Anda di halaman 1dari 90

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

JARINGAN RAWA
Oleh :
Andreas Tony Pakpahan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
DIREKTORAT RAWA DAN PANTAI
SIKLUS PEMBANGUNAN

S Survey
I Investigation
D Design
L Land
A Acquisition
C Construction
O Operation
M Maintenance
KEBIJAKAN PEMERINTAH
O&P PENGAIRAN/SDA

q 1974 – 1975 :Inpres Dati I O&P Pengairan (APBD Tk.I)

q 1988 – 1991 : ISSP 1-2 è World Bank


P2JP (Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung dan Kalsel)

q 1994 – 2000 : ISDP è World Bank


(Riau, Jambi dan Kalimantan Barat)

q 1992 – 1997 : IISP 1 è Asian Development Bank


(Telang Saleh)

q 2000 : DAK O&P Pengairan

q 2005 : APBN è Melalui BBWS/BWS

q 2006 : APBN O&P Rawa ada sebagian di-TP-kan ke


Provinsi
DASAR HUKUM

§ UU No.17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air


§ UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
§ Inpres No. 2 Tahun 1984 tentang Pembinaan P3A
§ Permen PUPR No.30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan
dan Pengelolaan Sistem Irigasi
§ Permen PUPR No.11/PRT/M/2015 tentang E&P Jaringan
Reklamasi Rawa Pasang Surut
§ Permen PUPR No.12/PRT/M/2015 tentang E&P Irigasi
§ Permen PUPR No.14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Status Daerah Irigasi
§ Permen PUPR No.17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi
§ Permen PUPR No.23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset
Irigasi
§ Permen PUPR No 29/PRT/M/2015 tentang Rawa
DASAR HUKUM

• Daerah irigasi rawa (DIR) dengan luas kurang dari 1.000 ha (DIR
kecil) dan berada dalam satu Kabupaten / Kota menjadi
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten / Kota

• Daerah irigasi rawa (DIR) dengan luas 1.000 s.d 3.000 ha (DIR
sedang), atau daerah irigasi kecil yang bersifat lintas Kabupaten
/ Kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah
Provinsi

• Daerah irigasi rawa (DIR) dengan luas lebih dari 3.000 ha (DIR
besar), atau DIR sedang yang bersifat lintas provinsi, strategis
nasional, dan lintas negara menjadi kewenangan dan tanggung
jawab Pemerintah

• Pelaksanaan pengembangan sistem irigasi yang menjadi


kewenangan Pemerintah dapat diselenggarakan oleh
pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan
JARINGAN REKLAMASI RAWA

Pasang Surut : 2.873.041 Ha


– Dikembangkan Pemerintah : 1.450.744 Ha
– Dikembangkan Masyarakat/Swasta : 1.422.297 Ha

Lebak : 963.460 Ha
– Dikembangkan Pemerintah : 400.915 Ha
– Dikembangkan Masyarakat/Swasta : 562.545 Ha

Total 3.836.501 Ha
OPERASI DAN PEMELIHARAAN

1. Merupakan dua sisi mata uang


yang saling melengkapi
2. Pemeliharaan yang baik akan
memudahkan operasi atau
sebaliknya
PENGERTIAN

Pengelolaan air adalah :


Upaya untuk menyeimbangkan fungsi drainase,
suplesi dan retensi yang ditujukan mendukung
peningkatan produksi pertanian, peningkatan kualitas
lingkungan, konservasi lingkungan dan transportasi
air

Operasi adalah :
Kegiatan pengelolaan air pasang surut melalui kinerja
bangunan pengendali air secara optimal
TUJUAN PENGELOLAAN AIR

Jangka pendek :
- Untuk mengupayakan kecukupan air bagi tanaman,
- Untuk membuang air yang berlebih dari lahan,
- Mencegah pertumbuhan gulma tanaman,
- Untuk mencegah memburuknya kualitas air,
- Untuk mencegah intrusi air asin,
- Proteksi dari banjir.

Jangka pajang :
- Untuk mencuci lahan dari unsur-unsur asam dan racun,
- Untuk percepatan pematangan tanah,
- Untuk mencegah penurunan tanah gambut yang berlebihan.
UNSUR-UNSUR PENGELOLAAN AIR

1 AIR
2 TANAH
3 TANAMAN
AIR

Fluktuasi pasang surut : 1) Fluktuasi Harian :


1.4 Menentukan :
- Luapan dan drainase
1.2

0.8

air pasang surut


water level [m+MSL]

0.6

0.4

2) Fluktuasi Musiman :
0.2

-0.2
0 48 96 144 192 240 288
time [hrs]
336 384 432 480 528 576
- m. kemarau < m. hujan

Intrusi air asin : 1) Tanaman < 5 mS/cm


2) Air baku < 1 mS/cm

Kualitas Air : 1) pH
2) Bahan organik tinggi
AIR
Tingi muka air maksimum
(Tinggi) Tinggi muka air turun,
tetapi arus masih masuk
DIURNAL
Air tenang
1/4 jam
Tinggi muka air naik,
tetapi arus masih keluar
Tingi muka air minimum
ARUS MASUK
(10 - 11 Jam)
ARUS KELUAR
(13 - 14 Jam)
ARUS
MASUK

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
(Jam)

(Tinggi)
Tingi muka air maksimum SEMI DIURNAL
Tinggi muka air turun, tetapi
arus masih masuk (1 - 2 jam)
Air tenang Tingi muka air minimum
1/2 jam
ARUS KELUAR
(5 - 7 Jam)

ARUS MASUK
(5 - 7 Jam) ARUS KELUAR ARUS MASUK ARUS KELUAR
(5 - 7 Jam) (5 - 7 Jam) (5 - 7 Jam)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
(Jam)
HIDROTOPOGRAFI

Hidrotopografi : perbandingan
relatif antara elevasi lahan dengan
elevasi muka air di sungai atau
muka air di saluran terdekat

la h a n
M u ka
Muka air pasang musim hujan (MH)
Muka air pasang musim kemarau (MK)

Lahan terluapi Lahan tidak Lahan tidak


Muka air surut MH minimum Lahan terluapi dapat terluapi
terluapi oleh air
4-5 kali per minimum pasang.
pasang.
Muka air surut MK siklus pasang 4-5 kali per Tidak ada
Tetapi muka air
purnama baik siklus pasang pengaruh pasang
tanah masih
musim hujan purnama hanya surut pada
dipengaruhi air
musim hujan
maupun pasang surut air tanah.
musim kemarau hujan

Saluran tersier Katagori A Katagori B Katagori C Katagori D


DRAINABILITAS

Drainabilitas : kemampuan saluran untuk menurunkan elevasi


muka air

Drainase < 30 cm : Buruk


Drainase 30 – 60 cm : Sedang
Drainase > 60 cm : Baik
TANAH

Tipologi tanah :
Tanah sulfat masam : 1) Tanah sulfat masam
potensial
2) Tanah sulfat masam aktual
Tanah Gambut : 1) Tanah Gambut : Tebal > 40 cm,
kandungan abu < 25 %
2) Tanah bergambut : Tebal < 40 cm,
kandungan abu > 25 %

Tanah salin : Tanah yang terkena intrusi > 3 bulan/tahun

Tanah lahan kering : Peralihan tanah rawa dg tanah daratan


pH TANAH
Bila dalam larutan tanah bila terjadi ionisasi air :
Reaksi : H2O (air) H+ + OH -
H+ > OH - = Asam (pH < 6.5)
H+ < OH - = Basa (pH > 7.5)
H+ = OH - = Netral (pH 6.5 – 7.5)
TANAH ASAM SULFAT :
FeS2 + O2 + H2O Fe2+ + SO42- + H +
Fe2+ Fe3+ (oleh jazad renik, sehingga mempertinggi oksidasi
pirit)
Fe3+ + SO42- + O2 + H2O Fe(OH)3 + SO42- + H+
FeS2 + O2 + H2O Fe(OH)3 + SO42- +
H+
PIRIT OKSIGEN AIR FERRI SULPHAT ASAM
HIDROKSIDA
Jerosite (kuning)
Geothite (merah – kemerahan)
TANAMAN

1. PADI :

a. Drainase / pencucian
Lahan sawah
saluran
Kedalaman drainase 0.10 -
Muka air
0.25 m
b. Suplesi air pasang
Lahan
saluran sawah

Muka air

c. Retensi air
Lahan
sawah
salura
n Kedalaman genangan 0 - 0.15 m
Muka air
PENGELOLAAN AIR UNTUK TANAMAN PADI

Bulan Okt Nop Des Jan Feb Mar


penanaman

pencucian / urea

anakan
optimal
tinggi tanaman

TSP + KCl
pencucian

urea
pencucian
Genangan air di sawah

penyiapan lahan
tahap
tingkat pertumbuhan tahapan pertumbuhan pematangan
berbunga

umur tanaman (hari)


padi VU (direkomendasikan) 0 - 25 25 - 75 75 - 105 105 - 140
padi VU 0 - 20 20 - 60 60 - 90 90 - 120
padi lokal 0 - 25 25 - 95 95 - 130 130 - 165

awal bunting
pembenihan

penanaman

berbunga

panen
kedalaman air (cm) 0-3 3-5 5 - 10 10-15 VAR 0

drainase / pencucian I II III IV V


2. PALAWIJA

Saluran cacing

M.A. tinggi
40 – 60 cm
M.A. rendah AIR TANAH
Gorong-gorong

Tersier

3. TANAMAN KERAS

Saluran kuarter

M.A. tinggi 60 - 100 cm

M.A. rendah AIR TANAH


Gorong-gorong

Tersier
MEKANISME PENETAPAN PENGELOLAAN AIR

KONDISI FISIK

Hidrotopografi
Drainabilitas SATUAN
salinitas LAHAN
Kualitas air KESESUAIAN
Jenis Tanah LAHAN
WILAYAH
PENGELOLAAN REKOMENDASI
TATA GUNA LAHAN (TANAMAN) AIR O&P
Padi
Palawija
Tanaman keras PRASARANA PINTU AIR
KONDISI FISIK

NO PARAMETER INDIKATOR
1 Hidrotopografi Kategori A
Kategori B
Kategori C
Kategori D
2 Drainabilitas Drainase < 30 cm : Buruk
Drainase 30 – 60 cm : Sedang
Drainase > 60 cm : Baik
3 Salinitas Masuknya air asin pada saluran EC > 5 mS/cm
4 Potensi keasaman Kedalaman lapisan pirit :
< 100 cm atau > 100 cm di bawah muka tanah
5 Ketebalan gambut Tanah bergambut : ketebalan gambut < 40 cm
kandungan abu > 25 %
Tanah gambut : ketebalan gambut > 40 cm
kandungan abu < 25 %
6 Kesuburan tanah dan Kesuburan tanah rendah jika KTK < 5 me/100 gr dan
Kandungan racun kandungan Alumunium tinggi ( > 50%)
Alumunium (Al)
SATUAN LAHAN
No URAIAN SATUAN LAHAN
1 Areal terluapi air pasang surut
Daerah ini selama musim tanam secara teratur tergenangi dengan air pasang (tidak bergaram)
dan lahan mengandung bahan organik, dengan atau tanpa bahan sulfidik (pirit)

(2-5) Tanah pirit dan tanah bergambut


Tanah mineral dengan bahan sulfik (pirit) pada kedalaman 1 m atau kurang atau tanah dengan
bahan organik (total kandungan abu lebih dari 25 %). Lahan tidak tergenangi secara teratur,
karena ada yang tinggi (kategori C dan D). Satuan Lahan disini dibedakan antara lain :
a). Saluran air asin selama (sebagian) musim tanam :
2 - Kedalaman drainase potensial < 60 cm
3 - Kedalaman drainase potensial > 60 cm
b). Saluran ar taiwar sepanjang musim tanam :
4 - Kedalaman drainase potensial < 60 cm
5 - Kedalaman drainase potensial > 60 cm

6 Lahan gambut
Lahan gambut (lapisan organik > 40 cm dan total kandungan abu kurang dari 25 %).

7 Tanah putih (whitsh), kurang subur


Tanah mineral dengan tingkat kesuburan rendah (CEC kurang dari 5 me/100gr), kandungan
Alumunium tinggi (lebih dari 50 %), dan sedikit tanah liat, dengan atau tanpa bahan sulfidik

(8-10) Lahan bukan pirit


Tanah mineral (CEC kurang dari 5 me/100gr) tanpa bahan sulfidik pada kedalaman 1 m atau
kurang. Satuan lahan disini dibedakan :
a). Air tawar pada saluran sepanjang musim tanam :
8 - Kedalaman drainase potensial < 60 cm
9 - Kedalaman drainase potensial > 60 cm
b). Air asin pada saluran selama (sebagian) musim tanam :
10 - Air asin selama atau sebagian musim tanam
KESESUAIAN LAHAN PADA TINGKATAN SATUAN LAHAN
KESESUAIAN LAHAN PADA TINGKATAN SATUAN LAHAN
JENIS TANAH
I Tanah gambut untuk tanaman perkebunan
Pengelolaan air Mengatur MAT 70 cm dengan pengendalian drainase, bila terjadi penurunan tanah (subsidence), maka
kedalaman drainase diperiksa kembali. Pada musim kemarau, air pasang surut dapat dimasukkan (bila dimungkinkan).
Tanaman lain Tanah gambut tidak cocok untuk jenis tanaman selain tanaman perkebunan

II Tanah keputih-putihan, kurang subur, untuk tanaman perkebunan


Pengelolaan air Muka air tanah diatur 1m dibawah permukaan tanah dengan cara pengendalian drainase. Bila drainase tidak mencukupi
pada zone perakaran, maka perlu dibuatkan surjan.
Tanaman lain Tanah ini tidak cocok untuk jenis tanaman selain tanaman perkebunan.

III Daerah luapan pasang surut untuk tanaman padi (sedikitnya terluapi 4 – 5 kali per 15 hari)
Pengelolaan air Suplesi air maksimum ke saluran selama pasang tinggi. Diperlukan perawatan saluran yang baik untuk pengaliran air
optima selama jangka waktu air maksimum yang singkat.
Tanaman lain Tanaman perkebunan dan palawija dapat dikombinasi dengan padi melalui sistem surjan, tetapi pengelolaan airnya sama
seperti tanaman padi.

IV Tanah pirit, tanah bergambut (muck soil) dengan irigasi pompa untuk padi
Pengelolaan air Pengaliran air maksimum dengan pemompaan, drainase setelah tahap pengolahan tanah. Genangi kembali selama
persiapan.
Tanaman lain Tanaman lahan kering (palawija) ditanam dengan sistem guludan.

V Tanah non pirit dengan irigasi pompa untuk padi


Pengeloaan air Pengaliran air maksimum dengan pemompaan. Retensi air maksimum selama musim tanam, pengaturan ketinggian air
disesuaikan tahapan perkembangan tanaman.
Tanaman lain Tanaman lahan kering (palawija) ditanam dengan sistem guludan.

VI Tanah pirit/tanah bergambut dan tanah non pirit dengan kedalaman drainase > 60 cm, untuk tanaman perkebunan
Pengelolaan air Usahakan muka air tanah 60 cm dibawah permukaan dengan pengendalian drainase.
Tanaman lain Untuk tanah pirit/bergambut lihat WPA VIII, sedangkan tanah non pirit lihat WPA VII.

VII Tanah non pirit untuk padi tadah hujan


Pengelolaan air Retensi air maksimum. Drainase kelebihan air hujan yang tinggi. Bila air mencukupi dapat dilakukan perlumpuran pada
saat persiapan lahan.
Tanaman lain Tanaman perkebunan dan palawija dapat dikombinasi dengan tanaman padi, dengan sistem guludan.

VIII Tanah pirit, tanah bergambut dengan padi tadah hujan


Pengelolaan air Pengendalian drainase setelah tahap pembajakan dan ketika tanaman kelihatan tertekan (kekuning-kuningan).
Pembilasan saluran pada saat pasang maksimum
Tanaman lain Tanaman lahan kering perlu pengaturan drainase, dan tanaman perkebunan diupayakan pada guludan.
WILAYAH PENGELOLAAN AIR PADA TINGKATAN SATUAN LAHAN

WILAYAH PENGELOLAAN AIR


Tanaman Padi
SATUAN LAHAN Tanaman
Suplesi Pompa Tadah Tanaman
Lahan
pasang hujan Keras
Kering
surut
1. Areal terluapi air pasang surut III -- III *) III *)

Tanah pirit dan tanah bergambut


Saluran air asin selama (sebagian) musim
tanam VIII VIII VIII *)
2. - Kedalaman drainase potensial < 60 cm VIII VIII VI
3. - Kedalaman drainase potensial > 60 cm
Saluran air tawar sepanjang musim tanam : IV VIII VIII VIII *)
4. - Kedalaman drainase potensial < 60 cm IV VIII VIII VI
5. - Kedalaman drainase potensial > 60 cm
I *)
6. Lahan gambut
II *)
7. Tanah putih (whitsh), kurang subur

Lahan bukan pirit V VII VII *) VII *)


8. - Kedalaman drainase potensial < 60 cm V VII VII *) VI
9. - Kedalaman drainase potensial > 60 cm VII VII *) VI *)
10. - Air asin selama atau sebagian musim
tanam

Catatan : WPA yang direkomendasi untuk diterapkan


*) Membutuhkan perlakukan khusus
Contoh Peta Wilayah Pengelolaan Air

TANAMAN KELAPA :
Tanah GAMBUT
Pintu sekunder

Saluran Primer
Pintu tersier
WPA I
PADI :
WPA III Areal TERLUAPI
air Pasang surut
Saluran Tersier
WPA VII

Saluran Sekunder

PADI TADAH HUJAN :


Tanah NON pirit,
drainase < 60 cm
CONTOH : KALENDER PENGELOLAAN AIR

OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JANUARI

Minggu 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26
Senin 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27
Selasa 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28
Rabu 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29
Kamis 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30
Jumat 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31
Sabtu 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25

FEBRUARI MARET APRIL MEI

Minggu 2 9 16 23 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25
Senin 3 10 17 24 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26
Selasa 4 11 18 25 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27
Rabu 5 12 19 26 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28
Kamis 6 13 20 27 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29
Jumat 7 14 21 28 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30
Sabtu 1 8 15 22 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER

Minggu 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28
Senin 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29
Selasa 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30
Rabu 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24
Kamis 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25
Jumat 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26
Sabtu 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27

5
KETERANGAN : = Drainase maksimum
6 = Penggelontoran
saluran
7 = Penyaluran air maksimum

10 = Retensi / pengendalian drainase


OPERASI

Tujuan operasi adalah : Mengatur air di jaringan rawa sehingga


bermanfaat bagi masyarakat.
Sasaran operasi adalah :

- Terciptanya kondisi tanah (pematangan tanah, keasaman dan zat


racun) dan kualitas air yang memenuhi syarat untuk budidaya
tanaman,
- Terpenuhinya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai dengan
kebutuhan tanaman,
- Terhindarnya drainase yang berlebihan (over drainage) yang dapat
mengakibatkan terbentuknya asam dan racun serta penurunan muka
tanah (subsidence) yang berlebihan, khususnya pada tanah gambut,
- Terciptanya keseimbangan kebutuhan air untuk tanaman dan
untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari,
- Terhindarnya pengaruh air asin agar tidak mengganggu tanaman
dan penerima manfaat,
- Terlaksananya pengaturan navigasi (bila diperlukan),
- Terhindarnya terjadinya erosi/longsor pada tebing saluran.
Tipe Jaringan
15 -30
400 m km
2 - 4 km
Tipe I
Sistem Tradisionil Tipe II
Sistem Anjir

Saluran Utama Sungai Utama 2 km 4 km 2 km

Saluran
Drainasi
400 m 3 -10 km

7 -15
Saluran km
2 km
Suplesi
400 m
Tipe IV
3,5 km Sistem Garpu
Sungai Utama
Tipe III
Sistem Sisir

Saluran Navigasi

Saluran Primer
Saluran Sekunder
Tipe V
Sistem Campuran
Contoh Blok Sekunder

Pintu Klep / Pintu ulir / stoplog

Saluran Sekunder

Permukiman
Saluran Lahan dan Saluran Primer
Tersier Usaha Fasilitas
Umum/
Ekonomi

Pintu Klep / Ulir / Stoplog


DASAR PERENCANAAN OPERASI
DASAR PERENCANAAN OPERASI

Kondisi Fisik :
Saran-saran Rencana - Tanah dan Air
P3A/PPL/Masyarakat Pola Tanam - Hidrotopografi
- Curah Hujan
- Prasarana SDA

Monitoring Rencana Pengelolaan Air


& Musiman
Evaluasi

Rencana Operasi
Operasi Musiman

Operasi Mingguan

Operasi Harian
Saran P3A/PPL/Masyarakat

Staf O&P lapangan harus berkoordinasi dengan P3A, PPL atau Tokoh-
tokoh masyarakat. Saran-saran dan informasi dari hasil pengalaman
sebelumnya perlu ditampung guna memperoleh optimalisasi
operasi pintu air.

saran yang dapat menjadi masukan perencanaan terdiri dari :


- Aspek pelayanan air (curah hujan, elevasi muka air saluran,
kedalaman
drainase, operasi pintu, kualitas air, muka air tanah, navigasi).
- Aspek tanaman (luas tanaman, produksi, kerusakan tanaman).
- Aspek tanah (pH dan racun, salinitas, subsidence, ketebalan gambut).
- Aspek banjir atau genangan (muka air banjir atau genangan dan
kerusakan),
- Aspek perijinan dan retribusi
- Aspek biaya O&P.
Rencana Pola Tanam

Informasi tentang jenis tanaman, kalender dan areal


pertanaman merupakan masukan yang sangat penting sebelum
rencana pengelolaan air ditetapkan. Disini jenis tanaman yang
dominan akan dipilih sebagai dasar penetapan operasi dan
pengaturan air.
Kondisi fisik

Informasi kondisi fisik yang diperlukan untuk persiapan rencana


pengelolaan air meliputi :

- Kondisi tanah dan kualitas air yang ada saat ini di areal, dan tipe serta
tingkat kematangan tanah,

- Pengetahuan hidrotopografi yang sesunggunya, dimana diperoleh dari


hasil pemantauan dilapangan,

- Curah hujan yang diharapkan pada umumnya sama dengan curah


hujan rata-rata dalam waktu tertentu,

- Keadaan infrastruktur jaringan sekarang, berdasarkan inventarisasi


kondisi saat ini, termasuk tentang endapan lumpur, pertumbuhan
rumput dalam saluran, pintu tidak berfungsi dan lain-lain.
RENCANA OPERASI

OPERASI MUSIMAN :
Rencana ini berisikan kebutuhan operasi pintu air dan tujuan
pengelolaan air serta sasaran tinggi muka air saluran yang
diinginkan selama berbagai tahap pertumbuhan tanaman.
OPERASI MINGGUAN :
Rencana operasi mingguan untuk menetapkan target elevasi muka
air di saluran dan cara pengoperasian pintu air berdasarkan
kebutuhan tanaman aktual dan curah hujan yang terjadi.
OPERASI HARIAN :
Rencana kegiatan operasi pintu harian didasarkan pada Target
Operasi Mingguan. Hanya dalam kondisi tertentu seperti banjir dan
curah hujan sangat lebat, Penjaga Pintu dapat menyimpang dari target
yang telah ditetapkan.
PELAKSANAAN OPERASI

Prosedur Operasi Normal :


Pelaksanaan operasi pintu air didasarkan pada rencana
operasi mingguan yang dijabarkan menjadi operasi harian.

Prosedur Operasi Darurat / Ekstrim :


Jika keadaan lapangan memperlihatkan keadaan
darurat seperti kebanjiran, kekeringan, air asin, air
terlalu asam (dengan pH sangat rendah) maka
penanggulangan dilakukan menurut prosedur operasi
dalam keadaan darurat.
Operasi Pintu Air

Sumber :
Permen PUPR No. 11/PRT/M/2015

Tentang :
Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa
Pasang Surut
Contoh Pelaksanaan Operasi Pintu Air Tersier

Rencana Pelaksanaan Operasi Harian


Tgl Tahap Pengelolaan Air Rencana Operasi
Pertumbuhan Mingguan Pasang Purnama Pasang Biasa
Musiman Operasi Pintu Muka Air Operasi Pintu Muka Air
1 Persiapan Lapisan muka air Muka air tersier Buka sebagian 20 cm dr MT
2 Lahan 0 – 5 cm 10 cm dibawah MT - idem- - idem-
3 Buka : surut Drainase
Tutup : pasang maksimum
4 Buka : surut Drainase
Tutup : pasang maksimum
5 Buka PAM
6 Buka sebagian 20 cm dr MT
7 - idem- - idem-
8 - idem- - idem-
9 - idem- - idem-
10 - idem- - idem-
11 - idem- - idem-
12 - idem- - idem-
13 Pembibitan Muka air 20– 30 cm Muka air tersier Bukasebagian 50 cm dr MT
14 di bawah MT 40 cm dibawah MT - idem- - idem-
15 - idem- - idem-
16 - idem- - idem-
17 Buka : surut Drainase
Tutup : pasang maksimum
18 Buka : surut Drainase
Tutup : pasang maksimum
19 Buka PAM
20 Buka sebagian 50 cm dr MT
21 - idem- - idem-
22 - idem- - idem-
23 - idem- - idem-
24 - idem- - idem-
25 - idem- - idem-
26 - idem- - idem-
Pasang Purnama 2 Hari Sebelum Pasang Purnama
OPSI-OPSI OPERASI PINTU AIR

PENCUCIAN LAHAN

PEMBAJAKAN
TERSIER KUARTER KUARTER
PROSES PENCUCIAN
gorong-gorong
PENGGELONTORAN

KEDUA UJUNG TERSIER DIHUBUNGKAN SEKUNDER


SEKUNDER

SEKUNDER
TERSIER
AIR SURUT : DRAINASE MAKSIMUM

SEKUNDER
SEKUNDER

AIR PASANG : PENGGELONTORAN

SATU UJUNG TERSIER DIHUBUNGKAN SEKUNDER


SEKUNDER

TERSIER
AIR SURUT : DRAINASE MAKSIMUM
SEKUNDER

AIR PASANG : PENGGELONTORAN


AIR SURUT : DRAINASE MAKSIMUM
DRAINASE

DRAINASE TERKENDALI

DRAINASE MAKSIMUM
DRAINASE / SUPLESI (PINTU AYUN)
RETENSI (PINTU SORONG/ULIR)
PENGATURAN AIR
PEMELIHARAAN

q Pengertian

q Tujuan dan Sasaran

q Kegiatan Pemeliharaan
PENGERTIAN

Upaya menjaga dan mengamankan jaringan


tata air rawa agar selalu berfungsi dengan baik
guna memperlancar operasi dan
mempertahankan kelestarian fungsi dan
manfaat prasarana tata air tersebut.
TUJUAN DAN SASARAN

q Tujuan
Menjamin kelestarian fungsi jaringan
reklamasi rawa selama mungkin sesuai
masa pelayanan yang direncanakan.

q Sasaran
Terjaminnya kondisi dan fungsi
jaringan reklamasi rawa pasang surut.
KEGIATAN PEMELIHARAAN

q Pemeliharaan Rutin

q Pemeliharaan Berkala
PEMELIHARAAN RUTIN
Kegiatan Lokasi Interval Frekuensi Keterangan
(bulan) (kali/tahun)
Pembersihan Saluran primer 1 12 Tergantung kondisi
sampah di muka Saluran sekunder 2 mingguan 24 tergantung kondisi
bangunan air

Saluran tersier mingguan 48 P3A/tergantung kondisi

Pemotongan rumput Tanggul pengaman 6 2 tergantung kondisi


di tanggul/berm
Saluran primer 6 2 tergantung kondisi
Sasuran sekunder 6 2 tergantung kondisi
Saluran tersier 4 3 tergantung kondisi

Pembersihan saluran Saluran primer 6 2 tergantung kondisi


(tumbuhan air) Sasuran sekunder 6 2 tergantung kondisi
Saluran tersier 4 3 tergantung kondisi
PEMELIHARAAN RUTIN
Kegiatan Lokasi Interval Frekuensi Keterangan
(bulan) (kali/tahun)
Pemeliharaan Tanggul pengaman 12 1
tangggul
Saluran primer 12 1 tergantung kondisi
Sasuran sekunder 12 1 tergantung kondisi
Saluran tersier 12 1 tergantung kondisi

Pemeliharaan Saluran primer 6 2 tergantung kondisi


bangunan air ( pember Saluran sekunder 6 2 tergantung kondisi
sihan, pelumasan dan Saluran tersier 12 1 tergantung kondisi
pengecatan )

Pemeliharaan Saluran navigasi 12 1 tergantung kondisi


jembatan / dermaga Saluran primer 12 1 tergantung kondisi
(pengecetan dan Saluran sekunder 12 1 tergantung kondisi
perbaikan ringan) Saluran tersier 12 1 tergantung kondisi
PEMELIHARAAN RUTIN
Kegiatan Lokasi Interval Frekuensi Keterangan
(bulan) (kali/tahun)
Pemeliharaan kantor dan - kantor 12 1 tergantung kondisi
rumah dinas
- rumah 12 1 tergantung kondisi
Kalibrasi alat - peralatan 12 1 tergantung kondisi

Perbaikan jalan - jalan inspeksi 12 1 tergantung kondisi


- jalan usaha tani 12 1 tergantung kondisi
PEMELIHARAAN BERKALA
FASILITAS DAN PERALATAN O&P

q Fasilitas dan peralatan diperlukan untuk


menunjang kegiatan O&P
q Fasilitas dan peralatan dimaksud bukan bagian
dari biaya O&P tapi merupakan investasi yang
pendanaannya diluar biaya O&P
FASILITAS DAN PERALATAN O&P
KAPASITAS KERJA

q Untuk dapat menghitung kebutuhan biaya


pemeliharaan diperlukan standar kapasitas
kerja
KAPASITAS KERJA

Catatan :
Tumbuhan normal : rumput dan ilalang
Tumbuhan padat : rumput gajah, purun, asosiasi perdu, perumpuk dan semak

* Angka pada kolom 3 tergantung pada kondisi setempat


PERENCANAAN PEMELIHARAAN

q Penyusunan

q Koordinasi
perlu dilakukan dengan P3A utk melakukan
penyelusuran jaringan secara bersama-sama
PENYUSUNAN
RENCANA PEMELIHARAAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN

q Sistem Pelaksanaan
a. Swakelola è Pemeliharaan rutin
b. Kontraktual è Pemeliharaan berkala
q Sosialisasi
pemberitahuan kepada masyarakat (P3A) tentang
pekerjaan pemeliharaan rutin dan berkala
q Koordinasi
Instansi terkait (P3A, PPL dan Kepala Desa)
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

C. Evaluasi Operasi

1. Evaluasi Langsung
2. Evaluasi Musim Tanam

D. Evaluasi Pemeliharaan
1. Evaluasi Langung
2. Evaluasi Tahunan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

E. Pelaporan Operasi
Hal-hal yang dilaporkan menyangkut :
1. Muka air di saluran / sungai dilaporkan tiap bulan
2. Kondisi saluran dilaporkan sekali setahun
3. Penurunan muka air tanah dilaporkan sekali setahun
4. Muka air dilaporkan tiap bulan
5. Curah hujan dilaporkan tiap bulan
6. Kualitas air permukaan dilaporkan tiap bulan
7. Kualitas air tanah dilaporkan tiap bulan
8. Kualitas tanah dilaporkan sekali setahun
9. Pengambilan air diluar kepentingan pertanian
10. Daerah genangan dilaporkan setiap bulan
11. Tanggul pada tempat rawan dilaporkan sekali setahun
12. Lalu lintas air dilaporkan tiap bulan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

F. Pelaporan Pemeliharaan
Laporan realisasi pekerjaan pemeliharaan :
1. Pekerjaan swakelola dan kontrak, pelaopran dilakukan sesuai
ketentuang swakelola dan kontrak
2. Pelaporan dilakukan secara tahunan

G. Rekomendasi
Rekomendasi kegiatan O&P yang perlu mendapatkan perhatian dan
perbaikan untuk selanjutnya
KELEMBAGAAN DAN SDM

q Organisasi O&P di Lapangan

q Tugas Pokok dan Fungsi

q Kerapatan Personil

q Kompetensi Petugas
ORGANISASI O&P DI LAPANGAN

Pengamat Pengairan K
E
C
A
M
A
T
A
N
Administrasi Teknik

Juru Pengairan

D
E
S
A

Petugas Pintu Air


TUGAS POKOK DAN FUNGSI
q Pengamat Pengairan
- Memimpin rapat O&P tiap minggu dengan pengamat,
juru dan P3A
- Mengikuti rapat di kecamatan dan dinas SDA
- Membina staf serta P3A/GP3A/IP3A
- Membantu proses pengajuan bantuan biaya O&P tersier
kepada petani
- Membuat laporan O&P
q Juru Pengairan
- Membantu Pengamat Pengairan
- Melakukan pengawasan pekerjaan pemeliharaan
- Membuat laporan pemeliharaan
- Melakukan penyelusuran jaringan bersama P3A/GP3A/
IP3A.
- Menyusun biaya O&P
q Petugas Pintu Air
- Membuka dan menutup pintu air
- Memberi minyak pelumas pada pintu air
- Membersihkan sampah di sekitar bangunan
- Mencatat kerusakan pintu
- Membersihkan sekitar pintu air
LUAS WILAYAH KERJA STAF O&P

Kerapatan Personil :

• Pengamat Pengairan
1 orang + 3 staf, dengan luas areal layanan :
3.000 – 25.000 Ha.
• Juru Pengairan
1 orang dengan luas areal layanan :
1.000 – 2.000 Ha.
• Petugas Pintu Air
1 orang untuk melayani pintu air :
3-5 buah pintu air.
KOMPETENSI PETUGAS

NO. JABATAN PENDIDIKAN FASILITAS

1. Pengamat Pengairan D3 Sipil Kantor, rumah


dan sepeda
motor
2. Staf Pengamat ST/SMP Sepeda

3. Juru Pengairan STM Sepeda motor


dan rumah

4. Petugas Pintu Air ST/SMP Rumah jaga dan


sepeda
PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A)

1. Tanggung Jawab
Sesuai dengan kebijakan pemerintah bahwa operasi dan
pemelihaaran jaringan tersier menjadi tanggung jawab
P3A

2. Pembentukan P3A/GP3A/IP3A
Untuk melaksanakan tanggung jawabnya melakukan
operasi dan pemeliharaan jaringan tersier petani yang
ada dalam blok tersier membentuk P3A. Sementara itu
untuk layanan tingkat sekunder dapat dibentuk GP3A
sebagai gabungan dari P3A dan untuk pelayanan darah
irigasi rawa dapat dibentuk IP3A sebagai gabungan dari
PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A)

3. Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dilakukan oleh instansi terkait
(Dinas SDA, Dinas Pertanian dan Pemerintah Daerah) untuk :
a. Memperkuat kelembagaan dengan status berbadan
hukum
b. Meningkatkan kemampuan personil di bidang teknik rawa,
teknik pertanian dan organisasi
c. Melibatkan P3A/GP3A/IP3A dalam penyusunan program
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi rawa tersebut
d. Memberikan kesempatan kepada P3A/GP3A/IP3A untuk
ambil bagian dalam pemeliharaan jaringan primer dan
sekunder
BENTUK ORGANISASI P3A
BENTUK ORGANISASI GP3A
BENTUK ORGANISASI IP3A
Permasalahan O&P Rawa

• Personil
• Biaya
• Fasilitas
• Partisipasi Petani ( P3A / GP3A / IP3A )
• Pedoman
Personil

• Personil
– Pengamat Pengairan
– Juru Pengairan
– Petugas Pintu Air
• Hampir tidak ada lagi, padahal petugas tsb
sangat diperlukan di lapangan
• Ini terjadi akibat “otonomi daerah”, tenaga
diserahkan ke Provinsi Bupati / Walikota. Tapi
sekarang ada yang pensiun dan alih tugas
(bukan kerja di sumber daya air / rawa lagi)
• Dilain pihak mengangkat tenaga pada saat ini
sangat sulit
Biaya

• Biaya
– Penyediaan biaya O&P sebelum 2005
sangat memprihatinkan, hampir tidak ada
sesuai dengan tanggung jawabnya :
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
– Mulai tahun 2006 Pemerintah Pusat
mengalokasikan dana rata-rata
Rp.200.000,-/Ha/tahun. Tapi akibat
selama ini tidak ada biaya O&P, maka
dana tersebut kurang.
– Kebijakan pemerintah, Rehabilitasi - O&P.
Fasilitas

• Fasilitas
– Kantor/rumah untuk petugas O&P.
– Transportasi berupa sepeda motor/
sepeda/ speed boat/ klotok.
– Alat lapangan :
• Ph
• Salinitas
• Dll
Partisipasi Petani (P3A/GP3A/IP3A)

• Partisipasi Petani ( P3A / GP3A / IP3A )


– Partisipasi petani (P3A/GP3A/IP3A) sangat
rendah – dikaitkan dengan produktivitas lahan.
– Produksi tinggi, partisipasi petani tinggi dan
sebaliknya.
– Saprodi pada saat diperlukan (bibit, obat2an dan
pupuk) sulit didapatkan, kalaupun ada harga
tinggi.
– Harga hasil produkpertanian pada saat panen
(padi), dibawah harga yang ditetapkan
Pemerintah.
– Lahan rawa adalah lahan marjinal.
Pedoman

• Pedoman
- Pedoman umum O&P Rawa saat ini
sedang dibuat, tinggal pengesahan dari
Menteri PU. Berdasarkan Pedoman
Umum tsb disusun pedoman O&P tiap
jaringan dan Buku Pegangan Pengamat
dan Juru Pengairan
- Buku tersebut sebagai dasar untuk
melakukan kegiatan O&P.

Anda mungkin juga menyukai