Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN GEOLOGI
BALAI KONSERVASI AIR TANAH – PUSAT AIR TANAH DAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

Intrusi air laut di pesisir Jakarta dan


sekitarnya, adakah?
Oleh :
Dr. Taat Setiawan
Balai Konservasi Air Tanah - PATGTL
Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Disampaikan pada acara;


Webinar Seri#123 “Waspada Intrusi Air Laut”
18 Maret 2023

1
Pendahuluan
o Lebih dari 50% populasi manusia di dunia tinggal di
daerah pantai (sekitar 60 km dari garis pantai).

o Kebutuhan air akan bertambah banyak di daerah


tersebut.

o Pengambilan air tanah adalah cara termudah dan


termurah untuk mendapatkan air bersih.
o Fenomena intrusi/penyusupan air
laut hingga saat ini masih menjadi
perdebatan terkait dengan skala,
mekanisme, dan bahkan
ada/tidaknya fenomena tersebut.

18/03/2023
Isu Lingkungan di Jakarta

Laut Kondisi Muka air laut pada


Darat Tanggul Muara Baru

Muka air laut 1,5 meter diatas


permukaan tanah Jakarta Utara

90 cm

Gedung Olveh Jakarta Kota (Dari Menara Museum Bahari miring


tahun 1921-2015 turun 90 cm) akibat Penurunan Tanah di
Jakarta Utara

Bkat.geologi.esdm.go.id Balai Konservasi Air Tanah @Bkat_kesdm


Intrusi air laut
Intrusi air laut adalah pergerakan air laut (air asin) menuju Mekanisme intrusi air laut
akuifer tawar di daratan (daerah pantai) → terganggunya (Hendrayana, 2002) :
keseimbangan hidrostatik antara air tanah asin dan air tanah 1. Penurunan muka air
tawar. tanah/pisometrik di daerah
pantai,
2. Pemompaan air tanah di
daerah pantai,
3. Masuknya air laut ke daratan
melalui sungai, kanal, saluran,
rawa, atau cekungan lainnya.
Industri, perumahan, dll
Semakin berkembang

Pemompaan
Air asin

Upconing
Air Tanah Tawar

Air Tanah Asin


INTRUSI AIR LAUT TERUS BERLANJUT

Pertumbuhan industri, perumahan, dll menyebabkan pemompaan air tanah


yang berlebihan (over pumping) → intrusi air laut pada sistem akuifer pantai
Interface air laut – airtanah pada pulau kecil

18/03/2023
Persamaan Badon Ghijben-Herzberg :

 gH =  g ( H + h)
s f

 −
h= H = H
s f

 f

ρs = seawater density: 1025 kg/m3


ρf = freshwater density: 1000 kg/m3
α = 0.025
H=40h H=40h
Karateristik kimia air laut :

Average concentrations of major dissolved constituents of seawater


(from Hem, 1989, p. 7)

Constituents Concentration(mg/l)
Chloride 19,000
Sodium 10,500
Sulfate 2,700
Magnesium 1,350
Calcium 410
Potassium 390
Bicarbonate 142
Bromide 67
Strontium 8
Silica 6.4
Boron 4.5
Fluoride 1.3
CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) JAKARTA BK T
3 DIMENSI GEOLOGI CEKUNGAN AIR
TANAH JAKARTA

Batas CAT Jakarta (Permen ESDM no 2 Tahun 2017)

Bkat.geologi.esdm.go.id Balai Konservasi Air Tanah @Bkat_kesdm


Geologi
Cekungan Air
Tanah Jakarta
dan Bekasi -
Karawang
Penampang bawah permukaan Cekungan Air Tanah
Jakarta dan Bekasi - Karawang

KETERANGAN :
Zona A : Didominasi akuifer yang relatif tebal dan menerus
Zona B : Didominasi akuitar, akuifer tipis, sebagian tempat bersifat melensa
Zona C : Akuifer dan akuitar memiliki ketebalan yang relatif sama

Penampang Hidrogeologi Cekungan Air Tanah Jakarta

Bkat.geologi.esdm.go.id Balai Konservasi Air Tanah @Bkat_kesdm


Klasifikasi tingkat keasinan air tanah berdasarkan karakter hidrokimia

Klasifikasi air berdasarkan daya hantar listrik Klasifikasi air berdasarkan zat padat terlarut
(Mandel, 1981) (Davis dan De Wiest, 1967)
Daya hantar listrik Tipe air Jumlah zat padat terlarut (mg/l) Tipe air
0,5 – 5,0 µS Air destilasi (aquades) < 1000 Tawar (fresh)
5,0 – 30 µS Air hujan 1000 – 10000 Payau (brackish)
30 – 2.000 µS Airtanah segar 10000 – 100000 Asin (salty)
45.000 – 55.000 µS Air laut > 100000 Sangat asin (briny)
≥ 100.000 µS Air garam (Brine)

Klasifikasi tingkat keasinan air tanah (Panitia Ad Hoc Intrusi Air Asin, 1986)
Sifat Air Zat Padat Terlarut Daya Hantar Listrik Kadar Klorida
(mg/liter) (μS/cm) (mg/liter)
Air Tawar ≤ 1000 ≤1500 ≤500
Air Agak Payau > 1000 - ≤ 3000 >1500 - ≤ 5000 >500 - ≤2000
Air Payau >3000 - ≤ 10000 >5000 - ≤15000 >2000 - ≤ 5000
Air Asin >10000 - ≤ 35000 >15000 - ≤ 50000 >5000 - ≤ 19000
Brine >35000 >50000 >19000
Interpretasi air tanah yang bersifat asin merupakan hal yang sulit → banyak proses
hidrogeokimia yang mempengaruhinya (Mandel dan Shiftan, 1981).
Interpretasi proses hidrogeokimia :
Rasio Na/Cl,
Rasio Cl/CO3+HCO3

Hubungan antara tingkat penyusupan air laut dengan rasio Cl/CO3+HCO3 (Revelle, 1941) :
Nilai R Tingkat penyusupan air laut
< 0,5 Air tanah tawar
0,5 – 1,3 Terjadi penyusupan air laut sedikit
1,3 – 2,8 Terjadi penyusupan air laut sedang
2,8 – 6,6 Terjadi penyusupan air laut agak tinggi
6,6 – 15,5 Terjadi penyusupan air laut tinggi
15,5 – 20 Air laut

Menurut Mandel dan Shiftan (1981), rasio Na/Cl > 1 menunjukkan adanya proses pertukaran
ion. Rasio < 1 menunjukkan pencampuran antara air laut dengan air tawar yang biasa terjadi
pada akuifer pantai (intrusi air laut).
PETA ZONA TINGKAT KEASINAN AIR TANAH TIDAK TERTEKAN PETA ZONA TINGKAT KEASINAN AIR TANAH TERTEKAN
(AIR TANAH DANGKAL) (AIR TANAH DALAM)

Pada wilayah CAT Jakarta : Pada wilayah CAT Jakarta :


Cl/CO3+HCO3 = 1,02 – 12,15 (rata – rata 4,59) → penyusupan air laut Cl/CO3+HCO3 = 1,67 – 5,14 (rata – rata 3,05) → penyusupan air laut sedang
sedikit hingga tinggi. – agak tinggi
Na/Cl = 1,12 – 3,11 (rata – rata 1,99) → air bersifat agak payau - payau Na/Cl = Contoh dari Cengkareng dan Penjaringan memiliki nilai 0,99 dan
disebabkan oleh proses pertukaran ion. 1,00 → menunjukkan adanya intrusi air laut. Contoh dari Tongkol dan
Pada wilayah CAT Bekasi – Karawang : Cakung memiliki nilai 1,573 dan 1,576 → menunjukkan pertukaran ion.
Cl/CO3+HCO3 = 1,27 – 24,43 (rata – rata 6,49) → penyusupan air laut Pada wilayah CAT Bekasi – Karawang :
sedikit hingga sangat tinggi. Cl/CO3+HCO3 = contoh air dari Cibuaya, Karawang memiliki nilai 6,93 →
Na/Cl = 1,06 – 2,46 (rata – rata 1,49) → air yang bersifat agak payau adanya intrusi air laut agak tinggi.
hingga payau disebabkan oleh proses pertukaran ion. Na/Cl = 0,83 → proses intrusi air laut.
Fasies
hidrokimia
contoh air
tanah

Fasies Ca-HCO3 Fasies Na-HCO3 Fasies Na-Cl


Parameter Hidrokimia
Min. Maks. Rata-rata Min. Maks. Rata-rata Min. Maks. Rata-rata
Karakteristik DHL (µS/cm) 145.00 736.00 349.18 154.00 3100.00 720.61 2760.00 13000.00 5638.74
hidrokimia fasies air TDS (mg/l) 108.00 544.00 267.27 112.00 1908.00 528.88 2256.00 12724.00 4742.67
Ca2+ (mg/l) 14.60 70.10 39.78 2.00 42.00 13.84 6.80 236.50 82.98
tanah daerah Mg2+ (mg/l) 1.90 23.00 8.52 1.00 29.70 5.72 5.10 441.00 101.95
penelitian Na+ (mg/l) 11.90 77.30 27.16 19.10 597.70 152.33 566.60 3480.70 1290.95
HCO3- (mg/l) 82.00 375.50 188.12 67.60 867.40 376.52 58.70 999.20 484.50
Cl- (mg/l) 9.70 57.20 24.33 6.60 419.80 51.19 662.30 7598.10 2279.96
Fasies air tanah tertekan atas
Grafik nilai zat padat
terlarut (TDS) dengan jarak
lokasi pengambilan contoh
air tanah dari pantai.

Grafik nilai zat padat


terlarut (TDS)
terhadap Na/Cl (kiri)
dan Cl/HCO3 (kanan)
Perhitungan pencampuran air laut – air tanah menggunakan data
isotop stabil (2H dan 18O)
Besaran pencampuran air laut dengan air tanah pada
contoh air tanah tertekan
Pencampuran
ID X Y Lokasi
(%)

1 706488 9319400 Sunter III, Jakarta Utara


6.15
2 690442 9322716 Tegal Alur, Jakarta Barat
6.43
3 691128 9323838 Nagamas, Kapuk Kamal, Jakarta Utara
21.36
4 693202 9321935 Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat
11.29
5 703037 9304920 Pasar Minggu II, Jakarta Selatan
15.11
10 707698 9300312 PT. Centex, Ciracas, Jakarta Timur
13.46
PT. Centex, Ciracas, Jakarta Timur
11 707698 9300312
(pantau) 9.17

Ploting isotop 18O dan 2H terhadap LMWL dan 13 700503 9322149 Tongkol X, Jakarta Utara
8.47
garis pencampuran air tanah dengan air laut
Data kondisi parameter intrusi air laut daerah penelitian
Resume analisis hidrogeokimia dan isotop stabil contoh air tanah
Saringan Jarak dari Tingkat Fasies Isotop 18O
No. X Y Lokasi Cl/HCO3 Na/Cl
(mbmt) Pantai (km) keasinan Hidrokimia & 2H

1 700503 9322149 Tongkol IX 96-125 1.27 Asin Na-Cl + + x


2 691128 9323838 Nagamas, Kapuk < 140 1.67 Sedikit asin Na-HCO3 + + +

3 693202 9321935 Kel. Kapuk 96-100 2.93 Sangat asin Na-Cl + + +

4 706488 9319400 Sunter III 115-132 4.43 Sedikit asin Na-Cl + + +

5 703037 9304920 Pasar Minggu II 92-96 17.99 Tawar Ca-HCO3 - - +

6 707698 9300312 Centex, Ciracas 58-122 23.17 Tawar Ca-HCO3 - - +

7 700503 9322149 Tongkol X, Jakut 210-245 1.27 Asin Na-Cl + + +

ABC Battery,
8 693698 9319045 149-162 5.16 Sedikit asin Na-Cl + + x
Daan Mogot

Tambun Rengas,
9 717243 9318096 187-190 7.94 Sedikit asin Na-Cl + + -
Cakung
Keterangan
+ Terindikasi intrusi air laut
- Tidak terindikasi intrusi air laut
x Tidak ada data
Kode Kedalaman Umur Klorida
No. Lokasi
Contoh (m) (tahun) (ppm)
1 JUT-18 PT. Tancho 117-119 34720 22,4
2 JUT-19 PT. Diamond 128-137 32070 122,7
3 JPB-2 Gajahmada Plaza 137-191 17200 150,4
4 JTT-11 PT. Artamas 85-115 23030 292,8
5 JUT-17 PT. Bogasari 73-80 32575 313,3
6 JUB-20 PT. Ancol Iron 128-150 28880 1407,5
7 JBB-4 PT. Battery ABC 149-162 25280 510,8 Grafik hubungan antara umur air tanah
8 JUB-21 PT. Lion Star 137-163 21935 254,6 dengan kandungan ion klorida (modifikasi dari
9 JUT-16 PT. Kian Hin 83-132 21935 3353,9
Wandowo, 2000)
Air tanah tidak tertekan (dangkal) terkena intrusi air laut?
Jakarta bagian utara sekitar 4.500 tahun yang lalu merupakan rawa air payau (IWACO, 1994;
BATAN, 2000).
Air asin/payau terperangkap pada lapisan lempung endapan rawa dengan kelulusan rendah
→ sulit tercuci oleh air hujan → menyebabkan air asin/payau hingga saat ini.
Pada wilayah CAT Bekasi – Karawang → daerah pantai yang dialasi oleh endapan laut
dangkal → air laut terperangkap saat proses pengendapan batuan.
Air tanah yang bersifat payau pada umumnya tersusun atas litologi pasir, lanau, dan
lempung berumur Holosen yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal hingga rawa yang
berhubungan dengan laut.
Payaunya air tanah kemungkinan berkaitan dengan pengaruh dari air laut yang terjebak
maupun pencemaran air laut.
https://www.dreamstime.com/illustration/ecological-
succession.html 21
Air tanah tertekan (dalam) terkena intrusi air laut?
Pada sistem akuifer tertekan (dalam), air tanah yang bersifat payau berasal dari
lokasi dengan jarak kurang dari 3 km dari pantai, sedangkan air tanah yang bersifat
sedikit payau berasal dari lokasi dengan jarak kurang dari 9 km dari pantai.
Air tanah yang terindikasi intrusi air laut dengan TDS > 1000 mg/l, Na/Cl < 1, dan
Cl/HCO3 > 0,55 ditunjukkan oleh contoh dari daerah Kapuk, Tongkol, Sunter, Daan
Mogot, dan Cakung.
Hanya pada daerah Kapuk proses intrusi air laut tersebut berhubungan dengan
penurunan muka air tanah tertekan (dalam) yang masih berlangsung hingga saat ini.
Secara kuantitatif, intrusi air laut di daerah ini telah mencapai tingkat pencampuran
sekitar 11 – 21 % berdasarkan komposisi isotop 18O dan 2H.

Anda mungkin juga menyukai