Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS LABORATORIUM


UPT LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI DINAS
PUPRPKPP PROVINSI RIAU DENGAN METODE ARC
(ACTIVITY RELATIONSHIP CHART) DAN ARD (ACTIVITY
RELATIONSHIP DIAGRAM)

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan


Mata Kuliah 0103738 Kerja Praktek

Disusun Oleh :
SHANEZ ASADIRA PUTRI
NIM. 180103080

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2022
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

Judul : PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS


LABORATORIUM UPT LABORATORIUM BAHAN
KONSTRUKSI DINAS PUPRPKPP PROVINSI RIAU
DENGAN METODE ARC (Activity Relationship Chart) DAN
ARD (Activity Relationship Diagram)
Nama : Shanez Asadira Putri
Nim : 180103080
Jenjang : S-1
Program Studi: Teknik Industri
Fakultas : Teknik
Pekanbaru, 22 Maret 2022
Disetujui dan disahkan sebagai
Laporan Kerja Praktek
Dosen Pembimbing Pembimbing Perusahaan

Faradilla Ananda Yul, ST.,M.Sc Redi RB. Simarmata, ST


NIDN : 1018078801 NIP : 19780910 200604 1 009

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Industri

St. Nova Meirizha, MT


NIDN: 0001058003
RINGKASAN PEMBAHASAN

UPT Laboratorium Bahan Konstruksi adalah instansi pemerintah dibawah

naungan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan

Pemukiman, dan Pertanahan Provinsi Riau (PUPRPKPP). UPT Laboratorium Bahan

Konstruksi memiliki 3 bagian pengujian yaitu diantaranya pengujian kualitas air dan

lingkungan, pengujian agregat, aspal dan pengujian bahan bangunan. Setiap bagian-

bagian pengujian yang ada bertujuan untuk membantu lancarnya kegiatan yang

dijalankan oleh Dinas PUPRPKPP. UPT Laboratorium Bahan Konstruksi juga

melayani pengujian material untuk perusahan-perusahaan swasta lainnya dan juga

terbuka untuk umum. Dengan adanya 3 bagian pengujian yang tersedia, laboratorium

membuat tambahan gedung untuk pengujian bahan bangunan, agregat dan aspal.

Namun gedung baru sampai saat ini belum tertata, sehingga alat-alat pengujian bahan

bangunan, agregat dan aspal masih terletak di gedung yang lama. Perancangan Tata

Letak Fasilitas Laboratorium Upt Laboratorium Bahan Konstruksi Pada Gedung Baru

dilakukan dengan Pendekatan Metode ARC (Activity Relationship Chart) Dan ARD

(Activity Relationship Diagram). Terdapat 5 langkah yang dilakukan yaitu membuat

ARC (Activity Relationship Chart), Worsksheet, ARD (Activity Relationship

Diagram) , AAD (Area Allocation Diagram) dan membuat Template usulan.

Berdasarkan hasil dari 5 langkah yang dilakukan terdapat perubahan dari layout awal

dan rekomendasi yang telah di diskusikan dengan koordinator analis bahan bangunan,

agregat dan aspal terhadap tata letak fasilitas ruangan yang ada.
BIODATA

DATA PERSONAL
Nama : Shanez Asadira Putri
NIM : 180103080
Agama : Islam
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung/ 18 Oktober 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Hp : 0812-6696-6747

PENDIDIKAN FORMAL
Sekolah Dasar : SDN Bojong Koneng 3 Bandung
Sekolah Menengah Pertama : SMP Masmur Pekanbaru
Sekolah Menengah Atas : SMKN 2 Pekanbaru
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI)

KERJA PRAKTEK
Judul :Perancangan Tata Letak Fasilitas Laboratorium UPT Laboratorium
Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau dengan Metode
ARC (Activity Relationship Chart) dan ARD (Activity Relationship
Diagram)

Tempat Praktek :UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi


Riau.
Tanggal Seminar : …………………………
Pekanbaru, 22 Maret 2022

Shanez Asadira Putri


180103080
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan KP

(Kerja Praktek) yang dilaksanakan terhitung mulai dari tanggal 29 November 2021

s/d 11 Januari 2022 di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP

Provinsi Riau.

Dengan berakhirnya KP (Kerja Praktek) ini penulis dapat memperoleh ilmu

pengetahuan dan pengalaman praktis yang menunjang ilmu yang didapat dibangku

perkuliahan. Selain itu, penulis juga mendapatkan pengalaman dalam dunia kerja

yang merupakan modal awal bagi penulis dalam menapaki masa depan nantinya.

Dalam penyelesaian laporan KP (Kerja Praktek) ini, penulis banyak menerima

bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

pengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Yuhelson, ST.,MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Riau.

2. Ibu St. Nova Meirizha, ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Industri

Universitas Muhammadiyah Riau.

3. Ibu Faradila Ananda Yul, ST.,M.Sc selaku dosen pembimbing KP (Kerja

Praktek) yang telah banyak membantu dan memberikan masukan dalam

pengerjaan laporan ini hingga selesai

i
4. Bapak dan Ibu Dosen Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Riau yang

telah memberi ilmu pengetahuan yang dapat menjadi bekal dalam

penyelesaian laporan kerja praktek ini

5. Bapak Redi RB. Simarmata, ST selaku koordinator analis pengujian bahan

bangunan dan agregat yang membantu membimbing dalam pelaksanaan Kerja

Praktek.

6. Keluarga penulis yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa untuk

kesuksesan penulis.

7. Teman-teman yang telah memberi masukan dan semangat dalam tahap

penulisan laporan ini, semoga kita selalu mendapatkan kesuksesan didalam

menjalankan perkuliahan.

Teruntuk semua pihak yang penulis sebutkan diatas, penulis hanya bisa

membalas dengan memanjatkan doa semoga bantuan, motivasi, dan pengorbanan

yang diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja pratek ini masih

terdapat kekurangan maka diharapkan kritikan dan saran agar dapat bermanfaat bagi

penulis dan bagi pembacanya.

Pekanbaru, 22 Maret 2022

Shanez Asadira Putri


180103080

ii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTEK
RINGKASAN PEMBAHASAN
BIODATA
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Batasan Masalah ............................................................................................ 4
1.3. Tujuan ........................................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum .................................................................................. 4
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................. 5
1.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 5
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. Mekanisme Kerja Praktek.............................................................................. 8
2.2. Aktivitas Kerja Praktek................................................................................ 11
2.3. Ruang Lingkus Pelaksanaan Kerja Praktek .................................................. 13
2.4. Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................................... 13
2.5. Deskripsi Perusahaan ................................................................................... 13
2.6. Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................................... 15
2.7. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas.......................................................... 17

iii
2.7.1. Kepala Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau ........................................ 17
2.7.2. Kepala UPT Laboratorium Bahan Konstruksi ................................ 18
2.7.3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha ...................................................... 18
2.7.4. Kepala Seksi Perencanaan dan Pengendalian Mutu ........................ 19
2.7.5. Kepala Seksi Laboratorium ............................................................ 19
2.7.6. Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran .................................... 19
2.7.7. Pengadministrasi Umum ................................................................ 20
2.7.8. Pengadministrasi Keuangan ........................................................... 20
2.7.9. Analis Proses Uji Banding ............................................................. 21
2.7.10. Penyusun Data Sistem Mutu Laboratorium Pengujian .................... 21
2.7.11. Penelaah Mutu Konstruksi ............................................................. 21
2.7.12. Analis Kimia .................................................................................. 22
2.7.13. Penguji Laboratorium .................................................................... 22
2.8. SDM Perusahaan ......................................................................................... 22
2.9. Aktivitas Perusahaan ................................................................................... 23
2.10. Proses Produksi ........................................................................................... 24
2.11. Manajemen Perusahaan ............................................................................... 26
2.12. Aktivitas Pendukung ................................................................................... 26
2.13. Temuan Khusus ........................................................................................... 27
BAB III PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS LABORATORIUM
UPT LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI DINAS PUPRPKPP
PROVINSI RIAU DENGAN METODE ARC (ACTIVITY RELATIONSHIP
CHART) DAN ARD (ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM)
3.1. Tinjauan Kondisi Rill .................................................................................. 28
3.2. Studi Literatur ............................................................................................. 34
3.2.1. Tata Letak Fasilitas ........................................................................ 34
3.2.2. Pertimbangan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas ................... 36
3.2.3. ARC (Activity Relationship Chart) ................................................. 38
3.2.4. ARD (Activity Relationship Diagram)............................................ 39

iv
3.2.5. AAD (Area Allocation Diagram) ................................................... 40
3.3. Pembahasan................................................................................................. 41
3.3.1. Penyusunan ARC (Activity Relationship Chart) ............................. 43
3.3.2. Worksheet ...................................................................................... 45
3.3.3. ARD (Activity Relationship Diagram)............................................ 46
3.3.4. AAD (Area Allocation Diagram) ................................................... 47
3.3.5. Template ........................................................................................ 49
3.4. Rekomendasi ............................................................................................... 51
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ................................................................................................. 52
4.2. Saran ........................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Aktivitas Kerja Praktek pada UPT Laboratorium Bahan Konstruksi ...... 11
Tabel 3.1. Kode Huruf pada ARC (Activity Relationship Chart) ............................ 38
Tabel 3.2. Simbol dan Warna pada Activity Relationship Diagram ........................ 40
Tabel 3.3. Worksheet hasil ARC (Activity Relationship Chart) .............................. 45

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kondisi Gedung Baru di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas
PUPRPKPP Provinsi Riau .................................................................. 3
Gambar 2.1 Flowchart Mekanisme Kerja Praktek ............................................... 10
Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPT Laboratorium Bahan Konstruksi ................ 17
Gambar 2.3 Proses Produksi di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi ................. 24
Gambar 3.1. Kondisi Gedung Baru di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas
PUPRPKPP Provinsi Riau ................................................................ 29
Gambar 3.2. Oven untuk Pengujian Bahan Bangunan, Agregat dan Aspal ............ 31
Gambar 3.3. ADR Touch 3000 BS EN Compression Machine with Digital
Readout ............................................................................................ 32
Gambar 3.4. Molen Beton .................................................................................... 33
Gambar 3.5. Timbangan Digital Hemherr............................................................. 33
Gambar 3.6. Tata Leta Layout Awal ..................................................................... 42
Gambar 3.7. ARC (Activity Relationship Chart) ................................................... 44
Gambar 3.8. ARD (Activity Relationship Diagram) .............................................. 47
Gambar 3.9. AAD (Area Allocation Diagram) ..................................................... 48
Gambar 3.10. Template .......................................................................................... 49
Gambar 4.1. Layout Awal..................................................................................... 54
Gambar 4.2. Template atau Layout usulan ............................................................ 55

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerja praktek merupakan sarana pembelajaran melalui pengamatan secara

langsung aktivitas industri dimana mahasiswa/i dapat terjun ke lapangan,

mempelajari, mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah yang dihadapi

dengan menerapkan teori dan konsep yang selama ini dipelajari diperkuliahan,

sehingga yang diharapkan efektif memfasilitasi tumbuh kembangnya minat

mahasiswa untuk menata dan mengembangkan kemampuan sebagai seorang sarjana.

Dalam kegiatan kerja praktek ini juga diharapkan mahasiswa/I mendapatkan

pengetahuan praktis melalui pengamatan langsung aktivitas perusahaan baik pada

lantai produksi maupun pada tingkatan koorporat. Kerja praktek dilakukan di UPT

Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,

Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Provinsi Riau. Setelah itu

mahasiswa membuat laporan yang memuat sejarah singkat perusahaan, organisasi

dan judul temuan khusus yang akan dibahas.

UPT Laboratorium Bahan Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan

sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas

Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan

Pertanahan di bidang pekerjaan umum.

1
Di dalam dunia industri atau perkantoran, masalah tata letak fasilitas dan

peralatan produksi merupakan salah satu yang berperan penting dalam peningkatan

produktivitas perusahaan. Tata letak fasilitas berhubungan erat dengan perubahan

masukan menjadi keluaran. Perancangan tata letak tidak hanya diperlukan saat

membangun perusahaan baru, tetapi juga saat mengembangkan perusahaan,

melakukan konsolidasi atau mengubah struktur perusahaan. Permasalahan yang

terjadi pada UPT Laboratorium Bahan Konstruksi adalah tata letak fasilitas pada

gedung baru untuk bidang pengujian bahan bangunan, agregat dan aspal belum tertata

dan masih adanya perbaikan ulang tata letak, sehingga alat-alat pengujian masih

terletak di tempat yang lama.

Kerja praktek ini bertujuan untuk menentukan tata letak fasilitas antara

karyawan atau stasiun kerja yang optimal pada lokasi gedung yang baru dengan

menerapkan teori tata letak fasilitas agar pekerjaan lebih efisien. Dalam kerja praktek

ini menggunakan metode kualitatif yaitu ARC (Activity Relationship Chart) dan ARD

(Activity Relationship Diagram). Suatu cara teknik yang sederhana di dalam

merencanakan tata letak fasilitas atau department berdasarkan derajat hubungan

aktivitas yang sering dinyatakan dalam penilaian kualitatif dan cenderung

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subjektif dari masing-masing

fasilitas atau department.

2
Gambar 1.1. Kondisi Gedung Baru di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas
PUPRPKPP Provinsi Riau.
Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

Gambar diatas adalah kondisi gedung baru saat ini. Dikarenakan adanya

kegiatan renovasi lahan parkir, gedung baru yang direncanakan menjadi laboratorium

bidang pengujian bahan bangunan, agregat dan aspal untuk sementara dialih

fungsikan menjadi tempat parkir. Selain itu laboratorium belum menyusun plan

layout untuk gedung baru tersebut, sehingga ini menjadi alasan yang pas untuk

merencanakan plan layout pada gedung baru tersebut.Gedung baru di UPT

Laboratorium Bahan Kontruksi memiliki ukuran 30x25 m. Jenis-jenis barang yang

akan ditata yaitu:

1. Mesin CBR(California Bearing Ratio)

2. Marshall Test

3. Alat Penetrasi Aspal

4. Oven

5. Alat Konsolidasi Tanah

6. Alat Daktilitas Aspal

7. Atterberg of Liquid Limit Testing

3
8. ADR Touch 3000 BS EN Compression Machine with Digital Readout

9. Automatic Compression Machine ADR Touch Pro 2000

10. Molen Beton

11. Timbangan Digital Henherr

1.2. Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan program kerja praktek ini terdapat beberapa ruang lingkup

maka dibutuhkan batasan masalah sebagai berikut:

1. Data yang digunakan sesuai dengan data yang didapat selama kerja

praktek berlangsung di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas

Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan

Pertanahan Provinsi Riau.

2. Perencanaan pembuatan Layout akan dilakukan pada gedung baru yakni

tempat pengujian bahan bangunan, agregat dan aspal.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah:

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari pelaksanaan kerja praktek yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memiliki pengalaman lapangan serta pengetahuan seputar UPT

Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan

4
Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Provinsi Riau

baik pengetahuan tentang proses produksi ataupun manajemen proses.

2. Membentuk etos kerja yang baik sebagai dasar menjadi pekerja

professional nantinya.

3. Memenuhi persyaratan kurikulum program studi Teknik Industri, Fakultas

Teknik, Universitas Muhammadiyah Riau.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pelaksanaan kerja praktek yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi hubungan antar fasilitas menggunakan metode ARC

(Activity Relationship Chart)

2. Membuat peta keterkaitan antar kegiatan /aktivitas menggunakan

pendekatan ARD (Activity Relationship Diagram)

3. Membuat AAD (Area Alocation Diagram)

4. Membandingkan layout awal dengan template sebagai layout usulan.

1.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk kelancaran kerja praktek, diperlukan suatu metode pengumpulan data

sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

5
1. Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ditempat pelaksanaan

kerja praktek dan mendata fasilitas pada pengujian bahan bangunan, aspal

dan beton di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP.

2. Wawancara

Yaitu pengambilan data dengan cara melakukan wawancara dan diskusi

dengan koordinator dan analis pengujian bahan bangunan, aspal dan beton

di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi.

3. Studi Literatur

Yaitu pengumpulan data dengan cara mencari informasi dari buku, jurnal

dan internet yang berhubungan dengan tata letak fasilitas dengan

menggunakan metode ARC (Activity Relationship Chart) dan ARD

(Activity Relationship Diagram).

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan kerja praktek ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan latar belakang, tujuan, batasan masalah, tempat, waktu

pelaksanaan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan

kerja praktek.

6
BAB II TINJAUAN UMUM

Pada bab ini dijelaskan mekanisme kerja, aktifitas kerja, ruang lingkup kerja,

jadwal pelaksanaan kerja, deskripsi perusahaan, sejarah singkat perusahaan,

struktur organisasi dan uraian tugas, SDM, perusahaan, aktivitas perusahaan,

proses produksi, manajemen perusahaan, aktivitas pendukung dan temuan

khusus di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum,

Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Provinsi

Riau.

BAB III JUDUL PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai tinjauan kondisi rill atau nyata yang

ditemukan di lapangan pada saat praktek kerja lapangan ini, tinjauan literatur

yang disesuaikan dengan teori, pembahasan dan rekomendasi.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan penulis dari kerja praktek dan

saran yang bersifat kondusif bagi UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas

Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan

Pertanahan Provinsi Riau.

7
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Mekanisme Kerja Praktek

Mekanisme kerja praktek adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan

mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek. Adapun tahapan yang harus

dilakukan yaitu:

1. Mendaftarkan mata kuliah kerja praktek dalam Kartu Rencana Studi (KRS)

yang tertera pada Sistem Info Akademik Mahasiswa.

2. Mahasiswa mengambil dokumen dan kelengkapan administrasi kerja praktek

pada koordinator kerja praktek.

3. Penyerahan persyaratan akademik Pembimbing Akademik (PA) yang

selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan oleh Pembimbing Akademik (PA)

tersebut.

4. Setelah disetujui oleh PA, mahasiswa menentukan tempat kerja praktek

dengan dosen pembimbing dan ditetapkan oleh koordinator kerja praktek.

5. Mahasiswa mengurus surat KP ke Fakultas untuk diberikan ke perusahaan

yang akan melakukan kerja praktek, setelah mendapat persetujuan kemudian

mahasiswa mulai melaksanakan kerja praktek selama 32 hari kerja efektif

sesuai dengan ketentuan yang telah diatur oleh program studi.

8
6. Selama melakukan kerja praktek di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman

dan Pertanahan Provinsi Riau, penulis mengikuti aturan-aturan yang telah

ditetapkan oleh perusahaan tersebut.

Selama melaksanakan kerja praktek mahasiswa akan dibimbing dan diarahkan

oleh pembimbing lapangan dari perusahaan yang kompeten pada bagian pekerjaan

yang akan dilaksanakan. Pada saat pelaksanaan kerja praktek mahasiswadiantar oleh

supervisor ke bagian-bagian yang ingin mahasiswa ketahui lebih mendalam. Setiap

hari dilaksanakan diskusi dengan kepala bagian mengenai kegiatan yang akan

dilaksanakan esok harinya.

Pada akhir dilaksanakan kerja praktek mahasiswa harus menunjukan data

yang diperoleh karena semua data yang akan dibawa keluar harus mendapat

persetujuan dari perusahaan, dan data yang diterima dapat membantu dalam

melengkapi laporan yang akan disusun sesuai dengan temuan khusus yang diangkat.

Adapun Flowchart mekanisme kerja praktek dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

9
Mulai

Mahasiswa Mendaftarkan MK KP dalam KRS

Mahasiswa mengambil dokumen dan kelengkapan


administrasi pada koordinator v Form 1
v Form 2

Pemeriksaan persyaratan akademik oleh PA

Disetujui

Persetujuan tempat KP dan penetapan dosen v Form 3


pembimbing oleh koordinator KP v Form 4

Disetujui

Pengurusan surat pengantar KP ke Fakultas

Pengantaran surat pengantar KP ke perusahaan

Surat balasan
Diterima v
perusahaan

v Form 5
Pelaksanaan KP (32 hari kerja efektif)
v Form 6
v

Selesai

v Form 6
Penyelesaian laporan dengan pembimbing
v Form 7

Expired

v Form 8
v Form 9
Pelaksanaan Seminar KP
v Form 10

Perbaikan laporan Perbaikan laporan


dengan pembimbing Lulus dengan penguji v Form 11

v Form 12
Penjilidan Laporan v Form 13
v Form 14

Selesai

Gambar 2.1. Flowchart Mekanisme Kerja Praktek


Sumber : Koordinator Kerja Praktek 2022

10
2.2. Aktivitas Kerja Praktek

Aktivitas kerja praktek yang dilaksanakan selama 32 hari kerja pada tanggal

29 November 2021 hingga 14 Januari 2022 yang memiliki jadwal jam masuk mulai

pukul 07.30 hingga jam pulang pukul 16.00 untuk hari Senin-Rabu dan pukul 07.30

hingga jam pulang 16.30 untuk hari Kamis dan Jum’at di UPT Laboratorium Bahan

Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan

Pemukiman, dan Pertanahan Provinsi Riau dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

Berikut adalah gambar Flowchart Mekanisme Kerja Praktek dan tabel

aktivitas kerja praktek yaitu:

Tabel 2.1. Aktivitas Kerja Praktek pada UPT Laboratorium Bahan Konstruksi
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
Senin, Analisa Kadar BOD (Biology Oxsygen of Deman)
1
29 November 2021 pada Sampel Air dan Limbah
Selasa, Mengisi Formulir Uji Kerja Harian, CheckList
2
30 November 2021 Suhu Ruang, Check list Uji Kinerja Alat
Rabu, Membuat Larutan Media Fluorocult dan EC
3
01 Desember 2021 Broth untuk Pengujian Microbiology
Kamis,
4 Uji Sampel Microbiology
02 Desember 2021
Jumat,
5 Analisa Hasil Uji Microbiology
03 Desember 2021
Melakukan Dokumentasi pada Gedung Baru di
Senin,
6 UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas
06 Desember 2021
PUPRPKPP Provinsi Riau
Analisa Kadar pH, Daya Hantar Listrik (DHL),
Selasa,
7 Total Dissolved Solid (TDS), dan Dissolved
07 Desember 2021
Oxygen (DO) pada Sampel Air dan Limbah
8 Rabu, Mengisi Formulir Uji Kerja Harian, CheckList
08 Desember 2021 Suhu Ruang, Check list Uji Kinerja Alat
Kamis, Analisa Kadar Phospat, Nitrit, dan Sulfat secara
9
09 Desember 2021 Spektrofotometri pada Sampel Air Sungai.
Sumber: Absensi Kegiatan Harian Kerja Praktek, 2022

11
Tabel 2.1. Aktivitas Kerja Praktek pada UPT Laboratorium Bahan Konstruksi
(Lanjutan)
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
Jum’at, Analisa Kadar BOD (Biology Oxsygen of Deman)
10
10 Desember 2021 pada Sampel Air dan Limbah
Senin, Mengisi Formulir Uji Kerja Harian, CheckList
11
13 Desember 2021 Suhu Ruang, Check list Uji Kinerja Alat
Selasa, Membuat Larutan Media Fluorocult dan EC
12
14 Desember 2021 Broth untuk Pengujian Microbiology

13 Rabu, Uji Sampel Microbiology


15 Desember 2021
Kamis,
14 Analisa Hasil Uji Microbiology
16 Desember 2021
Membuat Usulan Perancangan Tata Letak
Jum’at, Fasilitas pada Gedung Baru di UPT Laboratorium
15
17 Desember 2021 Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi
Riau
Senin, Mengisi Formulir Uji Kerja Harian, CheckList
16
20 Desember 2021 Suhu Ruang, Check list Uji Kinerja Alat
23 Rabu, Mengisi Formulir Uji Kerja Harian, CheckList
29 Desember 2021 Suhu Ruang, Check list Uji Kinerja Alat
24 Kamis, Rapat Akhir Tahun Bersama Kornis Air dan
30 Desember 2021 Lingkungan
25 Jum’at, Kaji Ulang IK Prosedur Kontrol Mutu pada
31 Desember 2021 Pengujian Microbiology
26 Senin, Membuat Larutan Media Fluorocult dan EC
03 Januari 2022 Broth untuk Pengujian Microbiology
27 Selasa,
Uji Sampel Microbiology
04 Januari 2022
28 Rabu,
Analisa Hasil Uji Microbiology
05 Januari 2022
29 Kamis, Mengisi Formulir Uji Kerja Harian, CheckList
06 Januari 2022 Suhu Ruang, Check list Uji Kinerja Alat
Jum’at, Analisa Kadar Phospat, Nitrit, dan Sulfat secara
30
07 Januari 2022 Spektrofotometri pada Sampel Air Sungai.
Senin, Analisa Kadar BOD (Biology Oxsygen of Deman)
31
10Januari 2022 pada Sampel Air dan Limbah
Lanjutan Usulan Perancangan Tata Letak Fasilitas
32 Selasa,
pada Gedung Baru di UPT Laboratorium Bahan
11Januari 2022
Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau
Sumber: Absensi Kegiatan Harian Kerja Praktek, 2022

12
2.3. Ruang Lingkup Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi

mahasiswa agar mengetahui secara langsung pengetahuan, melalui pengamatan atau

observasi terhadap setiap proses dan obyek yang sedang diamati. Selain itu,

mahasiswa juga mendapatkan pengalaman mengenai dunia kerja yang sesungguhnya.

Kerja praktek yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu dibagian laboratorium di UPT

Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,

Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Provinsi Riau.

2.4. Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

Jadwal pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang dilakukan di UPT

Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,

Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Provinsi Riau yaitu dilaksanakan

selama 32 hari kerja yang dimulai pada tanggal 29 November 2021 – 14 Januari

2022. Jadwal harian kerja praktek di perusahaan tersebut mulai hari Senin hingga hari

Jum’at, pukul 07.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB kecuali pada hari Kamis dan

Jum’at jam pulang hingga pukul 16.30 WIB.

2.5. Deskripsi Perusahaan

UPT Laboratorium Bahan Konstruksi adalah suatu instansi pemerintah

dibawah naungan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan

Pemukiman, dan Pertanahan Provinsi Riau atau biasa di singkat menjadi Dinas

13
PUPRPKPP dimana instansi ini dibuat karena banyaknya kegiatan yang

menggunakan bahan material bahan bangunan yang apabila tidak dilakukan

pengujian kualitas bahan bangunan terlebih dahulu akan menjadikan kegiatan dari

Dinas PUPRPKPP itu sendiri menjadi terkendala.

UPT Laboratorium Bahan Konstruksi DinasPekerjaan Umum Penataan

Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Provinsi Riau memiliki 3

bagian pengujian material diantaranya pengujian kualitas air dan lingkungan,

pengujian agregat, aspal dan pengujian bahan bangunan. Bagian-bagian pengujian

yang ada di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau

bertujuan untuk membantu lancarnya kegiatan yang dijalankan yang dijalankan oleh

Dinas PUPRPKPP agar bahan bangunan atau material lainnya yang digunakan untuk

membangun infrastruktur yang dijalankan oleh Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau

lebih berkualitas. UPT Laboratorium Bahan Konstruksi tidak hanya membantu

jalannya kegiatan dari Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau saja tetapi juga melayani

pengujian material untuk perusahaan-perusahaan swasta lainnya dan juga terbuka

untuk umum.

Visi dan misi UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPPRPKPP

Provinsi Riau adalah:

VISI:

Menjadi Laboratorium yang handal dan professional

14
MISI:

1. Memberikan pelayanan dengan dukungan SDM yang professional di

bidangnya

2. Menerapkan Sistem Manajemen Laboratorium secara konsisten dengan

komitmen yang tinggi dan melakukan perbaikan secara terus-menerus

3. Meningkatkan keahlian personil melalui pelatihan sesuai dengan kebutuhan

dan anggaran

4. Turut menjaga kelestarian lingkungan hidup

MOTTO:

MAJU KARENA MUTU

2.6. Sejarah Singkat Perusahaan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas

Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan

Pertanahan Provinsi Riau telah beberapa kali mengalami pergantian nama sejak

diberlakunya Otonomi Daerah pada tahun 2000. Sebelum Otonomi Daerah UPT

Laboratorium bernama Bidang Pengujian dimana bidang ini merupakan salah satu

bidang pada Kantor Wilayah Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Riau.

Pada saat diberlakukan Otonomi Daerah Bidang Pengujian berubah nama

menjadi Balai Laboratorium Pengujian yang tercantum pada BAB XI Peraturan

Daerah Riau Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan

15
Tata Kerja Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Dengan berjalannya waktu

pada tahun 2008 Balai Laboratorium Pengujian mengalami perubahan dengan nama

Unit Pelaksana Teknis Pengujian Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau berdasarkan

Peraturan Gubernur Riau Nomor 45 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (SOTK) dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum

Provinsi Riau, yang diubah dengan Peraturan Gubernur Riau Nomor 85 Tahun 2009

menjadi Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas dan tahun

2012 dengan Peraturan Gubernur Riau Nomor 25 Tahun 2012. Perubahan-perubahan

aturan (SOTK) ini tidak merubah nama UPT namun hanya pada penambahan jumlah

Unit Pelaksana Teknis saja. yang ada dilingkungan Dinas Pekerjaan umum Provinsi

Riau.

UPT Laboratorim Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau

mempunyai 3 jabatan struktural, 1 (satu) jabatan eselon III yaitu Kepala Unit

Pelaksana Teknis dan 2 (dua) jabatan eselon VI yaitu Kasubbag Tata Usaha dan Kasi

Pengujian dengan 3 (tiga ) bidang pengujian yaitu Pengujian Air, Pengujian Aggregat

dan Aspal, Pengujian Bahan Bangunan.

16
2.7. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Gambar 2.2. Struktur Organisasi UPT Laboratorium Bahan Konstruksi


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau

menyusun suatu struktur organisasi dengan menguraikan beberapa tugas tiap-tiap

bagian. Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit di UPT Laboratorium Bahan

Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau:

2.7.1. Kepala Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau

Tugas Kepala Dinas PUPRPKPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Pekerjaan

Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

17
2. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang Pekerjaan Umum,

Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang Pekerjaan

Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

4. Pelaksaan administrasi dinas urusan pemerintahan bidang Pekerjaan Umum,

Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas

dan fungsinya.

2.7.2. Kepala UPT Laboratorium Bahan Konstruksi

Tugas kepala UPT Laboratorium Bahan Konstruksi adalah:

1. Sebagai pemimpin instansi yang memutuskan hal-hal penting untuk instansi

itu sendiri

2. Sebagai pengawas kegiatan-kegiatan secara garis besar di instansi

3. Memeriksa dan menyetujui rencana anggaran pada instansi

2.7.3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Tugas Kepala sub bagian tata usaha adalah:

1. Mengkoordinasi tugas-tugas yang diberi pimpinan atau kepala UPT

Laboratorium Bahan Konstruksi.

2. Memonitor kerjaan staff administrasi

3. Mengelola dan mempertanggung jawabkan pengeluaran dari instansi.

18
2.7.4. Kepala Seksi Perencanaan dan Pengendalian Mutu

Tugas dari Kepala Seksi Perencanaan dan Pengendalian Mutu adalah:

1. Menjadikan UPT Laboratorium Bahan Konstruksi yang berkualitas sesuai ISO

tentang laboratorium pengujian.

2. Membuat standar operasi kerja yang sesuai dengan peraturan SNI yang ada.

3. Mengontrol seluruh kegiatan kerja di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi

apakah dalam operasi kerja yang sesuai dengan SNI yang telah ditetapkan

atau tidak.

2.7.5. Kepala Seksi Laboratorium

Tugas dari kepala seksi laboratorium adalah:

1. Mengawasi seluruh kegiatan pengujian dari setiap bidang-bidang

laboratorium.

2. Memberikan standar kerja yang benar bagi seluruh bagian-bagian

laboratorium yang ada.

2.7.6. Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran

Tugas dari penyusun rencana kegiatan dan anggaran adalah:

1. Melakukan kegiatan penyusunan dan penelahaan data berdasarkan tugas dan

tanggung jawab.

2. Mengumpulkan dan mengklasifikasi bahan dan data rencana program sesuai

spesifikasi dan prosedur dalam rangka penyusunan dan program kegiatan.

19
3. Menyusun konsep penyusunan rencana program sesuai dengan hasil kajian

dan prosedur untuk tercapainya sasaran yang diharapkan

2.7.7. Pengadministrasi Umum

Tugas dari pengadministrasi umum adalah:

1. Memproses surat masuk sesusai dengan prosedur untuk tertib administrasi.

2. Memproses surat keluar sesuai dengan ketentuan agar tertib administrasi

untuk kelancaran penyampaian.

3. Menata arsip surat dan dokumen lain sesuai dengan ketentuan prosedur agar

tertib administrasi.

4. Menyiapkan bahan dan dokumen layanan tata usaha.

2.7.8. Pengadministrasi Keuangan

Tugas dari pengadministrasi keuangan adalah:

1. Mempersiapkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas.

2. Mengajukan konsep karyawan pada atasan guna untuk persetujuannya.

3. Mengumpulkan data penerimaan uang.

4. Mengumpulkan dan menyusun bukti-bukti pengeluaran/pengunaan uang.

20
2.7.9. Analis Proses Uji Banding

Tugas Analis Proses Uji Banding adalah:

1. Mengkoordinasi penguji laboratorium yang akan melakukan pengujian

terhadap sampel uji banding.

2. Memantau penguji laboratorium pada saat dilakukannya uji banding.

3. Memeriksa hasil uji banding.

2.7.10. Penyusun Data Sistem Mutu Laboratorium Pengujian

Tugas Penyusun data sistem mutu laboratorium adalah:

1. Menyusun data program kerja seksi jaminan mutu.

2. Mengumpulkan bahan kebijakan teknis di bidang kegiatan penyusunan dan

penyempurnaan dokumen sistem mutu laboratorium.

2.7.11. Penelaah Mutu Konstruksi

Tugas dari penelaah mutu konstruksi adalah:

1. Menginventarisir permasalahan dan mencari dasar hukum.

2. Menyusun laporan telaahan dalam bentuk buku.

3. Menyusun hasil pengendalian perencanaan.

21
2.7.12. Analis Kimia

Analis kimia yaitu mengkoordinasi penguji laboratorium, tugas yang

dimaksud adalah:

1. Mengkoordinasi seluruh staff penguji laboratorium yang bekerja

2. Memantau pekerjaan staff penguji laboratorium

3. Memeriksa hasil kerja dari staff penguji laboratorium

2.7.13. Penguji Laboratorium

Tugas dari staff penguji laboratorium adalah:

1. Melakukan pengujian terhadap sample yang akan diuji

2. Mengoperasikan peralatan pengujian

2.8. SDM Perusahaan

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu factor pendukung yang

sangat penting didalam suatu unit usaha untuk meningkatkan proses produksi dan

manajemen suatu usaha atau instansi agar memiliki kualitas sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Sumber daya yang berkualitas akan mampu mewujudkan

perusahaan yang berkualitas dan berkompeten dibidangnya. UPT Laboratorium

Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau ini memiliki karyawan atau

pekerja yang berpendidikan dari SMK sampai dengan perguruan tinggi.

22
Untuk mencapai Sumber Daya Manusia yang berkualitas UPT Laboratorium

Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau mewajibkan kepada karyawannya

untuk mengikuti pelatihan ataupun Training dari setiap seminar yang diadakan oleh

UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riaudan maupun

seminar-seminar yang diadakan oleh instansi atau perushaan swasta lainya.

2.9. Aktivitas Perusahaan

UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau

merupakan instansi pemerintah yang bergerak dibidang laboratorium

pengujian.Instansi ini memiliki 3 bagian yang dimana memiliki aktifitas rutin yang

berbeda-beda diantanya:

1. Bidang Pengujian Air dan Lingkungan

Bidang ini menjalankan tugas harianya dibidang pengujian kulitas air dan

lingkungan dan yang dimaksud dengan lingkungan itu sendiri yaitu bidang ini

juga menguji kualitas perairairan yang terdapat di lingkungan sehingga

mengetahui kualitas air lingkungan dari sample yang diantar pelanggan

laboratorium apakah baik atau tidak sesuai dengan peraturan mentri

lingkungan hidup yang ada

2. Bidang Pengujian Agregat dan Aspal

Bidang ini menjalankan tugas harianya dibidang pengujian kualitas dan

struktur tanah dan juga menguji kekuatan atau kualitas dari material aspal.

23
3. Bidang Pengujian Bahan Bangunan

Bidang ini menjalankan tugas harianya dibidang pengujian kualitas bahan

bangunan seperti pengujian kualitas beton, pengujian kualitas baja dan

pengujian kualitas bahan bangunan lainya.

2.10. Proses Produksi

Pengantar Sampel

Penerima Sampel

Lab Air & Lingkungan Lab Agregat & Aspal Lab Bahan Bangunan

Kornis Air & Lingkungan Kornis Agregat & Aspal Kornis Bahan Bangunan

Kepala Seksi Laboratorium

Kabid UPT Laboratorium Bahan


Konstruksi

Konter Pengambilan

Pengambilan Laporan

Gambar 2.3. Proses Produksi di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

Proses produksi dari UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP

Provinsi Riau adalah dimulai dari:

1. Pelanggan/Costumer

Pelanggan pertama kali datang ke UPT. Pengujian Material dengan membawa

contoh uji/sampel yang akan diuji kualitasnya di laboratorium.

24
2. Penerima sample/Costumer service

Sample yang di antar oleh pelanggan akan diterima oleh penerima sample dan

langsung didata jenis sample pelanggan, dan memasukan sample ke bagian

pengujian manakah tergantung dari jenis sample yang diantar pelanggan

3. Teknisi/analist

Sample yang diterima dari penerima sample langsung diuji laboratorium oleh

teknisi/analist laboratorium

4. Koordinator Pengujian

Hasil uji laboratorium yang telah diuji oleh teknisi/analist akan diperiksa

ulang oleh koordinator pengujian apakah sudah bisa dibuat laporan hasil

pengujianya atau harus dilakukan pengujian ulang apabila ada kesalahan dari

hasil uji

5. Tim Pembuat Laporan Hasil Uji

Hasil uji yang sudah diperiksa dan ditanda tangan oleh koordinator pengujian

akan langsung di serahkan ke team pembuat laporan hasil uji agar di dibuat

laporan hasil uji laboratoriumnya.

6. Administrasi

Seluruh laporan hasil uji laboratorium dari setiap bidang akan di kumpulkan

ke bagian administrasi

7. Pelanggan/Costumer

Laporan hasil uji laboratorium yang sudah selesai akan di ambil oleh

pelanggan dengan menyelesaikan urusan administrasi terlebih dahulu, setelah

25
urusan administrasi selesai barulah laporan hasil uji laboratorium dapat

diterima oleh pelanggan.

2.11. Manajemen Perusahaan

UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau

merupakan instansi pemerintah yang bergerak dibidang pengujian laboratorium

seperti pengujian air dan lingkungan, pengujian agregat dan aspal dan pengujian

kualitas bahan bangunan. Pada saat ini UPT Laboratorium Bahan Konstruksi menurut

data jumlah pelanggan yang menguji sample di laboratorium Dinas PUPRPKPP

Provinsi Riau memiliki banyak peningkatan dari tahun ke tahun, hal tersebut dapat

disimpukan bahwasanya hasil uji laboratorium yang dhasilkan dapat dipercaya oleh

banyak perusahaan atau masyarakat lainya yang menguji sample di laboratorium ini.

Peningkatan yang baik dari jumlah pelanggan dari setiap tahun bukanlah akhir

dari visi dan misi UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi

Riau, oleh karena itu untuk mencapai semua visi dan misi dengan melakukan

perbaikan sistem manejemen secara bertahap.

2.12. Aktivitas Pendukung

Untuk mendukung proses kerja di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas

PUPRPKPP Provinsi Riau mengadakan kegiatan pendukung seperti menerima

pelayanan jasa pengambilan sample langsung kelapangan tempat sample diambil.

Demi menjaga kepercayaan pelanggan dari sample yang telah diambil oleh

petugas sampling dari UPT Laboratorium Bahan Konstruksi seluruh petugas

26
sampling yang turun langsung ke lapangan telah memiliki sertifikat pengambil

sample atau telah mengikuti pelatihan pengambilan sample yang sesuai dengan SNI

yang ada.

2.13. Temuan Khusus

Pada saat dilakukannya kerja praktek, ditemukan beberapa temuan khusus

yaitu sebagai berikut:

1. UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau belum

menyusun tata letak fasilitas di gedung baru untuk bidang pengujian bahan

bangunan, agregat & aspal dan masih adanya perbaikan ulang tata letak,

sehingga alat-alat pengujian masih terletak di tempat yang lama.

2. Pembuat laporan hasil uji Laboratorium Air & Lingkungan harus

menyelesaikan laporan hasil uji sampel dari perusahaan selama 15 hari kerja

terhitung dari tanggal sampel yang masuk, sedangkan UPT Laboratorium

Bahan Konstruksi hanya memiliki 3 tenaga kerja pembuat laporan yang

dimana beban kerja terasa lebih berat.

3. Fume Hood atau lemari asam di Laboratorium Air & Lingkungan memiliki

tingkat kebisingan yang cukup besar, sehingga mengganggu aktivitas di lantai

2 terutama pada ruangan staff penguji laboratorium.

4. UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas PUPRPKPP Provinsi Riau belum

memiliki tempat pembuangan limbah kaca yang aman.

27
BAB III

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS LABORATORIUM

UPT LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI DINAS

PUPRPKPP PROVINSI RIAU DENGAN METODE ARC

(ACTIVITY RELATIONSHIP CHART) DAN ARD (ACTIVITY

RELATIONSHIP DIAGRAM)

3.1. Tinjauan Kondisi Rill

UPT Laboratorium Bahan Konstruksi adalah instansi pemerintah dibawah

naungan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan

Pemukiman, dan Pertanahan Provinsi Riau atau biasa disingkat menjadi Dinas

PUPRPKPP. UPT Laboratorium Bahan Konstruksi memiliki 3 bagian pengujian yaitu

diantaranya pengujian kualitas air dan lingkungan, pengujian agregat, aspal dan

pengujian bahan bangunan. Setiap bagian-bagian pengujian yang ada bertujuan untuk

membantu lancarnya kegiatan yang dijalankan oleh Dinas PUPRPKPP. UPT

Laboratorium Bahan Konstruksi juga melayani pengujian material untuk perusahan-

perusahaan swasta lainnya dan juga terbuka untuk umum. Dengan adanya 3 bagian

pengujian yang tersedia, laboratorium membuat tambahan gedung untuk pengujian

bahan bangunan, agregat dan aspal. Namun gedung baru sampai saat ini belum

28
tertata, sehingga alat-alat pengujian bahan bangunan, agregat dan aspal masih terletak

di gedung yang lama.

Gambar 3.1. Kondisi Gedung Baru di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi Dinas
PUPRPKPP Provinsi Riau.
Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

Gambar diatas adalah kondisi gedung baru saat ini. Dikarenakan adanya

kegiatan renovasi lahan parkir, gedung baru yang direncanakan menjadi laboratorium

bidang pengujian bahan bangunan, agregat dan aspal untuk sementara dialih

fungsikan menjadi tempat parkir. Selain itu laboratorium belum menyusun plan

layout untuk gedung baru tersebut, sehingga ini menjadi alasan yang pas untuk

merencanakan plan layout pada gedung baru tersebut. Gedung memiliki ukuran

30x25 m. Jenis-jenis barang yang akan ditata yaitu:

1. Mesin CBR (California Bearing Ratio)

CBR (California Bearing Ratio) adalah percobaan daya dukung tanah yang

dikembangkan oleh California State Highway Departement. Prinsip pengujian ini

adalah pengujian penetrasi dengan menusukkan benda ke dalam benda uji.

29
2. Marshall Test

Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring

(cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (=5000 lbf) dan flowmeter. Proving ring

digunakan untuk mengukur nilai stabilitas, dan flowmeter untuk mengukur kelelehan

plastis atau flow. Benda uji Marshall berbentuk silinder berdiameter 4 inci (=10,2 cm)

dan tinggi 2,5 inci (=6,35 cm). Prosedur pengujian Marshall mengikuti SNI 06-2489-

1991, atau ASTM D 1559-76.

3. Alat Penetrasi Aspal

Pada AASHTO (1982) dinyatakan bahwa jenis aspal keras ditandai dengan

angka penetrasi aspal, angka ini menyatakan tingkat kekerasan aspal atau tingkat

konsistensi aspal. Semakin meningkatnya besar angka penetrasi aspal maka tingkat

kekerasan aspal semakin rendah, sebaliknya semakin kecil angka penetrasi aspal

maka tingkat kekerasan aspal semakin tinggi.

4. Oven

Oven merupakan alat laboratorium yang memiliki peranan yang sangat

penting. Alat ini digunakan untuk memanaskan dan mengeringkan sampel,

melakukan proses sterilisasi, dll. Prinsip kera dari oven adalah melakukan pemanasan

secara tertutup sehingga suhu dan waktunya bisa diatur.

30
Gambar 3.2. Oven untuk Pengujian Bahan Bangunan, Agregat dan Aspal
Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

5. Alat Konsolidasi Tanah

Konsolidasi adalah cara untuk mengetahui sifat tanah seperti kembang susut

besar, kadar air yang tinggi dan daya dukung rendah.

6. Alat Daktilitas Aspal

Daktilitas aspal adalah nilai keelastisitasan aspal, yang diukur dari jarak

terpanjang, apabila antara dua cetakan berisi bitumen keras yang ditarik sebelum

putus pada suhu 25˚C dan dengan kecepatan 50 mm/menit.

7. Atterberg of Liquid Limit Testing

Alat ini menentukan kadar air dimana tanah berubah dari cair menjadi plastis.

Sampel tanah ditempatkan ke dalam cangkir mesin batas cair dan dipisahkan menjadi

dua bagian dengan menggunakan alat grooving. Engkol pada mesin berputar sehingga

cakir yang menahan sampel mengenai alas mesin uji.

31
8. ADR Touch 3000 BS EN Compression Machine with Digital Readout

Alat ini adalah alat untuk uji kuat tekan beton adalah upaya mendapatkan nilai

estimasi kuat tekan beton pada struktur eksisting, dengan cara melakukan tekanan

pada sampel beton dari struktur yang sudah dilaksanakan.

Gambar 3.3. ADR Touch 3000 BS EN Compression Machine with Digital Readout
Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

9. Automatic Compression Machine ADR Touch Pro 2000

Sama seperti gambar ADR Touch 3000 BS EN Compression Machine with

Digital Redout, alat ini memiliki fungsi untuk menguji kuat tekan beton.

10. Molen Beton

Molen beton atau yang sering disebut mesin aduk beton merupakan salah satu

alat yang mendukung pekerjaan konstruksi. Mesin ini digunakan untuk membantu

proses aduk semen. Dengan menggunakan mesin ini hasil adukan semen akan lebih

merata, efisien waktu dan tenaga.

32
Gambar 3.4. Molen Beton
Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

11. Timbangan Digital Henherr

Timbangan merupakan alat ukurr yang digunakan untuk mengukur berat atau

massa suatu benda atau zat, dengan penggunaan yang lebih mudah. Timbangan

digital yang ada di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi biasanya digunakan untuk

menimbang sampel yang akan diuji.

Gambar 3.5. Timbangan Digital Henherr


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

33
3.2. Studi Literatur

3.2.1. Tata Letak Fasilitas

Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai suatu cara pengaturan fasilitas-

fasilitas ruangan guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan ini harus

mempertimbangkan luas area untuk penempatan mesin, tempat kerja operator

ataupun fasilitas yang menunjang kegiatan produksi lainnya. Pertimbangan lainnya

adalah kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik yang

bersifat sementara atau permanen. Pengaturan tata letak fasilitas dapat diatur menjadi

2 hal yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang terdapat di dalam

pabrik (Heragu, 1997)

Tata letak fasilitas yang baik akan menghasilkan hasil produksi yang

maksimal dengan kondisi aktivitas produksi yang optimal. Perancangan tata letak

dibutuhkan ketika perusahaan atau kantor akan menambahkan mesin-mesin baru atau

peluasan area kerja. Tujuan lain dari perancangan tata letak fasilitas adalah jika

terdapat penurunan produktivitas ataupun untuk memperbaiki kinerja pabrik.

Aliran suatu barang merupakan hal pokok dalam fasilitas produksi sehingga

harus dirancang dengan baik dan terstruktur. Perancangan tata letak fasilitas memiliki

enam prinsip dasar (Apple, 1990)

1. Integrasi menyeluruh dari setiap factor yang berpengaruh terhadap proses

produksi.

2. Perpindahan jarak yang seminimal mungkin.

3. Aliran kerja berlangsung secara lancer melalui pabrik.

34
4. Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

5. Kepuasan kerja dan rasa aman dari pekerja dijaga sebaik-baiknya.

6. Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel.

Tata letak yang baik dari seluruh fasilitas produksi dalam suatu pabrik

merupakan dasar untuk membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien. tujuan

secara umum dari tata letak fasilitas produksi, yaitu (Apple, 1990) :

1. Mengatur area kerja dan fasilitas produksi yang paling optimal sehingga

proses pemindahan material menjadi lancer, mengurangi proses perpindahan

material dan menghasilkan jarak perpindahan yang minimum.

2. Mengurangi waktu delay/idle yang berlebihan.

Perancangan tata letak fasilitas akan member dampak kepada aliran produksi

yang lebih terkoordinir dan terencana dengan baik serta dapat mengurangi

waktu delay/idle yang berlebihan.

3. Proses manufaktur yang lebih singkat.

Memperpendek jarak antara fasilitas produksi yang satu dengan yang lainnya

karena dapat mempersingkat waktu manufaktur dan hasilnya akan

meningkatkan hasil/output produksi.

4. Pemakaian ruang atau area yang lebih baik, penghematan penggunaan areal

untuk produksi dan gudang.

5. Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran.

Material yang menunggu untuk diproses, gerakan pemindahan yang tidak

perlu serta banyaknya perpotongan dari lintasan yang ada akan menyebabkan

35
kesimpangsiuran yang akhirnya akan membawa kea rah kemacetan.

Perencanaan tata letak yang baik akan memberikan luasan yang cukup untuk

seluruh operasi yang diperlukan dan proses produksi dapat berlangsung secara

mudah dan sederhana.

6. Memudahkan aktivitas supervise/pengawasan.

Tata letak yang baik akan memudahkan dalam hal pengawasan terhadap setiap

aktivitas produksi yang dilakukan

7. Kemungkinan dan fleksibilitas untuk menghadapi adanya ekspansi pabrik di

masa yang akan datang.

8. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator.

Garis besar tujuan utama dari tata letak fasilitas adalah mengatur area kerja

dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan

nyaman sehingga dapat menaikkan moral kerja dan performance operator. Dampak

nyata bagi perusahaan dengan adanya peningkatan produktivitas melalui perancangan

tata letak fasilitas adalah profit perusahaan menjadi meningkat. Profit perusahaan

yang meningkat juga akan memberikan kesejahteraan bagi setiap karyawan.

3.2.2. Pertimbangan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas

Perancangan ulang tata letak baru berdasarkan fasilitas-fasilitas produksi yang

sudah ada. Perancangan kembali tata letak fasilitas disebabkan oleh beberapa alasan

tertentu, yaitu (Heragu, 1997):

36
1. Adanya perubahan dalam desain produk, model dan lain-lain.

2. Adanya perubahan lokasi pabrik suatu daerah pemasaran.

3. Adanya perubahan ataupun peningkatan volume produksi pada akhirnya akan

membawa perubahan kea rah modifikasi segala fasilitas produksi yang ada.

4. Adanya keluhan-keluhan dari pekerja terhadap kondisi area kerja yang kurang

memenuhi persyaratan tertentu.

5. Adanya Bottleneck dalam aktivitas pemindahan bahan, gundang yang terlalu

sempit dan lain-lain.

Jalan lintasan (aisle) dalam pabrik dipergunakan terutama untuk dua hal yaitu

komunikasi dan transportasi. Perencanaan jalan lintasan yang baik akan banyak

menentukan proses gerakan perpindahan dari operator, material ataupun peralatan

produksi dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Penentuan lokasi dari aisle akan

mengindikasikan 2 masalah utama yang akan dijumpai, yaitu lokasi mana aisle

tersebut akan ditempatkan dan lebar aisle yang sebaiknya diambil.

Lintasan utama selalu diusahakan selurus mungkin bentuknya. Perencanan

lebar jalan dan frekuensi perpindahan bahan harus benar-benar diperhatikan. Lebar

jalan juga harus disesuaikan dengan kondisi personil traffic atau lintasan operator

yang bersama-sama dan melintasi jalan. Penetapan total luas pabrik atau gudang

harus memperhitungkan penambahan luas area untuk aisle. Penambahan ini

tergantung jumlah, macam, bentuk maupun lokasi jalan lintasan dibuat diperlukan

sejumlah persentase tertentu.

37
3.2.3. ARC (Activity Relationship Chart)

Perencanaan tata letak atau planning dalam menentukan tata letak yang baik

merupakan bagian yang cukup penting dalam sebuah perancangan tata letak fasilitas

(Heragu, 1997). Salah satu bagian dari sebuah perencanaan yang cukup penting

adalah mengethaui hubungan ata relationship dari masing-masing fasilitas yang ada.

Mengetahui hubungan antar fasilitas merupakan langkah yang digunakan untuk

mengetahui atau mengkualifikasi interaksi antar departemen atau fasilitas yang ada

dalam melakukan perencanaan tata letak fasilitas. Hubungan antar fasilitas maupun

departemen dapat diketahui dengan menggunakan Activity Relationship Chart atau

yang selanjutnya disebut dengan ARC chart. ARC chart akan menggunakan kode-

kode berupa huruf yang akan memetakan taraf kedekatan hubungan antar fasilitas

yang satu dengan yang lainnya. Berikut kode huruf yang digunakan dalam ARC

chart:

Tabel 3.1. Kode Huruf pada ARC (Activity Relationship Chart)


Kode Huruf Hubungan Kedekatan
A Absolutely necessary
E Especially important
I Important
O Ordinary
U Unimportant
X Undisireable
Sumber: Internet, 2022

Kode huruf hubungan ini menunjukkan derajat kepentingan untuk meletakkan

suatu departemen dengan kode tertentu. Kode dengan huruf A merupakan kode yang

memiliki arti antara kedua fasilitas tersebut harus diletakkan berdekatan (absolutely)

38
dan memilki bobot nilai sebesar empat. Kode huruf E memiliki arti penting untuk

didekatkan dan memiliki nilai bobot 2. Kode huruf I memiliki arti cukup penting dan

memiliki bobot bernilai 2. Kode huruf U memiliki tidak penting sehingga antara satu

fasilitas dengan fasilitas yang lainnya tidak penting untuk didekatkan maupun

dijauhkan tidak ada masalah, kode huruf ini berbobot 0. Kode huruf X, memiliki arti

bahwa suatu fasilitas dengan fasilitas lainnya harus dijauhkan dan memiliki bobot

penilaian sebesar -1.

3.2.4. ARD (Activity Relationship Diagram)

Activity Relationship Chart dapat menjabarkan hubungan antar fasilitas lebih

lanjut dengan menggunakan Activity Relationship Diagram atau selanjutnya disebut

dengan ARD. Analisa design layout dengan memperhatikan derajat hubungan antar

fasilitas merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan lebih lanjut.

Activity Relationship Diagram dibuat setelah pembuatan activity relationship chart.

Simbol dan warna yang digunakan dalam membuat dan menyajikan Activity

Relationship Diagram dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

39
Tabel 3.2. Simbol dan Warna pada Activity Relationship Diagram
Derajat (Nilai
Deskripsi Kode Garis Kode Warna
Kedekatan)
A Mutlak Merah
E Sangat Penting Oranye
I Penting Hijau
O Cukup/biasa Biru
Tidak ada kode Tidak ada kode
U Tidak penting
garis warna

X Tidak dikehendaki Coklat

Sumber: Wignjosoebroto (2009, p. 202)

3.2.5. AAD (Area Allocation Diagram)

Pembuatan AAD (Area Allocation Diagram) bertujuan untuk:

1. Merancang ruang produksi yang efisien dalam satu kesatuan yang terpadu.

2. Mengatur peletakan stasiun kerja yang efisien dalam lantai produksi dengan

memperhatikan hubungan kedekatan yang telah ditentukan dalam ARD.

3. Menunjukkan keterkaitan antar suatu fasilitas lainnya beserta alasannya.

AAD merupakan alat bantu yang paling dekat dengan tata letak pabrik

sebenarnya, yang nantinya akan memuat fasilitas-fasilitas yang ada. Adapun

keuntungan dari AAD adalah:

1. Pembagian wilayah kegiatan yang sistematis.

2. Memduahkan proses tata letak.

3. Meminimumkan ruang yang tidak terpakai.

40
4. Menterjemahkan perkiraan area ke dalam suatu pengaturan pendahuluan yang

dapat dilihat.

5. Memberikan perkiraan luas total yang mendekati sebenarnya.

6. Dasar untuk perencanaan selanjutnya.

3.3. Pembahasan

Pada gedung baru di UPT Laboratorium Bahan Konstruksi memiliki ukuran

bangunan sebesar 30 m2 x 25 m2 dengan gambar rencana tata letak layout awal

sebagai berikut :

41
Gambar 3.6. Tata Letak Layout Awal
Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

Dilihat dari tata letak layout awal UPT Laboratorium Bahan Konstruksi belum

tertata secara optimal, tidak adanya plan layout dari laboratorium mengakibatkan

penempatan tata letak fasilitas tidak tertata secara optimal. Karena ada stasiun kerja

yang kurang sesuai dengan lingkungan hubungan kedekatan antar fasilitas yang satu

dengan yang lainnya seperti ruang abrasi yang terlalu jauh dari penyimpanan gudang

arsip sampel, sehingga pekerja bolak-balik dari stasiun kerja satu ke yang lainnya.

42
3.3.1. Penyusunan ARC (Activity Relationship Chart)

Peta hubungan aktivitas atau Activity Relationship Chart (ARC) adalah suatu

cara atau teknik yang sederhana di dalam merencanakan tata letak fasilitas atau

departemen atau berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan

dalam penilaian “kualitatif” dan cenderung berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

yang bersifat subyektif dari masing-masing fasilitas/departemen. Dari analisa yang

dilakukan bersama koordinator analis bahan bangunan dan beton, maka aliran proses

dari layout diatas untuk melakukan penentuan tata letak yang akan diusulkan

digunakan metode pendekatan tata letak fasilitas yang dimulai dengan membuat ARC

(Activity Relationship Chart), worksheet, ARD (Activity Relationship Diagram),

AAD (Area Allocation Diagram), dan Template merupakan tata letak akhir. Berikut

adalah hasil penilaian secara keseluruhan menggunakan ARC :

43
Gambar 3.7. ARC (Activity Relationship Chart)
Sumber: Microsoft Visio 2007, 2022

44
Hubungan kedekatan antar fasilitas, dilambangkan dalam kode huruf dan

warna. Masing-masing kode huruf dan warna ini, memiliki tingkat prioritas hubungan

kedekatan yang bervariasi dari mutlak hingga tidak penting. Pemberian kode huruf

dan warna untuk tiap hubungan fasilitas-fasilitas diatas, memiliki alasannya masing-

masing yang akan direkapitulasi ke dalam worksheet.

3.3.2. Worksheet

Setelah mengisi ARC (Activity Relationship Chart), selanjutnya adalah

merekapitulasi hasil penilaian ke dalam worksheet tidak ada perhitungan dalam

worksheet. Berikut adalah worksheet nya hasil rekapitulasi sebagai berikut:

Tabel 3.3. Worksheet hasil ARC (Activity Relationship Chart)


No Derajat Kedekatan
Departemen Luas
Dept
A E I O U X
1 Gudang Arsip Sampel 7500 - 2 4, 5, 6, 9, 10 11, 12 7, 13 3, 8, 14, 15 -
2 Ruang Abrasi 7500 3 - - 4, 5, 6, 7, 15 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 -
3 Ruang Analis Beton 2442 4, 5, 6 - 15 7, 13 8, 9, 10, 11, 12, 14 -
4 Ruang Lab Beton 1 2442 3, 5, 6 - 1 2, 7, 14, 15 8, 9, 10, 11, 12, 13 -
5 Ruang Lab Beton 2 2442 3, 4, 6 - 1 2, 7, 14, 15 8, 9, 10, 11, 12, 13 -
6 Ruang Lab Beton 3 2442 3, 4, 5 - 1 2, 7, 14, 15 8, 9, 10, 11, 12, 13 -
7 Ruang Gradiasi Beton 4884 - - - 1, 2, 3, 4, 5, 6, 14, 15 8, 9, 10, 11, 12, 13 -
8 Ruang Analis Aspal 3000 9, 10, 11, 12 - 15 13, 14 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 -
9 Ruang Lab Aspal 1 1800 8, 10, 11, 12 - 1 13, 14, 15 2, 3, 4, 5, 6, 7
10 Ruang Lab Aspal 2 1800 8, 9, 11, 12 - 1 13, 14, 15 2, 3, 4, 5, 6, 7
11 Ruang Lab Aspal 3 1800 8, 9, 10, 12 - 1 13, 14, 15 2, 3, 4, 5, 6, 7
12 Ruang Lab Aspal 4 1800 8, 9, 10, 11 - 1 13, 14, 15 2, 3, 4, 5, 6, 7
13 Ruang Gradiasi Aspal 2100 1, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15 2, 3, 4, 5, 6, 7
14 Gedung Peralatan Rusak 1500 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 1, 2, 3, 15
15 Toilet 1225 3, 8 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13 1, 14

Sumber: Pengolahan Data Hasil dari ARC (Activity Relationship Chart), 2022

Setelah membuat hasil penilaian dapat dilihat hubungan kedekatan antar

fasilitas, contohnya seperti:

1. Pada ruang analis beton dan ruang lab beton. Jarak antara fasilitas ini adalah

utlak harus saling berdekatan. Hal ini dikarenakan kedua fasilitas memiliki

45
hubungan yang sangat erat dalam penggunaan space area, kegiatan kerja dan

peralatan yang sama.

2. Pada ruang gudang arsip sampel dan ruang abrasi, hubungan kedua fasilitas

ini menjadi sangat penting dikarenakan adanya urutan aliran kerja secara

langsung diantara kedua fasilitas tersebut dan juga untuk menjaga keamaan

alat agar mudah dijangkau.

3. Pada toilet ini merupakan fasilitas penting untuk para pekerja yang sedang

berada di dalam gedung terutama dititik kumpul ruang analis beton dan aspal.

4. Hubungan jarak antara fasilitas gudang arsip sampel dan ruang gradiasi

termasuk dalam kategori biasa, yang artinya tidak disarankan terlalu jauh,

tetapi juga tidak terlalu dekat. Kedua fasilitas tidak memiliki hubugan antara

penggunaan alat.

5. Fasilitas-fasilitas yang termasuk dalam kategori tidak perlu yaitu tidak

memiliki alasan yang kuat untuk saling berdekatan. Contohnya seperti gudang

arsip peralatan dan toilet yang tidak memiliki hubungan. Jarak antara kedua

fasilitas ini sangatlah fleksibel, tidak terikat satu sama lain dan dapat

ditempatkan saling berjauhan ataupun berdekatan.

3.3.3. ARD (Activity Relationship Diagram)

Sebelum membuat ARD langkah berikutnya adalah menyiapkan blok

template, blok template merupakan template yang berisi pusat kegiatan dan tingkat

46
hubungan antar setiap pusat kegiatan. Untuk blok template nya hasil rekapitulasi

adalah sebagai berikut:

I: II: 2 I: 3 II: I: 4-6 II: I: 3, 5-6 II: I: 3-4, 6 II:

1 2 3 4 5
Gudang Arsip Sampel Ruang Abrasi Ruang Analis Beton Ruang Lab Beton 1 Ruang Lab Beton 2
V: 3, 8, 14-15 V: 8-14 V: 8-12, 14 V: 8-13 V: 8-13

III: 4-6, 9-12 IV: 7, 13 III: IV: 4-7, 15 III: 15 IV: 7,13 III:1 IV: 2, 7, 14-15 III:1 IV: 2, 7, 14-15

I: 3-5 II: I: II: I: 9-12 II: I: 10-12 II: I: 8-9, 11-12 II:

6 7 8 9 10
Ruang Lab Beton 3 Ruang Gradiasi Beton Ruang Analis Aspal Ruang Lab Aspal 1 Ruang Lab Aspal 2
V: 8-13 V: 8-13 V: 1-7 V: 2-7 V: 2-7

III:1 IV: 2, 7, 14-15 III: IV: 1-6, 14-15 III:15 IV: 13-14 III: 1 IV: 13-15 III: 1 IV: 13-15

I: 8-10, 12 II: I: 8-11 II: I: II: I: II: I: II:

11 12 13 14 15
Ruang Lab Aspal 3 Ruang Lab Aspal 4 Ruang Gradiasi Aspal Gudang Peralatan Rusak Toilet
V: 2-7 V: 2-7 V: 2-7 V: 1-3, 15 V: 1, 14

III: 1 IV: 13-15 III: 1 IV: 13-15 III: IV: 1, 8-12, 14-15 III: IV: 4-13 III: 3, 8 IV: 2, 4-7, 9-13

Gambar 3.8. ARD (Activity Relationship Diagram)


Sumber: Microsoft Visio 2007, 2022

Hasil dari ARD telah memperbaiki kondisi pada layout awal, karena pada

ARD letak ruang kerja telah sesuai dengan derajat kedekatannya. Serta pada ARD

letak setiap area fasilitas telah sesuai dengan aliran sampel.

3.3.4. AAD (Area Allocation Diagram)

Setelah membuat ARC, worksheet, dan ARD kemudian membuat AAD. AAD

merupakan template secara global informasi yang dapat dilihat hanya pemanfaatan

area saja, pada laporan ini luas area yang diambil menggunakan pendekatan luas area

sebelum perbaikan dan disesuaikan dengan pemanfaatan area yang ada, sedangkan

47
gambar secara lengkap dapat dilihat pada Template yang merupakan hasil akhir dari

penganalisaan, berikut adalah hasil AAD:

30 M

(1500)
(2442)
(3000)
(1500)

(2442)
(1800)

(2442) (1800)
25 M

(1800)
(2442)

(1800)

(4884)
(2100)

(1500)

(1225)

Gambar 3.9. AAD (Area Allocation Diagram)


Sumber: Microsoft Visio 2007, 2022

Hasil AAD diatas adalah dari penganalisaan tata letak setelah ARC dan ARD,

maka tujuan dari AAD yaitu untuk merancang penyusunan ruang yang diperlukan

setiap kegiatan kerja secara menyeluruh dengan cara seefisien mungkin.

48
3.3.5. Template

Setelah membuat ARC, worksheet, ARD dan AAD kemudian hasil akhir

adalah berupa Template sesuai derajat kedekatan dan alasan-alasan yang telah

didapat, maka hasil akhirnya sebagai berikut :

Gambar 3.10. Template


Sumber: Microsoft Visio 2007, 2022

Perubahan ini dapat dilihat perbandingannya dengan melihat Gambar 3.6.

yaitu tata letak layout awal dan Gambar 3.10 yaitu Template (gambar setelah

perbaikan). Dari kedua gambar tersebut terdapat perubahan ruang kerja atau fasilitas

seperti:

49
1. Ruang Abrasi yang dipindahkan bersebelahan dengan Gudang Arsip Sampel,

karena untuk mempermudah pekerja dalam menyimpan sampel yang telah

selesai diuji sekaligus menjaga keamanan peralatan yang berkaitan dengan

pekerjaan abrasi sebab peralatan yang digunakan termasuk dalam peralatan

yang memiliki harga yang terbilang tidak murah.

2. Gudang Peralatan Rusak yang dipindahkan ke ruang abrasi lama agar tempat

penyimpanannya lebih luas dan efisien serta para pekerja tidak terhalang jalan

menuju toilet.

Beberapa ruang kerja atau fasilitas yang tidak mengalami pemindahan

dikarenakan oleh beberapa alasan, yang tidak mengalami perubahan yaitu:

1. Ruang Analis Beton dan Ruang Analis Aspal tidak dipindahkan karena

berdekatan dengan pintu masuk, dan kepala seksi laboratorium sering datang

langsung untuk diskusi dengan analis kimia dan bertanggung jawab penuh

terhadap operasional dan pengawasan terhadap analis.

2. Ruang Lab Beton dan Aspal tidak dipindahkan karena tingkat kepentingannya

tinggi terhadap proses pengujian, dan memudahkan analis dalam

menggunakan alat-alat pengujian.

3. Ruang Gradiasi Beton dan Aspal tidak dipindahkan karena tingkat kebisingan

dan tingkat getaran pada ruangan ini cukup mengganggu aktivitas yang lain,

sehingga ruangan ini diletakkan pada tempat yang lebih jauh dari tempat

berlangsungnya pekerjaan kantor.

50
4. Toilet tidak dipindahkan karena pada saat pembangunan gedung baru telah

dirancang saluran air dan pintu sehingga toilet tidak bisa dipindahkan lagi.

3.4. Rekomendasi

Dari hasil analisa template awal UPT Laboratorium Bahan Konstruksi, ada

sedikit perubahan ataupun rekomendasi yang telah didiskusikan dengan koordinator

analis bahan bangunan, agregat dan aspal terhadap tata letak ruangan yang ada.

Rekomendasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Memindahkan ruang abrasi dari perencanaan awal bertujuan untuk

emudahkan analis menyimpan sampel yang telah diuji sekaligus menjaga

keamanan peralatan yang berkaitan dengan pekerjaan abrasi sebab peralatan

yang digunakan termasuk dalam peralatan yang memiliki harga yang terbilang

tidak murah

2. Memindahkan gudang peralatan rusak dipindahkan ke ruang abrasi lama agar

tempat penyimpanannya lebih luas dan tidak menutupi jalan menuju toilet.

51
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek yang dilakukan diUPT Laboratorium Bahan

Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan

Pemukiman dan Pertanahan Provinsi Riau, maka dapat disimpulkan yaitu:

1. Hubungan antar fasilitas dilambangkan dalam kode huruf dan warna. Masing-

masing kode huruf dan warna ini, memiliki tingkat prioritas hubungan

kedekatan yang bervariasi dari mutlak hingga tidak penting. Hubungan

kedekatan antar fasilitas, contohnya seperti:

a. Pada ruang analis beton dan ruang lab beton. Jarak antara fasilitas ini

adalah utlak harus saling berdekatan. Hal ini dikarenakan kedua fasilitas

memiliki hubungan yang sangat erat dalam penggunaan space area,

kegiatan kerja dan peralatan yang sama.

b. Pada ruang gudang arsip sampel dan ruang abrasi, hubungan kedua

fasilitas ini menjadi sangat penting dikarenakan adanya urutan aliran

kerja secara langsung diantara kedua fasilitas tersebut dan juga untuk

menjaga keamaan alat agar mudah dijangkau.

52
c. Pada toilet ini merupakan fasilitas penting untuk para pekerja yang

sedang berada di dalam gedung terutama dititik kumpul ruang analis

beton dan aspal.

d. Hubungan jarak antara fasilitas gudang arsip sampel dan ruang gradiasi

termasuk dalam kategori biasa, yang artinya tidak disarankan terlalu jauh,

tetapi juga tidak terlalu dekat. Kedua fasilitas tidak memiliki hubugan

antara penggunaan alat.

e. Fasilitas-fasilitas yang termasuk dalam kategori tidak perlu yaitu tidak

memiliki alasan yang kuat untuk saling berdekatan. Contohnya seperti

gudang arsip peralatan dan toilet yang tidak memiliki hubungan. Jarak

antara kedua fasilitas ini sangatlah fleksibel, tidak terikat satu sama lain

dan dapat ditempatkan saling berjauhan ataupun berdekatan.

2. ARD telah memperbaiki kondisi pada layout awal, karena pada ARD letak

ruang kerja telah sesuai dengan derajat kedekatannya. Adapun perubahan dari

layout awal yaitu:

a. Ruang Abrasi yang dipindahkan bersebelahan dengan Gudang Arsip

Sampel, karena untuk mempermudah pekerja dalam menyimpan sampel

yang telah selesai diuji sekaligus menjaga keamanan peralatan yang

berkaitan dengan pekerjaan abrasi sebab peralatan yang digunakan

termasuk dalam peralatan yang memiliki harga yang terbilang tidak

murah.

53
b. Gudang Peralatan Rusak yang dipindahkan ke ruang abrasi lama agar

tempat penyimpanannya lebih luas dan efisien serta para pekerja tidak

terhalang jalan menuju toilet.

3. AAD telah dibuat dari penganalisaan tata letak setelah ARC dan ARD, maka

tujuan dari AAD yaitu untuk merancang penyusunan ruang yang diperlukan

setiap kegiatan kerja secara menyeluruh dengan cara seefisien mungkin.

4. Dibawah ini merupakan perbandingan antara layout awal dengan template

atau layout usulan yang telah dibuat sesuai dengan hasil dari ARC dan ARD.

Gambar 4.1. Layout Awal


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek, 2022

54
Gambar 4.2. Template atau layout usulan
Sumber: Microsoft Visio 2007, 2022

4.2. Saran

Berdasarkan tahapan yang telah dilakukan pada penelitian terkait Perancangan

Tata Letak Fasilitas Laboratorium UPT Laboratorium Bahan Konstruksi pada

Gedung Baru dengan Pendekatan Metode ARC (Activity Relationship Chart) dan

ARD (Activity Relationship Diagram) terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Pihak UPT/arsitek sebaiknya dapat memperhatikan tata letak fasilitas sebelum

gedung dibangun agar tidak terjadi perancangan ulang tata letak yang akan

membuang waktu.

55
2. Penelitian pada kerja praktek ini adalah Perancangan Tata Letak Fasilitas

Laboratorium UPT Laboratorium Bahan Konstruksi pada Gedung Baru

dengan Pendekatan Metode ARC (Activity Relationship Chart) dan ARD

(Activity Relationship Diagram) diharapkan mahasiswa kerja praktek

selanjutnya melakukan pengukuran dengan metode lainnya sehingga dapat

membandingan hasil antara kedua metode yang digunakan.

56
DAFTAR PUSTAKA

Triyono., Cundara, Nandar., Irwan, Hery. (2014). Usulan Perbaikan Tata Letak

Fasilitas Perkantoran di PT. BPR Mitra Arta Mulia Bengkalis. Profesiensi,

2(2),165.https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnalprofisiensi/article/

view/349

Safitri, Nadia Dini., Ilmi, Zainal., Kadafi, M. Amin. (2017). Analisis Perancangan

Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Metode Activity Relationship

Chart (ARC). ISSN:0285-6911-Online ISSN:2528-1518, 9(1), 38-

47.https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JURNALMANAJEMEN

Hapsari, Yaning Tri., Kurniawanti. (2020). Perancangan Tata Letak Fasilitas

Produksi Peyek. Jurnal Terapan Abdimas, 5(1), 35-40. http://e-

journal.unipma.ac.id/index.php/JTA/article/view/4644

Wignjosoebroto, Sritomo., 2009, “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan”, Guna

Widya, Surabaya

Heragu, S., 1997, Facilities Design, PWS Publishing Company, Boston

Apple, James M, 1990, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga

Bandung: ITB.

57

Anda mungkin juga menyukai