Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ALAT UKUR LISTRIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 1

Pengukuran Rangkaian Seri dan Paralel(P2)


Eken puspitasari, Ayustina Ozianti, Ilan Fitria, Lu’lu Almira Rahmah, Nadia, Nor Latifah Hasani,
Reyza Kurniawan S, Zulyan Rahman dan Putri Riski Rahmayanti
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Jl. Brigjen H.Hasan Basry kotak pos 219 Banjarmasin 70123
e-mail: info@unlam.ac.id
Abstrak— percobaan ini bertujuan mampu memahami Hukum Kirchoff ?”
perbedaan dasar rangkaian seri dan paralel, terampil dalam Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mapu
melakukan pengukuran arus dan tegangan dalam rangakain memahami perbedan dasar rangkaian seri dan pralel, termpil
seri dan paralel, dan mampu membuktikan Hukum Kirchoff. dalam melakukan pengukuran arus dan tegangan dlam
metode yang digunkan mengukur arus pada aperemeter dan
dengan memanipulasi tegangan sumber sebanyak 3 kali. Nilai rangkaian seri dan paralel, dan mampu membuktikan Hukum
kuat arus yang diperolel pada rangkaian seri adalah berturut Kirchoff.
adalah {tegangan sumber sebesar 6V, I 1 (0,06 ± 0,01) A, I 2 (0,06
± 0,01) A, I T ( 0,06 ± 0,01) A. dengan menggunakan tegangan II.KAJIAN TEORI
sumber sebesar 9V , I 1 (0,12 ± 0,01)A, I 2 (0,12 ± 0,01)A, dan I T
(0,12 ± 0,01)A.dengan menggunakan tegangan sumber sebesar
Hukum kirchoff menyatakan bahwa jumlah aljabar arus –
12 V, I1 (0,14 ± 0,01)A, I2 (0,14 ± 0,01)A, IT (0,14 ± 0,01)A} Dari arus yang menuju ke suatu titik simpul adalah sama dengan
hasil tersebut sudah sesuai dengan teori yaitu I tot = I1 =I 2, kuat nol. Gambar 2.1 menunjukan suatu titik simpul dari sebuah
arus dalam tiap – tiap hambatan tetap dan besar kuat arus rangkaian, dengan arus – arus I 1, I2, I3, dan I4 yang terhubung
setiap hambatan sama dengan kuat arus totalnya. Dengan dengan titik simpul tersebut. Untuk dapat menunjukan secara
menggunakan rumus Vt = V1 + V2 diperoleh tegangan secara aljabar maka arus maka arus yang arahnya menuju titik
percobaan dan dengan mengunakan persamaan Vt = It . Rt simpul diberi tanda positif, yang meninggalkan titik simpul
diperoleh nilai tegangan secra perhitungan, nilai tegangan secra diberi tanda negatif, jadi berlaku.
percobaan dengan perhitungan sama yaitu {(4,4 ± 0,1) V, (8,88 ± I1 + I 2 – I 3 + I 4 = 0 (1)
0,74) V, (10,4 ± 0,74) V.} dari hasil yang diperoleh sudah sesuai
dengan teori. Pada keiatan dua rangkaian paralel diperoleh
arus sebesar {dengan sumber sebesar 6 V diperoleh , I 1 (0,18 ±
0,01) A, I2 (0,10 ± 0,01) A, dan I T (0,28 ± 0,01) A. sumber
tegangan sebesar 9V, I1 (0,26 ± 0,01) A, I 2 (0,16 ± 0,01) A, dan IT
(0,42 ± 0,01) A, dengan tegangan 12V , I 1 (0,34 ± 0,01) A, I 2 (0,22
± 0,01) A , dan IT (0,56 ± 0,01) A} hasil yang diperoleh sudas
sesuai dengan hukum kirchoff yaitu I tot = I1 + I2. Dengan
mengunkan persamaan Vt = It . Rt diperoleh nilai tegangan total.

Kata kunci :Amperemeter ,seri, paralel

I. PENDAHULUAN

D alam rangkaian elektronika terdapat banyak sekali


konfigurasi rangkaian komponen – komponen
elektronika. Bukan sekedar rangkaian sederhana yang hanya
Gambar 2.1
1. Perhitungan rangkaian – rangkaian tahanan
a. Beberapa buah tahanan listrik dapat dihubungkan dalam
terdiri dari sumber tegangan beban, tetapi lebih dari itu. Dua seri. Dalam suatu hubungan seri, setiap tahanan dilalui arus
konfigurasi rangkaian yang paling banyak digunakan dalam yang sama.
rangkaian elektronika adalahseri dan paralel.
Suatu rangkaian elektronika baik secara seri maupun
paralel tentu mempunyai beberapa kelemahan dan
keunggulan masing – masing. Dengan perhitungan
keunggulan serta kelemahan dan tersebutlah rangkaian listrik
digunakan.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil suatu
rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana cara
memahami perbedaan dasar rangkaian seri dan paralel, serta
bagaimana cra melakukan pengukuran arus dn tegangan
dalam rangkain seri dan paralel serta cara membuktikan Gambar 2.2
JURNAL ALAT UKUR LISTRIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2

Gambar 2.2 menunjukan tahanan R1, R2, R3 yang tekanan pada ujung tiap – tiap komponen sama besarnya.
dihubungkan secara seri menurut Hukum Ohm , maka Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan
V = V1 + V2 + V3 (2) suatu rangkaian. Karena, untuk komponen – komponen yang
= I (R1 + R2 + R3 ) (3) disusun paralel kebalikan hambatan penggantinya sama
Rangakian seluruhnya seolah – olah dapat diganti dengan dengan jumlah dari kebalikan tiap – tiap hambatan. Susunan
satu tahanan R yang harus memenuhi paralel berfungsi sebagai pembagi arus diaman kuat arus
R = R1 + R2 + R3 (4) yang melalui tiap – tiap komponen sebanding dengan
Secara umum kalau ada tahanan R1, R2, R3 ...................R n kebalikan hambatan. [2]
yang dihubungkan secara seri, maka tahanan penggantinya Piranti – piranti yang dihubungkan dan membentuk
adalah. sebuah rantai sedemikian rupa sehingga masing – masing
dari simpulnya menjadi titik pertemuan bagi 2 piranti. Maka
rangkaian yang dihasil disebut rangkaian seri. Akan tetapi
jika piranti – piranti tersebut dihubungkan sedemikian rupa
(5)
sehingga satu terminal dari setiap piranti terhubung ke
b. Tahanan dapat juga dihubungkan dalam paralel, dalam
sebuah simpul dari rangkaian tersebut. Sementara terminal –
hubungan paralel antara setiap jepitan masing – masing
terminal lainnya dari unsur – unsur tersebut terhubung ke
tahanan terdapat tegangan yang sama . pada gabar 2.3
sebuah simpul lainnya. Rangkaian itu menghasilkan
tahanan R1, R2, R3 dihubungkan paralel dan dipasang pada
rangkaian paralel. [3]
tegangan V.
A.Rangkaian seri
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik
yang dihubungkan ke catudaya lewat suatu rangkaian.
Rangkaian seri dapat menampung lebih beban listrik dalam
satu rangkaian.
Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka
hanya memiliki subuah titik utama yang tidak terhubung
menuju elemen pembawa pembawa arus pada suatu jaringan.
Karena suatu elemen disusun seri, maka jaringan tersebut
ditulis rangkaian seri.
Sifat – sifat rangkaian seri
 Arus yang mengalir pada masing – masing beban
yang sama
 Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah
tahanan seri jika besar tahanan sama
 Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri
Gambar 2.3 dari masing – masing tahanan seri adalah sama
sesuai dengan hukum kirchoff I maka berlaku I = I1 + I2 + I3 dengan tahanan total sumber tegangan.
Prinsip dalam rangkaian seri
Kuat arus dalam tiap – tiap hambatannya tetap dan
(6) besar kuat arus setiap hambtan sama dengan kuat arus
Jadi secara umum , bila tahanan – tahanan dengan R1, R2, totalnya.
R3 ...................R n yang terhubung paralel, maka penggantinya Beda potensial atau tegangan tiap hambatannya berbeda
harus mempunyai nilai, dengan hasil penjumlahan tegangan tiap hambatannya sama
dengan tegangan totalnya.
Vtotal = V1 + V2 + ......................... Vn (8)
(7) Itotal = I1 = I2 ................................ I n (9)
B.Rangkaian Paralel
Komponen – komponen listrik dikatakan tersusun seri
jika komponen – komponen tersebut dihubungkan sedemikian Rangkaian paralel merupakan salah satu yang memiliki
sehingga kuat arus yang melalui tiap – tiap komponen sama lebih dari satu bagian untuk mengalirkan arus. Masing –
besarnya. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar masing rangkaian dapat dihubung – putuskan tanpa
hambatan suatu rangkaian. Untuk komponen listrik yang mempengaruhi rangkaian lain.
disusun seri, hambatan penggantinya sama dengan jumlah Sifat – sifatrangkaian paralel
hambatan tiap komponen – komponennya. Susunan seri juga  Tegangan pada masing – masing bagian sama
berfungsi sebagai pembagi tegangan dimana tegangan pada dengan tegangan sumber
ujung tiap – tiap komponen sebanding dengan hambatannya,  Jika salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus
sementara itu, komponen – komponen listrik tersusub paralel akan terputus hanya pada rangkaian tersebut, dan
bila komponen – kompone tersebut dihubungkan sehingga untuk rangkaian lain tetap bekerja tanpa terganggu.
JURNAL ALAT UKUR LISTRIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 3

Prinsip dalam rangkaian paralel Selama percobaan kami menggunakan dua buah resistor yaitu
Kuat arus dalam percabangannya berbeda – beda dan R1 sebesar 27Ω dan R2 47Ω.
perbandingan kuat arus tiap – tiap percabangan berbanding
terbalik dengan perbandingan hambatan tiap – tiap D.Langkah percobaan
percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap – tiap Pada percobaan rangkaian seri langkah percobaannya yaitu
percabangan sama dengan kuat arus totalnya. susunlah rangkaian seperti pada gambar 2.4 setelah anda
Beda potensial atau tegangan tiap percabangan tetap dan yakin tidak ada kekeliruan, nyalakan power supply kemudian
besar tegangan setiap percabangan sama dengan tegangan amatilah penunjukan amperemeter. Catat hasil pengamatan
totalnya. pada tabel pengamatan. Ulangi kegiatan tersebut dengan
Vtotal = V1 = V2 = V3 = ................... Vn (10) mengubah nilai tegangan sebanyak 3 kali yaitu 6V, 9V, dan
Itotal = I1 + I2 + I3 + ......................... I n (11) 12V. Buatlah analisis dan kesimpulan dari data yang
diperoleh.
Pada percobaan rangkaian paralel langkah percobaan
(12) [4] yaitu susunlah rangkaian paralel seperti pada gambar 2.5.
selanjutnya lakukanlah langkah percobaan yang sama seperti
langkah percobaan pada rangkaian seri.
E. Rangkaian percobaan

III. METODE PERCOBAAN.


A. Alat dan Bahan
Dalam percobaan ini, diperlukan beberapa alat dan bahan
sebagai berikut, Amperemeter 1 buah , power supply 1 buah,
resistor 2 buah dan kabel penghubung 8 buah.
B. Rumusan Hipotesis
Pada rangkaian seri, kuat arus yang mealui tiap –tiap
resistor penyusun adalah sama, yaitu sama dengan kutub arus
yang melalui resistor pengganti serinya ( Iseri = I1 =I2 = I3)
Gambar 2.4 rangkaian seri
Pada rangkaian paralel, kuat arus yang melalui resistor
pengganti paralel sama dengan jumlah kuat arus yang
mengalir / melalui tiap – tiap resistor (I paralel = I1 + I2 + I3)
C.Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel.
Variabel adalah suatu besaran yang dapat bervariasi atau
berubah pada situasi tertentu. Adapun variabel-variabel yang
digunakan dalam percobaan ini antara lain: Variabel
manipulasi, yaitu suatu variabel yang secara sengaja diubah
atau dimanipulasi dalam suatu situasi. Dalam percobaan ini
variabel manipulasinya adalah Tegangan sumber , Variabel
respon adalah variabel yang berubah sebagai akibat dari
variabel manipulasi, variabel responnya adalah arus (I 1,I2, I3)
Gambar 2.5 rangkaian paralel
untuk variabel kontrol adalah variabel yang dijaga tetap
dalam suatu eksperimen, variabel kontrolnya adalah F. Teknik Analisis
voltmeter, amperemeter, resistor.
Persamaan yang digunakan pada rangkaian seri
Sedangkan Definisi Operasional Variabel atau DOV Tegangan secara percobaan
yaitu suatu pernyataan yang mendiskripsikan bagaimana
variabel tertentu harus diukur atau bagaimana suatu
benda/kondisi harus dikenali. DOV dalam percoabaan ini
antara lain: DOV Manipulasi yaitu, tegangan sumber
mengubah – ubah besarnya tegangan sumber sebanyak 3 kali
yaitu sebesar 6 V, 9V, dan 12V. DOV Respon yaitu mengukur
besarnya arus(I1,I2, I3) pada rangkaian dengan menggunakan
amperemeter dalam satuan ampere. Sedangkan DOV
Kontrolnya menjaga tetap alat dan bahan yang digunakan
selama percobaan yaitu, voltmeter, Amperemeter dan,
JURNAL ALAT UKUR LISTRIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 4

DK = 100% - KR%

G.Data Hasil Pengamatan


Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh
DK = 100 % - KR % hasil sebagai berikut:
Komponen yang digunakan:
R1 = 27 Ω
Tegangan secara perhitungan R2= 47 Ω
RT = R1 ± R2 Amperemeter
VT = IT RT NST = 1 / 50 = 0,02 A
∆ I = ½ nst
= 0,01 A
Tabel 1. Hasil percobaan Rangkaian seri
No Vs (I1 ± 0,01)A (I2 ± 0,01)A (IT ± 0,01)A
1 6 0,06 0,06 0,06
2 9 0,12 0,12 0,12
DK = 100 % - KR % 3 12 0,14 0,14 0,14

Tabel 2. Hasil percobaan Rangkaian paralel


Persamaan yang digunakan pada rangkaian paralel No Vs (I1 ± 0,01)A (I2 ± 0,01)A (IT ± 0,01)A
Tegangan secara percobaan 1 6 0,18 0,10 0,28
2 9 0,26 0,16 0,42
3 12 0,34 0,22 0,56

IV PEMBAHASAN
Pada percobaan pengukuran rangkaian seri dan paralel
mempunyai tujuan mampu memahami perbedaan dasar
rangkaian seri dan paralel, terampil dalam melakukan
pengukuran arus dan tegangan dalam rangkaian seri dan
paralel, serta mampu membuktikan Hukum Kirchoff.
Pada kegiatan pertama yaitu pengukuran pada rangkaian
seri, pada percobaan kali ini tegangan sumber dimanipulasi
sebanya 3 kali yaitu 6V, 9V, dan 12 V. Metode yang
digunakan adalah amperemeter harus di hubungkan seri pada
rangkaian yang akan di ukur kuat arus listrik nya. Arus listrik
pada amperemeter masuk ke kutub possitif dan meninggalkan
amperemeter melalui kutub negatif. Pada percobaan kali ini
kami menggunkan resitor sebesar 27 Ω dan 47 Ω.
Pada percobaan pertama dengan menggunakan tegangan
sumber sebesar 6V, diperoleh nilai kuat arus pada setiap titik
DK = 100 % - KR % adalah, I1 (0,06 ± 0,01) A, I2 (0,06 ± 0,01) A, dan arus total
nya adalah IT ( 0,06 ± 0,01) A. Pada percobaan kedua dengan
menggunakan tegangan sumber sebesar 9V diperoleh nilai
Tegangan secara perhitungan kuat arus, I1 (0,12 ± 0,01)A, I2 (0,12 ± 0,01)A, dan arus total
RT = R1 ± R2 nya IT (0,12 ± 0,01)A. Pada percobaan ketiga dengan
VT = IT RT menggunakan tegangan sumber sebesar 12 V, diperoleh nilai
kuat arus I1 (0,14 ± 0,01)A, I2 (0,14 ± 0,01)A, IT (0,14 ±
0,01)A. Dari hasil tersebut terlihat bahwa sudah sesuai
dengan teori yaitu Itot = I1 =I2, kuat arus dalam tiap – tiap
hambatan tetap dan besar kuat arus setiap hambatan sama
dengan kuat arus totalnya.
JURNAL ALAT UKUR LISTRIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 5

Dari hasil percobaan diatas dengan menggunakan Berikut adalah nilai tegangan pada setiap percobaan
persamaan Vt = V1 + V2 diperoleh nilai tegangan secara Tabel 5. Nilai tegangan pada setiap titik percabangan pada
percobaan. Nilai V1 dan V2 dapat diperoleh dengan setiap percobaan
menggunakan persamaan V = I. R. Pada percobaan pertama No Vs (V1 ± ∆V1) V KR % DK %
nilai V1 = 1,62 V dan V 2 = 2,82 V, pada percobaan kedua V 1 1 6 (4,86 ± 0,27) 5,5 94,5
= 3,24 V dan V2 = 5,64 V, dan pada percobaan ketiga V 1 = 2 9 (7,02 ± 0,27) 4 96
3,78 V dan V2 = 6,18 V. 3 12 (9,18 ± 0,27) 3 97
Tabel 3 . nilai tegangan secara percobaan pada rangkaian
seri. No Vs (V2 ± ∆V2) V KR % DK %
No (VT + ∆V) V KR % DK % 1 6 (4,70 ± 0,47) 10 90
1 (4,4 ± 0,1) 16,6 83,4 2 9 (7,52 ± 0,47) 6,25 93,75
2 (8,88 ± 0,74) 8,4 91,6 3 12 (10,3 ± 0,47) 4,5 95,5
3 (10,4 ± 0,74) 7,1 92,9 Dan dengan menggunakan persamaan Vt = It . Rt
Dan dengan menggunakan persamaan Vt = It . Rt diperoleh diperoleh nilai tegangan totalnya
nilai tegangan secara perhitungan Tabel 6. Nilai tegangan total pada rangkaian paralel
Tabel 4. Nilai tegangan secara perhitungan pada rangkaian No (Vt ± ∆Vt) V KR % DK %
seri 1 ( 4,80 ± 0,17) 3,5 96,5
No (VT + ∆V) V KR % DK % 2 (7,20 ± 0,17) 2,3 97,7
1 (4,4 ± 0,7) 16,6 83,4 3 (9,60 ± 0,17) 1,8 98,2
2 (8,88 ± 0,74) 8,4 91,6 Dari hasil yang telah diperoleh terlihat bahwa tegangan
3 (10,4 ± 0,74) 7,1 92,9 pada masing – masing cabang yaitu V 1 dan V2 nilai tegangan
Dari hasil percobaan maupun perhitungan nilai tegangan yang diperoleh tidak sama dengan tegangan sumbernya, hal
total yang diperoleh sama dan dapat dikatakan percobaan tersebut tidak sesuai dengan sifat pada rangkaian paralel
yang kami lakukan berhasil. Pada percobaan ini sudah sesuai yaitu seharusnya tegangan pada masing – masing bagian
teori yaitu beda potensial atau tegangan tiap- tiap sama dengan teangan sumbernya. Hal tersebut dikarenakan
hambatannya berbeda dengan hasil penjumlahan tegangan kurang telitinya praktikan dalam membaca alat ukur, dan
tiap habatannya sama dengan tegangan totalnya. longgarnya kabel penghubung.
Pada percobaan yang telah kami lakukan terlihat salah satu Dan dari data diatas terlihat bahwa tegangan total yan
sifat rangakaian seri yaitu arus yang mengalir pada masing – diperoleh sama, namun pada nilai teangan V 2 percobaan
masing beban sama. ketiga nilai tegangan yang diperoleh tidak sama dengan V 1
Pada kegiatan dua yaitu melakukan pengukuran dengan dan Vtotal. Seharusnya nilai tegangan yang diperoleh V t = V1 =
menggunakan rangkaian paralel. Metode yang digunakan V2. Yaitu beda potensial atau tegangan tiap percobaan tetap
yaitu merangkai resitor secara paralel, dan mengukur kuat dan besar tegangan setiap percabangan sama dengan
arus pada amperemeter. tegangan totalnya. Perbedaan nilai tegangan yang diperoleh
Pada percobaan pengukuran rangkaian paralel sama dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam membaca alat
dengan pengukuran pada rangkaian seri yaitu tengan sumber ukur, dan longgarnya kabel penghubung yang dipasang.
yang dimanipulasi sebanyak 3 kali yaitu 6V, 9V, dan 12V.
Pada percobaan pertama yaitu dengan menggunakan V.SIMPULAN
dengan sumber sebesar 6 V diperoleh nilai kuat arus di Pada percobaan pengukuran rangkaian seri – paralel ini
setiap titik sebagai berikut , I 1 (0,18 ± 0,01) A, I2 (0,10 ± bertujuan, mampu memahami perbedaan dasar rangkaian seri
0,01) A, dan IT (0,28 ± 0,01) A. Dan nilai kuat arus dengan dan paralel, terampil dalam melakukan pengukuran arus dan
menggunakan sumber tegangan sebesar 9V adalah, I 1 (0,26 ± tegangan dalam rangkaian seri dan paralel, dan mampu
0,01) A, I2 (0,16 ± 0,01) A, dan I T (0,42 ± 0,01) A, sedangkan membuktikan Hukum Kirchoff. Pada percobaan ini
nilai kuat arus denan menggunakan tegangan sumber sebesar memanipulasi teangangan sumber sebanyak 3 kali yaitu
12V adalah , I1 (0,34 ± 0,01) A, I2 (0,22 ± 0,01) A , dan I T 6V,9V , dan 12 V.
(0,56 ± 0,01) A. Dengan menggunakan persamaan I tot = I1 + Pada kegiatan pertama pengukuran dengan rangkaian seri
I2 diperoleh nilai Itot secara perhitungan, nilai Itot pada diperoleh nilai kuat arus pada masing – masing beban sama
perhitungan sama dengan nilai Itot percobaan yaitu sebagai yaitu Itotal = I1 = I2 . nilai arus yang diperoleh
berikut, pada percobaan 1 sebesar (0,28 ± 0,02) A, percobaan Tabel 7. Nilai arus pada rangkaian seri
2 sebesar (0,42 ± 0,02) A, dan pada percobaan ke (0,56 ± No Vs (I1 ± 0,01)A (I2 ± 0,01)A (IT ± 0,01)A
0,02) A. Dari hasil yang telah diperoleh terlihat bahwa sudah 1 6 0,06 0,06 0,06
memenuhi hukum kirchoff yaitu I tot = I1 + I2 . kuat arus dalam 2 9 0,12 0,12 0,12
percabanga berbeda- beda, serta hasil penjumlahan kuat arus 3 12 0,14 0,14 0,14
tiap – tiap percabangan sama dengan kuat arus totalnya. Dan dengan menggunakan persamaan Vt = V1 + V2
Dari hasil percobaan diatas dengan menggunakan diperoleh nilai tegangan secara percobaan dan dengan
persamaan V = I. R akan didapatkan nilai tegangan pada V 1 menggunakan persamaan Vt = It . Rt diperoleh nilai tegangan
dan V2. Dan dengan menggunakan persamaan V t = It . Rt,
diperoleh nilai teangan total nya.
JURNAL ALAT UKUR LISTRIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 6

secara perhitungan. Nilai tegangang total secara percobaan


maupun perhitungan sama yaitu sebesar .
Tabel 8. Nilai tegangan total pada rangkaian seri
No (VT + ∆V) V KR % DK %
1 (4,4 ± 0,1) 16,6 83,4
2 (8,88 ± 0,74) 8,4 91,6
3 (10,4 ± 0,74) 7,1 92,9
Pada percobaan ini sudah sesuai teori yaitu beda
potensial atau tegangan tiap- tiap hambatannya berbeda
dengan hasil penjumlahan tegangan tiap habatannya sama
dengan tegangan totalnya.
Pada kegiatan dua dengan rangkaian paralel diperoleh
nilai arus
Tabel 9. Nilai arus pada rangkaian paralel
No Vs (I1 ± 0,01)A (I2 ± 0,01)A (IT ± 0,01)A
1 6 0,18 0,10 0,28
2 9 0,26 0,16 0,42
3 12 0,34 0,22 0,56
Dari data yang telah diperoleh terlihat bahwa sudah
memenuhi hukum kirchoff yaitu I tot = I1 + I2 . kuat arus dalam
percabanga berbeda- beda, serta hasil penjumlahan kuat arus
tiap – tiap percabangan sama dengan kuat arus totalnya.
Dengan menggunakan persamaan Vt = It . Rt diperoleh
nilai tegangan total dari hasil yang telah diperoleh ada yang
belum sesuai denagan prisip rangkaian paralel, yaitu beda
potensial atau tegangan setiap percabangan sama dengan
tegangan totalnya, dapat dilihat pada tabel ( 5 dan 6).
Perbedaan tersebut dikarenakan kurang telitinya praktikan
dalam membaca alat ukur dan longgarnya kabel penghubung.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan lancar. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Abdul Salam , M.Pd selaku dosen
pembimbing. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
Putri Riski Rahmayanti selaku asisten praktikum selama
pengambilan data dan pembimbingan pembuatan laporan.
Serta tidak lupa ucapan terimakasih ditujukan kepada kedua
orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan. Terakhir
untuk teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika UNLAM
yang telah membantu banyak hal dalam menyelesaikan
laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Tim Dosen Alat Ukur Listrik. 2015. Penuntun Praktikum Alat
ukur Listrik. Banjarmasin : FKIP UNLAM
[2]. Suryatmo, F. 2002. Teknik Penukuran Listrik Dan Elektronika.
Jakarta : Bumi Aksara
[3]. Tse, Kang Chi. Analisis Rangkaian Linier. Jakarta : Erlangga
[4] Purwadi, Bambang. 1993. Elektronika 1. Jakarta : Pakar Raya

Anda mungkin juga menyukai