Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TEKNOLOGI BAHAN

ANALISIS STUDI KASUS SHOTCRETE

NAMA KELOMPOK :

1. Dhimas Rizky Savero (01.2017.1.05483)


2. Anggi Faradila (01.2017.1.05495)
3. Nanda Eko

JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA


2019

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala bentuk dan petunjuk-Nya,
maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi
tugas mata kuliah teknologi bahan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
belum sepenuhnya sempurna.

Dengan tersusunnya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua


pihak yang memebantu dan membagi ilmunya dalam penyusunan dan pembuatan
makalah ini. Dengan sangat hormat kami meminta seluruh para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran guna untuk membangun kesempurnaan makalah kami.

Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan informasi
dan manfaat yang berarti bagi para pembaca.

Surabaya, 18 November
2019
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
.......................................................................................................... i

DAFTAR
ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


………………....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah


……………………………………….............................................. 1

1.3. Maksud dan Tujuan


…………………………………………........................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Beton Shotcrete


……………………………………………............................. 2

2.2. Pengaplikasian Beton Shotcrete …...


………………...................................................... 2

2.3. Analisis Beton Shotcrete


……………………………………........................................ 3

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
………………………................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................................... 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam bidang konstruksi material konstruksi yang sering dipakai adalah
beton. Penggunaan beton merupakan pilihan utama dikarenakan beton
merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk dengan harga yang relatif murah
dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya. Beton merupakan salah satu
material bangunan yang terbuat dari kombinasi aggregate, semen, dan air. Beton
memiliki kuat tekan tinggi dan kuat tarik lemah sehingga dibutuhkan beberapa
perkuatan seperti salah satunya menambahkan serat dalam pembuatan beton
untuk menambah kuat tarik. Dalam pembuatan beton digunakan juga beberapa
zat aditif dan kimia untuk mempercepat pengerasan beton, mempermudah
proses pengecoran, meningkatkan daktilitas elemen beton, mengurangi
permeabilitas beton sehingga mengurangi bleeding, dan workability.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan beton shotcrete ?
2. Perbandingan beton konvensial dengan beton shotcrete ?
3. Menganalisis kelebihan dan kekurangan beton Shotcrete dalam
pengaplikasiannya.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN


Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi tentang fiber concrete,
kelebihan dan kekurangan fiber concrete, dan membahas studi kasus dari beton
dengan penambahan serat kawat dan serat ijuk berdasarkan komposisi yang
beragam dengan variasi pembebanan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defnisi Fiber Concrete

Fiber concrete merupakan beton dengan campuran bahan serat untuk


menambah kekuatan tarik beton dan daktilitas dari beton tersebut. Beton fiber
digunakan untuk beberapa bangunan salah satunya terowongan dan bendungan.
Didalam beton fiber serat yang digunakan untuk campuran beton dibagi menjadi
dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetik, serat memiliki beberapa tipe yaitu
serat baja, serat kaca, serat karbon, dan serat selulosa. Berikut adalah contoh
pembuatan beton fiber dengan tambahan fiber kawat dengan serat ijuk.

2.2. Analisis Pengujian Beton Fiber


Didalam penelitian ini digunakan serat kawat (kawat bendrat) dan serat ijuk
Beton memiliki kuat geser yang lebih rendah dibandingkan dengan kuat
tekannya. Kuat geser beton dapat diperbaiki dengan menambahkan serat secara
homogen untuk mencegah terjadinya retakan yang terjadi terlalu dini, sehingga
kemampuan beton untuk menahan gaya geser meningkat. Serat yang mudah
didapat di Indonesia adalah serat kawat bendrat dan serat ijuk. Penambahan serat
kawat bendrat mengurangi workability lebih besar dibandingkan dengan serat
ijuk, oleh karena itu dilakukan pencampuran antara keduanya dengan kombinasi
0,25% serat kawat bendrat + 0,75% serat ijuk (1); 0,5% serat kawat bendrat +
0,5% serat ijuk (2) dan 0,75% serat kawat bendrat + 0,25% serat ijuk (3) dari
volume beton. Benda uji untuk kuat geser berbentuk balok dengan dimensi
37x10x10 cm sebanyak 12 buah. Uji kuat geser dilakukan dengan mesin
dongkrak hidraulis dengan dial gauge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
tegangan geser tertinggi didapat oleh beton dengan kombinasi 3 dengan nilai
kuat geser rata-rata meningkat 83,63% dari kuat geser beton tanpa serat,
sedangkan untuk beton dengan kombinasi 2 meningkat 43,80% dan untuk beton
dengan kombinasi 1 meningkat 13,05%.
2.3. Metode Pengujian
Pengujian bahan-bahan pembentuk beton meliputi percobaan semen,
percobaan air, percobaan agregat halus (pasir) dan percobaan agregat kasar
(kerikil). Perancangan perbandingan campuran beton uji coba dilakukan dengan
menggunakan metode Department of Environment (DOE) yang dimuat dalam
SK SNI T – 15 – 1990 – 03 dengan nilai kuat tekan beton yang disyaratkan pada
umur 28 hari sebesar 22,5 MPa. Kuat geser adalah kekuatan suatu komponen
struktur atas penampang yang berfungsi untuk menahan gaya luar salah satunya
gaya transversal. Dalam menerima gaya transversal, balok akan menghasilkan
momen dan gaya geser. Objek yang dipakai dalam penelitian ini adalah beton
serat yang merupakan campuran homogen dari semen Portland tipe 1, agregat
kasar berupa batu pecah/ kerikil, agregat halus berupa pasir beton, air bersih,
kawat bendrat dan serat ijuk dengan dimensi 37 x 10 x 10 cm dimana dimensi
yang dipakai sesuai dengan standar ASTM C293 untuk pengujian kuat geser.
Serat yang dipakai dalam pencampuran beton adalah serat kawat bendrat dan
serat ijuk dengan persentase penambahan 0,25% serat kawat bendrat + 0,75%
serat ijuk; 0,5% serat kawat bendrat + 0,5% serat ijuk dan 0,75% serat kawat
bendrat + 0,25% serat ijuk. Untuk beton serat ditambahkan kawat bendrat
dengan panjang 70 mm dan serat ijuk dengan panjang 50 mm sebesar 1% dari
volume beton. Perincian benda uji dengan jumlah 12 sampel dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

1.1 Tabel Perincian Benda Uji


Kadar Serat Jumlah
Kode Benda
Dimensi Beton Jenis Serat (Berdasarkan Benda Uji
Uji
Volume) (28 hari)
37 x 10 x 10
Beton A Tanpa Serat 0%
cm 3
Serat Kawat
37 x 10 x 10 0,25%
Beton B Bendrat
cm
Serat Ijuk 0,75% 3
Serat Kawat
37 x 10 x 10 0,5%
Beton C Bendrat
cm
Serat Ijuk 0,5% 3
Serat Kawat
37 x 10 x 10 0,75%
Beton D Bendrat
cm
Serat Ijuk 0,25% 3
Jumlah 12

1.2 Data Sifat Fisis Agregat


Agregat
Pemeriksaan
Halus Kasar
Kadar Air 9,81 % 4,34 %
Bera Jenis 2,53 2,45
Penyerapan 4,16% 3,63%

1.3 Tabel Nilai Slump


Komposisi Serat Nilai Slump (cm)
Tanpa Serat 7
0,5 % serat ijuk + 0,5% serat kawat 4,3
0,75 % serat ijuk + 0,25% sera kawat 4
0,75 % serat kawat + 0,25% serat ijuk 3,6

1.4. Tabel Kuat Geser Beton Uji dengan Berbagai Komplikasi Serat
Benda Uji Kombinasi Beban P (kN) Luas Penampang (MPa)
Tanpa Serat 7,5 10000 0,75
Beton A Tanpa Serat 7,6 10000 0,76
Tanpa Serat 7,5 10000 0,75
0,25% serat kawat + 10000
0,75% serat ijuk 7,8 10000 0,78
0,25% serat kawat + 10000
Beton B
0,75% serat ijuk 10 10000 1
0,25% serat kawat + 10000
0,75% serat ijuk 7,75 10000 0,775
0,5% serat kawat + 10000
0,5% serat ijuk 12,5 10000 1,25
0,5% serat kawat + 10000
Beton C
0,5% serat ijuk 10 10000 1
0,5% serat kawat + 10000
0,5% serat ijuk 10 10000 1
0,75% serat kawat + 10000
0,25% serat ijuk 12,5 10000 1,25
0,75% serat kawat + 10000
Beton D
0,25% serat ijuk 15 10000 1,5
0,75% serat kawat + 10000
0,25% serat ijuk 14 10000 1,4
Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa beton dengan kombinasi serat 0,75%
kawat + 0,25% ijuk memiliki tegangan geser yang paling tinggi dibandingkan dengan
beton dengan kombinasi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa serat kawat
memberikan peningkatan kuat geser lebih baik dibandingkan dengan serat ijuk. Hal
ini dikarenakan serat kawat bendrat memiliki kekuatan ikatan (bond strength) di
dalam beton yang lebih baik dibandingkan dengan serat ijuk. Selain itu berdasarkan
laporan ACI Committee 544-1R-96 serat kawat memiliki modulus elastisitas dan kuat
tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan serat natural. Sehingga dapat
meningkatkan tegangan geser pada beton lebih besar.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data yang dilakukan dalam penelitian dan perbandingan tersebut
dapat disimpulkan Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar komposisi serat kawat bendrat
yang dipakai semakin besar juga kemampuan menyerap energinya. Hal ini terjadi karena
serat kawat bendrat mempunyai ultimate tensile strength yang lebih besar dibandingkan
dengan serat ijuk (ACI 544.1R-96) selain itu, lekatan yang baik antara beton dengan serat pun
menjadi faktor meningkatnya kemampuan menyerap energi beton. Hasil dari analisis
pengaruh penambahan serat kawat bendrat dan serat ijuk terhadap tegangan geser pada beton
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai tegangan geser tertinggi didapat oleh beton dengan kombinasi (3) 1,383 MPa
atau meningkat sebesar 83,63% dari kuat geser beton yang tidak menggunakan serat
yaitu sebesar 0,75 MPa sedangkan untuk beton dengan kombinasi (2) 1,08 MPa atau
meningkat sebesar 43,80% dan untuk beton dengan kombinasi (1) 0,85 MPa atau
meningkat sebesar 13,05%.

1. Penambahan serat menyebabkan turunnya workability beton yang ditandai dengan


menurunnya nilai slump beton. Nilai slump terkecil didapat dari beton dengan
kombinasi (3) yaitu 3,6 cm lalu diikuti beton dengan kombinasi (2) yaitu 4 cm,
sedangkan nilai slump untuk beton dengan kombinasi (1) yaitu 4,3 cm dan nilai slump
pada beton tanpa serat adalah 7 cm.
2. Nilai kemampuan menyerap energy pada beton serat meningkat dibandingkan pada
beton tanpa serat. Peningkatan pada penyerapan energy pada beton serat terhadap
beton tanpa serat adalah beton dengan komposisi (3) yaitu sebesar 175%, lalu beton
dengan komposisi (2) sebesar 87,5% dan beton dengan komposisi (1) 37,5%.

Kelebihan Kekurangan
Kekuatan geser lebih besar Menurunnya workability
Kemampuan beton menyerap energi Biaya yang dikeluarkan lebih
(Daktilitas) pembebanan meningkat banyak karena ada tambahan serat
Proses pengikatan  
Mencegah Korosi pada tulangan  
Meminimalisir retakan  
DAFTAR PUSTAKA

http://autoshare88.blogspot.com/2012/02/pengaruh-penambahan-serat-kawat-pada.html
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1036153&val=15683&title=Variasi%20Penambahan%20Sika%20Cim%20Dan
%20Fiber%20Kawat%20Pada%20Beton%20Mutu%20Fc%2030%20Mpa

http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/dekons/article/view/1694/1453

https://en.wikipedia.org/wiki/Fiber-reinforced_concrete

https://theconstructor.org/concrete/fiber-reinforced-concrete/150/

Anda mungkin juga menyukai