27 April 2022
KERENTANAN KETERSEDIAAN AIR
▪ Secara total ketersediaan air besar namun tidak merata Irigasi masih merupakan pengguna air terbesar.
secara distribusi wilayah.
▪ Sebagian besar wilayah di Jawa, Bali Nusra, Sulawesi Pengelolaan irigasi yang lebih efisien
sudah mengalami krisis/defisit air. akan memberikan kesempatan realoakasi
▪ Kebutuhan air total diproyeksikan meningkat 31% pada pemanfaatan air untuk keperluan lain.
tahun 2045. 2
KONDISI PENGELOLAAN IRIGASI SAAT INI
KONDISI JARINGAN IRIGASI PER PADA SETIAP PRODUKTIVITAS AIR DI INDONESIA
KEWENANGAN TAHUN 2014
KEWENANGAN PEMERINTAH
TINGKAT
KONDISI PUSAT PROVINSI KAB/KOTA
KERUSAKAN
ha ha ha
1.840.874 515.092 1.500.209 < 10%
Baik
77% 47% 41%
535.647 590.382 2.162.964
Rusak
23% 53% 59%
▪ Ringan/ 420.292 408.562 1.364.537
10% - 40%
Sedang 18% 37% 37%
115.355 181.820 798.427
▪ Berat >40%
5% 16% 22%
TOTAL 2.376.521 1.105.474 3.663.173
4
SINGLE MANAGEMENT IRIGASI DALAM RPP TENTANG IRIGASI
Manaje-
SDM
men
Irigasi
Irigasi
5
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN “SINGLE MANAGEMENT IRIGASI”
7
PENGATURAN SATU KESATUAN SISTEM IRIGASI DALAM PPSI
• Dalam pelaksanaan satu manajemen pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi, lembaga akan
menjalin hubungan dengan pemerintah daerah dan stakeholder lainnya yang terkait dengan sistem
irigasi (rolesharing).
• Hubungan lembaga satu manajemen dengan lembaga lainnya adalah koordinatif yang saling mengikat
atas hasil koordinasi antar Lembaga -→ koordinator ??.
• Manajer Irigasi dapat memberikan perintah dalam pelaksanaan koordinasi untuk dilaksanakan oleh
pemerintah daerah dan stakeholder lainnya dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.
• Anggaran pelaksanaan kegiatan satu manajemen pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
berasal dari Pemerintah sesuai dengan kewenangan Daerah Irigasi tersebut.
8
ISU KEWENANGAN DAERAH IRIGASI DALAM SMI
Dalam Permen PUPR No. 14/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah
Irigasi, dijelaskan bahwa kewenangan daerah irigasi berdasarkan strata luasan, lokasi,
dan statusnya. Terbagi menjadi tiga kewenangan yaitu kewenangan pusat, kewenangan
provinsi, dan kewenangan kabupaten.
Catatan: PERMEN No. 14/2015 tersebut dalam masa transisi berlakunya PP tentang Irigasi yang akan diterbitkan
Langkah yang bisa dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah tetap membagi
daerah irigasi sesuai kewenangan, dengan mempertimbangkan perubahan batasan
luasan. Namun, pemerintah pusat diberi peluang (memungkinkan) untuk melakukan
rehabilitasi DI kewenangan daerah dengan menggunakan APBN. Sementara, APBD
dapat difokuskan untuk pembiayaan perencanaan, OP, kelembagaan, staf, dan
pembinaan P3A.
9
ISU JARINGAN IRIGASI TERSIER DALAM SMI
Permen PUPR No. 30/2015 tetang PPSI pasal (9) disebutkan bahwa P3A mempunyai hak dan
kewajiban untuk pengembangan dan pengelolaan di jaringan irigasi tersier.
Sedangkan persepsi yang berkembang: jaringan irigasi primer dan jaringan irigasi sekunder
merupakan kewenangan PUPR dan jaringan irigasi tersier merupakan P3A/GP3A dan/atau
kewenangan Kementan.
Pengembangan jaringan irigasi tersier oleh petani relatif tidak dapat berjalan dikarenakan
keterbatasan petani dalam pembiayaan untuk pengembangan jaringan irigasi tersier,
sehingga pengelolaan jaringan irigasi tidak maksimal.
Perlu dilegalkan (diatur dalam PP Irigasi) K/L sebagai koordinator (Kementerian PUPR)
dalam pengelolaan irigasi dalam satu kesatuan sistem irigasi (primer s/d tersier).
10
PROBLEMATIK PERENCANAAN & PELAKSANAAN JARINGAN TERSIER DALAM
KP-05 PETAK TERSIER
Perencanaan &
Keterhubungan Jika air dr jaringan utama Perencanaan detaiL
Kriteria Perencanaan pelaksanaan jaringan tersier
menjadi tanggungjawab perencanaan jaringan tdk sampai ke jaringan jaringan tersier perlu peta
KP-05 Petak tersier topografi secara detail
P3A → dg batuan teknis utama dg jaringan tersier tersier
pemerintah
Jaringan utamA
hrs diatasi dahulu
Catatan: KP -05 disusun mengacu pada peraturan perundangan yg berlaku pada saat itu
(UU N0. 7/2004 & PP No. 20/2006)
Rolesharing di jaringan tersier antar K/L dalam KP-05: Instruksi Presiden No. 2, 1984, telah menguraikan tugas-tugas dan tanggung jawab
Kementerian Dalam Negeri, Pekerjaan Umum dan Pertanian atas bimbingan (penyuluhan) kepada Petani Pemakai Air.
▪ Tugas Kementerian Pekerjaan Umum didefinisikan sebagai berikut:" ............. melakukan pembinaan dalam operasi irigasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi ditingkat petak tersier, guna terselenggaranya pengelolaan air secara tepat guna, berdaya guna, dan berhasil
guna".
▪ Tugas Kementerian Dalam Negeri adalah memberikan petunjuk-petunjuk kepada Pemerintah Daerah tentang bimbingan dan pembentukan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
▪ Tugas Kementerian Pertanian adalah memberikan petunjuk mengenai penggunaan air irigasi secara benar dan adil ditingkat kuarter.
▪ Menggambarkan sesuai dengan regulasi yang ada dan nantinya disesuaikan dengan UU No. 17/2019.
11
KEBIJAKAN “ONE MAP” DAN “SINGLE MANAGEMENT IRIGASI”
Dapat diakses & diupdate oleh
KEBIJAKAN SATU PETA (ONE SINGLE MANAGEMENT
Kememterian PUPR,
!
Kementan, & K/L terkait
MAP POLICY) lainnya
12
KINERJA PENGELOLAAN IRIGASI
“MANAJEMEN IRIGASI” ??
Q/A
Manajemen
irigasi: baik
Kesepakatan
Layanan Irigasi (ISA)
13
“MANAJEMEN” PENGEMBANGAN & PENGELOLAAN IRIGASI
14
PRASYARAT SINGLE MANAGEMENT IRIGASI
One Map Policy dengan standar BIG: Sinkronisasi Data Irigasi:
⮚ Peta/data luas sawah beririgasi beserta batasnya ⮚ Peta/data jaringan irigasi dan bangunan irigasi – yang
⮚ Peta/data luas daerah irigasi beserta batasnya. akan ditempatkan pada one map atau pada
⮚ Peta/data jaringan irigasi (primer, sekunder,
tersier).
dan V sinkronisasi data
⮚ Pilih salah satu /atau integrasi database irigasi.
⮚ Peta/data ⮚ Manajemen data irigasi pada suatu sistem database
bangunan-bangunan irigasi (bangunan
utama, bangunan pembawa, bangunan bagi dan sadap,
bangunan pengukur dan pengatur, dan bangunan
S yang dapat diakses dan diupdate oleh (Kementerian
PUPR dan Kementerian Pertanian).
pelengkap)
Koordinasi
“MANAJEMEN” PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI
Mekanisme Kerja :
Mekanisme Kerja/SOP (Koordinator/Komando dan Hubungan Kerja):
➢ Koordinator
➢ Rolesharing/pembagian peran
➢ Mekanisme kerja
Apabila prasyarat tersebut belum terpenuhi maka prasyarat, tiga hal tersebut harus
disiapkan dan dilengkapi 15
RENCANA INDUK SINGLE MANAGEMENT IRRIGATION (SMI)
16
KERANGKA STRATEGIS SMI
17
PRINSIP-PRINSIP DALAM SINGLE MANAGEMENT IRIGASI
18
SKEMA SINGLE MANAGEMENT IRIGASI
19
KONSEPTUAL SINGLE MANAGEMENT IRIGASI (SMI)
20
TIMELINE SINGLE MANAGEMENT IRIGASI
Prasyarat Single Management Irigasi:
⮚ One map policy
⮚ Sinkronisasi database irigasi
⮚ Mekanisme kerja/SOP
Yes No
1) Kementerian Pertanian tetap melaksanan penyediaan dan pemanfaatan air untuk usaha tani terutama untuk kegiatan
peternakan perkebunan hortikultura dan lainnya;
2) Mengacu pada Perpres No 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian pada Pasal 10 disebutkan bahwa “Dalam
melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi: a. perumusan
kebijakan di bidang penyelenggaraan perluasan dan perlindungan lahan pertanian (LP2B), pengembangan dan
rehabilitasi irigasi tersier fasilitasi pembiayaan, serta penyediaan pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian pra-
panen. Penanganan irigasi teknis di tingkat tersier mengacu pada desain irigasi yang disusun oleh Kementerian
PUPR;
4) Penyusunan peta luas sawah beserta batas-batasnya; dan
5) Kementerian Pertanian melakukan pembinaan kepada Kelompok Petani (POKTAN) untuk peningkatan kemampuan
usaha tani;
23
HUBUNGAN KOORDINASI PENGELOLAAN IRIGASI & KEBUTUHAN AIR
IRIGASI PERTANIAN DALAM SMI
Alur Koordinasi Unit Pengelola Irigasi (UPI) Dalam Alur Koordinasi KOMIR Dalam Memberikan Rekomendasi Kebutuhan
Operasional Sistem Irigasi (Ketersediaan Air) Air Irigasi
Kementerian
Kementerian Pertanian Kementerian
PUPR Dalam Negeri
TKPSDA Gubernur
BBWS Komir Provinsi
WS
Dinas
Bappeda, Dinas
PSDA
Pertanian
Rekomendasi Komir
Unit Pengelola Irigasi (UPI) dibentuk dalam rangka membantu Tugas Komisi Irigasi (KOMIR) dalam memberikan rekomendasi kepada Kepala
tugas B/BWS dalam pengembangan dan pengelolaan satu kesatuan daerah, antara lain: i) Merumuskan pola dan rencana tata tanam; ii)
sistem irigasi. Garis koordinasi UPI melaporkan secara langsung Merumuskan rencana tahunan penyediaan air irigasi; iii) Merumuskan rencana
pengelolaan irigasi kepada B/BWS cq Kepala Bidang tahunan pembagian dan pemberian air irigasi bagi pertanian dan keperluan
lainnya; dan iv) pertimbangan izin alih fungsi lahan pertanian beririgasi. 24
INTEGRASI DATA & INFORMASI ANTAR K/L
- MoU
- Pengolahan data lebih
lanjut
- Data PAI
- Data IKSI
- Data Jaringan dan - Usulan petani
- Data Tampungan - Data Meteorologi
Luasan Irigasi
Reservoir - Data Klimatologi
- Data varietas dan
- Data Hujan
kebutuhan air irigasi
- Kegiatan
rehabilitasi
- Data ketersediaan
air tanah
26
PEMANFAATAN PENGINDERAAN JARAK JAUH (REMOTE SENSING)
Teknik Remote Sensing untuk monitoring real-time
Peran Stakeholder Pemetaan IGT Daerah Irigasi dan Lahan Sawah Beririgasi
parameter spatial atmosfer dan pemanfaatannya di
bidang pertanian Pemerintah
▪ Monitoring Banjir/Kekeringan di Lahan Sawah Daerah
▪ Monitoring Fase Pertumbuhan Tanaman Padi
▪ Estimasi Produktivitas & Luas Panen Padi
Prediksi Panen Padi di Pulau Jawa dan Bali Bulan April – Juli 2020
Link : https://spbn.pusfatja.lapan.go.id/layers/geonode%3Apanen_0812020_jwbl
Produktivitas Padi Pulau Jawa dan Bali Bulan April – Juli 2020 Sumber: Dit. Irigasi dan Rawa, Ditjen. SDA. Kemen.PUPR; 5 Maret 2018
Link : https://spbn.pusfatja.lapan.go.id/layers/geonode%3Aproduktivitas__0812020_jwbl 27
PEMBERDAYAAN P3A MELALUI PTGA
Untuk mewujudkan pengelolaan irigasi satu kesatuan sistem Pengembangan Tata Guna Air selain bertindak sebagai
dari jaringan utama sampai ke jaringan tersier yang didukung
oleh P3A/GP3A/IP3A, petugas pengelola irigasi, dan komisi
fasilitasi pemberdayaan, juga berfungsi sebagai pusat
irigasi yang handal guna mewujudkan tata kelola jaringan pengelolaan pengetahuan (knowledge center) terkait
irigasi yang efisien, efektif dan berkelanjutan dengan pengembangan tata guna air diberbagai wilayah
BBWS/BWS.
Melaksanakan pembinaan /
bimbingan teknis dan Sebagai knowledge center on irrigation
pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A management dalam rangka:
dan petugas yang terkait dalam
pengelolaan irigasi ➢ Percepatan pengembangan tersier dan tata kelolanya
➢ Kemitraan antara pemerintah dan masyarakat petani
➢ Pemakai air/P3A dapat terjalin lebih baik
➢ Upaya mendukung peningkatan produksi pertanian
➢ Mewujudkan tata kelola air dalam satu kesatuan
➢ Sistem dari jaringan utama sampai dengan jaringan tersier
(single management)
Implikasi dari satu K/L untuk mengelola irigasi adalah harus terpusatnya anggaran untuk
pengelolaan irigasi. Untuk mendukung partisipasi organisasi dalam pengelolaan irigasi
dibutuhkan anggaran khusus untuk hal ini.
Partisipasi petani dibutuhkan bantuan teknis maupun investasi kepada petani. Paket
pekerjaan rehabilitasi ringan dapat diserahkan kepada petani melalui skema swakelola tipe
IV.
29
ASPEK PENTING SINGLE MANAGEMENT IRIGASI (SMI)
Satu data –
Dasar Hukum
Satu peta
Pilar Modernisasi Irigasi:
1. Ketersediaan air
2. Prasarana
3. Sistem pengelolaan
4. Kelembagaan
5. SDM
Pelaksanaan Penganggaran
30
CATATAN PENUTUP: APA LANGKAH SELANJUTNYA?
MANAJEMEN AIR
▪ Perlu terus berevolusi untuk memastikan
layanan yang lebih baik (Tepat Volume,
Tepat Waktu dan Tepat Lokasi);
▪ Desain pengelolaan air yang efektif, efisien
dan produktif ➢ Pelibatan
▪ Strategi perencanaan dan pelaksanaan stakeholder yang
yang kuat, efektif, dan efisien, dengan lebih luas dan aktif;
jadwal/milestone yang jelas; ➢ Komunikasi antar
▪ Monitoring dan Evaluasi berkala (berbasis stakeholder yang
teknologi) lebih baik;
➢ Pendekatan yang
MANAJEMEN INFRASTRUKTUR bersifat hybrid
▪ Sejauh ini sudah berjalan cukup baik dan antara bottom-up
efektif; dan top-down;
▪ Perbaikan manajemen diperlukan untuk ➢ Peran para pihak
meningkatkan efisiensi investasi yang lebih jelas
pemerintah.