Disusun Oleh:
MARLISA
150702091
Disusun Oleh :
Marlisa
(150702091)
Laporan ini disusun sebagai syarat mata kuliah Kerja Praktek dan sebagai
syarat untuk mengambil mata kuliah selanjutnya.
PembimbingLapangan
Tarmizi ST
Nip. 18510082009041005
LEMBAR PENGESAHAN
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI AR-RANIRY
Disusun Oleh :
Marlisa
(150702091)
Laporan ini disusun sebagai syarat mata kuliah Kerja Praktek dan sebagai
syarat untuk mengambil mata kuliah selanjutnya.
DosenPembimbing KoordinatorKerjaPraktek
Prodi TeknikLingkungan Prodi TeknikLingkungan
ii
Segala puji hanya milik Allah SWT, Dia-lah yang telah menganugerahkan
al-Qur’an sebagai hudan lin naas (petunjuk bagi seluruh manusia) dan rahmatan
lil‘alamin (rahmat bagi segenap alam). Dia-lah yang Maha Mengetahui makna dan
maksud kandungan al-Qur’an. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Besar Muhammad SAW utusan dan manusia pilihan, dialah penyampai,
pengamal dan penafsir pertama al-Qur’an.Dengan pertolongan dan hidayah-Nya
penulis dapat melaksanakan . Kerja Praktek merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Tugas khusus dalam laporan ini
di kosentrasikan pada Dinas Lingkungan Pekerjaan Umum Pidie Jaya dengan area
praktek di Desa Buangan Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya.
Selama persiapan dan pelaksanaan kerja praktek ini, penulis telah banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis tak
lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan dan untaian
do’a nya selama ini.
2. Drs. Yusri M. Daud, M.Pd, selaku ketua Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
3. Andian Arista Anas, M.Sc., selaku koordinator kerja praktek Prodi Teknik
Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry.
4. T. Muhammad Ashari, M.Sc, selaku dosen pembimbing kerja praktek Prodi
Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry.
5. Bapak Bahron Bakti, ST.MTselaku Kepala Dinas yang telah memberikan
persetujuan untuk melaksanakan kerja praktek di Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Pidie Jaya.
iii
6. Tarmizi S.T selaku pembimbing lapangan yang telah banyak membimbing
penulis selama belajar tentang karakteristik dan komposisi limbah di Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya.
7. Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses kerja praktek yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT., berkenan membalas segala
kebaikan dari semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan ini dapat
sbermanfaat bagi berbagai pihak khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan
di Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
NegeriAr-Raniry. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh Karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis
harapkan untuk lebih menyempurnakan laporan ini.
Marlisa
150702091
iv
DAFTAR ISI
v
BAB IIISTUDI KASUS ............................................................................... 16
STUDI PERENCANAAN PENGOLAHAN MCK DENGAN
MENGGUNAKAN IPAL DI DESA BUANGAN KECAMATAN
MEURAH DUA KABUPATEN PIDIE JAYA ............................. 16
3.1 Dasar Teori .................................................................................. 16
3.1.1 Pengertian Limbah .......................................................... 16
3.1.2 Limbah Domestik ............................................................ 17
3.1.3 Anaerobic Baffled Reactor (ABR) .................................. 18
3.1.4 Limbah Perkotaan............................................................ 18
3.1.5 Karakteristik Kimia Dan Biologi .................................... 19
3.2 Hasil dan Pembahasan................................................................. 20
3.2.1 Kondisi Lingkungan Sebelum di Bangun IPALdi Desa
Buangan........................................................................... 20
3.2.2 Manfaat Dan Kegunaan Ipal Bagi Masyarakat Desa
Buangan........................................................................... 21
3.2.3 Tahap Dan Pelaksanaan Pembangunan IPAL Di Desa
Buangan........................................................................... 21
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 26
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 26
4.2 Saran............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 27
LAMPIRAN.................................................................................................. 28
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1
rangka pelaksanaan kebijakan tehnis di bidang sarana dan prasarana diwilayah
Pidie Jaya, juga sebagai pelaksana penataan, pemenuhan dan evaluasi kebutuhan
sarana dan prasarana sesuai standar, prosedur dan norma yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah.
Kenyamanan kerja seorang pegawai juga ditentukan oleh komunikasi antar
pegawai dan kedisiplinan seluruh pegawai di dalam lingkup kantor. Jika antar
pegawai tidak menjalin komunikasi yang baik dapat dipastikan kinerja akan
teganggu. Pimpinan berkewajiban memberikan motivasi kepada bawahannya agar
semua bisa bekerja dengan disiplin.
2
1.3. Struktur Organisasi Instansi
3
1.4.Bagian dan Seksi Instansi
1.4.1. Bidang Bina Marga
Tugas pokok:
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penyelenggaraan jalan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Fugsi:
Perumusan kebijakan di bidang rancang bangun dan
pengawasan, pelaksana jalan serta sarana prasarana permukiman
dan bangunan gedung.
1. Pengoordinasian kebijakan bidang rancang bangun dan
pengawasan pelaksana jalan serta sarana prasarana permukiman
dan bangunan gedung;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang bidang rancang bangun dan
pengawasan pelaksana jalan serta sarana prasarana permukiman
dan bangunan gedung;
3. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
rancang bangun dan pengawasan, pelaksana jalan serta sarana
prasarana permukiman dan bangunan gedung;
4. Pelaksanaan dan pembinaan administrasi dan kesekretariatan
kepada seluruh unit kerja di lingkungan Dinas; dan
5. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh
Gubernur, sesuai dengan tugasnya.
Bidang bina marga terdiri dari :
1. Seksi Pembangunan, Peningkatan Jalan dan Jembatan
2. Seksi Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
3. Seksi Pengembangan Jaringan Jalan dan jembatan
1.4.2. Bidang Cipta Karya
Tugas pokok:
Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan
4
kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan,
pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan
sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan
sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan
permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan
sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem
pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan
bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase
lingkungan serta persampahan;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan
bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum,
pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase
lingkungan serta persampahan;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan
kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan,
pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan
5
sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta
persampahan;
6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Menteri. Bidang cipta karya terdiri dari :
1. Seksi Perumahan dan Permukiman
2. Seksi Bangunan Gedung
3. Seksi Air Bersih
1.4.3. Bidang PSDA
Tugas pokok :
Melaksanakan Penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis dan strategis, Koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan teknis bidang pengawasan irigasi tersier,
irigasi desa, irigasi air tanah dan penyuluhan serta pengelolaan
perijinan di bidang pengairan.
1. Perumusan Kebijakan teknis bidang Pekerjaan Umum
Pengairan ;
2. Penyusunan, Perencanaan teknis Pembangunan dan
rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan serta pemanfaatannya ;
3. Pelaksanaan Pembangunan dan rehabilitasi pengairan/ sumber
daya air
4. Pelaksanaan penyediaan air baku dan eksploitasi pembagian
air serta pemeliharaan jaringan pengairan/sumber daya air ;
5. Pelaksanaan Eksploitasi, pengendalian, penanggulangan
bencana banjir dan kekeringan ;
6. Pembinaan, bimbingan, dan pemberian perijinan di bidang
pengairan.sumber daya air ;
7. Pemberian dan pelaksanaan perijinan terhadap penetapan,
perubahan atau pembongkaran bangunan yang berada di
perairan umum;
6
8. Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian dan Pemeliharaan
peralatan/ perbekalan serta pemberdayaannya ;
9. Pelaksanaan pengawasanan fungsional bidang Pekrjaan Umum
pengairan ;
10. Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga dinas ;
11. Pengendalian pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis ;
12. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang PSDA terdiri dari :
1. Seksi Pengembangan Prasarana Pengairan
2. Seksi Pengelolaan & Pengendalian Wilayah Sungai
3. Seksi Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana Pengairan
1.4.4. Bidang Tata Ruang
Tugas Pokok:
Merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi
petunjuk, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaran
tugas survey dan pemetaan, penyusunan rencana tata ruang, dan
pengendalian rencana tata ruang.
Fungsi:
1. Penyusunan kebijakan teknis bidang
2. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang
3. Pembinaan, pengkoordinasian , pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non stuktural
dalam lingkup bidang
4. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi
dan pejabat non stuktural dalam lingkup bidang.
Bidang tata ruang terdari dari :
1. Seksi Penyusunan Tata Ruang kota dan Perdesaan
2. Seksi Pemanfaatan dan pengendalian Tata Ruang
Kota/Perdesaan
7
3. Seksi Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu kota dan
Perdesaan
1.4.5. Bidang Peralatan
Tugas pokok:
1. Mendata segala kebutuhan peralatan dan perlengkapan pada
dept. pemasaran pada umumnya dan divisi-divisinya pada
khususnya
2. mempersiapkan segala perlengkapan yang telah di data divisi
peralatan perlengkapan
3. mengembangkan serta meningkatkan kualitas peralatan dan
perlengkapan dept. pemasaran dan divisi divisinya
4. mengatur penggunaan peralatan & perlengkapan marketing
5. menerapkan sikap efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan
peralatan dan perlengkapan
6. mengelola pemanfaatan dana dept. pemasaran dan divisi
peralatan
Fungsi:
1. Pengelolaan, pengendalian dan pengawasan terhadap
penggunaan peralatan, perbekalan dan pengujian bahan.
2. penyusunan program kegiatan penggunaan peralatan ,
perbekalan dan pengujian bahan.
3. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan, perbekalan, dan
pengujian bahan.
Bidang peralatan terdiri dari :
1. Seksi Tata Laksana Peralatan dan Perbengkelan
2. Seksi Perbengkelan
3. Seksi Pemdam Kebakaran
8
1.4.6. Bidang Bina Teknik/ Bina Program
Tugas pokok:
Bidang Bina Teknik mempunyai tugas menyusun,
melaksanakan dan mengoordinasikan kebijakan perencanaan dan
desain, pengawasan dan manajemen konstruksi serta pembinaan
jasa konstruksi.
Fungsi :
Bidang Bina Teknik dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), menyelenggarakan fungsi:
1. Perencanaan kegiatan operasional di bidang bina teknik.
2. Pelaksanaan kegiatan di bidang bina teknik.
3. Pengoordinasian kegiatan di bidang bina teknik.
4. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang bina
teknik.
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas
dan fungsinya.
Bidang Bina Teknik/ Bina Program
1. Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Mutu Bidang
Bina Marga
2. Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Mutu Bidang
Cipta Karya
3. Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Mutu Bidang
PSDA
9
semakin tidak terkendali. Salah satu di Desa Buangan di kabupaten yang
semakin mengalami kerusakan lingkungan jika tidak segera ditangani akan
mengakibatkan Air limbah rumah tangga di daerah tersebut berpengaruh terhadap
pencemaran lingkungan jika dibiarkan terus-menerus dan tidak diolah sebelum
dilepaskan ke lingkungan.
Di desa Buangan air limbah rumah tangganya sebagian besar langsung
dibuang ke selokan dan sebagian besar di buang di belakang rumah warga
masing-masing, sehingga dapat menimbulkan bau dan lingkungan tercemar yang
dapat memicu timbulnya penyakit. Demikian juga untuk buangan (tinja) masih
membuang alirannya ke sungai dan air limbahnya belum terolah dengan baik
sehingga akan mengganggu kejernihan dan kebersihan sungai yang sebagian
besar warga setempat masih menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan
sehari-hari masyarakat di sekitar sungai tersebut.
Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat desa Buangan dalam
menangani air limbah rumah tangganya dan kurangnya kesadaran akan
pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan sehingga lingkungan Desa
Buangan tidak terjaga dengan baik. Kondisi seperti ini perlu diubah dan
diperhatikan, untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah menerapkan program
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sistem Komunal yang mampu mengolah
air limbah rumah tangga sehingga mengurangi sumber pencemaran yang
berkontribusi tinggi dalam mencemari dan merusak lingkungan.
Respons akan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya melalui
Dinas Pekerjaan Umum melakukan penanggulangan pencemaran lingkungan
dengan membangun perencanaan pembangunan pengolahan air limbah MCK
menggunakan IPAL di Desa Buangan Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie
Jaya. Dalam kasus ini penulis akan menganalisis proses perencanaan
pembangunan pengolahan air limbah MCK menggunakan IPAL di Desa Buangan
Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya.
1
BAB II
1
2. Bagi Fakultas
Sebagai bahan evaluasi kurikulum yang telah diterapkan, serta
menemukan penyesuaiannya dengan kebutuhan tenaga kerja yang
kompeten dalam bidangnya.
3. Bagi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya
a. Membantu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari di perusahaan tempat
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
b. Sebagai sarana kerjasama antara perusahaan dengan fakultas SAINS
dan Teknologi Universitas UIN Ar- Raniry dimasa yang akan datang.
1
Kunjungan Ke Desa Seunong Kecamatan Meurah Dua Kabupaten dengan tujuan
yaitu sosialisai kesehatan lingkungan, wawancara dengan petugas dan keuchik
terkait dengan proses perencanaan pembangunan MCK menggunakan IPAL di
Desa Buangan Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya, melakukan
Observasi lokasi dan pengambilan gambar di lokasi pembangunan IPAL,
pelaksanaan pembangunan IPAL, Pengambilan data terkait pembangunan IPAL di
kantor Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya, penyusunan laporan serta
konsultasi dengan pembimbing lapangan dan kegiatan lainnya yang telah diikuti
selama kerja praktek berlangsung adalah membaca studi literatur yang terkait
dengan studi kasus yang akan di ambil untuk pembuatan laporan dan mengikuti
pengajian setiap hari jum’at yang menjadi rutinitas pekerja yang bekerja di Dinas
Pekerjaan Umum.
1. 1 Agustus 2018 -
1
11. 14 Agustus 2018 Konsultasi masalah judul
12. 15 Agustus 2018 Kunjungan ke kantor PAMSIMAS
13. 16 Agustus 2018 Konsultasi laporan BAB I dengan
pembimbing lapangan
14. 17 Agustus 2018 Wawancara staf yang berkaitan dengan
program PAMSIMAS
15. 20 Agustus 2018 Membaca materi terkait dengan topik yang di
ambil
16. 27 Agustus 2018 Kunjungan lapangan lokasi pembangunan
IPAL di Desa Buangan Kecamatan Meurah
Dua
17. 28 Agustus 2018 Kunjungan lapangan lokasi pembangunan
IPAL di Ule gle
18. 30 Agustus 2018 Sosialisasi terkait dengan kesehatan
lingkungan di Desa Seunong
19. 31 Agustus 2018 Mengikuti pengajian
20. 1 Agustus 2018 Wawancara dengan petugas pelaksanaan
pembangunan IPAL
21. 2 Agustus 2018 Observasi lokasi pembangunan IPAL
22. 3 Agustus 2018 Pengambilan data terkait pembangunan IPAL
di bidang cipta karya
23 4 Agustus 2018 Penyusunan Laporan
24 5 Agustus 2018 Konsultasi laporan dengan pembimbing
lapangan
25 7 Agustus 2018 Mengikuti pengajian
1
1. Observasi Lapangan
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mengamati dan
berpatisipasi aktif secara langsung pada proses perencanaan pembangunan
IPAL di Desa Buangan Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi
tambahan data serta untuk mengklarifikasi masalah yang terjadi
dilapangan. Wawancara dilakukan langsung kepada pihak yang
berkepentingan terkait dengan proses pembangunan IPAL dengan
menggunakan sistem ABR.
3. Praktek Langsung
Kegiatan praktek langsung dilakukan untuk memperoleh
pengalaman di dunia kerja dan mempelajari kesesuaian antara teori dengan
praktik di lapangan mengenai hal yang berkaitan dengan proses
pembangunan IPAL di Desa Buangan Kecamatan Meurah Dua Kabupaten
Pidie Jaya.
4. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari referensi yang berkaitan
dengan kegiatan yang dilakukan, baik berasal dari studi pustaka maupun
data dan informasi yang diperoleh dari instansi.
1
BAB III
STUDI
KASUS
1
3.1.2 Limbah Domestik
Limbah domestik adalah semua bahan limbah yang berasal dari kamar
mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian dan cuci peralatan rumah tangga.
Limbah domestik memilik sebaran areal yang sangat luas dan umumnya terdiri
atas limbah rumah tangga, perkantoran dan restoran. Keputusan Meneg LH No
112 Tahun 2003, pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa air limbah domestik adalah
air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan,
perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Secara kualitatif limbah rumah
tangga sebagian besar terdiri dari zat organik baik berupa padatan maupun cair,
garam, lemak dan bakteri, khususnya bakteri golongan E. Coli, jasad patogen dan
parasit. Limbah domestik dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu limbah
cair, limbah padat dan limbah gas.
a. Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah yang mempunyai sifat cair dimana
komposisinya terdiri atas 99,9% air dan sisanya bahan padat. Selanjutnya
dinyatakan bahwa limbah domestik cair terdiri atas buangan kamar mandi, dapur,
tempat cucian, unsur- unsur yang terdapat didalamnya merupakan unsur yang
sangat kompleks. Menurut Martopo (1984) dalam Nurmayanti (2002) campuran
rumit yang terdapat dalam kotoran ini terdiri dari zat-zat batuan mineral dan
organik dalam bentuk partikel-partikel besar dan kecil, benda padat sisa bahan-
bahan larutan dalam keadaan terapung, bentuk koloid dan setengah koloid.
Secara lengkap disebutkan oleh Dix (1981) bahwa limbah cair terdiri atas 99,9%
bentuk cair yang meliputi bahan organik, anorganik, padatan tersuspensi, koloida,
padatan terlarut dan mikroorganisme. Bahan organik meliputi kertas, tinja, urin,
sabun, lemak, deterjen dan sisa makanan. Sedang bahan anorganik, seperti amonia
dan garam-garam amonium yang antara lain merupakan derivat dari dekomposisi
tinja, urin dan nitrat (Aris Luthfi, 2006)
b. Limbah Padat
Limbah padat domestik biasanya dalam bentuk sampah dari rumah tangga
dan pemukiman selain industri. Limbah padat rumah tangga (sampah) di
kelompokkan 4 golongan, yaitu :
1
1. Sampah yang dapat membusuk (garbage),
Misalnya sisa makanan dan dedaunan. Sampah jenis ini
mudah membusuk sebagai akibat aktivitas mikroba.
2. Sampah yang sulit/tidak dapat membusuk (rubbish),
Misalnya kayu, besi, seng, kain, plastik dan
karet.
3. Sampah berupa debu/abu.
4. Sampah berbahaya bagi kesehatan
Seperti buangan industri dan kemasan zat-zat kimia toksik.
c. Limbah Gas
Limbah gas bisa berasal dari dapur rumah tangga, pembakaran sampah
padat, dekomposisi sampah padat maupun cair, asap kendaraan bermotor, industri
serta peristiwa alam sepeerti gunung
meletus. Limbah gas menjadi pencemar bila telah melampaui Nilai Ambang Batas
(Aris Luthfi, 2006).
3.1.3 Anaerobic baffled reactor (ABR)
Anaerobic Baffled Reactor (ABR) atau dikenal juga dengan Anaerobic
Baffled Septic Tank (ABST) adalah salah satu reaktor hasil modifikasi septic tank
dengan penambahan sekat-sekat. ABR merupakan bioreaktor anaerob yang
memiliki kompartemen-kompartemen yang dibatasi oleh sekat-sekat vertikal.
ABR mampu mengolah berbagai macam jenis influen. Umumnya sebuah ABR
terdiri dari kompartemen-kompartemen yang tersusun seri. Air limbah rumah
tangga terdiri dari 3 fraksi penting yaitu, Tinja (faeces), berpotensi mengandung
mikroba pentogen, Air seni (urine), umumnya mengandung nitrogen dan posfor,
serta kemungkinan kecil mikroorganisme, Grey Water merupakan air bekas
cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi. (Ashila dan Prayatni,2008).
3.1.4 Limbah Perkotaan
Air limbah perkotaan merupakan salah satu sumber daya air yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan. Beberapa kendala yang dihadapi di dalam
menggukan kembali air limbah yakni karena air limbah perkotaan kualitasnya
tidak memenuhi syarat kualitas air untuk berbagai keperluan yaitu mengandung
berbagai polutan yang cukup besar oleh karenaitu sebelum digunakan kembali
1
(reuse) perlu dilakukan pengolahan sampai mencari kualitas air yang
diperbolehkan. Secara umum menurut Puji dan Rahmi (2010) sifat air limbah cair
domestik terbagi atas tiga karakteristik, yaitu karakteristik fisik,kimia dan biologi.
Karakteristik fisik diantaranya seperti, Padatan (Solid) yaitu Limbah cair
mengandung berbagai macam zat padat dari material yang kasar sampai dengan
material yang bersifat koloidal, Bau (Odor) merupakan petunjuk adanya
pembusukan air limbah, Penyebab adanya bau pada air limbah karena adanya
bahan volatile,gas terlarut dan hasil samping dari pembusukan bahan organik,
Warna (Color) yaitu Air murni tidak berwarna tetapi seringkali diwarnai oleh
benda asing, Karakteristik yang sangat mencolok pada limbah cair adalah
berwarna yang umumnya disebabkan oleh zat organik dan algae, Temperatur
limbah cair dan air merupakan parameter sangat penting sebab efeknya pada
kehidupan dalam air,meningkatkan reaksi kima, dan mengurangnya spesies ikan
dalam air, Kekeruhan (Turbidity ) yaitu kekeruhan terjadi karena adanya zat-zat
koloid yang melayang dan zat-zat yang terurai menjadi ukuran yang lebih
(tersuspensi) oleh binatang, zat-zat organik, jasad renik, lumpur, tanah, dan
benda-benda lain yang melayang.
1
kehidupan manusia, Mikro-organisme tersebut antara lain bakteri, jamur, protozoa
dan algae. ABR menggabungkan proses-proses sedimentasi dengan penguraian
lumpur secara parsial dalam kompartemen yang sama, walaupun pada dasarnya
hanya merupakan suatu kolam sedimentasi tanpa bagian-bagian yang bergerak
atau penambahan bahan-bahan kimia. Proses yang terjadi di dalam ruang pertama
ABR adalah proses pengendapan dan pada ruang-ruang berikutnya terjadi proses
penguraian akibat air limbah kontak dengan mikroorganisme.(Ashila dan
Prayatni, 2008).
2
tersebut, demikian juga untuk pembuangan tinja belum semua rumah mempunyai
septic tank, dan sebagiannya masih membuang alirannya kesungai dan
sebagiannya lagi masih BAB di kebun kosong dan di parit, sehingga dapat
menimbulkan bau dan lingkungan tercemar yang dapat memicu timbulnya
penyakit.
Di Desa Buangan mata pencarian masyarakat kebanyakan dari sektor
pertanian, nelayan dan sebagaiannya lagi Pegawai Negeri Sipil. Rendahnya
tingkat pengetahuan masyarakat di Desa Buangan Kecamatan Meurah Dua
Kabupaten dalam menangani air limbah MCK (Mandi, Cuci, Kakus), dan
kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan
sehingga lingkungan Desa Buangan tidak terawat dengan baik.
Maka dari itu diterapkanlah pembangunan IPAL oleh bidang bagian Cipta
Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten.
2
Keterangan :
2
Potongan B-B : Tampak dari samping
Panjang : 9 Meter
Lebar : 4 Meter
Kedalaman : 2 Meter
Jadi didalam IPAL terbagi dalam 4 sekat, lebar sekat pertama 3 meter,
lebar sekat kedua 2 meter, lebar sekat ketiga 2 meter, dan lebar sekat yang
keempat 2 meter. Dalam sehari limbah yang dihasilkan yang masuk kedalam
penampungan IPAL ± 100 liter, karena dihitung dari jumlah kepala keluarga
dalam dusun hagu berjumlah 76 kepala keluarga. Setelah terjadi proses ABR
(Anaerobic Baffled Reactor) di dalam IPAL akan dilakukan penyedotan dalam
jangka waktu 5 sampai 6 bulan sekali dalam bentuk lumpur yang tidak bisa terurai
lagi.
ABR menggunakanan sistem pembusukan hingga air limbah manusia
tersebut dapat keluar dengan tidak mencemari lingkungan atau sudah steril.
Dalam proses sistem ABR ini terdapat 4 tahap penyaringan dan penampungan
untuk proses pembusukannya. Tahap pertama menampung limbah yang belum
terurai dan tahap kedua sudah masuk proses pemuaian dan penghancuran kotoran
dan tahap ketiga masuk pada proses endapan dan tahap keempat masuk pada
proses akhir yang endapan sudah steril dan sudah bisa diproses dialiri kesungai dan
tidak menyebabkan lingkungan tercemar lagi.
Adapun prinsip kerja ABR (Anaerob Baffled Reactor) dapat disimulasikan
sebagai berikut :
a. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) atau tangki septik bersusun adalah
teknologi tangki septik yang dimodifikasi dengan menamba
beberapa kompartemen untuk menghasilkan aliran keatas (upflow)
melalui lumpur aktif anaerob dan meningkatkan waktu kontak antara
biomas aktif dengan air limbah.
2
b. Aliran seperti ini menyebabkan aliran air limbah yang masuk
(influent) lebih intensif terkontak dengan biomassa anaerobik,
sehingga meningkatkan kinerja pengolahan.
c. Penurunan BOD (Biological Oxygen Demand)dalam ABR lebih
tinggi daripada tangki septik biasa, yaitu sekitar 70-95%.
d. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) harus dilengkapi dengan saluran
pembuangan gas (ventilator) untuk melepaskan biogas yang
dihasilkan selama proses anaerobik.
e. Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dapat menurunkan senyawa
organik BOD(Biological Oxygen Demand),COD (Chemical Oxygen
Demand), dan total padatan tersuspensi TSS (Total Susppended
Solid, sedangkan amoniak, detergen dan hidrogen sulfida tidak bisa
turun.
Setelah melalui tahap pengolahan, kemudian dibuang ke aliran sungai
dalam keadaan tidak tercemar lagi.
2
Gambar 3.2. Proses pembangunan MCK(Mandi, Cuci, Kakus)
Gambar 3.1 diatas merupakan lokasi pembangunan MCK untuk
masyarakat Desa Buangan yang terletak di dekat Meunasah Buangan.
.
Gambar : 3.3.tampak lahan yang akan dibangun IPAL
Gambar 3.3 diatas merupkan lahan kosong yang akan dibangun IPAL di
Desa Buangan Kecamatan Meurah Dua Kabupaten .
2
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut:
1. IPAL merupakan instalasi pengolahan air limbah. Yang dibangun di
pemukimanpadat penduduk agar lingkungannya terjaga dan bersih.
2. ABR(Anaerobic Baffled Reactor) adalah proses pengendapan dan pada
ruang-ruang berikutnya terjadi proses penguraian akibat air limbah kontak
dengan mikroorganisme.
3. Pembangunan IPAL bertujuan untuk menangani limbahkotor dari
pemukiman masyarakat, yang di lakukan proses ABR (Anaerobic
baffledreactor) sehingga limbah tidak mencemari lingkungan dan layak
untuk di alirkan atau di buang ke sungai.
2
DAFTAR PUSTAKA
2
Lampiran
2
Lampiran 2Denah IPAL yang akan di bangun
2
Lampiran 3. Survei lapangan perencanaan proses pembangunan PAMSIMAS
3
Lampiran 4. Proses pembangunan PAMSIMAS di Desa Seunong
3
Lampiran 5. Pembangunan IPAL di Ulegle kecamatan Bandar Dua Kabupaten
Pidie Jaya
3
3
3