Anda di halaman 1dari 47

1

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROYEK PEMBAGUNAN PELABUHAN

PANTAI PRIGI

KABUPATEN TRENGGALEK

Oleh :

1. Arif Puja Sakti 16041000051

2. Ayu Laely Setyaningsih 16041000098

3. Bangun Nugroho Aji Widianto 18041000054

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

MARET 2023
2

LEMBAR PENGESAHAN

Setelah diperikasa dan di teliti, Laporan Pelakasanaan praktik Kerja Lapangan Atas Nama :

1. Arif Puja Sakti 16041000051

2. Ayu Laely Setyaningsih 16041000098

3. Bangun Nugroho Aji Widianto 18041000054

Pengesahan ini dapat diberikan agar dapat di pergunakan sebagaimana mestinnya

Disahkan pada tanggal Maret 2023

Mengetahui Dosen Pembimbing


Pembimbing Lampangan

Bagus Setio Nugroho, ST Ir. Achmad Fadillah, MT


0702015701

Ketua Program Studi Teknik Sipil

Rizki Prasetiya, ST., MT


3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat dan berkat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan dan Menyusun laporan Praktek Kerja Lapangan yang
berjudul Proyek kontruksi pembangunan Pelabuhan Prigi Kabupaten Trenggalek.

Laporan Kerja Lapangan merupakan salah satu persyaratan yang ada dalam tahapan program
Magang MBKM Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa, sebab teori yang diterima belum lengkap rasanya jika tidak terjun
langsung melihat kondisi real dilapangan. Dimana Pengalaman Program Magang bermanfaat sebagai
bekal untuk terjun kedalam dunia kerja yang sesungguhnya. Serta menambah wawasan dan
pengetahuan dibidang Teknik Sipil.

Pada kesempatan tersebut, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah mengambil bagian dari terselesaikannya Laporan Praktek Kerja Lapangan kami, terutama
kepada :

1. Orang tua yang memberikan dukungan doa dan material kepada penulis
2. Bapak Rizki Prasetiya, ST., MT. Selaku ketua Prodi Teknik Sipil, jurusan Teknik Sipil
3. Bapak Ir. Achmad Fadillah,MT selaku dosen pembimbing Magang
4. Pemimpin CV. Amanda Raya dan CV. Wahana Kreasi Engineering yang telah memberikan
kesempatan untuk penulis melaksanakan magang di Proyek Pembangunan Pelabuhan Prigi
Kabupaten Trenggalek
5. Seluruh staff CV. Amanda Raya selaku kontraktor pelaksana dan CV. Wahana Kreasi
Engineering sebagai konsultan supervisi proyek Pembangunan Pelabuhan Prigi Kabupaten
Trenggalek
6. Semua pihak yang terlibat dan membantu penulis selama magang dan dalam menyusun
laporan magang
4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………... 3


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. 4
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………. 5
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 6
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ……………………………………………………… 6
1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan …………………………………………………….. 6
1.4. Ruang Lingkup Pembahasan …………………………………………………………. 7
1.5. Lokasi Uji Praktek ……………………………………………………………………. 7
1.6. Sistematika Penulisan ………………………………………………………………… 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Gambaran Umum …………………………………………………………………….. 9
1.2. Dasar Teori …………………………………………………………………………… 9
BAB III. ORGANISASI PROYEK
1.1. Data Umum Proyek ………………………………………………………………….. 23
1.2. Data Teknis Pelaksanaan Proyek ………………………………………………….…. 23
1.3. Lokasi Proyek ………………………………………………………………………... 23
1.4. Manajemen Proyek …………………………………………………………………... 24
1.5. Struktuk Organisasi Proyek …………………………………………………………,. 24
1.6. Pemilik Proyek (Owner) …………………………………………………………….., 25
1.7. Pejabat Pembuat Proyek ……………………………………………………………... 25
1.8. Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan (PPTK) ………………………………………. 26
1.9. Konsultan Perencanaan ………………………………………………………….…… 26
1.10.Konsultan Pengawas …………………………………………………………….…... 37
1.11.Kontraktor Pelaksanaan ………………………………………………………….….. 37
1.12.Hubungan Kerja Unsur-unsur Proyek …………………………………………….…. 38
BAB IV. METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
1.1. Prosedur/Tahapan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ……………………………. 29
1.2. Frekuensi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ………………………………………… 30
1.3. Pelaksanaan Pengerjaan Reklamasi …………………………………………………... 31
BAB V. PENUTUP
1.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………… 42
1.2. Saran ………………………………………………………………………………….. 42
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 43
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………….. 44
5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk Pelabuhan Buatan ………………………………………………............ 13


2.2 Bentuk Pelabuhan Alam ……………………………………………………...... 13
2.3 Bentuk Pelabuhan Semi Alam …………………………………………...…….. 14
2.4 Bentuk Dermaga Jenis Quay/Wharf ………………………………...…………. 16
2.5 Bentuk Dermaga Jenis Jetty/Pier ………………………………..……………... 17
2.6 Bentuk Dermaga Jenis Dolphin/Trestle ……………………..…………………. 17
2.7 Dimensi Kapal ………………………………………….……………………… 18
2.8 Contoh Kapal Penumpang Milik PT. Pelni ………….………………………… 19
2.9 Contoh Kapal Peti Kemas ………………………..…………………………….. 20
2.10 Contoh Kapal Barang Curah ………………..………………………………… 21
2.11 Contoh Kapal Tanker Milik PT. Pertamina …………………………………... 21
2.12 Contoh Kapal Pengangkut Gas Bumi Cair (LNG) ………………………...….. 21
2.13 Contoh Kapal Ikan ………………………………………………………...….. 22

3.1 Denah Lokasi Proyek …………………………………………………………... 23


3.2 Skema Struktur Organisasi Kontural Proyek Pembangunan Pelabuhan Prigi …. 25
3.3 Bagan Hubungan Kerja Proyek Pembangunan Pelabuhan Prigi ……………….. 28

4.1 Pekerjaan Rambu ……………………………………………………………….. 32


4.2 Pekerjaan Dinding Anyaman Bambu (Sesek) ………………………………….. 32
4.3 Pekerjaan Pondasi ……………………………………………………………… 33
4.4 Pekerjaan Merakit Bambu ……………………………………………………… 34
4.5 Pekerjaan Geotextile Nonwoven ……………………………………………….. 35
4.6 Pemasangan Material Batu Pecah Primery …………………………………….. 36
4.7 Pemasangan Material Batu Pecah Secondary ………………………………….. 38
4.8 Contoh Dump Truck …………………………………………………………… 39
4.9 Contoh Bulldozer ………………………………………………………………. 40
4.10 Contoh Vibro Roller …………………………………………………………... 41
4.11 Contoh Water Tanker …………………………………………………………. 41
6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu kegiatan wajib yang harus
dijalankan oleh mahasiswa Jurusan teknik sipil. Program ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang aktivitas yang terjadi di lapangan atau dunia pekerjaan yang dapat
menunjang pengetahuan secara teoritis dari materi perkuliahan. Dengan adanya program
Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa diharapkan mendapatkan ilmu dari perusahaan
tempat magang dan dapat mengaplikasikan langsung teori yang didapatkan dalam kegiatan
perkuliahan.
Pemerintah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perhubungan
(DISHUB) telah mengadakan Pembangunan Pelabuhan Prigi Kabupaten Trenggalek dengan
maksud untuk mengantisipasi kelancaran arus barang
Kami mahasiswa Teknik Sipil Universitas Merdeka Malang mendapatkan kesempatan
untuk melakukan kerja praktek dalam pembangunan tersebut. Kerja praktek ini merupakan
program wajib dalam Program Studi Teknik Sipil dengan tujuan agar mahasiswa bisa
mendapatkan pengalaman dalam pekerjaan di lapangan.

1.2 Latar Belakang CV

1.3 Maksud Dan Tujuan Proyek


Maksud dari adanya proyek Pembagunan Pelabuhan Prigi Kabupaten Trenggalek
dikarenakan tuntutan akan kebutuhan sarana dan prasarana guna untuk meningkatkan
aktivitas logistik. Pembangunan yang dilakukan meliputi pekerjaan reklamasi, pembuatan
talut, dan pekerjaan tanah.
Tujuan pembangunan Pelabuhan Prigi Kabupaten Trenggalek diharapkan menjadi
pengungkit ekonomi kawasan pesisir selatan dan sekitarnya seiring konektivitas infrastruktur
dengan jalur lintas selatan.

1.4 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Adapun tujuan dari magang ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat akademik untuk jenjang program strata S1 di jurusan Teknik
Sipil Universitas Merdeka Malang.
7

2. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang


telah diperoleh dalam perkuliahan untuk diterapkan dalam lapangan kerja.
3. Mendidik dan melatih mahasiswa agar disiplin dan taat terhadap peraturan yang terdapat
dalam dunia kerja.
4. Dapat menyiapkan diri dalam menghadapi bagaimana di lingkungan kerja nantinya
setelah menyelesaikan studi teknik sipil strata satu (S1)

1.5 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Adapun manfaat dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini yaitu;
1. Bagi pihak Fakuktas
Menjalin kerjasama antara Universitas dengan perusahaan atau instansi dalam
pelaksanaan praktik kerja lapangan di waktu yang akan datang.
2. Bagi pihak CV. Amanda Raya dan CV. Wahana Kreasi Engineering
-Pihak CV. Amanda Raya dan CV. Wahana Kreasi Engineering mendapatkan ide,
inovasi, serta bantuan tenaga yang di salurkan oleh mahasiswa magang.
-Jobs / pekerjaan pengawas lapangan bisa di bagikan atau di salurkan ke mahasiswa
magang
3. Bagi pihak mahasiswa
-Menambah wawasan dan pengetahuan baru terkait ilmu kerja khususnya di bidang
teknik sipil
-Bisa menyalurkan ilmu yang di dapatkan di bangku kuliah kedalam dunia pekerjaan,
khususnya bidang teknik sipil.
-Mampu menjalin kerjasama tim (teamwork) dalam pelaksanaan pekerjaan kedepannya.

1.6 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan dalam laporan kerja praktek ini, penulis membatasi pokok
bahasannya pada masalah pengawasan di lapangan yaitu: Pengawasan pekerjaan
pembangunan pelabuhan pantai Prigi – Kabupaten Trenggalek

1.7 Lokasi Uji Praktek

Lokasi Praktek Kerja lapangan kami dilaksanakan di Kecamatan Watulimo,


Kabupaten Trenggalek, Tepatnya ada di Pesisir Pantai Prigi

1.8 Sistematika Penulisan


8

Sistematika penulisan adalah urutan penulisan agar setiap permasalahan yang akan
dibahas dapat segera diketahui dengan mudah. Adapun pengurainya sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan latar belakang,tujuan dan manfaat pelaksanaan proyek,
pembatasan masalah, metode pengumpulan data dan juga sistematika penulisan. Adapun
dalam bab ini diberikan penjelasan secara umum dari garis besarnya.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang uraian singkat mengenai gambaran umum proyek dan
dasar teori yang ada di dalam proyek tersebut.

Bab III Organisasi Proyek

Bab ini Membahas tentang uraian singkat dari profil perusahan tempat praktek kerja
lapangan dan gambaran alur kerjasama dalam proyek tersebut.

Bab IV Metodologi pelaksanaan

Dalam bab ini penulis menjelaskan teknis pelaksanaan pekerjaan reklamasi dan
pekerjaan tanah.

Bab V Penutup

Dalam bab penutup berisikan Kesimpulan dari materi yang diuraikan pada bab-bab
sebelumnya dan pada bab ini ditulis saran demi kesempurnaan dan perbaikan bagi semua
pihak
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum


Proyek Pembangunan Pelabuhan Pantai Prigi berlokasi di Kecamatan Watulimo, Kabupaten
Trenggalek. Proyek ini dilaksanakan oleh CV. Amanda Raya sebagai Kontraktor Pengawas dan
CV. Wahana Kreasi Engineering sebagai Konsultan Pengawas. Proyek ini direncanakan selesai
dalam waktu 90 hari. Proyek ini meliputi pekerjaan reklamasi dan pekerjaan tanah.
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Pengertian Pelabuhan
Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang
Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik
turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Menurut Triatmodjo (1992) pelabuhan (port) merupakan suatu daerah perairan yang
terlindung dari gelombang dan digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal maupun
kendaraan air lainnya yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan penumpang,
barang maupun hewan, reparasi, pengisian bahan bakar dan lain sebagainya yang
dilengkapi dengan dermaga tempat menambatkan kapal, kran-kran untuk bongkar muat
barang, gudang transito, serta tempat penyimpanan barang dalam waktu yang lebih
lama, sementara menunggu penyaluran ke daerah tujuan atau pengapalan selanjutnya.
Selain itu, pelabuhan merupakan pintu gerbang serta pemelancar hubungan antar daerah,
pulau bahkan benua maupun antar bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya
atau juga dikenal dengan daerah pengaruh. Daerah belakang ini merupakan daerah yang
mempunyai hubungan kepentingan ekonomi, sosial, maupun untuk kepentingan
pertahanan yang dikenal dengan pangkalan militer angkatan laut.
2.2.2 Macam Pelabuhan
10

Menurut Triatmodjo (1992), Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam


segi tinjauan, yaitu segi penyelenggaraannya, segi pengusahaannya, fungsi dalam
perdangangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak geografisnya.

2.2.2.1 Segi Penyelenggaraan

1. Pelabuhan Umum
Pelabuhan ini diselenggarakan untuk kepentingan palayanan masyarakat umum, yang
dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya diberikan kepada badan usaha milik negara
yang didirikan untuk maksud tersebut. Di indonesia, dibentuk empat badan usaha milik
negara yang berwenang mengelola pelabuhan umum diusahakan, yaitu PT. Pelindo I
berkedudukan di Medan, PT. Pelindo II di Jakarta, PT. Pelindo III di Surabaya dan PT.
Pelindo IV di Ujung Pandang. Pelabuhan pada perencaaan ini masuk pada kawasan operasi
PT. Pelindo IV, Ujung Pandang, sebagai pelabuhan umum.

2. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang digunakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjang suatu kegiatan tertentu dan hanya digunakan untuk kepentingan umum dengan
keadaan tertentu dan dengan ijin khusus dari Pemerintah. Pelabuhan ini dibangun oleh suatu
perusahaan baik pemerintah ataupun swasta yang digunakan untuk mengirim hasil produksi
perusahaan tersebut, salah satu contoh adalah Pelabuhan LNG Arun di Aceh, yang digunakan
untuk mengirim gas alam cair ke daerah/negara lain, Pelabuhan Pabrik Aluminium di
Sumatra Utara (Kuala Tanjung), yang melayani import bahan baku bouksit dan eksport
aluminium ke daerah/negara lain.

2.2.2.2 Segi kegunaan

1. Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar
muat barang, seperti:
a. Dermaga harus panjang dan mampu menampung seluruh panjang kapal sekurang-
kurangnya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan oleh proses bongkar muat
barang melalui bagian depan maupun belakang kapal dan juga di bagian tengah
kapal.
b. Pelabuhan barang harus memiliki halaman dermaga yang cukup lebar, untuk
11

keperluan bongkar muat barang, yang berfungsi untuk mempersiapkan barang yang
akan dimuat di kapal, maupun barang yang akan di bongkar dari kapal dengan
menggunakan kran. Bentuk halaman dermaga ini beranekaragam tergantung pada
jenis muatan yang ada, seperti :
1. Barang-barang potongan (general cargo), yaitu barang yang dikirim dalam
bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, serta barang yang dibungkus dalam
peti, karung, drum dan lain sebagainya.

2. Muatan lepas (bulk cargo), yaitu barang yang dimuat tanpa pembungkus, seperti
batu bara, biji besi, minyak dan lain sebagainya.
3. Peti kemas (Container), yaitu peti yang ulkurannya telah distandarisasi dan
teratur yang berfungsi sebagai pembungkus barang-barang yang dikirim.
c. Mempunyai transito dibelakang halaman dermaga
d. Memiliki akses jalan maupun halaman untuk pengambilan/pemasukan barang dari
gudang maupun menuju gudang, serta adanya fasilitas reparasi.

2. Pelabuhan Penumpang
Seperti halnya pelabuhan barang, pelabuhan penumpang juga melayani bongkar muat
barang, namun pada pelabuhan penumpang, barang yang dibongkar cenderung lebih sedikit.
Pelabuhan penumpang, lebih melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan
orang bepergian, oleh karena itu daerah belakang dermaga lebih difungsikan sebagai
stasiun/terminal penumpang yang dilengkapi dengan kantor imigrasi, keamanan, direksi
pelabuhan, maskapai pelayaran dan lain sebagainya.

3. Pelabuhan Campuran
Pelabuhan campuran ini lebih diutamakan untuk keperluan penumpang dan barang,
sedangkan untuk minyak masih menggunakan pipa pengalir. Pelabuhan ini biasanya
merupakan pelabuhan kecil atau pelabuhan yang masih berada dalam taraf perkembangan.

4. Pelabuhan Minyak
Pelabuhan minyak merupakan pelabuhan yang menangani aktivitas pasokan minyak.
Letak pelabuhan ini biasanya jauh dari keperluan umum sebagai salah satu fakltor keamanan.
Pelabuhan ini juga biasanya tidak memerlukan dermaga/pangkalan yang harus dapat
menampung muatan vertikal yang besar, karena cukup dengan membuat jembatan perancah
atau tambatan yang lebih menjorok ke laut serta dilengkapi dengan pipa-pipa penyalur yang
diletakkan persis dibawah jembatan, terkecuali pada pipa yang berada di dekat kapal harus
12

diletakkan diatas jembatan guna memudahkan penyambungan pipa menuju kapal. Pelabuhan
ini juga dilengkapi dengan penambat tambahan untuk mencegah kapal bergerak pada saat
penyaluran minyak.

5. Pelabuhan Ikan
Pelabuhan ini lebih difungsikan untuk mengakomodasi para nelayan. Biasanya
pelabuhan ini dilengkapi dengan pasa lelang, alat pengawet, persediaan bahan bakar, hingga
tempat yang cukup luas untuk perawatan alat penangkap ikan. Pelabuhan ini tidak
membutuhkan perairan yang dalam, karena kapal penambat yang digunakan oleh para
nelayan tidaklah besar.

6. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini lebih cenderung digunakan untuk aktivitas militer. Pelabuhan ini
memiliki daerah perairan yang cukup luas serta letak tempat bongkar muat yang terpisah dan
memiliki letak yang agak berjauhan. Pelabuhan ini berfungsi untuk mengakomodasi aktifitas
kapal perang.

2.2.2.3 Segi usaha

Jika ditinjau dari segi pengusahaannya, maka pelabuhan dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:

1. Pelabuhan yang diusahakan


Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan
oleh setiap kapal yang memasuki pelabuhan, dengan aktifitas tertentu, seperti bongkar muat,
menaik-turunkan penumpang, dan lain sebagainya. Pemakaian pelabuhan ini biasanya
dikenakan biaya jasa, seperti jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jada tunda, jasa dermaga,
jada penumpukan, dan lain sebagainya.

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan


Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal tanpa fasilitas bea cukai, bongkar
muat dan lain sebagainya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang disubsidi oleh
pemerintah serta dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral perhubungan Laut.

2.2.2.4 Segi fungsi perdagangan nasional dan internasional


13

Pelabuhan jika ditinjau dari segi fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional
dapat dibedakan menjadi :

1. Pelabuhan laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera
asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan utama dan ramai dikunjungi oleh kapal-
kapal yang membawa barang ekspor/impor dari luar negri.

2. Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang lebih dimanfaatkan untuk perdagangan dalam
negeri. Kapal asing yang hendak masuk harus memiliki ijin khusus.

2.2.2.4 Segi letak geografis

Ditinjau dari segi letak geografis, pelabuhan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh
gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater), yang merupakan
pemecah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh satu celah yang berfungsi
untuk keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)


Gambar 2.1. Bentuk Pelabuhan Buatan

2. Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai dan gelombang
secara alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara
sungai. Di daerah ini pengaruh gelombangnya sangat kecil.
14

(Sumber : Triatmodjo, 1992)


Gambar 2.2. Bentuk Pelabuhan Alam

3. Pelabuhan semi alam


Pelabuhan semi alam merupakan campuran antara pelabuhan buatan dan pelabuhan
alam, misalnya pelabuhan yang terlindungi oleh pantai tetapi pada alur masuk terdapat
bangunan buatan untuk melindungi pelabuhan, contohnya pelabuhan ini di Indonesia adalah
pelabuhan bengkulu.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)


Gambar 2.3. Bentuk Pelabuhan Semi Alam

2.2.3 Sistem Pelabuhan

Berdasarkan PP No 11 tahun 1983, disebutkan bahwa pelabuhan adalah tempat


berlabuh dan atau bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan serta merupakan daerah
lingkungan kerja kegiatan ekonomi.
Dengan demikian pengertian pelabuhan mencakup pengertian prasarana dan sistem
transportasi yaitu pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja yang terdiri dari area daratan dan
perairan serta dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan bertambat kapal, guna
terselenggaranya kegiatan bongkar muat barang serta turun naiknya penumpang dari satu
moda transportasi laut ke moda transportasi lainnya.

2.2.4 Fungsi Pelabuhan

Sebagaimana pengertian sistem pelabuhan menurut PP No 11 tahun 1983, maka


pelabuhan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :

Interface, yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua moda/sistem transportasi


darat dan laut sehingga pelabuhan harus dapat menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan
15

jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan barang/penumpang ke angkutan darat atau


sebaliknya.
Link (mata rantai) yaitu pelabuhan merupakan mata rantai dari sistem transportasi,
sehingga pelabuhan sangat mempengaruhi kegiatan transportasi keseluruhan.
Gateway, yaitu pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang dari suatu negara/daerah,
sehingga dapat memegang peranan penting bagi perekonomian suatu negara atau daerah.
Industri entity, yaitu perkembangan industri yang berorientasi kepada ekspor dari suatu
negara atau daerah.
Disamping itu, pelabuhan juga sebagai terminal pengangkutan, yang dapat dibagi dalam
beberapa fungsi berikut:
1. Fungsi pelayanan dan pemangkalan kapal, seperti:
a. Bantuan kepada kapal yang masuk, meninggalkan dan berolah gerak di
pelabuhan.
b. Perlindungan kapal dari ombak selama berlabuh dan tambat.
c. Pelayanan untuk pengisian bahan bakar, perbekalan dan sebagainya.
d. Pemeliharaan dan perbaikan kapal.
2. Fungsi pelayanan kapal penumpang, seperti :
a. Penyediaan prasarana dan sarana bagi penumpang selama menunggu kapal dan
melakukan aktivitas persiapan keberangkatannya.

b. Penyediaan sarana yang dapat memberikan kenyamanan, penyediaan makanan dan


keperluan penumpang.
3. Fungsi penanganan barang, seperti :
a. Penyediaan prasarana dan sarana untuk penyimpanan sementara, pengepakan,
penimbunan barang, konsentrasi muatan dalam kelompok yang berukuran ekonomis
untuk diangkut.
b. Bongkar muat barang dari dan ke kapal dan penanganan barang di darat.
c. Penjagaan keamanan barang.
d. Fungsi pemrosesan dokumen dan lain-lain, seperti :
e. Penyelenggaraan dokumen kapal oleh syahbandar.
f. Penyelenggaraan dokumen pabean, muatan kapal laut dan dokumen lainnya.
g. Penjualan dan pemeriksaan tiket penumpang.
h. Penyelesaian dokumen imigrasi penumpang untuk pelayaran luar negeri.

2.2.5 Prasarana dan Sarana Pelabuhan


16

Untuk dapat menjalankan fungsinya, maka pelabuhan diperlengkapi dengan berbagai


sarana seperti :
1. Untuk pelayanan kapal, seperti :
a. Alur masuk pelabuhan dan sistem sarana bantu navigasi pelayaran.
b. Kolam pelabuhan.
c. Pemecah gelombang.
d. Dermaga.
e. Kapal tunda, kapal pandu, kapal kepil, dan sebagainya.

2. Untuk pelayanan penumpang dan barang, seperti :


a. Apron dermaga.
b. Gudang.
c. Gedung terminal penumpang, lapangan parkir.
d. Areal bongkar muat moda angkutan darat.
e. Akses ke sistem pengangkutan darat.
f. Sarana debarkasi dan embarkasi penumpang.
g. Alat bongkar muat, seperti kran, derek, forklift, dan sebagainya.

2.2.6 Dermaga

Menurut KBBI (2009), dermaga dapat diartikan sebagai tembok rendah yg terletak
memanjang di tepi pantai dan menjorok ke laut serta berada di kawasan pelabuhan yang biasa
digunakan sebagai pangkalan dan bongkar muat barang.
Menurut Triatmodjo (1996) dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat barang.
Dermaga merupakan tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan
berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan keatas kapal. Di dermaga juga
dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran
untuk air kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan.

Dermaga dapat dibagi dalam 3 macam:

1. Quay/Wharf
Demaga jenis ini merupakan dermaga yang letaknya digaris pantai serta sejajar
dengan pantai.
17

(Sumber : Triatmodjo, 1992)


Gambar 2.4. Bentuk Dermaga Jenis Quay/Wharf

2. Jetty/Pier (Jembatan)
Dermaga jenis ini merupakan dermaga yang menjorok (tegak lurus) dengan garis
pantai.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)


Gambar 2.5. Bentuk Dermaga Jenis Jetty/Pier

3. Dolphin/Trestle
Dermaga dolphin/trestle merupakan tempat sandar kapal berupa dolphin diatas tiang
pancang. Biasanya dilokasi dgn pantai yang landai, diperlukan jembatan trestel sampai
dengan kedalaman yang dibutuhkan.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)


Gambar 2.6. Bentuk Dermaga Jenis Dolphin/Trestle

2.2.7 Kapal

Menurut KBBI (2009), kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di
laut, sungai dan lain sebagainya.
18

2.2.7.1 Dimensi kapal


Dimensi kapal diperlukan sebagai salah satu faktor yang berhubungan langsung pada
perencanaan pelabuhan dan fasilitas-fasilitas yang harus tersedia di pelabuhan.

1. Panjang Kapal (Length), Lebar Kapal dan Kedalaman Kapal


Panjang kapal pada umumnya terdiri dari Length Over All, Length on designes Water
Line dan Length Beetwen Perpendicular, sedangkan Lebar dan kedalaman kapal
merupakan ukuran utama lainnya dari kapal dalam menentukan ukuran-ukuran kapal. Untuk
lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. LOA (Length Over All)


Secara definisi LOA adalah panjang kapal yang diukur dari haluan kapal
terdepan sanpai buritan kapal paling belakang. Merupakan ukuran utama yang
diperlukan dalam kaitannya dengan panjang dermaga, muatan, semakin panjang
LOA semakin besar kapal berarti semakin besar daya angkut kapal tersebut.
2. LWL (Length on designes Water Line)
LWL adalah panjang kapal yang diukur dari haluan kapal pada garis air
sampai buritan kapal pada garis air laut
3. LBP (Length Beetwen Perpendicular)
LBP adalah panjang kapal yang diukur dari haluan kapal pada garis air
sampai tinggi kemudi.
4. Lebar Kapal (beam)
Lebar kapal merupakan jarak maksimum antara dua sisi kapal.

(Sumber : Triatmodjo, 1992)


Gambar 2.7. Dimensi Kapal
19

2.2.7.2 Jenis kapal


Selain dimensi kapal, karakteristik kapal, dalam hal ini tipe dan fungsinya juga
berpengaruh terhadap bentuk pelabuhan. Perencanaan pembangunan pelabuhan harus
meninjau pengembangan pelabuhan dimasa datang, tidak terlepas dari perhatian akan daerah
perairan untuk arus pelayaran, kolam putar, penambatan, dermaga, tempat pembuangan bahan
pengerukandaerah penempatan di daratan, serta tempat untuk menyimpan ataupun
pengankutan barang. Kedalaman serta lebar alur pelayaran dipengaruhi oleh dimensi kapal
yang menggunakan pelabuhan. Berdasar fungsinya kapal dapat dibedakan menjadi beberapa
tipe berikut ini (Triatmodjo, 2009) :

1. Kapal penumpang
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan taraf hidup sebagian penduduknya
relatif masih rendah, kapal penumpang masih mempunyai peranan yang cukup besar. Jarak
antar pulau yang relatif dekat masih bisa dilayani oleh kapal-kapal penumpang. Pada
umumnya kapal penumpang mempunyai ukuran yang relatif kecil.

(Sumber : Galeri PT. Pelni)


Gambar 2.8. Contoh Kapal Penumpang milik PT. Pelni

2. Kapal Barang
Kapal barang khususnya dibuat dibuat untuk mengangkut barang. Pada umumnya kapal
barang mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada kapal penumpang. Kapal ini juga dapat
dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan barang yang diangkut seperti biji-bijian,
barang-barang dimasukkan dalam peti kemas, benda cair (minyak, bahan kimia, gas alam, gas
alam cair, dan lain sebagainya).
20

3. Kapal barang umum (general cargo ship)


Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan umum. Muatan tersebut biasa terdiri
dari macam-macam barang yang di bungkus dalam peti, karung dan sebagainya yang
dikapalkan oleh banyak pengirim untuk banyak penerima di beberapa pelabuhan tujuan.
Kapal jenis ini antara lain :
a. Kapal peti kemas
Kapal yang membawa peti kemas yang mempunyai ukuran yang telah
distandarisasi. Berat masing-masing peti kemas antara 5 ton - 40 ton. Kapal peti
kemas yang paling besar mempunyai panjang 300 meter untuk 3.600 peti kemas
berukuran 20 ft (6 meter).

(Sumber : Terry Hutson Gallery)


Gambar 2.9. Contoh Kapal Peti Kemas

b. Kapal barang curah (bulk cargo ship)


Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan curah yang dikapalkan dalam
jumlah banyak sekaligus. Muatan curah ini bisa berupa beras, gandum, batu-bara,
bijih besi dan sebagainya. Kapal jenis ini yang terbesar mempunyai kapasitas
175.000 DWT dengan panjang 330 m, lebar 48,5 m dan sarat 18,5 m.
21

(Sumber : shipspotting gallery)


Gambar 2.10. Contoh Kapal Barang Curah

4. Kapal khusus
Kapal ini hanya digunakan untuk mengangkut barang tertentu, seperti daging dalam
keadaan beku, gas alam, minyak dan lain sebagainya.

(Sumber : http://indomaritimeinstitute.org)
Gambar 2.11. Contoh Kapal Tanker milik PT. Pertamina

(Sumber : http://www.lngfacts.org)
Gambar 2.12. Contoh Kapal Pengangkut Gas bumi cair (LNG)
22

5. Kapal ikan
Kapal ini digunakan untuk menagkap ikan di laut. Dimensi kapal ini tergantung pada
jenis ikan yang tersedia, karakteristik alat tangkap, jarak daerah tangkapan, dan lain
sebagainya.

(Sumber : http://diskanlut.jabarprov.go.id)
Gambar 2.13. Contoh Kapal Ikan

Fungsi yang penting dari suatu sistem pelabuhan adalah meliputi pengertian prasarana
dan sistem transportasi, yaitu pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja yang terdiri dari area
daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas berlabuh dan bertambatnya kapal, guna
terselenggaranya proses bongkar muat barang dan naik turun penumpang dari suatu moda
transportasi laut ke transportasi lainnya dan sebaliknya.
Pengertian sarana dalam sistem transportasi laut meliputi pengertian berbagai jenis
kapal sesuai dengan fungsi kapal masing-masing, sehingga pelayanan tambatan/dermaga
untuk berlabuhnya kapal juga disesuaikan dengan fungsi dan jenis kapal yang ada.
23

BAB III

ORGANISASI PROYEK

3.1 Data Umum Proyek

Nama Pekerjaan : Pembangunan Pelabuhan Prigi Kab. Trenggalek T.A 2022

Lokasi Pekerjaan : Kab. Trenggalek - Jawa Timur

Tahun Anggaran : 2022

Nomor Kontrak : 027/848/113.6/2022

Addendum I :-

Kontraktor : CV. AMANDA RAYA

Konsultan : CV. WAHANA KREASI ENGINEERING

Nilai Kontrak : Rp. 2.264.951.629

Nilai Kontrak (Addendum I) : Rp. 2.488.731.000

3.2 Data Teknis Pelaksanaan Proyek


Pembangunan Pelabuhan Prigi Kab. Trenggalek
Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Reklamasi dan Pekerjaan Tanah
3.3 Lokasi Proyek

Lokasi proyek Pembangunan Pelabuhan Prigi Kab. Trenggalek. Peta lokasi proyek
dapat dilihat

Gambar 3.1 Denah Lokasi Proyek


24

3.4 Manajemen Proyek

Proyek adalah suatu rangkaian yang kompleks dan mempunyai sifat yang tidak dapat terjadi
berulang, memiliki waktu yang terbatas (Ervianto, 2005). Dalam rangkaian kegiatan tersubut
proses memiliki waktu yang mengelola sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan.
Karena adanya batasan -batasan dalam melakukan suatu proyek, maka sebuah organisasi
proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar melakukan aktivi tas-
aktivitas yang singkron sehingga tujuan proyek bias tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan
untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu
dan sesuai dengan kualitas yang di harapkan.

3.5 Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu
dan keahlian yang berbeda -beda untuk melakukan tugas pelaksanaan proyek dengan cara
tertentu. Unsur -unsur pelaksanaan dalam pembangunan proyek meliputi.
a. Unsur perencanaan teknis dan keuangan, yang menjalankan fungsi spesifik perencanaan
rekayasa teknik (engineering) seperti jadwal pelaksanaan , perencanaan bahan, alat dan
sub -sub kontraktor, perencanaan metode pelaksana, perencanaan mutu dan perencanaan
K3. Perencanaan administrasi dan keuangan meliputi pembuatan cash flow, perencanaan
penagihan, sistem akuntansi dan administrasi pengelolaan sumber daya.
b. Unsur pelaksanaan atau operasional, yang meliputi kegiatan pelaksanaan konstruksi di
lapangan untuk mew ujudkan fisik bangunan sesuai perencanaan teknis dan keuangan.
c. Unsur pengendalian atau kontrol, yang meliputi kegiatan membandingkan realisai
pelaksanaan dengan perencanaan dan jika terdapat penyimpangan akan dilakukan analisis
penyebabnya dan cara penyelesaiannya.
25

Pemilik Proyek

Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur

Pejabat Pembuat Komitmen


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK)

Konsultan Perencana Kontraktor Pelaksana Team Teknis Konsultan


Kegiatan
CV. Amanda Raya Pengawas

CV. Wahana
Kreasi
Garis Instruktif Garis Koordinatif Engineering

Gambar 3.2 Skema Struktur Organisasi Kontural Proyek Pembangunan Pelabuhan Prigi

3.6 Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan
kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut (Ervianto,2005).
Pemilik proyek dalam surat perjanjian adalah sebagai pihak pertama dan dapat mengambil
keputusan sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang dilakukan, dengan cara menulis surat
kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal diluar kontrak yang ditetapkan dalam undang-undang
pada Surat Perjanjian Kerja (SPK).

3.7 Pejabat Pembuat Komitmen

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) merupakan wakil dari pemilik proyek (owner) dalam
merealisasikan pembangunan proyek.

Pejabat pembuat komitmen memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:

1. Menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa yang meliputi spesifikasi teknis dan


harga pekiraan sendiri (HPS).
2. Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang dan jasa.
3. Menyetujui bukti pembelian dan menandatangani kuitansi/surat perintah kerja
(SPK)/surat perjanjian.
4. Melaksanakan kontrak dengan penyedia barang/jasa.
5. Mengendalikan pelaksanaan kontrak.
26

6. Melaporkan pelaksanaan/ penyelesaian pengadaan barang barang dan jasa kepada


PA/KPA.
7. Melaporkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/KPA dengan berita acara
penyerahan
8. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerahan anggaran dan hambatan
pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan
9. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan
10. Menilai kinerja penyedia barang/ jasa.

3.8 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

PPTK adalah pejabat pada unit satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang melaksanakan
satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.

Berikut adalah tugas dan kewenangan PPTK adalah:

1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan

2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan

Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

4. Melaksanakan tugas pengadaan barang atau jasa sesuai dengan peraturan perundang
undangan.

3.9 Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah orang/suatu badan yang membuat perencanaan bangunan secara
lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah
sistem bangunan (Ervianto, 2005).

Konsultan perencana memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja,
dan syarat- syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor
tentang pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal- hal yang kurang
jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat.
4. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
27

3.10 Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah orang/suatu badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu
pengelolahan pelaksanaan tersebut (Ervianto,2005).

Konsultan pengawas memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaaan kontrak kerja.


2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam pelaksanaan proyek.
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek berdasarkan laporan teknis dari konsultan
perencana untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.
4. Konsultan pengawas memberikan saran aau pertimbangan kepada pemilik proyek
maupun kontraktor dalam pekerjaan
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor dalam
pelaksanaan pekerjaan.
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai spesifikasi, tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap
berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.

3.11 Kontraktor Pelaksana

Pelaksana atau kontraktor dalam UUJK 2/17 tentang jasa kontruksi adalah penyedia jasa
orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional dibidang
pelaksanaan jasa kontruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan
suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya.

Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan.


2. Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan
seperti yang tercantum dalam bestek.
3. Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
4. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai dengan surat
perjanjian kontrak.
5. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab
pelaksana.
28

6. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang diperlukan pada saat
pelaksana pekerjaan.
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.

3.12 Hubungan Kerja Unsur-Unsur proyek

Struktur orgsnisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama yang melibatkan
banyak pihak dalam suatu proyek. Struktur organisasi ini dibuat untuk menjabarkan fungsi tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing bagian.

Hubungan kerja pada proyek pembangunan Pelabuhan Prigi :


OWNER

KONSULTAN
PERENCANA
KONSULTAN PENGAWAS

KONTRAKTOR
PELAKSANA

Garis Instruktif Garis Koordinatif


Gambar 3.3 Bagan Hubungan Kerja Proyek Pembangunan Pelabuhan Prigi
29

BAB IV

METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Prosedur/Tahapan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

1. Mencari Informasi Mengenai Magang

Sebelum melakukan kegiatan magang, mahasiswa mencari tau informasi ke


kampus mengenai instansi atau perusahanan yang menyediakan proyek dan
bekerjasama dengan kampus dan ihak kampus menyarankan mahasiswa untuk
mengikuti program Magang MBKM

2. Mengikuti sosialisasi mengenai apa itu MBKM

Jurusan Teknik Sipil Unmer Malang menyelenggarakan sosialisasi secara daring


bersama mahasiswa guna menyampaikan informasi mengenai apa itu MBKM dan
pentingnya MBKM bagi mahasiswa. Dalam MBKM ini menyediakan berbagai
macam program salah satunya magang.

3. Mendaftarkan diri

Setelah mendapat info magang dari kampus mahasiswa mendaftarkan diri ke


jurusan

4. Pelaksanaan kegiatan magang

Mahasiswa mulai mengikuti kegiatan magang selama 3 bulan di lokasi proyek


selama 3 bulan ini mahasiswa belajar mengenai tahapan dalam pembangunan
proyek pelabuhan prigi seperti pelaksaanaan pekerjaaan anyaman sesek bambu,
pekerjaan pemasangan geotextile non woven, pekerjaan talut penahan, dan
pekerjaan tanah.

5. Pengawasan
Selama pelaksanaan kegiatan magang Mahasiswa juga belajar dan turut membantu
dalam pengawasan proyek Pembangunan Prigi, hal tersebut dilakukan agar proyek
bisa terlaksana sesuai SOP dan dapat selesai dengan waktu yang telah ditentukan.
30

6. Proses penyusunan laporan

Setelah 2 bulan di lokasi proyek mahasiswa diwajibkan membuat laporan sebagai


bukti pengetahuan, pengalaman, skill yang di dapat mahasiswa selama di lokasi
proyek
31

4.2 Frekuensi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Tanggal mulai : 28 September 2022


Tanggal selesai : 26 Desember 2022
Jumlah hari : 90 hari

Jumlah hari kerja : 83 hari


Jumlah hari libur : 7 hari
Jadwal kerja : Senin-Minggu (jam 08.00-16.00)
Lokasi : Prigi Kab. Trenggalek

Peserta magang :

1. Arif Puja Sakti 16041000051

2. Ayu Laely Setyaningsih 16041000098

3. Bangun Nugroho Aji Widianto 18041000054

Pembimbing Lapangan : Bagus Setio Nugroho, ST

Kontraktor Pengawas : CV. Amanda Raya

Konsultan Pengawas : CV. Wahana Kreasi Engineering

Topik Laporan : Pembangunan Pelabuhan Prigi Kab. Trenggalek


32

4.3 Pelakasanaan Pengerjaan Reklamasi


4.3.1 Uraian Umum
Tahap pelaksanaan pembangunan proyek adalah tahap yang sangat
penting dan dikerjakan untuk memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditentukan. Tahappelaksanaan pekerjaan sangat menentukan keberhasilan
proyek. Dibutuhkan persiapan yang berkaitan dengan teknis pekerjaan, rencana
kerja, peralatan dan bahan serta tenaga pelaksana.
Kontraktor sebagai pihak pelaksana proyek memiliki tanggung jawab
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perencanaan dan time schedule
yang telah ditetapkan agar pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya. Ada
tiga parameter yang digunakan untuk menilai keberhasilan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor yaitu biaya, kualitas, dan waktu. Sedangkan
sebagai tolak ukur bagi kontraktor dalam melaksanakan tugasnya adalah gambar
desain dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis) dan ketentuan lain
yang merupakan bagian dari dokumen kontrak.
4.3.2 Pekerjaan Persiapan
Pada Pekerjan Persiapan ada beberapa jenis pekerjaan yang meliputi:
1. Mobilisasi alat
Pekerjaan mobilisasi akan segera dilakukan, setelah Surat Perintah Kerja
diterbit, pada pekerjaan mobilisasi ini, akan dilakukan mobilisasi peralatan,
tenaga kerja, alat berat serta kebutuhan lainnya yang diperlukan guna
menunjang kelancaran pekerjaan. Alat yang di mobilisasi ke pekerjaan
reklamasi yaitu:
a. Excavator
b. Vibro Roller
c. Bulldozer
d. Dump Truck
e. Water Tanker
f. Alat Ukur
g. Alat Pelindung Kerja Dan Pelindung Diri
2. Survey lapangan
Pekerjaan survey lapangan ini sangat perlu dilaksanakan guna mengetahui
tentang kemungkinan adanya kendala-kendala diproyek yang akan dapat
33

mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik secara langsung baik secara langsung


maupun tidak langsung.
3. Pembuatan Rambu
Pekerjaan Plang pekerjaan berfungsi untuk memberi tahu bahwa sekitar
lokasi ada pekerjaan kontruksi.

Gambar 4.1 Pekerjaan Rambu

4.3.3 Tahapan Pengerjaan Reklamasi


1. Pengerjaan Dinding Anyaman Bambu (Sesek)
Anyaman-anyaman bambu ini dipasang bertujuan untuk mencegah keluarnya
butiran pasir ke laut dan agar timbunan dapat menumpu rata diatas matras. Anyaman
bambu tersebut diikat dengan menggunakan kawat atau tali rami, agar tidak turun dan
bergeser.

Gambar 4.2 Pengerjaan Dinding Anyaman Bambu (Sesek)

Metode Pelaksanaan Dinding anyaman bambu :


- Mendatangkan material ke lokasi.
- Pengajuan ijin untuk pelaksanaan pekerjaan.
- Mengecek pemasangan dan ikatan dinding anyaman bambu tersebut.

- Pekerjaan dinding anyaman bambu dilaksanakan setelah pemasangan


34

rakit bambu diikatkan pada pondasi ceruk bambu di laut.


- Dinding matras dari anyaman bambu tersebut dipasang dengan cara
manual diletakkan diatas dan diikat pada rakit bambu yang sudah
terpasang. Pemasangan anyaman tersebut dilakukan dilaut.

2. Bambu Skoor Dinding Anyaman Bambu


Pekerjaan Pondasi cerucuk kedalaman 6 m jarak 1 m material dari
batang bambu dengan dia. 10 - 12 cm, dipergunakan sebagai upaya
perbaikan tanah dasar rencana untuk Reklamasi. Diharapkan dengan
adanya perkuatan dengan cerucuk penurunan akibat berat konstruksi
Reklamasi terhadap tanah dasar dapat diminimalisasi.

Pemancangan pondasi cerucuk dilakukan dengan manual yaitu tenaga


manusia (pekerja) untuk menancapkannya. Adapun yang perlu diperhatikan
dalam penancapannya adalah jarak dan kepala bambu.

Gambar 4.3 Pekerjaan Pondasi

Metode Pelaksanaan Bambu Skoor Dinding Anyaman Bambu :


- Mendatangkan material yang telah disetujui.
- Pengajuan ijin untuk pelaksanaan penamcapan bambu.

- Mendatangkan/mengecek material sesuai jarak dan kedalamannya


seperti yang ada digambar kerja.
- Pekerjaan Pondasi cerucuk dilaksanakan pada awal pelaksanaan
pekerjaan reklamasi.
- Pemasangan dilakukan dengan mengikuti batasan-batasan atau patok
acuan yang telah dibuat oleh surveyor pengukuran.
- Pemasangan cerucuk bambu dilakukan dengan cara ditanam pada tanah
35

dasar existing, hal ini dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan
tenaga manusia. Jadi bambu-bambu tersebut ditancapkan dipinggir/tepi
sepanjang area causeway per jarak 1 meteran.

3. Rakit Bambu
Rakit Bambu dibawah dasar timbunan batu dari konstruksi Reklamasi
berfungsi untuk mencegah batu tenggelam didalam laut serta meratakan
beban konstruksi reklamsi untuk disalurkan ke pondasi cerucuk bambu
disampingnya. Sehingga apabila terjadi penurunan (setlement) pada
konstruksi maka penurunan tidak terjadi setempat tapi bersamaan.
Penempatan rakit bambu harus dilakukan secara seksama sehingga benar-
benar terletak pada posisi sesuai dengan gambar kerja dan ikatan-ikatan
selalu dalam keadaan baik. Overlap dari matras bambu satu sama lain.

Gambar 4.4 Pekerjaan Merakit Bambu

Metode Pelaksanaan Rakit Bambu (dibawah timbunan batu) :


- Mendatangkan material yang telah disetujui.
- Pengajuan ijin untuk pelaksanaan Matras bambu.
- Pekerjaan pemasangan matras atau rakit bambu dilaksanakan setelah
pemasangan pondasi (penancapan) cerucuk bambu berjajar berdiri
sepanjang Reklamasi.
- Matras dasar timbunan dari bambu dia. 10 - 12 cm disusun saling
menyilang atas bawah dengan jarak perbambu bagian atas dan bawah
40 cm dan diikat menjadi satu kesatuan. Pelaksanaannya masing-masing
bagian rangkaian bambu dapat disiapkan terlebih dahulu didarat setelah
36

terangkai baru dibawa ke laut untuk dirangakai menjadi satu kesatuan


dengan pondasi cerucuk bambu dengan sistim didikat.

- Rangkaian matras bambu dipasang dilaut dengan cara manual dan


diikatkan pada pondasi cerucuk bambu, sebagai pengaman pada beberapa
titik diberi pemberat agar supaya tidak hanyut oleh ombak.

4. Pekerjaan Geotextile Nonwoven


Geotextile yang digunakan untuk menahan butiran tanah/pasir agar tidak
terbawa aliran air dari timbunannya dan juga berfungsi untuk
meratakan beban pada lapisan dibawah timbunan. Geotextile yang
digunakan dari kwalitas dan dalam kondisi yang baik. Pemasangan
geotextile sesuai dengan gambar kerja serta memperhatikan agar geotextile
yang telah terhampar tidak merosot, terlipat atau sobek pada saat ditimbuni
material lain diatasnya. Geotextile yang telah sobek/ tercabik tidak boleh
digunakan/dipasang.Apabila perlu diadakan penyambungan Geotextile,
maka sambungan tersebut harus disambung dengan stitcher sedemikian rupa
sehingga tidak ada kemungkinan lolosnya butiran yang terletak di kedua sisi
geotextile. Apabila untuk penyambungan tersebut Pemborong harus
melakukan overlapping dari geotextile yang disambung, maka overlaping
tersebut harus menjamin kekuatan yang paling sedikit sama dengan
geotextile utuh.

Gambar 4.5 Pekerjaan Geotextile Nonwoven

Metode Pelaksanaan Geotextile Non Woven :


- Pengajuan ijin untuk pelaksanaan pemasangan geotextile diantara
cerucuk bambu dengan timbuanan tanah.
37

- Kontraktor sebelum menggunakan material geotextile terlebih dahulu


mengajukan spesifikasi teknik produk yang akan dipakai dan ditest
(apabila diperlukan / diminta) dilaboratorium agar diperoleh material
yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikehendaki. Hasil test
diserahkan ke konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan
sebelum dilakukan pendatangan pengadaan material tsb.
- Mendatangkan material pabrikan yaitu geotextile yang telah disetujui.
- Mendatangkan/mengecek material sesuai spesifikasi teknik.
- Melaksanakan pekerjaan geotextile sesuai gambar.

- Pada geotextile disediakan alat jahit untuk sambungan.

- Di lokasi pekerjaan pemasangan juga dilakukan dengan tenaga manual.

- Pemasangan geotextile dilaksanakan secara manual dengan tanpa


sambungan setiap sambungan geotextile atau dioverlap atau dijahit
dengan sambungan lipat 2 (dua) kali.
- Pemasangan geotextile dilaksanakan mengikuti skema timbunan pasir
dengan pemasangan atau penataan perlapis sesuai skema tsb. Pemasangan
geotextile dilakukan sebelum penuangan atau penghamparan timbunan.
Geotextile harus terpasang dan terikat dengan kuat tidak boleh tersingkap
akibat pengaruh gerakan air laut.
- Meratakan / merapikan sambungan dan sisa geotextile .

5. Pemasangan Material Batu Pecah W.350-400 kg/unit


Batu W. 250-300 kg/unit merupakan pasangan batu primery atau batu
muka. Disamping sebagai batu muka atau permukaan finishing, batu
tersebut juga sebagai proteksi pasangan terluar dari konstruksi Reklamasi
terhadap terjangan gelombang air laut.
38

Gambar 4.6 Pemasangan Material Batu Pecah Primery

Metode Pelaksanaan Timbunan Batu W. 350-400 kg/unit


- Material batu yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini diambil dari
quarry tapi sebelumnya harus diajukan terlebih dulu oleh
kontraktor ditest dilaboratorium agar diperoleh material yang sesuai
dengan spesifikasi teknis yang dikehendaki. Hasil test diserahkan ke
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan
pengambilan diquarry terpilih.
- Material yang disetujui, digali dengan menggunakan excavator
diquarry. Diangkut dan dikirim dengan menggunakan dump truck
menuju lokasi pekerjaan.
- Material dari quarry dituang distock material atau penimbunan
material sementara dengan maksud untuk memilah-milah atau
mengelompokan batu- batu tersebut sesuai jenis ukuran berat (kg) yang
diinginkan menggunakan excavator.
- Material batu tersebut yang sudah di pilah dari penumpukan sementara
dimuat menuju lokasi pekerjaan untuk dilalukan pemasangan.
- Kemudian material batu tersebut dituang dan dipasang (ditaruh
dan ditata) dibentuk sesuai profil yang telah dibuat sesuai
gambar kerja.
- Skema pemasangan batu tersebut dilaksanakan perlayer / lapis, disusun
berdasarkan dengan bentuk gambar kerja.
- Setelah batu diletakan dan dipasang oleh excavator sekelompok tenaga
kerja secara manual menata dan mengunci ikatan antar batu besar dengan
39

batu kecil agar batu-batu besar tersebut saling mengikat sesuai profilan /
bouwplank yang telah dibuat oleh surveyor.

6. Pemasangan Material Batu Pecah W.35-40 kg/unit


Batu W. 35-40 kg/unit merupakan pasangan batu secondary atau pengisi
dalam dan mempunyai fungsi sebagai pembentuk kontruksi pasangan batu
proteksi konstruksi Reklamasi.

Gambar 4.7 Pemasangan Material Batu Pecah Secondary

Metode Pelaksanaan Timbunan Batu W. 35- 40 kg/unit


- Material batu yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini diambil dari
quarry tapi sebelumnya harus diajukan terlebih dulu oleh kontraktor
ditest dilaboratorium agar diperoleh material yang sesuai dengan
spesifikasi teknis yang dikehendaki. Hasil test diserahkan ke konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan
pengambilan diquarry terpilih.
- Material yang disetujui, digali dengan menggunakan excavator
diquarry. Diangkut dan dikirim dengan menggunakan dump truck
menuju lokasi pekerjaan.
- Material dari quarry dituang distock material atau penimbunan
material sementara dengan maksud untuk memilah-milah atau
mengelompokan batu- batu tersebut sesuai jenis ukuran berat (kg) yang
diinginkan menggunakan excavator.
- Material batu tersebut yang sudah di pilah dari penumpukan sementara
40

dimuat menuju lokasi pekerjaan untuk dilalukan pemasangan.


- Kemudian material batu tersebut dituang dan dipasang (ditaruh dan
ditata) dibentuk sesuai profil yang telah dibuat sesuai gambar kerja.
Sebelum dituang dan dipasang, terlebih dahulu dasar untuk pasangan
batu uk. 35 - 40 kg (pasangan batu sekundery) ditata dan diikat (diganjal)
agar saling mengikat dengan manual oleh sekelompok pekerja
pasangan batu sedemikian rupa hingga rata dan kokoh.

- Skema pemasangan batu tersebut dilaksanakan perlayer / lapis, disusun


berdasarkan dengan bentuk gambar kerja.
- Setelah batu diletakan dan dipasang oleh excavator sekelompok tenaga
kerja secara manual menata dan mengunci ikatan antar batu besar dengan
batu kecil agar batu-batu besar tersebut saling mengikat sesuai profilan /
bouwplank yang telah dibuat oleh surveyor.

7. Pengerjaan Sirtu
Bahan untuk timbunan harus berupa pasir alam atau hasil desintegrasi
alami dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan dari alat
pemecah batu. Untuk material urugan tersebut memenuhi batas-batas
gradasi (grain size distribution. Material urugan harus bersih dan tidak
dibolehkan mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman dan
lain-lain. Kandungan lumpur, bongkahan/gumpalan lempung dan partikel-
partikel lain tidak boleh lebih dari 3% dan dengan nilai CBR 3 - 6%.
Alat yang digunakan antara lain:
a. Dump Truck
Dump Truck adalah alat berat yang digunakan untuk mengangkut
material yang akan digunakan pada pekerjaan Sirtu. Jenis Dump Truck
sendiri ada dua, yaitu side dumping (pembuangan kesamping) dan back
dumping (pembuangan kebelakang). Pada proyek ini digunakan jenis
Dump Truck back dumping. Pada pengoprasiaanya dump truck sering
digunakan untuk mengangkut material berupa tanah dari quari (tempat
pengambilan tanah)
41

Gambar 4.8 Contoh Dump Truck


b. Bulldozer
Bulldozer adalah alat berat bertipe crawler tractor. Alat berat ini
diaplikasikan untuk pekerjaan mendorong, menyebarkan, menarik dan
menggemburkan material (ripping). Aplikasi dari bulldozer dalam
pekerjaan ini sebagai pemerata material yang telah di drop oleh dump
truck

Gambar 4.9 Contoh Bulldozer

c. Vibro Roller
Vibro roller atau yang juga dinamakan vibratory roller adalah alat
berat yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan pemadatan
tanah. Alat berat yang satu ini banyak digunakan untuk menggilas dan
juga memadatkan hasil timbunan. Sesuai dengan namanya, alat ini
dilengkapi dengan vibrator untuk menjalankan tugasnya tersebut.
Alat ini bermanfaat untuk membuat permukaan tanah menjadi lebih
solid dan optimal dimana butiran-butiran tanah akan saling mengisi
42

bagian yang kosong. Pada pekerjaan pemadatan tanah maka vibro roller
digunakan.

Gambar 4.10 Contoh Vibro Roller

d. Water Tanker
Water tank truck merupakan jenis truk yang memiliki tangki air pada
bagian belakangnya. Water tank truck digunakan untuk mengangkut air
yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan lapis fondasi agregat kelas
A. Pekerjaan ini dilakukan setelah penghamparan material selesai dan
sudah dipadatkan dan disiram air menggunakan water tank truck. Hal ini
bertujuan untuk menjaga kadar air dan kepadatan material serta
mempertahankan kekuatan material tersebut.

Gambar 4.11 Contoh Water Tanker


43

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Aspek terpenting didalam menjalani kegiatan Magang adalah untuk menghasilkan


mahasiswa yang lebih siap menjalani dunia pekerjaan dan profesional, yang dilakukan
dengan kegiatan internship. Dengan kegiatan Magang mahasiswa bisa mengetahui skill apa
saja yang selama ini mereka punya.
Mahasiswa dalam kegiatan Magang memperoleh kompetensi kepribadian dalam wujud
softskill meliputi: keterampilan berkomunikasi, keterampilan beradaptasi dalam pekerjaan,
keterampilan mengelola kerja tim, keterampilan bersosialisasi, serta ketelitian dalam bekerja.
kompetensi tersebut dapat terinternalisasi di dalam diri mahasiswa sebagai insan akademik
dengan ditopang beberapa matakuliah penunjang.
Dan juga menunjukkan bahwa habit dan attitude yang dimiliki mahasiswa sangat
berperan penting dibanding pengetahuan dan skill yang bisa didapatkan dalam waktu singkat
dan peningkatan kompetensi mahasiswa melalui program magang bisa mencapai standar
profesi dan dijadikan sebagai bekal pengalaman untuk kerja di tempat selanjutnya.

5.2 Saran

Bagi perguruan tinggi, diperlukan untuk lebih banyak mengundang dosen tamu atau
seminar guna memberikan paparan informasi bagi mahasiswa sebelum masuk ke program
magang. Persiapan juga harus dilakukan secara cermat dan lengkap dari mulai publikasi
magang, pembimbingan hingga evaluasi akhir magang sehingga dosen bisa memahami materi
perkuliahan apa saja yang diperlukan untuk dilengkapi atau berlebih untuk disesuaikan
nantinya.
Saran bagi mahasiswa adalah gunakan dengan baik waktu dan kesempatan yang ada
untuk memperkaya referensi karir dan adaptasi diri. Komunikasi dengan dosen pembimbing
juga perlu ditingkatkan, sehingga dosen juga akan terinfo perkembangan arahan penugasan
dari hari ke hari. Mahasiswa juga harus berperan aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan
serta bekerjasama dengan baik dengan seluruh staff yang ada, agar terciptanya suasana kerja
yang nyaman.
44

DAFTAR PUSTAKA
45

LAMPIRAN

1. ABSENSI
September
No. Nama
28 29 30
1 Arif Puja Sakti √ √ √
2 Ayu Laely S √ √ √
3 Bangun Nugroho Aji W √ √ √

Oktober
No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Arif Puja Sakti √ √ √ - √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √
2 Ayu Laely S √ √ - √ √ √ √ - √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ -
3 Bangun Nugroho Aji W √ √ √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √

November
No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Arif Puja Sakti √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ - - √ √ √ √ √ √
2 Ayu Laely S √ √ √ √ √ √ - √ √ - √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √
3 Bangun Nugroho Aji W √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √

Desember
No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Arif Puja Sakti √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √
2 Ayu Laely S √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ - - √ √
3 Bangun Nugroho Aji W - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ - - √ √

Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
46

Bagus Setio Nugroho, ST.


2. DOKUMENTASI
47

4.4

Anda mungkin juga menyukai