Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana Strata 1 Program studi Teknik
Elektro Fakultas Sains dan Teknologi
Oleh :
ALDRI LINANDA
11850512266
Halaman
1.3 Tujuan...................................................................................................................I-2
BAB II SASARAN DAN MANFAAT ................................................................. II-3
2.1 Sasaran................................................................................................................ II-3
2.2 Manfaat ............................................................................................................... II-3
4.1 Berita...............................................................................................................IV-10
4.2 Penyuntingan...................................................................................................IV-13
i
5.5 Penyusunan Laporan ........................................................................................ V-17
Biaya Pemondokan............................................................................................VI-19
TANDA TANGAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Kegiatan KP yang dilakukan oleh Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
SASARAN DAN MANFAAT
2.1 Sasaran
2.2 Manfaat
3
Dari pelaksanaan kerja praktek di TVRI Riau dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, antara lain :
2.2.1 Bagi Mahasiswa
4
BAB III
TVRI RIAU
TVRI SP Pekanbaru melakukan siaran lokal perdana pada tanggal 1 Ramadhan 1419
Hijriyah yaitu pada bulan Januari tahun 1999 (Menyiarkan Adzan Maghrib).
Kemudian dilanjutkan penayangan 1 Jam. Pada tahun 2000 TVRI Stasiun Pekanbaru
meningkatkan frekuensi siaran 3 (tiga) kali dalam satu minggu yaitu pada hari Senin,
Rabu, dan Jumat selama kurang lebih 1 (satu) jam.
Pada tahun 2003 frekuensi siaran ditingkatkan menjadi 3 (tiga) jam setiap harinya yang
disiarkan dari pukul 16.00 WIB sampai dengan 19.00 WIB Pada tahun 2004 TVRI
Pekanbaru berganti nama menjadi TVRI Stasiun Riau, dengan jam tayang masih 3
(tiga) jam setiap hari.
Pada tanggal 1 April 2007, program siaran TVRI Stasiun Riau telah beralih tekhnologi
ke sistem komputerisasi dengan menyajikan acara-acara baru yang dikemas dalam
bentuk, Informasi, Pendidikan, Budaya dan Hiburan yang menekankan pada muatan
lokal budaya Melayu , disiarkan secara Langsung dari Studio 2 , maupun Play back,
dengan jam siaran 4 (empat) jam setiap hari mulai pukul 15.00. s.d. 19.00. wib.
LPP TVRI Riau juga bersiaran dengan sistem digital dan jumlah jam siar menjadi 9
jam setiap hari, dimulai dari pukul 13.00. wib sampai pukul 22.00. wib. Mulai 21
Desember 2010.
Awal tahun 2018 seiring dengan pergantian manajemen atas TVRI Pusat, maka siaran
lokal daerah mulai bersiaran dari jam 14.00-18.00 WIB.
5
3.2 Logo Perusahaan
Logo LPP TVRI menggunakan satu bulatan berwarna biru dengan tulisan RI
(Republik Indonesia) yang sangat menonjol di dalamnya, yang memberi kesan
bahwa LPP TVRI kini goes to the world. Memang ini bagian dari visi LPP TVRI ke
depan untuk menjadi world class public broadcasting.
LPP TVRI hanya menggunakan dua warna pada logo untuk komunikasi visual nya.
Warna trusted blue solid, digunakan untuk corporate color. Warna ini diambil dari
warna biru laut dan langit Indonesia. Trusted blue menjelaskan ketegasan, simple
dan elegan. Sementara untuk layar menggunakan warna putih, dengan transparansi
80%. Warna putih digunakan untuk logo bug, dan promo bug, below the line dan
social media. Putih menjelaskan fleksibelitas, mudah beradaptasi dengan perubahan.
Uper grafis adalah bentuk turunan dari logo yang menggunakan tiga bulatan, satu
bulatan besar, satu bulatan sedang dan satu bulatan kecil. Ini melambangkan
universe atau jagad raya. Tiga bulatan juga menelaskan satu dunia, satu Indonesia
dan satu LPP TVRI. Elemen super grafis digunakan untuk komunikasi visual pada
layar kaca, below the line, dan media sosial. Fungsi super grafis adalah menampung
elemen elemen visual yang tidak bisa ditampung oleh logo. Super Grafis terdiri dari
lima warna. Biru dan turunannya untuk semua program yang berbasis informasi.
Hijau dan turunannya untuk program berbasis ilmu pengatahuan, agama dan
kebudayaan. Warna merah untuk olahraga, warna ungu dan turunannya untuk
program hiburan dan warna orange dan turunan untuk program anak-anak.
Brand besar memang tak banyak menggunakan font. Karena itu hanya dua huruf
saja yang digunakan oleh LPP TVRI yakni Avenir dan Gotham (dengan segala
turunanya). Penggunaan hanya dua huruf dibuat untuk menjaga konsistensi cara
berkomunikasi visual. Mulai dari logo, layar kaca sampai ke unsur perkantoran.
6
Dalam rebranding LPP TVRI juga diatur mengenai standard fotografi baik
individual maupun fotografi program. Fotografi LPP TVRI untuk standard
individual dibuat dengan gaya yang luwes, ramah dan smart casual. Proses ini
sengaja dibuat agar image perubahan dari kesan sebagai Lembaga birokrasi kini
menjadi Lembaga kreatif. Untuk fotografi program menampilkan kesan yang ceria,
deep of feel dan fokus.
7
3.4 Struktur Organisasi
SEKSI BERITA :
Kepala seksi: Darmawan S.Sos
SEKSI TEKNIK
Kepala seksi: Budi Rianto S.I.Kom
Kepala Sub Seksi TPP : Martin Indra P. S.Kom
Kepala Sub seksi Teknik Transmisi : Sabeni
Kepala Sub Seksi Fasilitasi Transmisi : Pipin Sofyan, S.I.Kom
8
SUB BAGIAN KEUANGAN
Kepala seksi: Muhyin, S.Sos
9
BAB IV
TEORI
4.1. Berita
Berikut ada beberapa pengertian tentang berita :
1) Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writings yang
kemudian dikutip oleh George Fox Mott (New Survey Journalism)
menyatakan bahwa: “Berita dapat didefenisikan sebagai setiap fakta yang
akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar
pembaca.”
10
b. Menarik.
Adapun yang dimaksud dengan berita menarik adalah jika informasi yang
disampaikan itu mampu membangkitkan kekaguman, rasa lucu atau
humor,atau informasi mengenai pilihan hidup (Morissan, 2005:32).
a. Berita Harian
Berita harian atau berita hangat (the hot news) adalah berita yang perlu segera
ditampilkan dan disampaikan kepada masyarakat (Fred Wibowo, 2007:135).
Corak berita semacam ini sangat terikat waktu aktual yang singkat. Berita
hangat biasanya bersifat linier dan langsung (straight news) seperti berita “Berita
Riau” di TVRI Riau. Disamping bentuk straight news, berita harian dapat pula
berbentuk indepth news atau berita mendalam seperti Telisik di ANTV.
11
Berdasarkan sifat dan kekuatan materi beritanya, straight news dapat berupa
hard news (berita keras) yang merupakan berita yang mengandung konflik dan soft
news (berita lunak) yang artinya berita yang bersangkut paut dengan kejadian-
kejadian umum yang penting di masyarakat.
Hard news dan soft news sering menggunakan formula campuran antara
penting atau kurang pentingnya kejadian dengan masyhur dan besar jumlahnya atau
kurang masyhur dan kecil jumlahnya orang yang terlibat dalam kejadian (Fred
Wibowo, 2007:139).
b. Berita Berkala
Berita yang bersifat time less (tidak terikat waktu) yang memilki
kemungkinan penyajian yang lebih lengkap dan mendalam. Sajian ini juga dapat
diolah secara lebih artistik. Oleh Karena itu, model berita berkala biasanya
merupakan karya Jurnalistik berupa program documenter, feature dan magazine.
Ketiga program itu memilki kemasan dan tata laksana produksi spesifik (Fred
Wibowo, 2007:141).
Dalam penelitian ini, penulis mengambil teori Gate Keeping (Pendekatan
White 1949) sebagai acuan yang mendasar dalam penulisan skripsi ini, Gate Keeping
adalah memutuskan apa yang akan muncul atau tampil di media. Menurut White teori
ini Gate Keeping memperkenalkan peran krusial yang disebut “Gate Keeper”, media
mengeksekutifkan siapa yang mampu membuka atau menutup “Gate” pada pesan
media seperti pada sebuah berita. Reporter juga merupakan Gate Keeper, mereka
memutuskan perlu tidaknya melaporkan sebuah berita dan bagaimana mereka
melaporkan berita tersebut. Editor juga sebagai Gate Keeper jika berhak memutuskan
untuk menjalankan alur cerita berita (www.de-endah.blog.friendster.com).
John R. Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai “individu-individu
atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran
komunikasi (massa)”. Jika diperluas maknanya, yang disebut gatekeeper adalah orang
yang berperan penting dalam media massa. Dengan demikian, mereka yang disebut
sebagai gatekeeper antara lain reporter, editor berita, atau orang lain dalam media
massa yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan. Mereka dapat
menghapus pesan atau mereka bahkan bisa memodifikasi dan menambah pesan yang
akan disebarkan. Mereka pun bisa menghentikan sebuah informasi dan tidak
membuka “pintu gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi yang lain (Nurudin,
2007:119).
12
Dengan demikian, paling tidak gatekeeper mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menyiarkan informasi
2. Membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan
3. Untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan
pandangan lain
4. Untuk menginterpretasikan informasi (Nurudin, 2007:125).
S1 M1 MA R1
S2 M2 Gatekeeper MB R2
S3 M3 MC R3
Dari gambar diatas pesan-pesan (M1, M2, M3) diterima oleh penapis
informasi dari berbagai sumber yang berbeda (S1, S2, S3). Dari gambar itu dapat
dilihat bahwa fungsi penapis informasi adalah menyeleksi pesan-pesan yang akan
dikomunikasikan. Penapis informasi kemudian secara selektif menyampaikan
sejumlah pesan (MA, MB, MC) ke penerima yang berbeda-beda (R1, R2, R3). Apek
terpenting yang perlu ditekankan mengenai proses ini adalah bahwa pesan-pesan
yang diterima oleh penapis pesan (M1, M2, M3) tidaklah sama dengan pesan-pesan
yang dikirimkan oleh penapis informasi (MA, MB, MC). (Nurudin, 2007:128-129).
4.2. Penyuntingan
Pengertian penyuntingan sama dengan editing. Hal ini bisa dilihat dari
pengertian video editing, yaitu pekerjaan memotong-motong dan merangkaikan
(menyambung) potongan-potongan gambar sehingga menjadi film berita yang utuh
13
dan dapat dimengerti. Pekerjaan ini dilakukan oleh editor gambar atau penyunting
gambar (Morissan, 2005:233).
Jelasnya proses editing memang menduduki posisi penting dalam
menghasilkan berita yang menarik dan tidak membosankan. Oleh karena itu, tugas
seorang editor begitu berat dan mengandung resiko sebab bisa jadi komposisi gambar
yang sebetulnya sudah bagus malah tidak bisa “bercerita” karena kegagalan sang
editor (Bayu, 16 februari 2009).
Editor harus teguh pendirian untuk menolak apabila gambar yang diminta
reporter ternyata tidak layak untuk disiarkan mengingat kulaitas cahaya, komposisi
maupun alurnya yang tidak memenuhi syarat (Deddy Iskandar, 2005:111).
I. Editing Offline
1. Editing Offline Dengan Teknik Analog
Setelah berita selesai ditulis, maka tim editing membuat logging yaitu
mencatat kembali semua hasil liputan berdasarkan fakta dan kenyataan
yang sebenarnya. Didalam logging time code (nomor kode yang
berupa digit frame, detik, menit, dan jam yang dimunculkan pada layar)
dan hasil pengambilan liputan dicatat (Freud Wibowo, 2007:42).
2. Konsep Operasional
Dengan dilatarbelakangi kerangka teoritis, selanjutnya penulis
merumuskan sutu konsep operasional yang nantinya dijadikan sebagai tolak
ukur dalam penelitian ini. Konsep ini merupakan konsep yang jelas dan lebih
spesifik yang dijelaskan dengan indikator-indikator agar tidak terjadi
penyimpangan dalam melakukan penelitian proses penyuntingan gambar
15
untuk mendukung program “Berita Riau” di stasiun TVRI Riau.
Jadi proses penyuntingan gambar untuk mendukung program “Berita
Riau” di stasiun TVRI Riau dapat diukur melalui:
a. Proses editing di TVRI Riau harus didukung oleh sarana dan
perlengkapanyang memadai.
b. Faktor yang mempengaruhi tim editing dalam mengerjakan tugasnya.
1. Faktor penghambat serta cara menyikapinya
2. Faktor pendukung terlaksanya editing (sarana dan perlengkapan).
16
BAB V
LANGKAH KERJA
Langkah kerja dalam pelaksanaan kerja praktek “TVRI Riau.” meliputi
beberapa tahapan yaitu:
17
5.5 Penyusunan Laporan
Kegiatan penyusunan laporan dilakukan pada minggu-minggu terakhir Kerja
Praktek (KP). Penyusunan laporan dilakukan berdasarkan wawancara dengan
pembimbing lapangan dan melalui referensi dari jurnal maupun data perusahaan.
Selanjutnya melakukan penyusunan laporan sesuai dengan format yang telah
ditetapkan pada Panduan Kerja Praktek AC 04 Jurusan Teknik Elektro UIN Suska
Riau.
18
BAB VI
BIAYA
Biaya Pemondokan
19
TANDA TANGAN
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diserahkan kepada TVRI Riau.
Ditanda tangani oleh:
Mahasiswa
Dosen Pembimbing
20
DAFTAR PUSTAKA
21