Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TOPIK PERUMAHAN

PERUMAHAN YANG LAYAK HUNI

Dosen Mata Kuliah

Djoni Agustaf

Disusun oleh
1. Cintami G. Worang (19209039)
2. vExcel M. Pinaria (19209059)
3. Fernando Erlan Adil (19209009)
4. Injilia B. Woruntu (19209069)
5. Zirah Taghumingge (19209021)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa atas hikmat
yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“perumahan yang layak huni” tepat waktu.

Makalah ini membahas Ontologis, Epistomologis, dan Aksiologis secara


umum mengenai perumahan yang layak huni sehingga masyarakat bisa
menempati perumahan yang layak secara khusus Substansi, Teoritis dan Praktis.

Kami berterima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi


memberikan ide-ide dalam penyusunan Makalah ini, dalam penyusunan makalh
ini masih banyak kekurangan diharapkan pembaca dapat memberi saran dan
kritik yang membangun agar kedepannya dapat tersusun makalah yang lebih baik
lagi.

Tondano, 7 November 2019


Daftar ISI
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Indentifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah

E. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Ontologis

 Objek apa yang ditelaah ilmu?


 Bagaimana objek yang hakiki dari objek tersebut?
 Bagaimana hubungan antara objek dengan daya tangkap manusia?
B. Landasan Epistomologis

 Bagaimana proses ditambahnya pengetahuan berupa ilm?


 Bagaimana Prosedurnya?
 Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar dapat pengetahuan
Benar?
 Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?
 Apa kriterianya, cara membantu dapat pengetahuan?
C. Landasan Aksiologis

 Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu digunakan?


 Bagaimana kaitan antara cara penggunaan dengan kaidah-kaidah
Moral?
 Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan?
Operasional metode ilmiah dengan norma-norma/profesional?

D. Subtansi

Teoritis

Praktis
BAB I Pendahuluan

a. Latar Belakang
Perumahan adalah sekelompok rumah atau bangunan lainnya yang dibangun bersamaan
sebagai sebuah pengembangan tunggal. Bentuknya bervariasi di negara-negara manapun.
Perumahan biasanya dibangun oleh seorang kontraktor tinggal dengan hanya beberapa
gaya rancangan rumah atau bangunan, sehingga penampilannya menjadi seragam. Pada
umumnya, perumahan adalah monotenur.
Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Sebagaimana tertulis dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28, bahwa rumah adalah salah satu hak dasar
rakyat dan oleh karena itu setiap Warga Negara berhak untuk bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu rumah juga merupakan
kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan
penghidupan, serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf
hidup, serta pembentukan watak, karakter dan kepribadian bangsa.
Namun banyak perumahan di Indonesia tidak lagi layak untuk dijadikan sebagai hinian,
rumah bisa dikatakan layak huni apabila memenuhi persyaratan keselamatan dan
kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan para penghuninya. Di sisi lain,
ternyata masih banyak pula khalayak yang kurang peduli dengan kondisi tempat
tinggalnya
b. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada deskripsi masalah di atas, maka kami mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
Kami mengidentifikasikan bahwa kurangnya pengetahuan tentang ketidak layakan
perumahan untuk dijadikan hunian di karenakan faktor ketidaktahuan masyarakat.
c. Pembatasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan di atas, maka
pembatasan masalah pada penelitian ini adalah : “Perumahan Layak Huni”

d. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari Latar Belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut
:
1) Apa saja factor pendukung kelayakan perumahan?
2) Bagaimana proses pembuatan perumahan yang layak?
3) Apa manfaat dan kegunaan perumahan?
e. Tujuan
1) Mengetahui faktor pendukung kelayakan perumahan
2) Mengetahui proses pembuatan perumahan yang layak
3) mengetahui manfaat dan kegunaan perumahan

BAB II Pembahasan
1. Ontologis
a. Objek yang ditelaah Perumahan Layak Huni.

b. Objek yang Hakiki dari perumahan layak huni


 Perumahan
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan
yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan.
 layak
layak artinya terjamin dari keamanan fisik maupun psikologis.
 Manusia
Manusia adlah golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
 Kota
Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas
wilayah administrasi yang diatur dalam perundang-undangan serta
pemukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.
c. Hubungan objek dengan daya tangkap manusia
Kota adalah pusat kegiatan penduduk yang lebih lebih maju dibandingkan dengan
desa, banyak manusia yang berurbanisi karena lapangan pekerjaan yang lebih banyak
sehingga memerlukan tempat tinggal seperti perumahan tapi sebagian besar
perumahan tidak lagi layak dihuni karena

2. Epistomologis
a. Proses
Suatu perumahan dikatakan layak huni apabila memenuhi persyaratan keselamatan dan
kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan para penghuninya.
Hunian yang dianggap layak haruslah berada di lokasi yang tidak terkena banjir dan tidak
lembab, dan setiap ruangan harus memenuhi persyaratan pencahayaan dan sirkulasi udara
yang baik. Setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN
minimum 450 va. Kehadiran air bersih dari PDAM secara fisik harus terlihat jernih tidak
berbauh. Dan tidak berasah.
Bangunan rumah harus memenuhi persyaratan teknis dan pemilihan material yang tepat.
Bagian atap harus memiliki kemiringan yang disesuaikan dengan bahan penutup yang
digunakan. Sehingga tidak akan mengakibatkan bocor. Sedangkan bagian lantai harus
terbuat dari material yang mudah dibersihkan, tidak lembab, serta kuat untuk menahan
beban yang akan timbul dan memperhatikan lendutannya. Pada bagian dinding harus
dapat memikul beban di atasnya serta berat angin. Untuk dinding kamar mandi
setidaknya memiliki ketinggian 1,5 m di atas permukaan lantai. Keindahan dan
kenyamanan juga menjadi syarat perumahan layak huni.

b. Prosedur
 Pencahayaan
1) Matikan arus listrik terlebih dahulu
2) Bukalah isolasi yang membungkus sambungan kabel, sambungkan
kabel positif dengan sambungan positif pada terminal, dan kabel
negative pada sambungan negative. Jika tidak memiliki sambungan
kabel bisa membuata sambungan kabel sendiri dengan memotong
ujung kabel.
3) Sambungkan kabel negative ke fitting lampu, dan kabel poositif ke
saklar.
 Sirkulasi udara
Mebuat dua buah ventilasi di atas jendela pada setiap ruangan jika memiliki
ruangan yang besar dapat dibuat lebih dari dua buah.
Mebuata ventilasi tambahan pada ruangan tertentu seperti, dapur dan kamr
mandi.
 Atap
1) Mempersiapkan perhitungan kebutuhan pembangunan atap rumah
2) Penyortiran genteng
3) Cat genteng terlebih dahulu jika diperlukan
4) Pastikan bahwa kerangka atap dan seng sudah terpasang dengan benar
5) Pemasangan genteng dilakukan tiap baris mendatar
6) Lindungi rangka atap dengan aluminium foil
 Lantai
1) Ratakn lantai dengan mengikis tonjolan menggunakan palu dan pahat,
dan mengisi cekungan dengan aci
2) Bersihkan permukaan sublantai
3) Bersihkan ornament tembok atau pinggiran lantai dari dinding
4) Lepas pintu dan potong bagian bawah konsen pintu sebagai ruang untuk
lantai
5) Lakukan uji pengepasan ubin
6) Aduklah mortar
7) Campurlah dan cocokkan ubin dari kotak yang berbeda
8) Olesilah mortar dengan sekop semen pada ubin pertama
9) Letakkan ubin pertama
10) Gunakan straightedge untuk mengatur sisa ubin dalam baris
11) Letakkan 2-3 ubin sekaligus
12) Kikislah setiap kelebihan mortar yang merembes keluar dari bawah
ubin selagi anda memasang ubin.
13) Diamkan ubin selama semalaman.
14) Campur nat dalam ember 19
15) Olesi nat disepanjang sambungan ubin dengan pisau dempul
16) Diamkan nat hingga kering sebelum diseka dengan kain basah
17) Tunggu hingga 72 jam dan ubin siap dipakao.
 Dinding
1. Merendam Batu Bata Di Dalam Air, 1 Jam Sebelum Penggunaan
Sering kita lihat bahwa pekerja konstruksi biasanya merendam batu bata di
dalam tangki air, atau menggunakan selang air untuk membasahi batu bata.
Ngomong-ngomong, sebelum memulai pekerjaan, diharuskan untuk
membasahi permukaan hingga menjadi lembab terlebih dahulu.
2.    Perlu Membuat Garis Pedoman Pemasangan
Garis pedoman dalam pemasangan adalah untuk membuat pengikat diantara
lapisan batu bata, dengan tujuan untuk menguatkan tembok. Ada banyak cara
untuk membuat pedoman pemasangannya, tapi pada umumnya yang digunakan
adalah bentuk “setengah batu bata”. Apapun bentuk pemasangannya, biasanya
alasan utamanya tetap sama, yaitu untuk membuat tembok menjadi kuat.
3.    Buatlah Ketebalan Pemasangan Kurang Dari 1.5 cm
Dalam penggunaan batu bata atau bata blok, ketebalan lapisan pemasangan semen
tidak boleh melebihi 1.5 cm dikarenakan akan menggunakan terlalu banyak
semen, bahkan semen akan jatuh lebih banyak daripada yang dibutuhkan saat
mengering (proses jatuh yang normal dan tidak berbahaya), dan juga cenderung
membuat dinding menjadi tidak lurus. Terkecuali pada saat kita menggunakan
mortar tertentu untuk beton ringan yang memiliki penguat daya rekat, formasinya
biasanya mencapai 2-3 mm.
4.    Membuat Kolom Dan Palang Balok
Setiap kolom dan palang balok harus memiliki lebar 2.5 meter dan tinggi 1.5
meter karena ini berfungsi untuk meratakan berat dinding bata dan membantu
menghindari dindingnya untuk terjatuh. Lebar kolom dan lebar palang balok tidak
boleh kurang dari 15 cm dan ketebalannya harus sama dengan ketebalan batu
bata. Strukturnya harus diperkuat sebelum mengecor untuk memperkuat dinding
juga.
5.    Membuat Kolom Di Pintu Dan Jendela
Semua lubang bor harus memiliki kolom dan palang balok yang dikelilingi oleh
bingkai, untuk membantu membingkai pintu atau jendela, yang akan selalu
bergerak masuk dan keluar. Hal ini juga akan membantu untuk meratakan
kekuatan yang dibebankan ke dinding bata. Jangan lupa untuk menempelkan
kawat baja pada kusen untuk membantu penyebaran beban ke lantai dengan
plesteran.
6.    Membuat Kolom Di Sudut Dinding Seperti tiang yang disisipkan di antara
dinding, kolom akan berfungsi sebagai bingkai untuk pemasangan dinding. Kita
tidak boleh memiliki sudut dinding tanpa pilar bata, jika tidak batu bata akan
berbaris tidak teratur dan tidak bisa untuk menahan beban. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kekuatan dinding dalam jangka panjang.
7.   Memasang Rangka Baja.
Dinding bata yang kuat harus memiliki sesuatu untuk menahan lantai dengan pilar
batu bata, itulah alasan mengapa kita harus menyambungkan kawat berdiameter
6mm ke dalam pilar beton. Buatlah panjang minimal 40 cm untuk menjaga
dinding bata kuat agar tidak jatuh ke bawah.
8.    Basahi Batu Bata Sebelum Memulai Plesteran
Setelah pembentukan selesai, diamkan beberapa saat sebelum memulai plesteran.
Kemudian, satu hari sebelum plesteran, kita harus mebasahi dinding, kemudian
sekali lagi di pagi hari pada tanggal plesteran. Hal ini untuk mencegah air
menyerap yang dapat menyebabkan dinding retak nantinya.
9.    Gunakan Mixer Untuk Mencampur Mortar Untuk Plesteran
Walaupun cara tradisional juga bisa digunakan untuk mencampur mortar, namun
kita bisa mendapatkan hasil mortar yang lebih baik saat menggunakan mixer
dimana hal ini lebih efisien untuk dilakukan daripada menggunakan cara
tradisional.
10.    Tetap Basahi Dinding Untuk Menjaga Plesteran Tetap Baik
Karena air adalah kunci untuk mengembangkan kekuatan semen, maka, untuk
memberi air yang cukup pada semen, pengairan harus dilakukan setelah
melakukan plesteran, setidaknya satu hari sekali hingga 3-7 hari. Airnya bisa saja
mengotori area lainnya, tapi proses ini tidak boleh tidak dilakukan. Langkah
pengairan ini akan membantu menghindari retak yang berpengaruh pada kekuatan
dinding.

c. Hal-Hal yang diperhatikan


 Pencahayaan
Pencahayaan pada ruang tamu yang memiliki luass tidak terlalu besar dapat
dipantulkan kearah plafon atau dinding dan menggunakan general lighting yang
mampu mendistribusi cahaya.
 Sirkulasi udarah
Mebuat ventilasi di tiap ruangan dan rutin untukk membersihkannya
 Atap
Bagian atap harus memiliki kemiringan yang disesuaikan dengan bahan penutup
yang digunakan
 Lantai
Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir
 Dinding
Jangan membuat dinding diatas lantai beton atau lantai tanpa adnya palang
balok.
d. Yang disebut kebenaran
Menurut UU N0.1 tahun 2011 mengenai perumahan dan permukiman adlah
perumahan didefinisikan sebagai kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,
baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya permukiman yang layak huni.
e. Kriteria
 Struktur konstruksi atap
 Terdapat jaringan air bersih
 Utilitas jaringan listrik
 Jalan lingkungan yang memadai
 Saluran/drainase yang memadai
 Penyadiaan septitank

3. Aksiologis
a. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu digunakan
Dengan kita mengetahui bahwa sesuatu itu adalah perumahan, kita bisa lebih
mudah untuk menentukan dimana kita akan tinggal, tempat seperti apa yang nyaman
untuk kita dan kita bisa mengenali bahwa perumahan itu adalah komponen yang
penting untuk kebahagiaan keluarga kita sehari-hari
Dengan tinggal diperumahan kita tidak akan sendiri melainkan kita memiliki
banyak tetangga yang bisa bersosialisasi dengan kita dan bisa membuat kita hidup
lebih nyaman.
b. Kaitan antara cara penggunaan dengan kaidah-kaidah moral
 Membersihkan seluruh perumahan minimal 2 kali dalm sebulan
 Memiliki tatanan rumah yang teratur
 Menyediakan banyak rumah yang nyaman bagi masyarakat
 Dengan adanya perumahan Masyarakat tidak perlu repot-repot untuk membangun
rumah
c. Penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral
 Nilai Estetika
- Lingkungan yang bersih, asri, dan tertatah
- Keamanan yang terjamin
- Memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap
- Memiliki desain rumah yang telah di bentuk sedemikian rupa sehingga
tampak mewah, indah dan asri
 Nilai Etika Perumahan
 Hal positif perumahan
- Memiliki tatanan rumah yang teratur
- Menyediakan banyak rumah yang nyaman bagi masyarakat
- Dengan adanya perumahan Masyarakat tidak perlu repot-repot untuk
membangun rumah
 Hal negative perumahan
- Pembangunannya kadang di lahan yang dulunya hutan sehingga merusak
ekosistem alam
d. Kaitan teknik procedural dengan norma-norma moral
 Pencahayaan
Pencahayaan dapat menerangi ruangan dan membantu orang untuk dapat melakukan
kegiatan ketika malam hari, bukan hanya itu pencahayaan juga dapat memberikan
dtruktur keinahahn didalam rumah
 Sirkulasi udarah
Sirkulasi udarah dalm suatu perumahan sangat penting agar dapt hidup sehat dengan
udara yang bersih
 Atap
Untuk melindungi manusia dari efek alam yang dapat mengganggu tubuh jika berlebihan,
seperti panas matahari, hujan, dll.
 Dinding
Bukann hanya sebagai pembatas dinding juaga dapat melindungi manusia dari
berbagai ancaman dari luar, dan juga dapat memberi kesan keindahan baik dalam
maupun luar.
4. Substansi, Teoritis, dan Praktis
a. Substansi, Perumahan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia karena dapat
dijadikan sebagai tempat berlindung anggota keluaraga. Perumahan dapat dijadikan
sebagai tempat orang-orang untuk bersosial dalam suatu lingkungan.
b. Teoritis,
Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam
bangunan dari hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang datar dan ada yang
miring, walaupun datar harus dipikirkan untuk mengalirkan air agar bisa jatuh.
Bahan untuk atap bermacam-macam, di antaranya: genting (keramik, beton), seng
bergelombang, asbes, maupun semen cor. Adapula atap genteng metal yang sangat
ringan, tahan lama, anti karat dan tahan gempa.

 Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu
area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur
lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau
melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding
struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding
penahan (retaining).
 lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk
memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara
umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang.

 Praktis
Bersangkutan dengan perumahan sebagai tempat berlindung yang dapat
memunculkan nilai estetika dapat menimbulkan berbagai kesalahan dalam
pembangunan demi menimbulkan keindahannya dan tidak lagi di utamakan fungsinya
sebagai tempat perllindungan.

Anda mungkin juga menyukai