Abstrak— Injeksi daya reaktif menggunakan Static Var Compensator (SVC) merupakan salah satu upaya yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan rugi-rugi daya transmisi dan penurunan tegangan akibat pertambahan
beban listrik. Artificial bee colony (ABC) dan simulated annealing (SA) merupakan metode optimasi yang digunakan
unutk menentukan posisi dan kapasitas SVC. Pada penelitian ini, algoritma ABC dan SA diaplikasikan pada sistem
transmisi Jawa-Bali 500 kV dengan dua macam kondisi pembebanan, yaitu pembebanan pada pukul 13.00 dan pada
pukul 19.00. Kapasitas SVC yang digunakan dalam simulasi adalah 0-300 MVAR. Dengan menggunakan metode ABC
pada pembebanan pukul 13.00, diperoleh penurunan sebesar 17,9927+j191,671 MVA. Pada pembebanan pukul 19.00,
diperoleh penurunan sebesar 23,218+j246,516 MVA. Dengan menggunakan metode SA pada pembebanan pukul 13.00,
diperoleh penurunan sebesar 18,41 +j196,67 MVA. Pada pembebanan pukul 19.00, diperoleh penurunan sebesar
24,987 +j264,772 MVA. Pemasangan SVC juga mampu memperbaiki level tegangan kritis menjadi tegangan yang
diijinkan.
Kata kunci— artificial bee colony, injeksi daya reaktif, rugi daya, simulated annealing, SVC, tegangan.
Abstract— Reactive power injection using Static Var Compensator (SVC) is one of the effort that can be used to solve
the problem of transmission power losses and voltage drop due to the increase of electrical load. Artificial bee colony
(ABC) and simulated annealing (SA) is an optimization method used to determine the position and capacity of SVC. In
this research, ABC and SA algorithm applied to Jawa-Bali 500 kV transmission system with two kinds of load
conditions, that is load at 13.00 and at 19.00. The SVC capacity used in the simulation is 0-300 MVAR. By using ABC
method at loading at 13.00, obtained a decrease of 17,9927 + j191,671 MVA. On the load at 19:00, obtained a
decrease of 23.218 + j246,516 MVA. By using SA method on the load at 13.00, obtained a decrease of 18,41 + j196,67
MVA. On the load at 19:00, obtained a decrease of 24,987 + j264,772 MVA. SVC installation is also capable of fixing
critical voltage levels to allowable stresses.
Keywords— artificial bee colony, power losses, reactive power injection, simulated annealing, voltage.
dengan:
θij = Perbedaan sudut fasa saluran dari bus i ke bus j
(Radian)
δ j = Sudut fasa tegangan bus ke-j (Radian)
Gambar 1. Flowchart Penelitian δ i=¿ Sudut fasa tegangan bus ke-i (Radian)
berikut[13][18]:
[ ][
∆P
∆Q
J J2 ∆δ
= 1
J 3 J 4 ∆|V | ][ ] (7)
(k) (k)
Harga dari ∆ Pi dan ∆ Q i merupakan perbedaan
antara nilai yang ditentukan dengan nilai yang dihitung,
disebut sisa daya (power residual) yang diberikan
dengan[13][18]:
Gambar 2. Tipikal Bus dari Sistem Tenaga Listrik ( k) sch ( k)
∆ Pi =Pi −Pi (8)
( k) sch ( k)
∆ Qi =Qi −Qi (9)
Perhitungan baru untuk sudut fasa tegangan dan menyalurkan daya reaktif dan menyediakan support
magnitude tegangan bus adalah[13][18]: regulasi tegangan dengan cepat. Selain itu SVC juga
( k +1) (k ) (k ) dipakai untuk meningkatkan batas stabilitas sistem dan
δ i =δ i + ∆ δ i (10)
mengurangi osilasi daya[4][25].
|V (k+1)
i |=|V (k)
i |+∆|V i |
(k)
(11)
Secara umum ada dua konfigurasi SVC, yaitu[2][4]
Perhitungan aliran daya dan rugi-rugi daya pada [25]:
saluran direpresentasikan oleh Gambar 2.7, yang 1. Model firing angle SVC
menunjukkan contoh model saluran yang menghubungkan Pemodelan SVC berupa reaktansi ekuivalen XSVC,
dua bus i dan j[13]. yang merupakan fungsi dari perubahan sudut penyalaan α,
yang terdiri dari kombinasi paralel admitansi ekuivalen
thyristor-controlled reactor (TCR) dan reaktansi kapasitif
tetap, seperti ditunjukkan pada Gambar 4(a). Model ini
memberikan informasi mengenai sudut penyalaan SVC
yang diperlukan untuk mencapai tingkat kompensasi
tertentu.
dengan :
Sij = Daya kompleks pada bus ke-ij (MVA).
(a) (b)
S ji = Daya kompleks pada bus ke-ji (MVA). Gambar 4. Konfigurasi SVC
III.HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Nilai Profil Tegangan di bawah Standar pada
A. Analisis Aliran Daya Sistem Transmisi Jawa Bali Pembebanan Siang Hari
500 kV No. Bus Nama Bus Tegangan (pu)
Hasil analisis aliran daya dari sistem transmisi Jawa-
8 Bekasi 0,945
Bali 500 kV disimulasikan menggunakan metode Newton-
Raphson. Hasil simulasi aliran daya sebelum penempatan 9 Cawang 0,946
SVC pada kondisi pembebanan 100%, 90% dan 80% 13 Cibatu 0,948
dilakukan agar dapat diketahui kondisi awal pada dari 19 New Ujung Berung 0,941
saluran transmisi Jawa-Bali 500 kV dan kemudian 20 Bandung Selatan 0,947
hasilnya akan dibandingkan dengan aliran daya setelah 23 Mandirancan 0,933
penempatan SVC. Nilai-nilai parameter yang digunakan Tabel 1 menunjukkan hasil profil tegangan sebelum
dalam Newton-Raphson yaitu base tegangan sebesar 500 penempatan SVC pada pembebanan siang hari
kV, base daya sebesar 1000 MVA, akurasi sebesar 0,001, menggunakan metode Newton-Raphson. Nilai tegangan
akselerasi sebesar 1,1 dan maksimum iterasi sebesar 100. pada bus 8, 9, 13, 19, 20 dan 23 berada di bawah standar,
Single line diagram sistem transmisi Jawa-Bali 500 yaitu di bawah 0,95 pu.
kV ditunjukkan pada Gambar 7. Total rugi-rugi daya aktif (P) maupun reaktif pada
pembebanan siang hari sebesar 270,7919 MW dan
2793,8984 MVAR.
Bus-bus yang ada diklasifikasikan sebagai berikut: C. Hasil Optimasi SVC pada Pembebanan Siang Hari
1. Bus referensi : Bus Suralaya Lama. Setelah dilakukan simulasi, didapatkan lokasi dan
2. Bus generator : Bus Suralaya Baru, Bus Muaratawar, kapasitas SVC pada pembebanan siang sebagai berikut:
Bus Cirata, Bus Adipala, Bus Cilacap, Bus Saguling, Tabel 3. Lokasi dan Kapasitas SVC pada Pembebanan
Bus Tanjung Jati, Bus Grati, Bus Gresik Baru, dan Bus Siang Hari.
Paiton.
Metode ABC Metode SA
Bus SVC (MVAR) Bus SVC (MVAR)
3 256,7307 3 262,2025
8 259,1591 8 250,4634
11 300 11 245,2056
13 267,9126 13 300
19 195,7614 19 262,5819
21 300 21 290,3958
23 292,555 23 264,1611
25 300 24 257,0056
27 295,285 25 300
29 160,8732 27 300
Tota Tota
2628,277 2732,0159 Gambar 10. Grafik Perbandingan Rugi Reaktif Aktif pada
l l
Pada Gambar 8, menunjukkan grafik perbandingan Pembebanan Siang Hari
tegangan bus sebelum penempatan SVC dan setelah Terlihat bahwa terjadi penurunan rugi-rugi daya aktif
penempatan SVC pada pembebanan siang hari. Dari dan daya reaktif secara keseluruhan. Dengan
grafik tersebut dapat diketahui bahwa setelah penempatan menggunakan metode ABC dapat mengurangi rugi daya
SVC menggunakan metode ABC dan SA nilai profil aktif sebesar 17,9927 MW dan rugi daya reaktif sebesar
tegangan bus yang kritis berubah menjadi nilai profil 191,671 MVAR. Sedangkan dengan menggunakan
tegangan yang diijinkan. metode SA dapat mengurangi rugi daya aktif sebesar
sebesar 18,41 MW dan rugi daya reaktif sebesar 196,67
MVAR