JARINGAN RAWA
Oleh :
Andreas Tony Pakpahan
S Survey
I Investigation
D Design
L Land
A Acquisition
C Construction
O Operation
M Maintenance
KEBIJAKAN PEMERINTAH
O&P PENGAIRAN/SDA
• Daerah irigasi rawa (DIR) dengan luas kurang dari 1.000 ha (DIR
kecil) dan berada dalam satu Kabupaten / Kota menjadi
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten / Kota
• Daerah irigasi rawa (DIR) dengan luas 1.000 s.d 3.000 ha (DIR
sedang), atau daerah irigasi kecil yang bersifat lintas Kabupaten
/ Kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah
Provinsi
• Daerah irigasi rawa (DIR) dengan luas lebih dari 3.000 ha (DIR
besar), atau DIR sedang yang bersifat lintas provinsi, strategis
nasional, dan lintas negara menjadi kewenangan dan tanggung
jawab Pemerintah
Lebak : 963.460 Ha
– Dikembangkan Pemerintah : 400.915 Ha
– Dikembangkan Masyarakat/Swasta : 562.545 Ha
Total 3.836.501 Ha
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Operasi adalah :
Kegiatan pengelolaan air pasang surut melalui kinerja
bangunan pengendali air secara optimal
TUJUAN PENGELOLAAN AIR
Jangka pendek :
- Untuk mengupayakan kecukupan air bagi tanaman,
- Untuk membuang air yang berlebih dari lahan,
- Mencegah pertumbuhan gulma tanaman,
- Untuk mencegah memburuknya kualitas air,
- Untuk mencegah intrusi air asin,
- Proteksi dari banjir.
Jangka pajang :
- Untuk mencuci lahan dari unsur-unsur asam dan racun,
- Untuk percepatan pematangan tanah,
- Untuk mencegah penurunan tanah gambut yang berlebihan.
UNSUR-UNSUR PENGELOLAAN AIR
1 AIR
2 TANAH
3 TANAMAN
AIR
0.8
0.6
0.4
2) Fluktuasi Musiman :
0.2
-0.2
0 48 96 144 192 240 288
time [hrs]
336 384 432 480 528 576
- m. kemarau < m. hujan
Kualitas Air : 1) pH
2) Bahan organik tinggi
AIR
Tingi muka air maksimum
(Tinggi) Tinggi muka air turun,
tetapi arus masih masuk
DIURNAL
Air tenang
1/4 jam
Tinggi muka air naik,
tetapi arus masih keluar
Tingi muka air minimum
ARUS MASUK
(10 - 11 Jam)
ARUS KELUAR
(13 - 14 Jam)
ARUS
MASUK
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
(Jam)
(Tinggi)
Tingi muka air maksimum SEMI DIURNAL
Tinggi muka air turun, tetapi
arus masih masuk (1 - 2 jam)
Air tenang Tingi muka air minimum
1/2 jam
ARUS KELUAR
(5 - 7 Jam)
ARUS MASUK
(5 - 7 Jam) ARUS KELUAR ARUS MASUK ARUS KELUAR
(5 - 7 Jam) (5 - 7 Jam) (5 - 7 Jam)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
(Jam)
HIDROTOPOGRAFI
Hidrotopografi : perbandingan
relatif antara elevasi lahan dengan
elevasi muka air di sungai atau
muka air di saluran terdekat
la h a n
M u ka
Muka air pasang musim hujan (MH)
Muka air pasang musim kemarau (MK)
Tipologi tanah :
Tanah sulfat masam : 1) Tanah sulfat masam
potensial
2) Tanah sulfat masam aktual
Tanah Gambut : 1) Tanah Gambut : Tebal > 40 cm,
kandungan abu < 25 %
2) Tanah bergambut : Tebal < 40 cm,
kandungan abu > 25 %
1. PADI :
a. Drainase / pencucian
Lahan sawah
saluran
Kedalaman drainase 0.10 -
Muka air
0.25 m
b. Suplesi air pasang
Lahan
saluran sawah
Muka air
c. Retensi air
Lahan
sawah
salura
n Kedalaman genangan 0 - 0.15 m
Muka air
PENGELOLAAN AIR UNTUK TANAMAN PADI
pencucian / urea
anakan
optimal
tinggi tanaman
TSP + KCl
pencucian
urea
pencucian
Genangan air di sawah
penyiapan lahan
tahap
tingkat pertumbuhan tahapan pertumbuhan pematangan
berbunga
awal bunting
pembenihan
penanaman
berbunga
panen
kedalaman air (cm) 0-3 3-5 5 - 10 10-15 VAR 0
Saluran cacing
M.A. tinggi
40 – 60 cm
M.A. rendah AIR TANAH
Gorong-gorong
Tersier
3. TANAMAN KERAS
Saluran kuarter
Tersier
MEKANISME PENETAPAN PENGELOLAAN AIR
KONDISI FISIK
Hidrotopografi
Drainabilitas SATUAN
salinitas LAHAN
Kualitas air KESESUAIAN
Jenis Tanah LAHAN
WILAYAH
PENGELOLAAN REKOMENDASI
TATA GUNA LAHAN (TANAMAN) AIR O&P
Padi
Palawija
Tanaman keras PRASARANA PINTU AIR
KONDISI FISIK
NO PARAMETER INDIKATOR
1 Hidrotopografi Kategori A
Kategori B
Kategori C
Kategori D
2 Drainabilitas Drainase < 30 cm : Buruk
Drainase 30 – 60 cm : Sedang
Drainase > 60 cm : Baik
3 Salinitas Masuknya air asin pada saluran EC > 5 mS/cm
4 Potensi keasaman Kedalaman lapisan pirit :
< 100 cm atau > 100 cm di bawah muka tanah
5 Ketebalan gambut Tanah bergambut : ketebalan gambut < 40 cm
kandungan abu > 25 %
Tanah gambut : ketebalan gambut > 40 cm
kandungan abu < 25 %
6 Kesuburan tanah dan Kesuburan tanah rendah jika KTK < 5 me/100 gr dan
Kandungan racun kandungan Alumunium tinggi ( > 50%)
Alumunium (Al)
SATUAN LAHAN
No URAIAN SATUAN LAHAN
1 Areal terluapi air pasang surut
Daerah ini selama musim tanam secara teratur tergenangi dengan air pasang (tidak bergaram)
dan lahan mengandung bahan organik, dengan atau tanpa bahan sulfidik (pirit)
6 Lahan gambut
Lahan gambut (lapisan organik > 40 cm dan total kandungan abu kurang dari 25 %).
III Daerah luapan pasang surut untuk tanaman padi (sedikitnya terluapi 4 – 5 kali per 15 hari)
Pengelolaan air Suplesi air maksimum ke saluran selama pasang tinggi. Diperlukan perawatan saluran yang baik untuk pengaliran air
optima selama jangka waktu air maksimum yang singkat.
Tanaman lain Tanaman perkebunan dan palawija dapat dikombinasi dengan padi melalui sistem surjan, tetapi pengelolaan airnya sama
seperti tanaman padi.
IV Tanah pirit, tanah bergambut (muck soil) dengan irigasi pompa untuk padi
Pengelolaan air Pengaliran air maksimum dengan pemompaan, drainase setelah tahap pengolahan tanah. Genangi kembali selama
persiapan.
Tanaman lain Tanaman lahan kering (palawija) ditanam dengan sistem guludan.
VI Tanah pirit/tanah bergambut dan tanah non pirit dengan kedalaman drainase > 60 cm, untuk tanaman perkebunan
Pengelolaan air Usahakan muka air tanah 60 cm dibawah permukaan dengan pengendalian drainase.
Tanaman lain Untuk tanah pirit/bergambut lihat WPA VIII, sedangkan tanah non pirit lihat WPA VII.
TANAMAN KELAPA :
Tanah GAMBUT
Pintu sekunder
Saluran Primer
Pintu tersier
WPA I
PADI :
WPA III Areal TERLUAPI
air Pasang surut
Saluran Tersier
WPA VII
Saluran Sekunder
Minggu 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26
Senin 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27
Selasa 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28
Rabu 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29
Kamis 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30
Jumat 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31
Sabtu 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25
Minggu 2 9 16 23 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25
Senin 3 10 17 24 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26
Selasa 4 11 18 25 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27
Rabu 5 12 19 26 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28
Kamis 6 13 20 27 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29
Jumat 7 14 21 28 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30
Sabtu 1 8 15 22 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31
Minggu 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28
Senin 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29
Selasa 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30
Rabu 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24
Kamis 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25
Jumat 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26
Sabtu 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27
5
KETERANGAN : = Drainase maksimum
6 = Penggelontoran
saluran
7 = Penyaluran air maksimum
Saluran
Drainasi
400 m 3 -10 km
7 -15
Saluran km
2 km
Suplesi
400 m
Tipe IV
3,5 km Sistem Garpu
Sungai Utama
Tipe III
Sistem Sisir
Saluran Navigasi
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Tipe V
Sistem Campuran
Contoh Blok Sekunder
Saluran Sekunder
Permukiman
Saluran Lahan dan Saluran Primer
Tersier Usaha Fasilitas
Umum/
Ekonomi
Kondisi Fisik :
Saran-saran Rencana - Tanah dan Air
P3A/PPL/Masyarakat Pola Tanam - Hidrotopografi
- Curah Hujan
- Prasarana SDA
Rencana Operasi
Operasi Musiman
Operasi Mingguan
Operasi Harian
Saran P3A/PPL/Masyarakat
Staf O&P lapangan harus berkoordinasi dengan P3A, PPL atau Tokoh-
tokoh masyarakat. Saran-saran dan informasi dari hasil pengalaman
sebelumnya perlu ditampung guna memperoleh optimalisasi
operasi pintu air.
- Kondisi tanah dan kualitas air yang ada saat ini di areal, dan tipe serta
tingkat kematangan tanah,
OPERASI MUSIMAN :
Rencana ini berisikan kebutuhan operasi pintu air dan tujuan
pengelolaan air serta sasaran tinggi muka air saluran yang
diinginkan selama berbagai tahap pertumbuhan tanaman.
OPERASI MINGGUAN :
Rencana operasi mingguan untuk menetapkan target elevasi muka
air di saluran dan cara pengoperasian pintu air berdasarkan
kebutuhan tanaman aktual dan curah hujan yang terjadi.
OPERASI HARIAN :
Rencana kegiatan operasi pintu harian didasarkan pada Target
Operasi Mingguan. Hanya dalam kondisi tertentu seperti banjir dan
curah hujan sangat lebat, Penjaga Pintu dapat menyimpang dari target
yang telah ditetapkan.
PELAKSANAAN OPERASI
Sumber :
Permen PUPR No. 11/PRT/M/2015
Tentang :
Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa
Pasang Surut
Contoh Pelaksanaan Operasi Pintu Air Tersier
PENCUCIAN LAHAN
PEMBAJAKAN
TERSIER KUARTER KUARTER
PROSES PENCUCIAN
gorong-gorong
PENGGELONTORAN
SEKUNDER
TERSIER
AIR SURUT : DRAINASE MAKSIMUM
SEKUNDER
SEKUNDER
TERSIER
AIR SURUT : DRAINASE MAKSIMUM
SEKUNDER
DRAINASE TERKENDALI
DRAINASE MAKSIMUM
DRAINASE / SUPLESI (PINTU AYUN)
RETENSI (PINTU SORONG/ULIR)
PENGATURAN AIR
PEMELIHARAAN
q Pengertian
q Kegiatan Pemeliharaan
PENGERTIAN
q Tujuan
Menjamin kelestarian fungsi jaringan
reklamasi rawa selama mungkin sesuai
masa pelayanan yang direncanakan.
q Sasaran
Terjaminnya kondisi dan fungsi
jaringan reklamasi rawa pasang surut.
KEGIATAN PEMELIHARAAN
q Pemeliharaan Rutin
q Pemeliharaan Berkala
PEMELIHARAAN RUTIN
Kegiatan Lokasi Interval Frekuensi Keterangan
(bulan) (kali/tahun)
Pembersihan Saluran primer 1 12 Tergantung kondisi
sampah di muka Saluran sekunder 2 mingguan 24 tergantung kondisi
bangunan air
Catatan :
Tumbuhan normal : rumput dan ilalang
Tumbuhan padat : rumput gajah, purun, asosiasi perdu, perumpuk dan semak
q Penyusunan
q Koordinasi
perlu dilakukan dengan P3A utk melakukan
penyelusuran jaringan secara bersama-sama
PENYUSUNAN
RENCANA PEMELIHARAAN
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
q Sistem Pelaksanaan
a. Swakelola è Pemeliharaan rutin
b. Kontraktual è Pemeliharaan berkala
q Sosialisasi
pemberitahuan kepada masyarakat (P3A) tentang
pekerjaan pemeliharaan rutin dan berkala
q Koordinasi
Instansi terkait (P3A, PPL dan Kepala Desa)
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
C. Evaluasi Operasi
1. Evaluasi Langsung
2. Evaluasi Musim Tanam
D. Evaluasi Pemeliharaan
1. Evaluasi Langung
2. Evaluasi Tahunan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
E. Pelaporan Operasi
Hal-hal yang dilaporkan menyangkut :
1. Muka air di saluran / sungai dilaporkan tiap bulan
2. Kondisi saluran dilaporkan sekali setahun
3. Penurunan muka air tanah dilaporkan sekali setahun
4. Muka air dilaporkan tiap bulan
5. Curah hujan dilaporkan tiap bulan
6. Kualitas air permukaan dilaporkan tiap bulan
7. Kualitas air tanah dilaporkan tiap bulan
8. Kualitas tanah dilaporkan sekali setahun
9. Pengambilan air diluar kepentingan pertanian
10. Daerah genangan dilaporkan setiap bulan
11. Tanggul pada tempat rawan dilaporkan sekali setahun
12. Lalu lintas air dilaporkan tiap bulan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
F. Pelaporan Pemeliharaan
Laporan realisasi pekerjaan pemeliharaan :
1. Pekerjaan swakelola dan kontrak, pelaopran dilakukan sesuai
ketentuang swakelola dan kontrak
2. Pelaporan dilakukan secara tahunan
G. Rekomendasi
Rekomendasi kegiatan O&P yang perlu mendapatkan perhatian dan
perbaikan untuk selanjutnya
KELEMBAGAAN DAN SDM
q Kerapatan Personil
q Kompetensi Petugas
ORGANISASI O&P DI LAPANGAN
Pengamat Pengairan K
E
C
A
M
A
T
A
N
Administrasi Teknik
Juru Pengairan
D
E
S
A
Kerapatan Personil :
• Pengamat Pengairan
1 orang + 3 staf, dengan luas areal layanan :
3.000 – 25.000 Ha.
• Juru Pengairan
1 orang dengan luas areal layanan :
1.000 – 2.000 Ha.
• Petugas Pintu Air
1 orang untuk melayani pintu air :
3-5 buah pintu air.
KOMPETENSI PETUGAS
1. Tanggung Jawab
Sesuai dengan kebijakan pemerintah bahwa operasi dan
pemelihaaran jaringan tersier menjadi tanggung jawab
P3A
2. Pembentukan P3A/GP3A/IP3A
Untuk melaksanakan tanggung jawabnya melakukan
operasi dan pemeliharaan jaringan tersier petani yang
ada dalam blok tersier membentuk P3A. Sementara itu
untuk layanan tingkat sekunder dapat dibentuk GP3A
sebagai gabungan dari P3A dan untuk pelayanan darah
irigasi rawa dapat dibentuk IP3A sebagai gabungan dari
PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A)
3. Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dilakukan oleh instansi terkait
(Dinas SDA, Dinas Pertanian dan Pemerintah Daerah) untuk :
a. Memperkuat kelembagaan dengan status berbadan
hukum
b. Meningkatkan kemampuan personil di bidang teknik rawa,
teknik pertanian dan organisasi
c. Melibatkan P3A/GP3A/IP3A dalam penyusunan program
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi rawa tersebut
d. Memberikan kesempatan kepada P3A/GP3A/IP3A untuk
ambil bagian dalam pemeliharaan jaringan primer dan
sekunder
BENTUK ORGANISASI P3A
BENTUK ORGANISASI GP3A
BENTUK ORGANISASI IP3A
Permasalahan O&P Rawa
• Personil
• Biaya
• Fasilitas
• Partisipasi Petani ( P3A / GP3A / IP3A )
• Pedoman
Personil
• Personil
– Pengamat Pengairan
– Juru Pengairan
– Petugas Pintu Air
• Hampir tidak ada lagi, padahal petugas tsb
sangat diperlukan di lapangan
• Ini terjadi akibat “otonomi daerah”, tenaga
diserahkan ke Provinsi Bupati / Walikota. Tapi
sekarang ada yang pensiun dan alih tugas
(bukan kerja di sumber daya air / rawa lagi)
• Dilain pihak mengangkat tenaga pada saat ini
sangat sulit
Biaya
• Biaya
– Penyediaan biaya O&P sebelum 2005
sangat memprihatinkan, hampir tidak ada
sesuai dengan tanggung jawabnya :
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
– Mulai tahun 2006 Pemerintah Pusat
mengalokasikan dana rata-rata
Rp.200.000,-/Ha/tahun. Tapi akibat
selama ini tidak ada biaya O&P, maka
dana tersebut kurang.
– Kebijakan pemerintah, Rehabilitasi - O&P.
Fasilitas
• Fasilitas
– Kantor/rumah untuk petugas O&P.
– Transportasi berupa sepeda motor/
sepeda/ speed boat/ klotok.
– Alat lapangan :
• Ph
• Salinitas
• Dll
Partisipasi Petani (P3A/GP3A/IP3A)
• Pedoman
- Pedoman umum O&P Rawa saat ini
sedang dibuat, tinggal pengesahan dari
Menteri PU. Berdasarkan Pedoman
Umum tsb disusun pedoman O&P tiap
jaringan dan Buku Pegangan Pengamat
dan Juru Pengairan
- Buku tersebut sebagai dasar untuk
melakukan kegiatan O&P.