Anda di halaman 1dari 7

MODUL 2 RANGKAIAN ARUS SEARAH

DAN NILAI STATISTIK RESISTANSI

Muhammad Iqbal Fauzan Aulia (13217051)


Asisten: Ratna Adriani Djohan (13215090)
Tanggal Percobaan: 12/09/2018
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak 1. memahami pengaplikasian teorema


Thevenin dan Norton pada rangkaian DC,
Di dalam praktikum ini, dilakukan percobaan mengenai
rangkaian arus searah yang berkaitan dengan teorema 2. memahami teorema superposisi,
Thevenin, Norton, superposisi, dan resiprositas, rangkaian
3. memahami teorema resiprositas,
pembagi tegangan, dan rengkaian resistor seri dan paralel.
Dilakukan juga percobaan mengenai nilai statistik resistansi. 4. dapat merancang rangkaian pembagi
Percobaan dilakukan dengan metode pengukuran, tegangan,
pengamatan, dan analisis. Dari percobaan ini, dapat
5. memahami rangkaian resistor seri dan
disimpulkan bahwa teorema-teorema yang telah disebutkan di
paralel,
atas dapat digunakan untuk menyederhanakan analisis
rangkaian; resistor memiliki sebaran statistik tertentu pada 6. dan memahami nilai statistik resistansi.
nilai resistansinya.
Kata kunci: Thevenin, Norton, superposisi,
resiprositas, pembagi tegangan, seri, paralel, nilai
statistik resistansi.

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Untuk menjelaskan berbagai fenomena kelistrikan
yang terjadi, para ilmuwan telah merancang
berbagai teorema yang dapat bekerja pada
rangkaian AC (arus bolak-balik) maupun DC (arus
searah) untuk menyederhanakan analisis
rangkaian listrik. Pada praktikum kali ini, untuk
menambah pemahaman praktikan terhadap
rangkaian arus searah, teorema-teorema tersebut
diterapkan pada rangkaian DC mengingat sangat
seringnya arus DC dipakai pada rangkaian elektrik
alat-alat elektronik berukuran kecil.
Salah satu komponen yang paling sering
digunakan pada rangkaian elektrik adalah resistor.
Setiap resistor memiliki nilai toleransi yang
menyebabkan berkurang atau bertambahnya nilai
resistansi dari standar yang telah ditentukan pada
batas-batas tertentu. Pada praktikum kali ini, kami
juga mengukur sejumlah resistor untuk memahami
nilai statistik resistansi.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN


Percobaan ini bertujuan agar praktikan:
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
METODOLOGI 1.3.2 MULTIMETER DIGITAL RIGOL DM 3058 E
(1 BUAH)
1.3 ALAT YANG DIGUNAKAN

1.3.1 MULTIMETER DIGITAL SANWA CD800A (1


BUAH)

Spesifikasi:

1.3.3 ALAT-ALAT LAINNYA YANG DIGUNAKAN


1) Kit teorema Thevenin dan Norton 1 buah
2) Kit multimeter 1 buah
3) Kit osiloskop dan generator sinyal 1 buah
4) Resistor 1k ohm 100 buah

Spesifikasi: 5) Resistor dekade 1 set


6) Power supply DC 2 buah
7) Kabel 4mm-4mm 10 buah

1.4 LANGKAH KERJA


Berikut adalah perincian langkah kerja yang
dilakukan praktikan dalam melakukan percobaan-
percobaan pada praktikum kali ini.

1.4.1 TEOREMA THEVENIN (RANGKAIAN 1)


Gambar 3-1 Pengukuran arus rangkaian

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


Gambar 3-2 Pengukuran tegangan Thevenin

Gambar 3-3 Pengukuran resistansi Thevenin/Norton


(RT)

Ukur arus pada multimeter dengan


pengesetan alat pada gambar 3-4 untuk
R=2k ohm. Nilai VT dan RT didapatkan
dari percobaan sebelumnya

Ulangi pengukuran untuk nilai R=1k ohm


dan R=3,3k ohm
Ukur arus rangkaian dengan pengesetan
alat pada gambar 3-1 untuk R=2k ohm
1.4.3 TEOREMA NORTON
Gambar 3-5 Pengukuran arus Norton

Ukur tegangan Thevenin (VT) dengan


pengesetan alat pada gambar 3-2

Ukur hambatan Thevenin/Norton (RT)


dengan pengesetan alat pada gambar 3-3

Ulangi semua pengukuran untuk nilai Gambar 3-6 Pengukuran arus rangkaian pengganti
R=1k ohm dan R=3,3k ohm Norton

1.4.2 TEOREMA THEVENIN (RANGKAIAN 2)


Gambar 3-4 Pengukuran arus pada rangkaian
pengganti Thevenin

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


Ukur arus Norton (IN) yang terbaca pada Buat rangkaian pada gambar 3-8 dengan
multimeter dengan pengesetan alat pada R1=1,5k ohm, R2=33k ohm, R3=1,5k
gambar 3-5 ohm, R4=220k ohm, dan R5=2,2k ohm.

Ukur arus pada multimeter dengan Pasang sumber tegangan pada a-b dan
pengesetan alat pada gambar 3-6, IN multimeter pada c-d, ukur arus.
didapatkan dari langkah sebelumnya

Ulangi pengukuran setelah pemindahan


Ulangi pengukuran arus dengan posisi sumber tegangan ke c-d dan
mengganti RN menjadi potensiometer multimeter ke a-b.
dengan besar resistansi yang sama (RT)

1.4.6 TRANSFER DAYA MAKSIMUM


1.4.4 TEOREMA SUPERPOSISI
Gambar 3-7 Pengukuran arus rangkaian teorema Gambar 3-9 Rangkaian percobaan transfer daya
superposisi maksimum

Ukur tegangan dan arus yang terjadi


Buat rangkaian seperti gambar 3-7
pada RB untuk nilai RB 200, 400, 800, 1600,
dengan R1=33k ohm, R2=1,5k ohm,
3200, 6400, 12800, dan 512000 ohm.
R3=1,5k ohm, dan R4=2,2k ohm.

Hitung daya pada RB dan buat grafiknya


Ukur I4 dan beda potensial pada R1 terhadap RB
dengan V1=12 V dan V2=0 V.

1.4.7 RANGKAIAN RESISTOR SERI DAN


Ulangi pengukuran untuk: PARALEL
V1=0 V dan V2=6 V lalu Gambar 3-10 Konfigurasi resistor 5,2k ohm
V1=12 V dan V2=6V

1.4.5 TEOREMA RESIPROSITAS


Gambar 3-8 Rangkaian percobaan teorema
resiprositas

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


Beban R VT (V) RT (ohm) I pengukuran
Rangkai suatu rangkaian yang (ohm) (mA)
menghasilkan nilai resistansi efektif R1 = 2k 6,68 1,337k 2,01
sesuai dengan yang telah ditentukan R2 = 1k 6,68 1,337k 2,87
(dalam kasus penulis yaitu 5,2k ohm R3 = 3,3k 6,68 1,337k 1,46
seperti pada gambar 3-10 R=0 6,68 1,337k 5,04
Analisis:
Sama seperti percobaan sebelumnya, tabel di atas
Ukur resistansi masing -masing resistor menunjukkan hubungan arus yang berbanding
dan resistansi efektif total terbalik dengan hambatan suatu cabang. Tabel di
atas juga menunjukkan bahwa konfigurasi alat
pada percobaan ini dapat dijadikan rangkaian
1.4.8 PERILAKU STATISTIK NILAI RESISTANSI pengganti Thevenin dari percobaan sebelumnya.
Sedikit perbedaan nilai I dengan percobaan
Ukur 100 resistor 1k ohm dengan sebelumnya disebabkan oleh sedikit berbedanya
multimeter digital hambatan pengganti Thevenin (RT) dengan nilai RT
pada percobaan sebelumnya (potensiometer pada
kit sulit diatur untuk memiliki nilai yang sama
persis dengan RT percobaan sebelumnya).
Rekapitulasi hasil pengukuran dengan
kelompok lain 2.3 TEOREMA NORTON

Tabel 4-3 Data percobaan teorema Norton

Buat histogram nilai resistansi Beban R Sumber I pada beban R (mA)


(ohm) arus IN Saat RN = RT Saat RN =
(mA) potensiometer
(1,359k ohm)
2. HASIL DAN ANALISIS R1 = 2k 5 2,22 2,3
Berikut adalah data dan analisis hasil percobaan. R2 = 1k 5 3,14 3,35
R3 = 3,3k 5 1,64 1,75
2.1 TEOREMA THEVENIN (RANGKAIAN 1) Analisis:

Tabel 4-2 Data percobaan teorema Thevenin Sama seperti percobaan sebelumnya, tabel di atas
(rangkaian 1) menunjukkan hubungan arus yang berbanding
terbalik dengan hambatan suatu cabang. Tabel di
Beban R Hasil pengukuran I
atas juga menunjukkan berlakunya teorema
(ohm) I VT RT perhitungan
(mA) (V) (ohm) (mA) Norton pada percobaan kali ini, terbukti dengan
R1 = 2k 1,97 6,69 1,35k 1,997 nilai arus yang berdekatan dengan percobaan
R2 = 1k 2,83 6,68 1,335k 2,86 sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa
R3 = 3,3k 1,42 6,68 1,335k 1,441 konfigurasi alat pada percobaan ini serupa dengan
Analisis: transformasi sumber dari percobaan sebelumnya.
Sedikit perbedaan nilai disebabkan oleh sumber
Tabel di atas menunjukkan hubungan arus yang arus IN yang besarnya tidak tepat 5 mA (besar
berbanding terbalik dengan hambatan suatu sumber arus sangat sulit diatur).
cabang. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa
teorema Thevenin berlaku pada percobaan ini, 2.4 TEOREMA SUPERPOSISI
terbukti dengan arus pada beban hasil perhitungan
yang hanya berbeda sedikit sekali dengan hasil Tabel 4-4 Data percobaan teorema superposisi
pengukuran. Perbedaan itu bisa terjadi karena
Sumber Vab pada I4 (mA)
hambatan dalam pada multimeter dan kabel
tegangan (V) R1(V)
sehingga hambatan pada rangkaian sedikit
V1 = 12 , V2 = 0 11,5 0,07
bertambah. V1 = 0 , V2 = 6 -4,15 1,1
V1 = 12 , V2 = 6 7,8 1,2
2.2 TEOREMA THEVENIN (RANGKAIAN 2)
Analisis:
Tabel 4-2 Data percobaan teorema Thevenin
Tabel di atas menunjukkan berlakunya teorema
(rangkaian 2)
superposisi pada percobaan ini, terbukti dengan
nilai Vab saat kedua sumber tegangan dinyalakan
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
(7,8 V) mendekati hasil penjumlahan Vab dari Data menunjukkan bahwa transfer daya
masing-masing sumber tegangan ((11,5+(-4,15)) V maksimum terjadi saat RB bernilai 3200 ohm
= 7,35 V). Begitu juga hasil total I4 (1,2 mA) (log(RB)=3,5) atau saat RB paling mendekati RA yang
mendekati hasil penjumlahan I4 dari masing- bernilai 3,3k ohm. Hal ini sesuai dengan prinsip
masing sumber tegangan ((0,07+1,1) mA = 1,17 transfer daya maksimum yang menyatakan bahwa
mA). Perbedaan nilai disebabkan oleh beban akan menyerap daya paling besar saat
ketidakkonsistenan tegangan yang dihasilkan hambatan beban sama dengan hambatan Thevenin
power supply. dilihat dari beban.
Penulis juga telah menghitung besar Vab dan I4
2.7 RANGKAIAN RESISTOR SERI DAN PARALEL
menggunakan KVL dan hasil percobaan terbukti
mendekati hasil perhitungan (Vab = 7,49 V dan I4 Tabel 4-7 Data rangkaian resistor seri dan paralel
= 1,22 mA). Resistor R = R1 R= R= R=R
(ohm) R2 R3 total
2.5 TEOREMA RESIPROSITAS (ohm) (ohm) (ohm)
Tabel 4-5 Data percobaan teorema resiprositas Nilai tertulis 1,5k 1,5k 2,2k 5,2k
Nilai 1,477k 1,502k 2,194k 5,18k
Posisi V = Posisi I terdeteksi pengukuran
12 V multimeter multimeter
(mA) Analisis:
a-b c-d 2,21 Sifat resistor terbukti sesuai dengan prinsip
c-d a-b 2,21
rangkaian seri dan paralel. Pada percobaan kali ini,
Analisis: penulis merangkai resistor R1, R2, dan R3 sehingga
menghasilkan resistansi total yang merupakan
Tabel di atas menunjukkan berlakunya teorema
hasil penjumlahan ketiga resistor. Toleransi pada
resiprositas pada percobaan ini, di mana
resistor menyebabkan perbedaan antara nilai
penukaran posisi multimeter dengan sumber
tertulis dengan nilai sebenarnya yang terlihat pada
tegangan tetap menghasilkan nilai arus atau
nilai pengukuran.
tegangan yang sama pada multimeter.
2.8 PERILAKU STATISTIK NILAI RESISTANSI
2.6 TRANSFER DAYA MAKSIMUM
Tabel 4-7 Data perilaku statistik nilai resistansi oleh
Tabel 4-6 Data transfer daya maksimum kelompok penulis
RB log VB IB (mA) PB = VB.IB No. Resistansi (ohm) Jumlah
(ohm) (RB) (V) (milliwatt) 1 0-967 2
200 2,3 0,568 2,856 1,622 2 968-972 8
400 2,6 1,075 2,702 2,905 3 973-977 23
800 2,9 1,94 2,438 4,73 4 978-982 24
1600 3,2 3,25 2,039 6,627 5 983-987 26
3200 3,5 4,91 1,538 7,552 6 988-992 12
6400 3,8 6,59 1,031 6,794 7 993-997 3
128000 4,1 7,94 0,621 4,931 8 998-1002 1
512000 5,7 9,92 20,354 0,202 9 1003-1007 1
x10-3
Grafik 4-2 Data perilaku statistik nilai resistansi oleh
Grafik 4-1 Data transfer daya maksimum kelompok penulis (kelompok 7)

8.000 30
Jumlah resistor

25
PB (milliwatt)

6.000 20
15
4.000 10
5
2.000 0

0.000
0 2 4 6
log(RB) Resistansi (ohm)

Analisis: Tabel 4-8 Rekapitulasi data perilaku statistik nilai


resistansi oleh rombongan F

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6


No. Resistansi (ohm) Jumlah 3. KESIMPULAN
1 0-967 72
2 968-972 111 Sebuah rangkaian dapat disederhanakan dengan
3 973-977 250 teorema Thevenin, yaitu menggantinya dengan
4 978-982 366 sumber tegangan dan resistor yang dirangkai
5 983-987 257 secara seri, atau teorema Norton, yaitu
6 988-992 132 menggantinya dengan sumber arus dan resistor
7 993-997 52 yang dirangkai secara paralel, yang nilainya
8 998-1002 38 ekuivalen dengan rangkaian sebelumnya.
9 1003-1007 11
Teorema superposisi menyatakan bahwa jika ada
10 1008-1012 3
11 1013-1017 4 lebih dari satu sumber arus atau tegangan pada
12 1018-1022 3 suatu rangkaian, maka arus atau tegangan pada
13 1023-1027 2 suatu titik di rangkaian tersebut merupakan
14 1028-1032 2 penjumlahan dari pengaruh independen masing-
15 1033-... 8 masing sumber.

Grafik 4-3 Rekapitulasi data perilaku statistik nilai Teorema resiprositas menyatakan bahwa jika pada
resistansi oleh rombongan F suatu posisi di rangkaian dipasang multimeter dan
di posisi yang lain dipasang sumber arus atau
400 tegangan, maka besarnya arus atau tegangan akan
Jumlah resistor

300 tetap sama jika posisi multimeter dan sumber


200 ditukar.
100
Nilai resistor pada umumnya tidak sama dengan
0
nilai tertulisnya. Dalam percobaan ini yang
1018-1022
1023-1027
1028-1032
1033-...
0-967
968-972
973-977
978-982
983-987
988-992
993-997
998-1002
1003-1007
1008-1012
1013-1017

melibatkan resistor 1k ohm, nilai paling banyak


berada pada kisaran 978-982 ohm (kurang 1,8-
2,2%).
Resistansi (ohm)
DAFTAR PUSTAKA
Analisis: [1] M. T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum Rangkaian
Elektrik, Sekolah Teknik Elektro dan
Data rekapitulasi menunjukkan bahwa terdapat
Informatika, Institut Teknologi Bandung, 2018
variasi nilai galat pada resistor 1k yang digunakan.
Hampir tidak ditemui nilai resistansi 1k ohm. [2] C. K. Alexander dan Sadiku, Fundamentals of
Kepadatan persebaran berada pada nilai 978-982 Electric Circuits, McGraw Hill Publishing, New
ohm (kurang 1,8-2,2% dari 1k). Persebaran York, 2009.
mendekati bentuk distribusi normal.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai