Pada kondisi perlu dibuat desain ulang, maka dilakukan evaluasi volume &
harga yang dilaksanakan oleh konsultan pengawas dan disetujui oleh
kontraktor & PPK/ PPTK.
Berdasarkan dari hasil perhitungan volume ini, dilakukan koreksi pada daftar
kuantitas & harga dan merupakan kelengkapan dari gambar kerja (work-shop
drawing) yang akan diakui bersama oleh penandatangan kontrak pada rapat
contract change order (CCO) atau addendum volume pekerjaan.
Perhitungan volume hasil pekerjaan setiap item pekerjaan dikumpulkan dan ini
menjadi dasar perhitungan progres pekerjaan. Kurva S adalah rencana
penyelesaian pekerjaan setiap bulan. Setiap titik dalam S-Curve menunjukkan
progres pekerjaan yang harus dicapai dalam persentasi nilai kontrak.
Apabila akumulasi volume yang akan dibayar ternyata akan lebih besar dari
volume yang dihitung berdasarkan dimensi yang ada pada gambar, maka
yang dibayar harus berdasarkan volume yang dihitung berdasarkan gambar.
Tetapi apabila volume hasil pekerjaan ternyata lebih kecil dari volume yang
dihitung dari dimensi gambar, maka yang dibayarkan adalah volume sesuai
hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Ini berarti gambar kerja tidak sesuai
dengan yang terlaksana atau terbangun di lapangan. Gambar yang sesuai
pelaksanaan harus dibuat. Gambar ini disebut gambar terlaksana atau
gambar terbangun (as built drawing).
Apabila hasil pelaksanaan pekerjaan persis sama dengan gambar kerja, maka
gambar kerja menjadi gambar terlaksana. Semua gambar, gambar teknik,
gambar kerja dan gambar terlaksana diarsipkan dengan baik, untuk dijadikan
dokumen Pekerjaan. Dokumen Pekerjaan berisi hal-hal penting tentang
Pekerjaan, mencatat hal-hal yang penting selama proses tender dan selama
masa pelaksanaan. Dokumen ini sangat perlu untuk kemudian hari setelah
berlalu bertahun-tahun atau puluhan tahun kemudian.
Contoh:
1) Perubahan tipe pintu sorong baja menjadi type pintu sorong kayu.
2) Perubahan jenis lining pasangan batu menjadi lining beton.
3) Perubahan panjang lining saluran yang menjadi bertambah/
berkurang.
Contoh:
Usulan tambahan item pekerjaan saluran ataupun bangunan yang belum
ada desainnya seperti:
1) Tambah saluran sekunder baru, saluran muka baru dan lain-lain
2) Tambah bangunan-bangunan air baru.
3) Tambah pintu-pintu baru.
5.2.2 Prosedur Pekerjaan Tambah/ Kurang dan Variation Order/ Change Order
a) Dalam keadaan mendesak, PPK dapat memberikan perintah perubahan
secara lisan dan kontraktor harus memenuhi perintah tersebut. Namun
demikian, selambat-lambatnya 3 (tiga) hari semua perintah lisan tersebut
harus telah ditindak lanjuti dengan perintah tertulis.
b) Dalam hal melampaui kontrak, pekerjaan tambah/ kurang agar segera
diajukan untuk mendapatkan persetujuan penetapan harga sesuai
kebutuhan dan ditindaklanjuti dengan addendum. Pembuatan addendum
dapat dilakukan beberapa kali tanpa harus menunggu sampai proyek
mendekati selesai.
c) Apabila pada pekerjaan utama (major item) terjadi kenaikan volume
pekerjaan melebihi 20% (dua puluh persen), atau tidak sesuai dokumen
kontrak maka pihak proyek/ PPK akan meninjau kembali harga satuan
yang telah disepakati bersama didalam kontrak.
d) Apabila dijumpai tambahan yang berupa kenaikan volume pada pay item
tertentu yang sedemikian besar, agar dipikirkan kemungkinan perlunya
tambahan peralatan dan tambahan waktu. Demikian pula tambahan
pekerjaan untuk pay item baru (diluar kontrak), agar dipikirkan
kemungkinan perlunya tambahan peralatan dan tambahan waktu.
e) Apabila ada percepatan waktu pelaksanaan, baik yang disebabkan
perlunya segera pekerjaan selesai karena sesuatu hal, maupun volume
yang meningkat sedemikian besar, dengan waktu pelaksanaan tetap,
yang menyebabkan kenaikan nilai kontrak, agar segera dilaporkan kepada
Atasan Langsung untuk mendapatkan penyelesaian.
f) Variation Order dan Change Order dapat diselesaikan di tingkat PPK, jika
tidak menyebabkan bertambahnya nilai kontrak pekerjaan dan
mengurangi percepatan target pekerjaan. Jika sebaliknya maka harus
dikonsultasikan/ didiskusikan ditingkat Satker.
Gambar 5. 1 - Prosedur Usulan Variation Order Pekerjaan Konstruksi
Gambar 5. 2 - Prosedur Usulan Change Order Pekerjaan Konstruksi
Catatan:
Adapun yang dimaksud dengan hal-hal yang dinilai layak atau wajar
untuk perpanjangan waktu, meskipun tidak selalu berakibat pada
perpanjangan waktu total, adalah sebagai berikut.:
1) Pekerjaan Tambah
2) Perubahan Desain
3) Bencana Alam yang dinyatakan oleh Gubernur KDH Provinsi
4) Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak Satker/ Unit Satker (antara
lain pembebasan tanah, dan sebagainya.)
5) Masalah yang timbul diluar kewenangan kontraktor, antara lain
pengiriman bahan/ material.
6) Keadaan memaksa force majeur (antara lain huru hara, perang,
bencana alam, khusus untuk bencana alam perlu dinyatakan oleh
Gubernur KDH Provinsi.
Keterlambatan pelaksanaan karena cuaca/ hujan tidak dapat dibenarkan
sebagai alasan untuk perpanjangan waktu kontrak, kecuali hujan yang
luar biasa dan hal ini harus didukung dengan data curah hujan pada saat
pelaksanaan kontrak dibandingkan dengan data curah hujan pada tahun-
tahun sebelumnya
4) Dalam hal Pihak PA/ KPA/ PPK dapat menyetujui usulan yang
diajukan oleh kontraktor, maka terhadap kontrak pekerjaan harus
segera dilakukan proses adendum amandemen kontrak.
a) Cara Langsung
Dengan melakukan:
1) Peninjauan
2) Pengawasan
3) Pemeriksaan
4) Audit
Sasaran yangdicapai:
5) Mengetahui dan mendapat informasi
6) Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek
(pelaksana) proyek
7) Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikan langsung
atas ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadian
negatif yang akantimbul.
1) Dokumen proyek
Melalui Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) proyek sebagai
pedoman biayapelaksanaan
(a) termasuk dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat
dan efisien
(b) termasuk dalam hal jadwal pelaksanaan proyek yang sesuai
dan efektif
(c) termasuk dalam hal unit price pekerjaan, material dan alat
sesuai rencana yang wajar, murah dan efisien.
2) Melalui Rencana Arus Kas (RAK/ Cash-Flow) Proyek
Sebagai pedoman kerja dalam hal kondisi keuangan, agar selalu
tercapai likuiditas proyek yang berada dalam kondisi balance positif
atau surplus.
(a) Dilakukan penagihan progress fisik (progress billing) yang
intensif sesuai dengan batasan periode atau jumlah nilai
penagihan tertentu dan ditindak lanjuti secepatnya dengan
benar sehingga segeramenjadi cash in (cair).
(b) Dilakukan evaluasi dan rencana pembayaran (pembelian)
mendesak dan hutang jatuh tempo, sebagai tindakan prioritas
pengunaan dana cash pada yang berkepentingan dengan
mempertimbangkan batas waktu hutang jatuh tempo dan urgensi
obyek yang harus diberikan dana tersebut.
Apabila manajemen proyek berhasil mengendalikan biaya tidak lebih dari 90%
kali pendapatan, maka proyek dianggap sukses.
Upaya proyek, bersama manajer proyek dan staff keuangan terkait harus
mampu serta maksimal menjadikan kondisi likuiditas proyek selalu
surplus.
MC mencakup rincian:
(a) Komulatif % kemajuan atau prestasi fisik pekerjaan, ekivalen
dengan komulatif jumlah biaya per Divisi Pekerjaan pada
bulan yang bersangkutan.
(b) Gross Monthly Certificate, (biaya total works complete + biaya
material on site)
(c) Biaya-biaya deductions (pengurangan) terdiri dari: (Retention
Money, Advance Payment Repayment (terhitung sejak MC No.
3))
(d) Previous Monthly Certificate
(e) Net Monthly Certificate ( Gross MC - Total Deductions)
(f) Value Added Tax (Net MC; Advance Payment - jika belum
dibayarkan)
(g) Total Payment untuk bulan yang bersangkutan (Net MC - Value
Added Taxes)
(h) Komposisi pembayaran: (Foreign Cost Component; Local
Cost Component)
2) Pembayaran dengan sistem Termyn:
Setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu
sesuai dengan yang telah dipersyaratkan di dalam dokumen
kontrak, kontraktor diperbolehkan mengajukan tagihan
pembayaran secara tertulis kepada PPK disertai dengan lampiran
daftar rincian volume pekerjaan yang telah diselesaikan beserta
harga satuan dan jumlahnya.
5.4 Latihan
5.6 Evaluasi
BAB VI
PENYIAPAN DAN PENGIRIMAN MATERIAL
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan kegiatan
penyiapan dan pengiriman material.
b) Pengiriman Material:
1) Mendatangkan material/ bahan timbunan & material agregat dari
Quarry ke gudang/ lokasi disekitar pekerjaan. Untuk mendatangkan
material/ bahan terlebih dulu dilakukan pemeriksaan mutu & volume
bahan dan setelah ternyata hasil pemeriksaannya baik, maka
dilakukan hal-hal sbb.:
(a) Kasatker/ PPK memberikan Rekomendasi terhadap penggunaan
Quarry.
(b) Pembuatan Akses Jalan ke lokasi Quarry harus memperhatikan
dan memecahkan masalah atas dampak lingkungan sekitarnya
akibat penggunaan akses jalan tsb oleh kendaraan dengan
muatan berat.
(c) Perlu Ijin Penggunaan/ Pemanfaatan Quarry dari Pemda dengan
melampirkan data tentang lokasi Quarry, Luas Lahan yang akan
digarap, Volume dan Jenis Bahan yang akan diambil/ digali,
Rencana Penggunaan dan Cara Pengambilan/ Ekspoitasinya.
(d) Mendatangkan Bahan Timbunan & Material Agregat dari Quarry
sekitar lokasi pekerjaan.
(e) Selanjutnya urusan yang berkaitan dengan kewajiban membayar
retribusi akibat penggunaan Quarry tersebut menjadi tanggung
jawab kontraktor.
2) Mendatangkan material/ bahan yang didatangkan dari Luar Lokasi
Pekerjaan seperti bahan pabrikan (aspal, semen, besi beton, kapur,
dan sebagainya). Setelah pengujian sample bahan pabrikan di
laboratorium yang dilaksanakan oleh Konsultan atas perintah
Kasatker/ PPK, maka:
(a) Apabila memang telah memenuhi syarat maka Kontraktor boleh
mendatangkan bahan-bahan di maksud untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan.
(b) Apabila tidak memenuhi syarat tetapi sudah dikirim ke lokasi
pekerjaan, maka harus segera diperintahkan untuk diangkut ke
luar lokasi pekerjaan dalam waktu 3 x 24 jam.
Dalam pengiriman material dikenal dengan istilah ritase atau rit. Satu rit (1
rit) artinya pengiriman barang dari lokasi A ke lokasi B dan truk langsung
pulang, atau 1 rit berarti satu kali angkut barang atau satu kali penurunan
barang. Dua rit (2 rit) berarti:
Kalau truk bisa disewa per jam maka jatuhnya nanti bisa lebih mahal,
karena dalam perjalanannya truck yang memiliki badan besar sulit untuk
melewati jalanan terutama ketika macet jam pulang kerja. Kalau dihitung
per jarak tempuh, juga tidak fair bagi pemilik kendaraan, karena waktu
tempuh serta waktu untuk memuat dan membongkar barang relatif lama.
Waktu yang terbuang ini akan sia-sia. Jadi penyewaan truck menganut
sistem ritase, yakni dihitung per satu kali muat dan bongkar barang, atau
satu kali transaksi.
6.4 Latihan
6.5 Rangkuman
6.6 Evaluasi
Fungsi konsultan pengawas pada dasarnya dibagi dalam 2 (dua) fungsi, yaitu:
a) Fungsi Administratif
1) Membantu Pengguna Jasa dalam memahami dan melaksanakan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak,
terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban dan tugas
Penyedia Jasa Pemborongan.
2) Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat memorandum
atas pekerjaan konstruksi saluran saluran dan koker untuk jenis
penanganan (peningkatan pemeliharaan/ perbaikan, pembangunan
baru).
3) Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan berupa,
foto-foto yang dibuat sebelum pekerjaan berlangsung (mulai), sedang
berjalan dan pekerjaan selesai, serta kejadian di lapangan lainnya.
4) Menyiapkan dokumendasi sehubungan dengan Contract Change
Order dan Addendum sehingga perubahan-perubahan kontrak yang
diperlukan dapat dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan
semua aspek yang ada.
5) Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.
7.4 Latihan
7.5 Rangkuman
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Simpulan
Kantor Proyek; Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja pagi para staf
baik staf dari Kontraktor, Pengawas maupun Pemilik Proyek di lapangan, yang
dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan,
mushola, dan toilet. Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk
pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh karena itu, desain kantor
tersebut juga dibuat tidak permanen.
Kebutuhan Air Kerja; Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa
diperoleh dari sumur atau PAM (Perusahan Air Minum). Air diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan-kenutuhan seperti tolilet, pencucian kenderaan proyek,
dan keperluan lain yang membutuhkan air.
Pembuatan Shop Drawing (Gambar Kerja); Shop Drawing atau gambar kerja,
merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan adanya
gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan
terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas
lanjutan untuk dapat memahami detail tentang pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan pengakhiran pekerjaan konstruksi, serta ketentuan pendukung
terkait lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
MODUL 7 PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. Peraturan Menteri PUPR No. 06/ PRT/ M/ 2008 tentang
Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Pemeriksaan
Konstruksi di lingkungan Departemen PU. Berita Negara RI Tahun 2015, No.
429. Menkumham. Jakarta.
Proyek Irigasi Jawa Barat, 1988, Penataran Konstruksi Untuk Pengawas Lapangan
dan Pengawas Pekerjaan, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen PU,
September 1988.
Balai Diklat. PU. Wilayah II, 2005, Diklat Pengawasan Lapangan, Pusdiklat
Sekretariat Jenderal, Kementerian PU, Oktober 2005.
Pusdiklat, 2010, Pelatihan Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) Bidang Sumber Daya
Air, Sekretariat Jenderal, Kementerian PU, Oktober 2010.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 111
MODUL 7 PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
GLOSARIUM
120 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
yang seharusnya terjadi.
Pengawasan : pengawasan melekat oleh
Penyelenggaraan penyelenggara pekerjaan konstruksi
Pekerjaan terhadap penyelenggaraan pekerjaan
Konstruksi konstruksi bidang sarana dan
prasarana pekerjaan umum, baik fisik
maupun non fisik dengan penekanan
pada tertib penyelenggaraan dan
hasil pekerjaan konstruksi yang
meliputi aspek perencanaan
pekerjaan konstruksi, pengadaan,
manajemen pelaksanaan dan
pengendalian kontrak pekerjaan
konstruksi.
Latihan
1. Tujuan penyelenggaraan Pre Construction Meeting (PCM) adalah
menyatukan pengertian terhadap seluruh isi Dokumen Kontrak dan
membuat kesepakatan-kesepakatan terhadap hal-hal penting yang belum
terdapat di dalam Dokumen Kontrak serta membahas jalan keluar
terhadap kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
konstruksi.
2. Substansi pokok yang dibahas dalam Pre Construction Meeting (PCM)
adalah sebagai berikut:
a) Aplikasi pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak
b) Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan
c) Tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan
3. Kepadatan Kering Maksimal Laboratorium; Tes Kepadatan Sand Cone
Evaluasi
1. D
2. A
2. D
Latihan
Evaluasi
1. B
2. A
3. B
Latihan
1. Kegiatan pengukuran dan pemasangan tanda-tanda patok yang merupakan
pemindahan gambar rencana ke lapangan yang menggambarkan lokasi,
arah, jarak dan elevasi/ ketinggian bangunan.
2. Untuk mencapai kesepakatan antara direksi dan kontraktor tentang
kuantitas pekerjaan yang masuk dalam kontrak unit price sebelum kontrak
dimulai
3. Dalam hal Tim/ Panitia tsb. tidak dibentuk, maka untuk melakukan
pemeriksaan bersama dan melaksanakan kegiatan penelitian terhadap
kontrak, dapat dilaksanakan oleh PPK masing-masing dibantu oleh para
staf terkait pekerjaan.
Evaluasi
1. C
2. D
3. B
Latihan
1. Apabila perubahan dan atau penambahan pembiayaan yang dimungkinkan
adalah < 10% dari nilai kontrak awal, maka dibuatkan amandemen kontrak.
Tetapi apabila ada perbedaan yang berarti dari desain awal, maka
dibuatkan CCO.
2. Change Order yaitu usulan pekerjaan tambah/ kurang dimana pekerjaan
utama tidak mengikuti desain awal atau terdapat usulan pekerjaan baru
sama sekali.
3. Variation Order yaitu usulan pekerjaan tambah/ kurang dimana pekerjaan
utama masih sesuai desain, tetapi terdapat usulan perubahan (variasi)
pada beberapa item mata pembayaran.
Evaluasi
1. D
2. A
3. D
Latihan
1. Pelaksanaan survai material dilakukan untuk tujuan pemeriksaan mutu &
volume bahan baku di Quarry dan pengujian bahan produk Pabrikan.
2. Proses Ijin Penggunaan/ Pemanfaatan Quarry/ Borrow Area, dilaksanakan
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Kontraktor mengajukan permintaan rekomendasi penggunaan Quarry
yang ditujukan kepada Kasatker/ PPK
b) Kasatker/ PPK memberikan rekomendasi penggunaan Quarry.
Permohonan ijin penggunaan/ pemanfatan Quarry dari Kontraktor
ditujukan
MODUL 7 PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
Evaluasi
1. A
2. B
2. C
Latihan
1. Kegiatan yang dilakukan supervise dalam tahap persiapan pelaksanaan
konstruksi:
a) Mengajukan usulan rencana kerja pengawasan untuk mendapat
persetujuan pengguna jasa.
b) Memberikan pendapat terhadap dokumen perencanaan.
c) Mengajukan usulan wakil pengawas konstruksi beserta
kewenangannya untuk mendapat persetujuan pengguna jasa.
d) Menyerahkan jaminan uang muka, dalam hal diperjanjikan adanya
pembayaran uang muka.
2. Konsultan Supervisi mendapartkan ganti rugi apabila: pengguna jasa
terlambat memberi keputusan terhadap usulan rencana kerja pengawasan
dan usulan wakil pengawas konstruksi yang dapat mengakibatkan kerugian
pada pengawas konstruksi (konsultan supervisi), serta akibat pengguna
jasa terlambat membayar uang muka.
3. Fungsi konsultan pengawas pada dasarnya dibagi dalam 2 (dua) fungsi,
yaitu:
a) Fungsi administratif
1) Membantu Pengguna Jasa dalam memahami dan melaksanakan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen
kontrak, terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban dan
tugas Penyedia Jasa Pemborongan.
2) Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat
memorandum atas pekerjaan konstruksi saluran saluran dan koker
130 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
untuk jenis penanganan (peningkatan pemeliharaan/ perbaikan,
pembangunan baru).
3) Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan
berupa, foto-foto yang dibuat sebelum pekerjaan berlangsung
(mulai), sedang berjalan dan pekerjaan selesai, serta kejadian di
lapangan lainnya.
4) Menyiapkan dokumendasi sehubungan dengan Contract Change
Order dan Addendum sehingga perubahan-perubahan kontrak
yang diperlukan dapat dibuat secara optimal dengan
mempertimbangkan semua aspek yang ada.
5) Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.
b) Fungsi pengawasan (supervisi)
132 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
2017